Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
semesta
Suka
Favorit
Bagikan
16. LONG NIGHT

MATCH CUT TO:

83. EXT.DU-KEMAH. DAY

INSERT: air mengalir, membilas piring kotor.

Akbar membersihkannya dengan sabun sementara Dita membalasnya dengan air. Keduanya bekerja sama membersihkan peralatan makan yang dipakai.

84. EXT. DEPAN TENDA KEMAH. DAY

Indra menghampiri Indah yang tengah menggulung tikar.

INDRA

Dia yang katanya 1000% lebih baik dari aku?

Indah mengacuhkan keberadaan Indra.

INDRA (CONT'D)

Kenapa diam?
Dia, sama aku? jelas jauh beda. Sejelek jeleknya, aku. Aku ga pernah minta bekas sisa kamu

Indah menggigit bagian bawah bibirnya. Tak tahan dengan apa yang terus di ucapkan Indra.

INDRA (CONT'D)

Apalagi ngelakuin urusan cewek. Mana mau!
Udahlah balikan aja sama aku, yah

Indah mengalihkan pandangannya. Matanya memelototi Indra.

INDAH

(Menolak dengan tegas)

Ngga ya. Makasih

INDRA

Kenapa? kamu lebih suka direpotin sama orang itu?

INDAH

(Menaikkan nada suaranya)

Dia punya nama yah

INDRA

Iya, Akbar.
Kayanya Dita suka, dari tadi nempel terus.

Indah menghela nafasnya. Kemudian menggeleng tak percaya dengan ucapan yang baru saja dikeluarkan Indra.

INDAH

Udah ya dra.

Indah beranjak dari tempatnya dan bergegas meninggalkan Indra.

85. EXT. JEMBATAN. DAY

Indah berjalan menuruni anak tangga. Langkahnya terus berjalan lurus. Berjalan di sebuah jembatan kecil lalu terdiam di bagian ujung jembatan.

Indah menghela nafasnya, matanya terpejam. Ia mencoba mengolah emosi nya dengan baik. Saat ini, ia benar-benar kewalahan atas sikap Indra yang terus menguntit nya bahkan terus berusaha menjelek-jelekkan Akbar.

Lengan akbar menepuk bahu Indah.

INDAH

(Berteriak kesal)

Apa lagi sih?

Indah membalikkan tubuhnya, mengira Indra. Ia menundukkan kepalanya menyadari yang tengah berada di hadapannya.

Pria itu menunggingkan senyumnya.

AKBAR

Kenapa?

Indah menggeleng, ia mengalihkan pandangannya. Tubuhnya kembali menghadap ke arah jembatan yang menyuguhkan pemandangan situ cileunca. Kedua lengan Indah bertumpu di besi pegangan.

Akbar mendekatkan tubuhnya, ia berdiri membelakangi jembatan. Sorot matanya terus menatap Indah dengan sorot wajahnya yang terlihat muram.

AKBAR (CONT'D)

Kenapa?

Indah masih diam, tak menanggapi.

Akbar mengangguk mengerti, membiarkan Indah tidak memaksanya untuk bercerita.

INDAH

Gimana? senang, ada yang merhatiin?

Akbar menaikkan sebelah alisnya. Ia menatap Indah lebih dekat.

Indah menggerakkan kedua tangannya, berusaha menutupi wajahnya menyadari tatapan Akbar.

AKBAR

(Menggoda)

Kenapa?

Tangannya bergerak berusaha membuka lengan indah yang menutupi wajahnya.

INDAH

Diemmm

AKBAR

Kok pipinya merah banget

INDAH

Gimana? Dita cantik kan?
Mau dicomblangin?.

Akbar menggeleng.

INDAH (CONT'D)

(Protes)

Udahlah gausah pura-pura
Mana ada cowok yang gamau sama dia.

AKBAR

(Menolak tegas)

Ga, gamau

INDAH

Kenapa?
Karena gue?

AKBAR

Dih PD

DISSOLVE TO

86. EXT. LAPANGAN. DAY

Fx: suara pluit berbunyi menandakan permainan di mulai.

Insert : Fadly mengambil ancang-ancang untuk menyervis bola.

