Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
MATCH CUT TO:
83. EXT.DU-KEMAH. DAY
INSERT: air mengalir, membilas piring kotor.
Akbar membersihkannya dengan sabun sementara Dita membalasnya dengan air. Keduanya bekerja sama membersihkan peralatan makan yang dipakai.
84. EXT. DEPAN TENDA KEMAH. DAY
Indra menghampiri Indah yang tengah menggulung tikar.
INDRA
Indah mengacuhkan keberadaan Indra.
INDRA (CONT'D)
Indah menggigit bagian bawah bibirnya. Tak tahan dengan apa yang terus di ucapkan Indra.
INDRA (CONT'D)
Indah mengalihkan pandangannya. Matanya memelototi Indra.
INDAH
(Menolak dengan tegas)
INDRA
INDAH
(Menaikkan nada suaranya)
INDRA
Indah menghela nafasnya. Kemudian menggeleng tak percaya dengan ucapan yang baru saja dikeluarkan Indra.
INDAH
Indah beranjak dari tempatnya dan bergegas meninggalkan Indra.
85. EXT. JEMBATAN. DAY
Indah berjalan menuruni anak tangga. Langkahnya terus berjalan lurus. Berjalan di sebuah jembatan kecil lalu terdiam di bagian ujung jembatan.
Indah menghela nafasnya, matanya terpejam. Ia mencoba mengolah emosi nya dengan baik. Saat ini, ia benar-benar kewalahan atas sikap Indra yang terus menguntit nya bahkan terus berusaha menjelek-jelekkan Akbar.
Lengan akbar menepuk bahu Indah.
INDAH
(Berteriak kesal)
Indah membalikkan tubuhnya, mengira Indra. Ia menundukkan kepalanya menyadari yang tengah berada di hadapannya.
Pria itu menunggingkan senyumnya.
AKBAR
Indah menggeleng, ia mengalihkan pandangannya. Tubuhnya kembali menghadap ke arah jembatan yang menyuguhkan pemandangan situ cileunca. Kedua lengan Indah bertumpu di besi pegangan.
Akbar mendekatkan tubuhnya, ia berdiri membelakangi jembatan. Sorot matanya terus menatap Indah dengan sorot wajahnya yang terlihat muram.
AKBAR (CONT'D)
Indah masih diam, tak menanggapi.
Akbar mengangguk mengerti, membiarkan Indah tidak memaksanya untuk bercerita.
INDAH
Akbar menaikkan sebelah alisnya. Ia menatap Indah lebih dekat.
Indah menggerakkan kedua tangannya, berusaha menutupi wajahnya menyadari tatapan Akbar.
AKBAR
(Menggoda)
Tangannya bergerak berusaha membuka lengan indah yang menutupi wajahnya.
INDAH
AKBAR
INDAH
Akbar menggeleng.
INDAH (CONT'D)
(Protes)
AKBAR
(Menolak tegas)
INDAH
AKBAR
DISSOLVE TO
86. EXT. LAPANGAN. DAY
Fx: suara pluit berbunyi menandakan permainan di mulai.
Insert : Fadly mengambil ancang-ancang untuk menyervis bola.
Bola mengapung di udara melewati net.
Ke enam orang itu memainkan bola bole tiga lawan tiga.
Fadly, Dita dan Akbar Satu tim sementara di tim lawan terlihat Indra Ajeng dan Icha. Lukman bertugas sebagai wasit.
Akbar tersenyum lebar setelah berhasil menambah poin.
Dita mengangkat kedua tangannya, mengajak tos Akbar.
Akbar meladeni nya, membalas tossan Dita.
Indah berjalan menaiki satu persatu anak tangga. Ia menghentikan langkahnya, menatap ke arah Akbar yang masih berada di lapangan.
INDAH
Indah memanggilnya, melambaikan tangan meminta Akbar menghampirinya.
AKBAR
Indah menggeleng, tak menyetujui permintaan Akbar.
INDAH
(Mengancam)
Akbar mengangkat tangannya meminta waktu sebentar ke arah Lukman. Lukman mengangguk, Ia memasuki lapangan menggantikan Akbar.
