Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
66. INT. ESKALATOR-RS.DAY
Dhea membalikkan tubuhnya, segera setelah melihat sosok yang dikenalnya muncul dari bagian atas terlihat akan menaiki eskalator yang menurun.
Sekilas nampak wajahnya yang terlihat kesal. Di bagian belakang terdapat beberapa orang yang berdiri mengikutinya. Terlihat tatapan mereka yang mengitari setiap sudut ruangan rumah sakit.
Perlahan Dhea berjalan menyelinap ke beberapa pasien di depan menghindari Dharma.
DHARMA
(Memanggil)
Dhea mempercepat langkahnya, kakinya berjalan melewati pembatas eskalator.
Melihat Dhea yang bersikap seperti itu. Membuat Dharma semakin penasaran. Ia berjalan cepat menurunu eskalator. Kemudian tubuhnya berputar menuju eskalator yang berjalan menaik. Menyusul Dhea yangberusaha menghindarinya.
67. INT. LORONG-RS. DAY
DHARMA
Dhea menghentikan langkahnya, ia sengaja membawa Dharma ke tempat ini agar jauh dari kerumunan orang dan tidak banyak menarik perhatian dari orang lain.
Dharma menghentikan langkahnya, berdiri di hadapan Dhea.
Ia mengacungkan lengannya.
Dengan satu gerakan ia mengusir anak buahnya. Rangga dengan pengawalnya yang lain meninggalkan Dharma dan Dhea memberi ruang untuk keduanya agar bisa berbicara.
DHARMA (CONT'D)
Dhea menggeleng.
DHARMA (CONT'D)
68. INT. KAMAR-KAFE. DAY
INDAH
(Mengerang)
Ia membangkitkan tubuhnya, menjadi duduk dengan mata yang masih terpejam. Perlahan tangan kanannya mengeluarkan gelang karet dari pergelangan tangan kirinya. Selanjutnya kedua tangannya bergerak mengikat rambut.
Indah membuka kedua matanya, kemudian ia meraih ponsel yang terletak di atas nakas.
Insert : tampilan layar handphone Indah
10 Maret 2015
06.45
Mata Indah terbelalak ketika melihat tanggal di layar handphonenya.
INDAH (CONT'D)
(Menyesal)
Ia segera beranjak dari tempat tidurnya.
69. INT. LANTAI DUA-KAFE. DAY
Sepasang kaki berhenti di ujung tangga. Ia melangkah dengan berat memasuki lantai dua. Di depannya terlihat tubuh
Akbar yang masih terbentang di lantai. Dengan lengan kanan yang menutup sebagian wajahnya.
Indah melangkahkan kakinya mendekat ke arah Akbar dengan nafas yang masih tersenggal-senggal.
INDAH (CONT'D)
Lengan Indah menggoyang-goyangkan tubuh Akbar.
Namun, tak ada reaksi dari laki-laki itu.
INDAH (CONT'D)
Perlahan kedua mata Akbar terbuka.
Spontan ia menunggingkan bibirnya ketika melihat Indah di hadapannya.
INDAH (CONT'D)
Akbar menuruti perkataan Indah. Ia bangun kemudian matanya melihat kearah jendela yang masih belum terlalu terang.
AKBAR
(Merintih)
Akbar menggerakkan kepalanya ke kanan ke kiri.
Lalu, matanya kembali melihat ke arah Indah yang terlihat sudah siap. Rambutnya terikat, kaos oversize berwarna coklat susu di pakainya di tambah dengan celana jeans yang terpasang di bagian bawah tubuhnya.
INDAH
Akbar mengernyitkan dahinya, tak mengerti.
INDAH (CONT'D)
Indah meninggalkan Akbar tanpa penjelasan lainnya.
70. INT. MOBIL. DAY
Indah mengeluarkan lipstik dari dalam tasnya. Kemudian mengoleskan nya di bibir bagian bawahnya.
Fx : suara pintu terbuka.