Bola mengapung di udara melewati net.

Ke enam orang itu memainkan bola bole tiga lawan tiga.

Fadly, Dita dan Akbar Satu tim sementara di tim lawan terlihat Indra Ajeng dan Icha. Lukman bertugas sebagai wasit.

Akbar tersenyum lebar setelah berhasil menambah poin.

Dita mengangkat kedua tangannya, mengajak tos Akbar.

Akbar meladeni nya, membalas tossan Dita.

Indah berjalan menaiki satu persatu anak tangga. Ia menghentikan langkahnya, menatap ke arah Akbar yang masih berada di lapangan.

INDAH

Akbar

Indah memanggilnya, melambaikan tangan meminta Akbar menghampirinya.

AKBAR

Lima menit lagi

Indah menggeleng, tak menyetujui permintaan Akbar.

INDAH

(Mengancam)

Sini ga

Akbar mengangkat tangannya meminta waktu sebentar ke arah Lukman. Lukman mengangguk, Ia memasuki lapangan menggantikan Akbar.

87. EXT. DEPAN TENDA. DAY

Akbar menghampiri Indah yang sudah berdiri di depan tenda.

INDAH

Duduk

AKBAR

Kenapa?
ke sana lagi ya. Lagi seru

INDAH

Duduk ga?

Indah meninggalkan Akbar.

Kurang dari lima menit, Indah sudah kembali dengan lengan yang membawa satu botol air mineral dan dua botol kecil obat.

Indah duduk berhadapan dengan Akbar. Tangannya bergerak membawa lengan kiri Akbar ke pangkuannya. Ia menekan cengkeraman nya lebih kuat.

AKBAR

(Meringis kesakitan)

Aww

INDAH

Ini

Memastikan, dengan menekan lengannya di bagian yang menimbukan rasa sakit.

Akbar mengangguk ragu. Ia memejamkan matanya sambil berusaha melepas genggaman lengan Indah daringa.

INDAH (CONT'D)

(Protes)

Masnya bisa diem ga?


Insert: Indah memasangkan perban di lengan kiri Akbar. Membaluti bagian telapak tangannya hingga pergelangan tangannya.

Selanjutnya ia memberikan dua pil obat penahan rasa sakit di telapak tangan Akbar yang kanan.

INDAH (CONT'D)

(Memberi perintah)

Minum

Akbar mengangguk, mengiyakan semua perkataan Indah. Ia meletakkan obat di bagian ujung belakang lidahnya. Menambah sedikit air lalu menelannya.

INDAH (CONT'D)

Tidurin

Akbar mengan ggukkan kepalanya lagi, mengiyakan. Topi yang dikenakan Indah mencuri perhatiannya membuat Akbar tidak bisa melepaskan pandangannya dari Indah.

Indah mengernyitkan dahinya.

AKBAR

Gantian yah

Akbar melepas topi miliknya, kemudian tangannya dengan cepat mengambil topi yang masih berada di kepala Indah. Tak lupa ia memasangkan topi miliknya di kepala Indah.

Akbar beranjak dari tempatnya, lalu bergegas memasuki tenda.

CUT TO BLACK:

88. EXT. DEPAN API UNGGUN-CAMPING. NIGHT

23.00 wib

Insert: api unggun menyala.

Mereka berkumpul melingkar, menatap api yang menyala kuat. Kecuali Akbar.

Berkat obat yang di berikan Indah, laki-laki itu masih terlelpa di dalam tenda.

Fx: suara resleting terbuka.

Akbar muncul dari dalam. Ia berjalan menghampiri teman-temannya dengan langkah gusar.

Ia duduk di dekat Fadly, kedua lengannya mengusap seluruh bagian wajahnya.

Fadly menyerahkan satu jagung yang sudah di bakarnya kepada Akbar.

Akbar menikmatinya, dengan menatap kosong ke arah api.

Indra membangkitkan tubuhnya lalu berjalan ke arah Akbar. Tangannya menepuk bahu kiri Akbar.

INDRA

Kesana

Akbar mengangguk lalu ikut membangkitkan tubuhnya berjalan mengikuti Indra.