87. EXT. DEPAN TENDA. DAY
Akbar menghampiri Indah yang sudah berdiri di depan tenda.
INDAH
AKBAR
INDAH
Indah meninggalkan Akbar.
Kurang dari lima menit, Indah sudah kembali dengan lengan yang membawa satu botol air mineral dan dua botol kecil obat.
Indah duduk berhadapan dengan Akbar. Tangannya bergerak membawa lengan kiri Akbar ke pangkuannya. Ia menekan cengkeraman nya lebih kuat.
AKBAR
(Meringis kesakitan)
INDAH
Memastikan, dengan menekan lengannya di bagian yang menimbukan rasa sakit.
Akbar mengangguk ragu. Ia memejamkan matanya sambil berusaha melepas genggaman lengan Indah daringa.
INDAH (CONT'D)
(Protes)
Insert: Indah memasangkan perban di lengan kiri Akbar. Membaluti bagian telapak tangannya hingga pergelangan tangannya.
Selanjutnya ia memberikan dua pil obat penahan rasa sakit di telapak tangan Akbar yang kanan.
INDAH (CONT'D)
(Memberi perintah)
Akbar mengangguk, mengiyakan semua perkataan Indah. Ia meletakkan obat di bagian ujung belakang lidahnya. Menambah sedikit air lalu menelannya.
INDAH (CONT'D)
Akbar mengan ggukkan kepalanya lagi, mengiyakan. Topi yang dikenakan Indah mencuri perhatiannya membuat Akbar tidak bisa melepaskan pandangannya dari Indah.
Indah mengernyitkan dahinya.
AKBAR
Akbar melepas topi miliknya, kemudian tangannya dengan cepat mengambil topi yang masih berada di kepala Indah. Tak lupa ia memasangkan topi miliknya di kepala Indah.
Akbar beranjak dari tempatnya, lalu bergegas memasuki tenda.
CUT TO BLACK:
88. EXT. DEPAN API UNGGUN-CAMPING. NIGHT
23.00 wib
Insert: api unggun menyala.
Mereka berkumpul melingkar, menatap api yang menyala kuat. Kecuali Akbar.
Berkat obat yang di berikan Indah, laki-laki itu masih terlelpa di dalam tenda.
Fx: suara resleting terbuka.
Akbar muncul dari dalam. Ia berjalan menghampiri teman-temannya dengan langkah gusar.
Ia duduk di dekat Fadly, kedua lengannya mengusap seluruh bagian wajahnya.
Fadly menyerahkan satu jagung yang sudah di bakarnya kepada Akbar.
Akbar menikmatinya, dengan menatap kosong ke arah api.
Indra membangkitkan tubuhnya lalu berjalan ke arah Akbar. Tangannya menepuk bahu kiri Akbar.
INDRA
Akbar mengangguk lalu ikut membangkitkan tubuhnya berjalan mengikuti Indra.
89. EXT. BAGIAN BELAKANG PERKEMAHAN. NIGHT
Fx: suara pukulan keras
Sebuah tinju mendarat di pipi Akbar. Tubuhnya terhuyung, membuat kakinya mundur beberapa langkah ke belakang.
Ia memejamkan matanya, perlahan tangannya bergerak menyeka darah yang keluar dari mulutnya. Tak lama kemudian ia menatap tajam ke arah Indra.
AKBAR
INDRA
Akbar mengernyitkan dahinya. Tak mengerti dengan perkataan yang diucapkan Indra.
INDRA (CONT'D)
(Menyombongkan dirinya)
Indra terus mengucapkan hal yang ingin di ucapannya dengan lengan yang terus mendorong-dorong tubuh Akbar.
Akbar membiarkannya, tak ada perlawanan yang di lakukannya selain tatapan dingin yang teroancar dari kedua matanya.
INDRA (CONT'D)
Akbar terdiam, ia memiri ngkan kepalanya.
Indra melangkahkan kakinya, memperdekat jarak antara ia dan Akbar.
INDRA (CONT'D)
Akbar mengernyitkan dahinya, semakin bingung dengan ucapan yang Indra lontarkan.
INDRA (CONT'D)
(Berbisik)
Tubuh Akbar makin mematung. Ia tersentak dengan ucapan Indra.