Akbar duduk di kursi penumpang bagian depan.
Lengan Indah bergerak melepas rem tangan, di sambung dengan kakinya yang cepat menginjak pedal gas.
Mobil itu melaju meninggalkan kafe dan mengarah ke jalanan raya.
INDAH
AKBAR
Tubuhnya bergerak menghadap ke arah Indah.
INDAH
Akbar menaikkan alisnya tak percaya dengan ucapan yang dilontarkan Indah kepadanga.
Indah menoleh kearah samping kirinya. Menyadari tatapan Akbar yang masih menatapnya.
AKBAR
Indah mengangguk, pasti.
AKBAR (CONT'D)
Indah mengangguk yakin.
Akbar terdiam. Tak melanjutkan pembicaraan keduanya, ia enggan mengingat hal yang terjadi kemarin.
Berlawanan dengan reaksi Indah yang mengernyitkan dahinya.
INDAH
(Mengingat sesuatu)
Fx : Indah memukul setir mobil.
Akbar tersentak, semakin tak mengerti dengan reaksi yang indah berikan.
INDAH (CONT'D)
Akbar mengangguk, mengiyakan.
INDAH (CONT'D)
(meminta maaf)
(Indah bertanya penasaran)
AKBAR
(Mengingatkan)
Indah menggeleng tak mengerti.
AKBAR
Jelasnya sambil menunjuk restoran cepat saji di depannya.
Indah berseru, mengangguk mengerti.
71. EXT. DHRIVE TRUE. DAY
Mobil Indah berhenti tepat di belakang mobil yang tengah memesan.
INDAH
AKBAR
Mulut Indah menganga mendengar ucapan Akbar.
Fx : suara klakson dari mobil belakang.
Indah melepas remnya, kemudian kaki kanannya beralih menginjak gas secara perlahan. Kurang dari sepuluh detik ia kembali menginjak remnya.
MONITOR
Indah menggerakkan tubuhnya lebih condong ke arah luar. Jarinya menekan, membuka jendela.
INDAH
MONITOR
Indah melihat ke arah Akbar.
AKBAR
(Berbisik)
INDAH
Indah mengangguk-anggukan kepalanya sembari mendengar ulangan pesanannya dari monitor.
72. EXT. JALANAN. DAY
Dua puluh menit berlalu. Mobil yang ditumpangi Indah sudah kembali berada di jalanan.
Akbar mengambil satu suapan besar melahap burger yang di pesannya. Sementara disisi lain terlihat Indah yang masih berada di belakang kendali setir mobil. Matanya fokus melihat ke jalanan yang ramai.
Lengan kiri Indah bergerak memasukkan kentang goreng ke dalam mulutnya.
INDAH
(Penasaran)
AKBAR
INDAH
(Berdecak tak percaya)
AKBAR
Indah kembali berdecak kesal, ia tak bisa mempercayai ucapan yang Akbar berikan. Mengetahui hal itu membuat indah semakin penasaran. Siapa perempuan itu? Apa dia sangat penting bagi Akbar?
INDAH
AKBAR
Indah terdiam kemudian menggeleng tak percaya dengan ucapan Akbar.
AKBAR (CONT'D)
Kalau hal itu lagi datang. Dia suka nyuruh, ambilin air panas, bikinin kompresan buat di perutnya atau beliin obat pereda sakit ke apotik.
Akbar menjelaskan, dengan raut wajahnya yang terlihat begitu senang mengingat kebersamaannya bersama Dhea saat ia masih berada di bangku SMA.
Indah mengernyitkan dahinya. Ia sangat tidak mengerti tentang bagaimana dan a yang terjadi dengan pria itu.
INDAH
(Menaikkan nada suaranya)
AKBAR
(Membela Dhea)
Dengan sorot matanya Indah seperti mengumpat.
INDAH
AKBAR
(Tegas)
INDAH
73. EXT. PARKIRAN-RS. DAY
Indah mematikan mesin mobil lalu melepas kunci.
