Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
semesta
Suka
Favorit
Bagikan
9. Nius


MONTAGE:

1. Akbar berjalan ke arah kasir. Memasukkan satu persatu uang yang berserakan.

Insert: langkahnya berjalan menuju dapur dengan lengan yang menenteng tas belanjaan. Membawanya, ke dekat kulkas.

2. Lengan Akbar terus bergerak, menata barang belanjaan ke dalam kulkas dan nakas.

3. Ia kembali, membersihkan ruang utama kafe. Menata ulang meja, mengelap dan menyapu.

Insert : Jam menunjukkan pukul setengah tiga pagi.

Desahan Nafas terdengar keluar.

Fx : bunyi suara perut keroncongan.

Lengan Akbar bergerak mengusap bagian perutnya. Ia membesarkan bola matanya yang sangat mengantuk.

4. Langkahnya kembali berjalan mengambil satu buah apel untuk mengganjal perutnya.

Pukul 09.00 Pagi.

Hari berikutnya.

Indah berjalan keluar dari kamarnya dengan gusar dan setengah sadar.

Fx : suara batuk Indah.

Akbar menoleh ke sumber suara.

AKBAR

Udah baikan?

Indah mengangguk, ia meneruskan langkahnya berjalan menuju meja baru kafe dan duduk menghadap ke arah Akbar yang tengah memasak di dapur.

Insert: Bagian dada ayam terangkat dari dalam panci yang masih mengeluarkan asap.

Akbar mengambil dia mangkuk, mengisinya dengan dua centong nasi di masing-masing mangkuk.

Insert : Garpu menusuk bagian daging memindahkannya ke dalam piring.

Akbar yang memiliki keterbatasan, mencoba mengangkat lengan Indah memintanya untuk memegang satu bagian garpu.

Indah menoleh, menyadari lengannya yang di gerakan Akbar.

Disisi lain terlihat ia yang mulai menyuwir-nyuwir daging dengan garpu lainnya.

Melihat hal itu Indah membiarkannya Dan memperhatikan Akbar dari sudut pandangannya.

Insert : Menambahkan suwir daging ayam, telur dan juga bubuk kari di masing-masing mangkuk.

Indah mengernyitkan dahinya, tak tahu apa yang akan di buat Akbar.

Tubuh Akbar kembali bergerak, membawa mangkuk dan memasukkannya ke dalam microwave.

Indah beranjak, membenarkan posisinya.

Insert: Menuangkan jus jeruk ke dalam gelas. Menggeser nya kehadapan Indah.

Fx: Suara microwave berbunyi.

Akbar beranjak, mengambil mangkuk dengan lengan yang sudah di bakuti dengan sarung tangan anti panas. Membawanya ke meja dan menambahkan rumput laut di atasnya.

Indah menaikkan alisnya, tak yakin.

AKBAR

Makan

Ia duduk tepat di depan Indah.

Lengannya bergerak mengaduk rumput laut dan memasukkan satu suap ke dalam mulutnya.

Indah menatap pria itu, merasa aneh dengan tingkah lakunya.

Insert: Indah mengangkat sendok yang berisi makanan yang di buat Akbar.

Matanya membesar, mulutnya berhenti mengunyah. Merasakan rasa baru.

Semua rasanya seimbang, bumbu kari yang tidak terlalu menyengat menambah rasa nikmat di setiap sendoknya.

Ia menatap kagum ke arah Akbar dengan mengacungkan ibu jari miliknya.

Sudut bibir Akbar terangkat, merasa puas dengan apa yang dilihatnya.

AKBAR

Nanti buka jam berapa?

INDAH

Sore, kenapa?

AKBAR

Gue ada urusan. Ngga lama ko.

INDAH

Penting banget?

Kepala Akbar mengangguk, mengiyakan.

AKBAR

Ngga bakal kabur, kok!

Indah mengangguk mengiyakan.

Akbar beranjak dari tempatnya, meninggalkan Indah.

Indah ikut beranjak, membereskan kekacauan di dapur yang sudah di perbuat Akbar.

Tiga puluh menit berlalu

Insert: lengan Indah masih sibuk mencuci piring-piring dan gelas yang kotor.

Fx : Suara melepas sarung tangan.

Ia membalikkan tubuhnya.

Alisnya naik, melihat Akbar yang sudah berpakaian rapi. Namun, kini ia melepas penyanggah lengannya menunjukkan gips begitu jelas.

INDAH

Mau kemana?

AKBAR

Pergi

INDAH

(Kaget)

Sekarang?

Akbar menganggukkan kepalanya.

Indah melangkahkan kakinya, berjalan mendekat ke arah Akbar.

Insert : lengannya, menarik pergelangan tangan Akbar. Membawanya, kembali ke kamar.

43. INT. KAMAR-KAFE. DAY

INDAH

Duduk

Akbar menurutinya, ia duduk di ranjang.

Indah mengeluarkan beberapa lembar uang dari dalam dompetnya dan menyerahkannya kepada Akbar.

AKBAR

(Menolak)

Ngapain? Buat apa?

INDAH

Pegang, dulu aja.

Indah kembali bergerak dari tempatnya.

Insert : penyangga lengan tergantung di paku.

Indah membawanya, kemudian kembali memasangkannya di tubuh Akbar.

INDAH

Ngga usah aneh-aneh!

Akbar menelan ludahnya, merasakan jarak antara ia dengan indah yang sangat dekat.

Insert : lengan Indah masih berusaha merekatkan penyangga lengan.

44. INT. DEPAN KAMAR-KAFE. DAY

Indah dan Akbar menghentikan langkahnya, bersamaan. Setelah melihat kehadiran Icha yang berada di pinggir pintu.

INDAH

Eh Icha

Icha tersenyum, kemudian pandangannya beralih ke sosok pria di belakang Indah.

ICHA

Kalian ngga ngapa-ngapain kan?

AKBAR DAN INDAH

Enggaklah.

Menjawab dengan melihat satu sama lain.

INDAH

Udah dari tadi Cha?.

Icha mengangguk.

ICHA

(Bergumam sendiri)

Gue lihat semuanya ndah

Indah merangkul tubuh Icha kemudian membawanya ke ruang tengah kafe.

CUT TO BLACK.

45. INT. RUANG UTAMA KAFE. DAY

Insert : tubuh belakang Akbar yang berjalan keluar dari kafe dan berkeliaran.

ICHA

Mau kemana?

INDAH

Pergi, ada urusan katanya.

ICHA

Lo percaya?

Indah mengangguk kecil.

ICHA

Kalian beneran ngga ngapa-ngapain kan?

Indah memutar bola matanya, kesal dengan tuduhan yang di berikan Icha.

INDAH

Ngga Cha,
Ya ampun ngga percaya banget sih.
Abis kejadian itu, gue tidur di kamar dan dia tidur di lantai atas.

INDAH (CONT'D)

Kalo lo masih ngga percaya cek aja CCTV-nya.

Icha tersenyum kecil,melihat reaksi Indah yang berlebihan.

ICHA

Kalo sampe nih ya, Lo kepincut.
Tolong banget ini mah.
Di pikir lagi ya Ndah.
Lo tuh ga tahu dia siapa dan apa pun tentang dia.
Yang lo lakuin, cuman bantu orang susah aja. Ok?!

INDAH

Iya cha, iya
Kan lo yang paling tahu gue, lo juga kan tahu sekarang gue lagi mau fokus kemana. Jadi, tenang aja ya.
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar