Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
MONTAGE:
1. Akbar berjalan ke arah kasir. Memasukkan satu persatu uang yang berserakan.
Insert: langkahnya berjalan menuju dapur dengan lengan yang menenteng tas belanjaan. Membawanya, ke dekat kulkas.
2. Lengan Akbar terus bergerak, menata barang belanjaan ke dalam kulkas dan nakas.
3. Ia kembali, membersihkan ruang utama kafe. Menata ulang meja, mengelap dan menyapu.
Insert : Jam menunjukkan pukul setengah tiga pagi.
Desahan Nafas terdengar keluar.
Fx : bunyi suara perut keroncongan.
Lengan Akbar bergerak mengusap bagian perutnya. Ia membesarkan bola matanya yang sangat mengantuk.
4. Langkahnya kembali berjalan mengambil satu buah apel untuk mengganjal perutnya.
Pukul 09.00 Pagi.
Hari berikutnya.
Indah berjalan keluar dari kamarnya dengan gusar dan setengah sadar.
Fx : suara batuk Indah.
Akbar menoleh ke sumber suara.
AKBAR
Indah mengangguk, ia meneruskan langkahnya berjalan menuju meja baru kafe dan duduk menghadap ke arah Akbar yang tengah memasak di dapur.
Insert: Bagian dada ayam terangkat dari dalam panci yang masih mengeluarkan asap.
Akbar mengambil dia mangkuk, mengisinya dengan dua centong nasi di masing-masing mangkuk.
Insert : Garpu menusuk bagian daging memindahkannya ke dalam piring.
Akbar yang memiliki keterbatasan, mencoba mengangkat lengan Indah memintanya untuk memegang satu bagian garpu.
Indah menoleh, menyadari lengannya yang di gerakan Akbar.
Disisi lain terlihat ia yang mulai menyuwir-nyuwir daging dengan garpu lainnya.
Melihat hal itu Indah membiarkannya Dan memperhatikan Akbar dari sudut pandangannya.
Insert : Menambahkan suwir daging ayam, telur dan juga bubuk kari di masing-masing mangkuk.
Indah mengernyitkan dahinya, tak tahu apa yang akan di buat Akbar.
Tubuh Akbar kembali bergerak, membawa mangkuk dan memasukkannya ke dalam microwave.
Indah beranjak, membenarkan posisinya.
Insert: Menuangkan jus jeruk ke dalam gelas. Menggeser nya kehadapan Indah.
Fx: Suara microwave berbunyi.
Akbar beranjak, mengambil mangkuk dengan lengan yang sudah di bakuti dengan sarung tangan anti panas. Membawanya ke meja dan menambahkan rumput laut di atasnya.
Indah menaikkan alisnya, tak yakin.
AKBAR
Ia duduk tepat di depan Indah.
Lengannya bergerak mengaduk rumput laut dan memasukkan satu suap ke dalam mulutnya.
Indah menatap pria itu, merasa aneh dengan tingkah lakunya.
Insert: Indah mengangkat sendok yang berisi makanan yang di buat Akbar.
Matanya membesar, mulutnya berhenti mengunyah. Merasakan rasa baru.
Semua rasanya seimbang, bumbu kari yang tidak terlalu menyengat menambah rasa nikmat di setiap sendoknya.
Ia menatap kagum ke arah Akbar dengan mengacungkan ibu jari miliknya.
Sudut bibir Akbar terangkat, merasa puas dengan apa yang dilihatnya.
AKBAR
Nanti buka jam berapa?
INDAH
AKBAR
INDAH
Kepala Akbar mengangguk, mengiyakan.
AKBAR
Indah mengangguk mengiyakan.
Akbar beranjak dari tempatnya, meninggalkan Indah.
Indah ikut beranjak, membereskan kekacauan di dapur yang sudah di perbuat Akbar.
Tiga puluh menit berlalu
Insert: lengan Indah masih sibuk mencuci piring-piring dan gelas yang kotor.
Fx : Suara melepas sarung tangan.
Ia membalikkan tubuhnya.
Alisnya naik, melihat Akbar yang sudah berpakaian rapi. Namun, kini ia melepas penyanggah lengannya menunjukkan gips begitu jelas.
INDAH
AKBAR
INDAH
(Kaget)
Akbar menganggukkan kepalanya.
Indah melangkahkan kakinya, berjalan mendekat ke arah Akbar.
Insert : lengannya, menarik pergelangan tangan Akbar. Membawanya, kembali ke kamar.
43. INT. KAMAR-KAFE. DAY
INDAH
Akbar menurutinya, ia duduk di ranjang.
Indah mengeluarkan beberapa lembar uang dari dalam dompetnya dan menyerahkannya kepada Akbar.
AKBAR
(Menolak)
INDAH
Indah kembali bergerak dari tempatnya.
Insert : penyangga lengan tergantung di paku.
Indah membawanya, kemudian kembali memasangkannya di tubuh Akbar.
INDAH
Akbar menelan ludahnya, merasakan jarak antara ia dengan indah yang sangat dekat.
Insert : lengan Indah masih berusaha merekatkan penyangga lengan.
44. INT. DEPAN KAMAR-KAFE. DAY
Indah dan Akbar menghentikan langkahnya, bersamaan. Setelah melihat kehadiran Icha yang berada di pinggir pintu.
INDAH
Icha tersenyum, kemudian pandangannya beralih ke sosok pria di belakang Indah.
ICHA
AKBAR DAN INDAH
Menjawab dengan melihat satu sama lain.
INDAH
Icha mengangguk.
ICHA
(Bergumam sendiri)
Indah merangkul tubuh Icha kemudian membawanya ke ruang tengah kafe.
CUT TO BLACK.
45. INT. RUANG UTAMA KAFE. DAY
Insert : tubuh belakang Akbar yang berjalan keluar dari kafe dan berkeliaran.
ICHA
INDAH
ICHA
Indah mengangguk kecil.
ICHA
Indah memutar bola matanya, kesal dengan tuduhan yang di berikan Icha.
INDAH
INDAH (CONT'D)
Icha tersenyum kecil,melihat reaksi Indah yang berlebihan.
ICHA
INDAH