Indah menoleh ke samping kirinya, menatap Akbar. Percakapannya tadi bersama Akbar semakin membuat Indah penasaran tentang pria yang ada di sampingnya.
Akbar menaikkan alisnya, membalas tatapan Indah.
INDAH
Akbar mengangguk, menyetujui.
INDAH (CONT'D)
AKBAR
Indah menggeleng, Tak setuju dengan perkataan Akbar.
INDAH
(Menyanggah)
Akbar mengangguk menyetujui ucapan Indah. Malam itu, semua orang hanya melihatnya. Tapi tidak ada satu pun yang bergerak untuk menolongnya. Yang ada hanya memperlakukan Indah seperti tontonan.
AKBAR
Akbar menjelaskan dengan pandangan yang mengarah ke arah jendela mobil. Pikirannya yang tiba-tiba mengingat Dhea dan almarhum ibunya.
74. INT. LORONG-RS. DAY
Bola mata Dharma bergerak menatap ke arah Dhea. Memperhatikan perempuan itu dari ujung kepala hingga ujung kakinya.
DHARMA
Dhea membelalakkan matanya, menyadari kehadiran Indah dan Akbar.
Insert : dari jendela besar kaca terlihat Indah dan Akbar yang turun dari mobil dan berjalan menuju lobi rumah sakit.
DHEA
Dhea memotong pembicaraan Dharma, dan memintanya agar segera meninggalkan tempat itu.
Dharma tersenyum puas, mendengar ucapan dari Dhea dan langsung pergi meninggalkan tempat itu.
Melihat Dharma yang hilang dari pandangannya membuat seluruh pertahanan Dhea roboh.
75. INT. RUANG PERIKSA FITA-RS. DAY
Insert: Fita berjalan dengan langkah ringan menghampiri Akbar yang tengah terbaring di ranjang.
Satu orang suster berjalan mengikuti Dhea dengan lengan yang mendorong troli berisikan alat untuk membuka gips.
Fx: suara gorden tertutup.
Fita menutup ruangannya.
Membiarkan Indah duduk di depan mejanya. Menunggu ia menyelesaikan tugasnya.
Akbar menghela nafasnya, dengan mata yang terpejam. Ia melipat bibirnya, menahan rasa ngilu yang menghampiri seluruh tubuhnya.
Sudut bibir Fita tersenyum melihat reaksi yang di tunjukkan Akbar.
Dokter Fita bergerak mengambil sebuah kursi. Lalu menyejajarkan tubuhnya dengan Akbar. Tangannya bergerak mengeluarkan bolpoin dari saku miliknya, perlahan ujung pena itu menyentuh gips milik Akbar. Tangan dokter Fita bergerak membuat sebuah garis dengan pena di gips Akbar. Membentuk sebuah pola.
Setelah selesai. Ia segera memasukkan kembali bolpoin ke saku jas miliknya. Kemudian tangannya meraih pelindung mata lalu memakainya. Begitu pun dengan Akbar yang ia pasangkan pelindung mata.
Akbar kembali menelan ludahnya, membasahi tenggorokannya yang terasa kering.
Fx : terdengar suara mesin dari gergaji yang telah menyala. Berbunyi halus.
Akbar memalingkan wajahnya, Menengadah ke atas langit-langit.
Perlahan fita menekan bagian ujung yang tajam ke gips yang berada di lengan Akbar. Lalu dengan mantap ia mengiris gipsnya dengan potongan satu arah. Beberapa menit kemudian ia mematikan mesin gergaji listrik itu, lalu menaikkannya ke atas. Perlahan matanya melihat dari ujung atas dan bawah memastikan bahwa potongannya sudah sempurna dan terbuka. Tidak lama kemudian ia melepas gips milik Akbar lalu memotong bantalan yang membalut lengan Akbar dengan gunting.
AKBAR
(Menghela nafas lega)
Insert: gips terbuka memunculkan bagian dalam bantalan yang perlahan di lepaskan Fita.