89. EXT. BAGIAN BELAKANG PERKEMAHAN. NIGHT

Fx: suara pukulan keras

Sebuah tinju mendarat di pipi Akbar. Tubuhnya terhuyung, membuat kakinya mundur beberapa langkah ke belakang.

Ia memejamkan matanya, perlahan tangannya bergerak menyeka darah yang keluar dari mulutnya. Tak lama kemudian ia menatap tajam ke arah Indra.

AKBAR

Maksudnya apa?

INDRA

Lo, berhenti deketin Indah
Dia masih punya gue.

Akbar mengernyitkan dahinya. Tak mengerti dengan perkataan yang diucapkan Indra.

INDRA (CONT'D)

(Menyombongkan dirinya)

Gue jauh lebih baik dari lo.
Rumah, kerjaan, mobil gue punya semuanya
Sedangkan lo? Lo cuman pengangguran yang dengan bangganya, lo numpang di tempat Indah.

Indra terus mengucapkan hal yang ingin di ucapannya dengan lengan yang terus mendorong-dorong tubuh Akbar.

Akbar membiarkannya, tak ada perlawanan yang di lakukannya selain tatapan dingin yang teroancar dari kedua matanya.

INDRA (CONT'D)

Dan lo tahu kenapa dia ngebiarin ini semua?

Akbar terdiam, ia memiri ngkan kepalanya.

Indra melangkahkan kakinya, memperdekat jarak antara ia dan Akbar.

INDRA (CONT'D)

Itu karena gue

Akbar mengernyitkan dahinya, semakin bingung dengan ucapan yang Indra lontarkan.

INDRA (CONT'D)

(Berbisik)

Malam itu, yang tabrak lo di parkiran. Itu gue.

Tubuh Akbar makin mematung. Ia tersentak dengan ucapan Indra.

INDRA (CONT'D)

Dan lo pikir indah ga tahu?

AKBAR

(Panik)

Jangan kasih tahu dia!

Bahkan saat ia terguncang, Akbar masih memikirkan perasaan Indah.

INDRA

Lo salah bar. Dari awal dia udah tahu semuanya.

Akbar memejamkan matanya, ia menelan ludahnya membasahi tenggorokan yang terasa semakin kering.

INDRA (CONT'D)

(Berkepala besar)

Dan seperti yang lo lihat.
Gue masih di sini, ga ada laporan yang dia buat.
Kenapa?
Karena dia masih sayang sama gue?
Dia masih mau ngelindungin gue.

Insert: tangan Akbar mengepal ia menyembunyikan semua rasa amarah yang berada di dalam tubuhnya.

AKBAR

(Suaranya bergetar)

Dia pasti punya alasan.

90. EXT. DEPAN API UNGGUN-CAMPING. NIGHT

Ke enam orang itu masih duduk melingkar di hadapan api unggun mereka bercengkerama sembari bernyanyi diiringi petikan gitar yang di mainkan lukman.

AJENG

Ndah lo balikan sama Indra?

INDAH

Ngga

AJENG

Terus kenapa dari tadi nempel terus

ICHA

Cowok kan gitu kalo udah bukan miliknya lagi suka dibaik-baikkin.
Giliran udah jadi malah di manfaatin.

FADLY

Dih siapa gue mah ngga.

AJENG

Lukman ya

ICHA

(Menyanggah)

Ngga mungkin dia

DITA

(Penasaran)

Kalau Akbar?

Indah menggeleng, tak tahu.

Dita mengernyitkan dahinya.

AJENG

(Protes)

Kok lo yang jawab

Bola mata Dita bergerak mencari sesuatu.

DITA

Eh Akbarnya kemana?

LUKMAN

(Sambil mengunyah)

Tuh, ke belakang


91. EXT. BAGIAN BELAKANG PERKEMAHAN. NIGHT

Sudut bibir Indra tersenyum menyeringai.

Akbar menundukkan kepalanya, tak tahu harus bagaimana menghadapi kenyataan yang menghantam seluruh tubuhnya.

Fx: suara tamparan keras.

Insert : Nafas Indah berseru, ia mengepalkan tangannya. Sorot matanya menatap tajam ke arah Indra.