INDRA (CONT'D)
AKBAR
(Panik)
Bahkan saat ia terguncang, Akbar masih memikirkan perasaan Indah.
INDRA
Akbar memejamkan matanya, ia menelan ludahnya membasahi tenggorokan yang terasa semakin kering.
INDRA (CONT'D)
(Berkepala besar)
Insert: tangan Akbar mengepal ia menyembunyikan semua rasa amarah yang berada di dalam tubuhnya.
AKBAR
(Suaranya bergetar)
90. EXT. DEPAN API UNGGUN-CAMPING. NIGHT
Ke enam orang itu masih duduk melingkar di hadapan api unggun mereka bercengkerama sembari bernyanyi diiringi petikan gitar yang di mainkan lukman.
AJENG
INDAH
AJENG
ICHA
FADLY
AJENG
ICHA
(Menyanggah)
DITA
(Penasaran)
Indah menggeleng, tak tahu.
Dita mengernyitkan dahinya.
AJENG
(Protes)
Bola mata Dita bergerak mencari sesuatu.
DITA
LUKMAN
(Sambil mengunyah)
91. EXT. BAGIAN BELAKANG PERKEMAHAN. NIGHT
Sudut bibir Indra tersenyum menyeringai.
Akbar menundukkan kepalanya, tak tahu harus bagaimana menghadapi kenyataan yang menghantam seluruh tubuhnya.
Fx: suara tamparan keras.
Insert : Nafas Indah berseru, ia mengepalkan tangannya. Sorot matanya menatap tajam ke arah Indra.
Tubuh Akbar mematung, pandangannya tak beralih dari Indah.
INDAH
(Memohon)
INDRA
(Kaget)
INDRA (CONT'D)
(Nada suaranya lembut)
INDAH
(Menekan nada suaranya)
Indah menghela nafasnya. Kemudian pandangannya menyusuri tubuh pria di sampingnya. Kepalanya menengadah memperhatikan luka yang kini timbul di bagian bibir bawah Akbar. Tanpa disadari kini terlihat air mata mengalir di pipinya.
Berbanding terbalik dengan reaksi indah. Akbar terlihat menyunggingkan senyumnya.
AKBAR
(Berbicara tanpa mengeluarkan nada suaranya)
INDAH
(Berdecak kesal)
Tangannya meraih pergelangan tangan Akbar. Membawanya pergi menjauhi Indra.
92. EXT. DEPAN API UNGGUN-CAMPING. NIGHT
Dita, Ajeng, Icha, Lukman dan Fadly serentak melihat kearah Indah dengan tangan yang menuntun Akbar, matanya terlihat berbinar. Sedangkan Akbar kepalanya terlihat menunduk, terlihat darah segar yang masih keluar dari sudut bibirnya, keduanya berjalan melewati teman-temannya.
Beberapa detik kemudian terlihat Indra berjalan dari arah belakang. Dengan sorot mata yang tajam.
Dita beranjak dari tempatnya. Lalu berjalan menghampiri Indra
Dita melayangkan sebuah tamparan keras di pipi Indra.
DITA
(Kesal)
Indra mengalihkan pandangannya dari Dita kemudian ia melihat kearah teman temannya yang berada di belakang.
INDRA
Hening, tak ada yang menjawab.
INDRA
DITA
(Berdecak kesal)
Indra bergegas memasuki tenda.
93. EXT. PERKEBUNAN STROBERI. NIGHT
Indah mempererat pegangannya terhadap Akbar. Perasaan bersalah menumpuk di dadanya membuat dadanya terasa sesak.
Keduanya terus berjalan melewati perkebunan.
AKBAR
(Bingung)
Indah menggeleng. Ia terus berjalan mengikuti kemauan hatinya.
AKBAR (CONT'D)
(Menyadarkan)
Insert: langkah Akbar terhenti, lengan kirinya melepas genggaman lengan kanan Indah darinya.
Indah membalikkan tubuhnya menatap Akbar. Ia tidak bisa menyembunyikan rasa bersalahnya.
AKBAR (CONT'D)
Kedua lengan Akbar menyentuh bahu Indah.