Fita menengadahkan kepalanya ke atas, menyadari reaksi Akbar.
Tangan kanannya bergerak mengambil baskom yang berisi air hangat. Dengan tangan kirinya yang masih memegang tangan Akbar, mempertahankan posisinya. Lalu tangan kanannya bergerak meletakkan baskom itu di samping kanan Akbar. Perlahan ia memasukkan lengan Akbar ke dalam baskom. Lalu tangannya bergerak mengusap-usap, membersihkan sisa-sisa gips yang masih menempel di lengannya. Lima menit kemudian ia mengambil handuk, lalu mengelap lengan Akbar yang masih basah dengan handuk. Belum selesai di situ ia mengoleskan krim ke lengan Akbar, melumasinya. Agar kulitnya yang kaku kembali pulih.
FITA
(Memuji)
Akbar menghela nafasnya lega.
Satu orang suster berjalan keluar.
Indah memperhatikan suster yang berjalan dengan mendorong troli. Matanya kembali bergerak memperhatikan dimana Akbar dan Fita bersama.
Fita beranjak dari tempatnya.
Tangan kanan Akbar bergerak memegang pergelangan tangan Fita, menahannya.
AKBAR
Akbar bertanya tanpa mengeluarkan suara.
Mata Fita terbelalak mendengar pertanyaan Akbar.
AKBAR (CONT'D)
Akbar kembali mengajukan pertanyaannya.
Fita mengangguk mengiyakan.
76. INT.KORIDOR-RS.DAY
Fita mengajak Indah berkeliling Rumah Sakit, sembari berbincang. Kedua perempuan itu berjalan beriringan melewati beberapa bagian ruangan.
Bola mata Indah menatap takjub, melihat semua aktivitas yang berada di tempat ini.
Melihat semua hal ini tentu saja membuat Indah ingin segera melaksanakannya.
FYI bukan hanya tempat bertemunya dengan Akbar. Tapi, tempat ini juga merupakan tempat yang di rekomendasi kan Dhea untuknya.
CUT TO BLACK
77. INT. RUANG PERIKSA FITA-RS. DAY
Akbar melangkahkan kakinya menuruni ranjang.
Selanjutnya, kakinya menapak melewati langkah demi langkah berjalan menuju sebuah ruang yang biasa digunakan Fita untuk beristirahat.
Fx: suara gorden terbuka.
AKBAR
Sosok Dhea muncul di belakang Gorden, ia duduk di atas ranjang dengan menyilangkan kedua kakinya.
Matanya membelalak menyadari tempat persembunyiannya di ketahui Akbar.
AKBAR (CONT'D)
(Mengancam)
Dhea beranjak dari posisinya. Ia berusaha mengabaikan Akbar. Menahan rasa malunya.
Ia berjalan melewati laki-laki itu.
Akbar berdecak kesal, melihat sikap Dhea yang berpura-pura bodoh dan terus mengabaikannya.
AKBAR (CONT'D)
Dhea masih diam. Ia berjalan menuju meja fita. Kemudian mengambil kertas yang berisi riwayat medis Akbar.
AKBAR (CONT'D)
Akbar berjalan menuju pintu.
Dhea menyerah, ia membalikkan tubuhnya menghadap Akbar.
Ia berjalan cepat menghampiri adiknya. Kemudian memeriksa kembali seluruh bagian tubuh Akbar.
Akbar menahan lengan Dhea yang terus menyentuh bagian tubuhnya.
DHEA
Akbar menganggukkan kepalanya.
AKBAR
Akbar berbicara senang sambil menggerakkan lengan kirinya.
DHEA
(Mengingatkan)
Akbar tersenyum, dengan menunjukkan seluruh bagian giginya.
DHEA (CONT'D)
Akbar terperanjat.
AKBAR
(Nada suaranya melemah)
DHEA
AKBAR
DHEA
Akbar masih diam, tak membalas.
DHEA (CONT'D)