Tubuh Akbar mematung, pandangannya tak beralih dari Indah.

INDAH

(Memohon)

Cukup ya ndra.

INDRA

(Kaget)

Indah

INDRA (CONT'D)

(Nada suaranya lembut)

Dari kapan? Udah lama?

INDAH

(Menekan nada suaranya)

Iya, kenapa? Kaget?

Indah menghela nafasnya. Kemudian pandangannya menyusuri tubuh pria di sampingnya. Kepalanya menengadah memperhatikan luka yang kini timbul di bagian bibir bawah Akbar. Tanpa disadari kini terlihat air mata mengalir di pipinya.

Berbanding terbalik dengan reaksi indah. Akbar terlihat menyunggingkan senyumnya.

AKBAR

(Berbicara tanpa mengeluarkan nada suaranya)

Gapapa

INDAH

(Berdecak kesal)

Ahhh
Kamu masih sama aja ya dra. Kasar.

Tangannya meraih pergelangan tangan Akbar. Membawanya pergi menjauhi Indra.

92. EXT. DEPAN API UNGGUN-CAMPING. NIGHT

Dita, Ajeng, Icha, Lukman dan Fadly serentak melihat kearah Indah dengan tangan yang menuntun Akbar, matanya terlihat berbinar. Sedangkan Akbar kepalanya terlihat menunduk, terlihat darah segar yang masih keluar dari sudut bibirnya, keduanya berjalan melewati teman-temannya.

Beberapa detik kemudian terlihat Indra berjalan dari arah belakang. Dengan sorot mata yang tajam.

Dita beranjak dari tempatnya. Lalu berjalan menghampiri Indra

Dita melayangkan sebuah tamparan keras di pipi Indra.

DITA

(Kesal)

Lo gila ya?

Indra mengalihkan pandangannya dari Dita kemudian ia melihat kearah teman temannya yang berada di belakang.

INDRA

Pikiran kalian juga sama?

Hening, tak ada yang menjawab.

INDRA

Kenapa suasananya jadi suram gini? Lain kali gausah ajak orang asing ke perkumpulan kita

DITA

(Berdecak kesal)

Wahhh

Indra bergegas memasuki tenda.

93. EXT. PERKEBUNAN STROBERI. NIGHT

Indah mempererat pegangannya terhadap Akbar. Perasaan bersalah menumpuk di dadanya membuat dadanya terasa sesak.

Keduanya terus berjalan melewati perkebunan.

AKBAR

(Bingung)

Mau ke mana?

Indah menggeleng. Ia terus berjalan mengikuti kemauan hatinya.

AKBAR (CONT'D)

(Menyadarkan)

Hey

Insert: langkah Akbar terhenti, lengan kirinya melepas genggaman lengan kanan Indah darinya.

Indah membalikkan tubuhnya menatap Akbar. Ia tidak bisa menyembunyikan rasa bersalahnya.

AKBAR (CONT'D)

Tarik nafas dulu, ok!

Kedua lengan Akbar menyentuh bahu Indah.

INDAH

(Tak berani menatap Akbar)

kita pergi. Ke mana aja, asal jangan di sini.

AKBAR

Iya

Akbar mengiyakan permi ntaan Indah, ia membawa Indah ke tempat parkiran. Lebih jauh dari teman-temannya.

JUMP CUT TO:

94. EXT. PARKIRAN PERKEMAHAN. NIGHT

Akbar menyenderkan tubuhnya di bagian pintu mobil. Penglihatannya mengarah ke tubuh perempuan kecil yang berada di hadapannya. Sejak tadi Indah meng hindari kontak mata dengan Akbar.

Tangan kanan Akbar bergerak, menyusuri saku jaket milik Indah. Lalu mengeluarkan satu kaleng minuman bersoda. Tak lama setelahnya, ia mulai menegak habis minuman itu.

Fx: Akbar meremas kaleng bekas minumnya.

Ia melangkahkan kakinya berjalan menuju tong sampah.

Akbar terdiam untuk sesaat, ia mencoba mengendalikan emosinya. Tentu saja ia merasa marah atas apa yang terjadi. Tapi untuk saat ini, ia tidak bisa menunjukkan rasa amarahnya.