INDAH
(Tak berani menatap Akbar)
AKBAR
Akbar mengiyakan permi ntaan Indah, ia membawa Indah ke tempat parkiran. Lebih jauh dari teman-temannya.
JUMP CUT TO:
94. EXT. PARKIRAN PERKEMAHAN. NIGHT
Akbar menyenderkan tubuhnya di bagian pintu mobil. Penglihatannya mengarah ke tubuh perempuan kecil yang berada di hadapannya. Sejak tadi Indah meng hindari kontak mata dengan Akbar.
Tangan kanan Akbar bergerak, menyusuri saku jaket milik Indah. Lalu mengeluarkan satu kaleng minuman bersoda. Tak lama setelahnya, ia mulai menegak habis minuman itu.
Fx: Akbar meremas kaleng bekas minumnya.
Ia melangkahkan kakinya berjalan menuju tong sampah.
Akbar terdiam untuk sesaat, ia mencoba mengendalikan emosinya. Tentu saja ia merasa marah atas apa yang terjadi. Tapi untuk saat ini, ia tidak bisa menunjukkan rasa amarahnya.
Indah masih Bergelut dengan rasa bersalahnya. Ia tidak tahu harus menjelaskannya dari mana.
Indah mengatur nafasnya.
Akbar memperhatikan Indah dari jauh. Sama seperti Indah kini perasaannya benar-benar kacau.
Lima menit berlalu. Akbar menghampiri Indah.
Kedua lengan Indah bergerak mengusap bagian pipinya.
AKBAR
(Mengajak)
Indah menggeleng, lalu menggoyangkan tangan Akbar.
Akbar menoleh kearah Akbar, Menatapnya sayu.
INDAH
(Memohon)
Akbar menaikkan alisnya, tak mengerti.
INDAH (CONT'D)
(Kembali memohon)
Akbar menggeleng, kali ini ia menolaknya.
INDAH (CONT'D)
Akbar menggeleng lagi, menjawab pertanyaan indah.
INDAH (CONT'D)
(Kesal)
Akbar diam, mematung.
INDAH (CONT'D)
(Menggerutu)
Akbar terdiam.
INDAH (CONT'D)
Akbar mengeluarkan nafas beratnya. Ia menutupi wajahnya dengan kedua tangannya.
INDAH (CONT'D)
Indah meraih lengan Akbar, mengangkatnya lalu memukul-mukul pipinya.
INDAH (CONT'D)
Akbar menundukkan kepalanya, bagian tubuhnya terasa panas, telinganya mulai memerah. Tangan sebelah kirinya mengepal kuat. Sementara tangan sebelahnya terlihat bergetar mengapung di udara, terikat dengan tangan indah yang menyentuh pergelangan tangannya.
Akbar menggelengkan kepalanya.
AKBAR
(Pelan, memohon)
Indah menggeleng tak mengerti dengan sikap Akbar yang terlihat begitu tenang.
AKBAR (CONT'D)
kemudian tangannya meraih tubuh kecil indah ke dalam pelukannya.
Insert: lengan Indah mendorong tubuh Akbar dengan kuat. Hingga membuat tubuhnya bertubrukan dengan mobil di belakangnya.
AKBAR (CONT'D)
(Mengerang kesakitan)
Lengan kanannya menyentuh bahu kirinya.
Insert: Indah kembali melayangkan tamparan keras ke arah akbar.
Akbar menahan lengan Indah yang ng terus berusaha memukulnya.
AKBAR
INDAH
AKBAR
Akbar merogoh saku Indah mengeluarkan ponselnya.
AKBAR (CONT'D)
Indah terdiam, tak menolak permintaan Akbar.
Insert: Akbar membuka layar kunci handphone.
Bola matanya beralih menatap Indah yang menundukkan kepalanya.
AKBAR (CONT'D)
Akbar mengembalikan handphone milik Indah.
Indah menatap ke arah Akbar.
AKBAR (CONT'D)
Indah mengerutkan dahinya.
AKBAR (CONT'D)
Indah menggigit ujung kuku tangannya.
Akbar menggelengkan kepalanya, kemudian tangannya meraih kedua tangan Indah lalu menggenggamnya.
AKBAR
(Menjelaskan dengan tenang)