Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
22. INT. APOTIK- RS. DAY
Fx : Muhammad Luby Akbar
Indah beranjak dari tempatnya. Ia berjalan mengambil obat untuk Akbar.
Akbar ikut berdiri.
Lima menit kemudian
Tubuh Indah berbalik, ia memasukkan kbat Akbar ke dalam tas miliknha. Lalu, keduanya berjalan beriringan melewati lobby rumah sakit.
INDAH
AKBAR
Akbar menghentikan langkahnya.
Indah menoleh, menyadari.
AKBAR
Indah mengernyitkan dahinya, tak mengerti dengan permintaan Akbar yang tiba-tiba.
23. EXT. PINTU GERBANG KAMPUS. DAY
Mobil Indah memasuki pekarangan kampus. Kepala Indah menoleh ke sisi kanan dan kiri mencari lahan kosong untuknya memarkir mobil.
24. EXT. LORONG GEDUNG A. DAY
Akbar berjalan mengikuti Indah yang berjalan di depannya.
Perempuan itu terlihat tergesa-gesa. Hingga tidak menyadari kehadiran Akbar yang masih bersamanya.
Akbar memperbesar langkah kakinya. Berjalan mendahului Indah, kemudian berdiri tepat di depannya.
Membuat langkah kaki Indah terhenti. Ia menengadahkan kepalanya menatap Akbar.
Lengan Akbar bergerak meraih tas milik Indah. Mengeluarkan sebuah dompet dan mengambil uang pecahan duapuluh ribu.
Indah mengernyitkan dahinya.
AKBAR
(MEMBERI PENJELASAN)
INDAH
Akbar meraih pergelangan lengan Indah. Kemudian mendekatkan ke arah tubuhnya dan melihat ke arah jarum jam yang masih menunjukkan waktu jam satu siang.
AKBAR
Indah mengangguk mengiyakan. Saat ini ia sangat terburu-buru hingga tidak bisa bertanya lebih banyak mengenai tujuan Akbar.
Akbar membalikkan tubuhnya, berjalan meninggalkan Indah.
Lengan Indah bergerak menahan lengan Akbar.
Insert : menyerahkan ponsel miliknya.
INDAH
AKBAR
INDAH
DISSOLVE TO
25. EXT. DEPAN RUANGAN ADM-KAMPUS. DAY
Pintu terbuka.
Indah berjalan keluar dengan hembusan nafas berat yang terus keluar dari mulutnya.
Langkahnya berjalan, menuju ruangan di sebelahnya.
Ia menghentikan langkahnya tepat di ruangan dosen pembimbingnya.
Untuk beberapa detik ia menatap pintu itu sembari mengumpulkan keberaniannya.
26. INT. RUANGAN DOSEN-GEDUNG A. DAY
Insert : Dr. Dhea Nanda lestari. S. Ked. Sp.B
Nama itu tertera di papan yang terletak di bagian paling depan meja. Menunjukkan identitas sang pemilik ruangan.
INDAH
Dhea mengangguk. Pupil matanya membesar, melihat kehadiran Indah. Yang kemarin ia temui di rumah sakit.
Indah berjalan menghampiri Dhea, kemudian duduk di hadapan perempuan itu.
Insert : Dhea membuka sebuah berkas. Yang menunjukkan identitas Indah.
Ia mengalihkan pandangannya. Menatap ke arah Indah dan kertas yang di hadapannya. Secara bergantian.
Kepalanya menggeleng. Tak mengerti, kenapa Indah meminta pertemuan dengannya. Padahal semua hal yang di perlukan Indah sudah lengkap untuk ia melanjutkan koasnya.
DHEA
Indah mengangguk setuju.
Selanjutnya desahan nafas keluar dari mulutnya.
Lengan Dhea kembali bergerak menggerakkan mouse yang berada di lengannya. Kemudian membuka surat rumah sakit yang di tuju Indah.
Ia menoleh ke arah Indah. Perempuan itu masih disana dengan pandangan yang terlihat kosong.
DHEA
Indah menghela nafasnya, mengumpulkan keberanian.
INDAH
Dhea mengernyitkan dahinya.
INDAH
Ia menghentikan ucapannya.
DHEA
Indah mengangguk mengiyakan.
INDAH
INDAH
Indah menjelaskan secara detail, apa hal yang tengah di alaminya. Apa yang diucapkan Indah sangat menampar keras hatinya.
Perempuan ini sedang kesulitan. Tapi, disaat yang sama ia bisa menolong Akbar. Apa karena Akbar dia mengalami kesulitan ini? Dhea menyimpulkan sebuah spekulasi di dalam pikirannya.
Indah menundukkan kepalanya, berharap Dhea bisa memberinya keringanan.
DHEA
Indah menghela nafasnya kembali.
INDAH
Saya akan menundanya hingga tahun depan.
DHEA
Indah memejamkan matanya.
INDAH
DHEA
Indah menggelengkan kepalanya.
DHEA (CONT'D)
Indah mengangguk, mengiyakan.
DHEA (CONT'D)
Saya tidak bisa memberikan keputusan ini, sekarang.
Indah menganggukkan kepalanya mengerti, dengan kedua lengan yang saling berkaitan. Merasa gugup.
DHEA (CONT'D)
INDAH
(Bergumam, kaget)
Kedua bola matanya, membesar.
Indah menggelengkan kepalanya, menyadarkan diri.
INDAH (CONT'D)
Ia beranjak dari tempatnya dan berjalan keluar meninggalkan Dhea di tempatnya.
Dhea memejamkan matanya, dengan tubuh yang ia sandarkan di kursi.
Sekarang ia harus bagaimana? Kehadiran Akbar berdampak kurang baik untuk keadaan Indah.
Ia tidak bisa melakukan apa-apa. Ini, sudah kebijakan kampus.
CUT TO:
27. EXT. KANTIN. DAY
16.47 wib
Indah berjalan menghampiri ke tiga temannya yang tengah duduk di satu meja kantin.
Fx : bruk menjatuhkan buku di meja.
Kepalanya ia taruh di meja di atas lengannya yang melipat.
INDAH
Ujarnya kepada teman-teman nya agar tidak bertanya kepada Indah.
Mereka mengiyakan, kemudian kembali asyik melanjutkan obrolan yang sebelumnya sempat terhenti.
Lima belas menit berlalu, Indah beranjak dari posisinya. Kepalanya bergerak dari kanan dan kiri melemaskan rasa kaku yang menghampiri bagian atas kepalanya.
Insert : lengannya bergerak meraih satu botol air mineral, dan menegaknya.
AJENG
DITA
INDAH
Lengannya bergerak, kembali menutup botol.
ICHA
Indah mengangguk lemas.
INDAH
Icha tersenyum, mendengar protes Indah.
INDAH (CONT'D)
Icha memicingkan matanya, tak percaya dengan ucapan yang Indah berikan. Icha, satu minggu yang lalu indah memintanya untuk menemui Indah di kafe.
Icha mengiyakan ucapan Indah, dan mendengarkan curhatan Indah yang tengah di alaminya.