Indah masih Bergelut dengan rasa bersalahnya. Ia tidak tahu harus menjelaskannya dari mana.

Indah mengatur nafasnya.

Akbar memperhatikan Indah dari jauh. Sama seperti Indah kini perasaannya benar-benar kacau.

Lima menit berlalu. Akbar menghampiri Indah.

Kedua lengan Indah bergerak mengusap bagian pipinya.

AKBAR

(Mengajak)

Kita balik lagi ya

Indah menggeleng, lalu menggoyangkan tangan Akbar.

Akbar menoleh kearah Akbar, Menatapnya sayu.

INDAH

(Memohon)

Aku mau pulang

Akbar menaikkan alisnya, tak mengerti.

INDAH (CONT'D)

(Kembali memohon)

Aku mau pulang sekarang


Akbar menggeleng, kali ini ia menolaknya.

INDAH (CONT'D)

Kenapa?


Akbar menggeleng lagi, menjawab pertanyaan indah.

INDAH (CONT'D)

(Kesal)

Kenapa?

Akbar diam, mematung.

INDAH (CONT'D)

(Menggerutu)

Kenapa diam aja?
Bar, keadaan ini tuh ga baik-baik aja.
Apa menurut kamu hal yang aku laku in masih bisa dimaklumi?

Akbar terdiam.

INDAH (CONT'D)

Apa pun alasannya. Aku sama aja kaya tangan kanan penjahat

Akbar mengeluarkan nafas beratnya. Ia menutupi wajahnya dengan kedua tangannya.

INDAH (CONT'D)

Tampar aku bar

Indah meraih lengan Akbar, mengangkatnya lalu memukul-mukul pipinya.

INDAH (CONT'D)

Lampias in semua kemarahan kamu. Jangan diam aja

Akbar menundukkan kepalanya, bagian tubuhnya terasa panas, telinganya mulai memerah. Tangan sebelah kirinya mengepal kuat. Sementara tangan sebelahnya terlihat bergetar mengapung di udara, terikat dengan tangan indah yang menyentuh pergelangan tangannya.

Akbar menggelengkan kepalanya.

AKBAR

(Pelan, memohon)

Udah ya

Indah menggeleng tak mengerti dengan sikap Akbar yang terlihat begitu tenang.

AKBAR (CONT'D)

Aku beneran gapapa

kemudian tangannya meraih tubuh kecil indah ke dalam pelukannya.

Insert: lengan Indah mendorong tubuh Akbar dengan kuat. Hingga membuat tubuhnya bertubrukan dengan mobil di belakangnya.

AKBAR (CONT'D)

(Mengerang kesakitan)

Ahhh

Lengan kanannya menyentuh bahu kirinya.

Insert: Indah kembali melayangkan tamparan keras ke arah akbar.

Akbar menahan lengan Indah yang ng terus berusaha memukulnya.

AKBAR

Kamu mau aku gimana?

INDAH

Apa aja terserah

AKBAR

Mau nyerahin diri sekarang?
Ok, kita telpon.

Akbar merogoh saku Indah mengeluarkan ponselnya.

AKBAR (CONT'D)

Kalo dengan lakuin ini bisa buat kamu nyaman

Indah terdiam, tak menolak permintaan Akbar.

Insert: Akbar membuka layar kunci handphone.

Bola matanya beralih menatap Indah yang menundukkan kepalanya.

AKBAR (CONT'D)

Aku benaran gapapa

Akbar mengembalikan handphone milik Indah.

Indah menatap ke arah Akbar.

AKBAR (CONT'D)

Makasih

Indah mengerutkan dahinya.

AKBAR (CONT'D)

Kalo bukan karena kamu. Mungkin aku udah jadi pecundang di sana.

Indah menggigit ujung kuku tangannya.

Akbar menggelengkan kepalanya, kemudian tangannya meraih kedua tangan Indah lalu menggenggamnya.

AKBAR

(Menjelaskan dengan tenang)

Jangan karena aku. Hubungan kamu sama teman-teman jadi rusak.


Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar