Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
semesta
Suka
Favorit
Bagikan
14. Mc'S

66. INT. ESKALATOR-RS.DAY

Dhea membalikkan tubuhnya, segera setelah melihat sosok yang dikenalnya muncul dari bagian atas terlihat akan menaiki eskalator yang menurun.

Sekilas nampak wajahnya yang terlihat kesal. Di bagian belakang terdapat beberapa orang yang berdiri mengikutinya. Terlihat tatapan mereka yang mengitari setiap sudut ruangan rumah sakit.

Perlahan Dhea berjalan menyelinap ke beberapa pasien di depan menghindari Dharma.

DHARMA

(Memanggil)

Dhea

Dhea mempercepat langkahnya, kakinya berjalan melewati pembatas eskalator.

Melihat Dhea yang bersikap seperti itu. Membuat Dharma semakin penasaran. Ia berjalan cepat menurunu eskalator. Kemudian tubuhnya berputar menuju eskalator yang berjalan menaik. Menyusul Dhea yangberusaha menghindarinya.

67. INT. LORONG-RS. DAY

DHARMA

Dhea

Dhea menghentikan langkahnya, ia sengaja membawa Dharma ke tempat ini agar jauh dari kerumunan orang dan tidak banyak menarik perhatian dari orang lain.

Dharma menghentikan langkahnya, berdiri di hadapan Dhea.

Ia mengacungkan lengannya.

Dengan satu gerakan ia mengusir anak buahnya. Rangga dengan pengawalnya yang lain meninggalkan Dharma dan Dhea memberi ruang untuk keduanya agar bisa berbicara.

DHARMA (CONT'D)

Dimana Akbar?

Dhea menggeleng.

DHARMA (CONT'D)

Jangan bohong

68. INT. KAMAR-KAFE. DAY

INDAH

(Mengerang)

Ahhhhh

Ia membangkitkan tubuhnya, menjadi duduk dengan mata yang masih terpejam. Perlahan tangan kanannya mengeluarkan gelang karet dari pergelangan tangan kirinya. Selanjutnya kedua tangannya bergerak mengikat rambut.

Indah membuka kedua matanya, kemudian ia meraih ponsel yang terletak di atas nakas.

Insert : tampilan layar handphone Indah

10 Maret 2015

06.45

Mata Indah terbelalak ketika melihat tanggal di layar handphonenya.

INDAH (CONT'D)

(Menyesal)

Aduuuuh

Ia segera beranjak dari tempat tidurnya.

69. INT. LANTAI DUA-KAFE. DAY

Sepasang kaki berhenti di ujung tangga. Ia melangkah dengan berat memasuki lantai dua. Di depannya terlihat tubuh

Akbar yang masih terbentang di lantai. Dengan lengan kanan yang menutup sebagian wajahnya.

Indah melangkahkan kakinya mendekat ke arah Akbar dengan nafas yang masih tersenggal-senggal.

INDAH (CONT'D)

Bangun bar.

Lengan Indah menggoyang-goyangkan tubuh Akbar.

Namun, tak ada reaksi dari laki-laki itu.

INDAH (CONT'D)

Ayo, bangun

Perlahan kedua mata Akbar terbuka.

Spontan ia menunggingkan bibirnya ketika melihat Indah di hadapannya.

INDAH (CONT'D)

Cepat bangun

Akbar menuruti perkataan Indah. Ia bangun kemudian matanya melihat kearah jendela yang masih belum terlalu terang.

AKBAR

(Merintih)

Ahhh

Akbar menggerakkan kepalanya ke kanan ke kiri.

Lalu, matanya kembali melihat ke arah Indah yang terlihat sudah siap. Rambutnya terikat, kaos oversize berwarna coklat susu di pakainya di tambah dengan celana jeans yang terpasang di bagian bawah tubuhnya.

INDAH

Cepetan, ayo ke RS

Akbar mengernyitkan dahinya, tak mengerti.

INDAH (CONT'D)

Gue tunggu di mobil yah.

Indah meninggalkan Akbar tanpa penjelasan lainnya.

70. INT. MOBIL. DAY

Indah mengeluarkan lipstik dari dalam tasnya. Kemudian mengoleskan nya di bibir bagian bawahnya.

Fx : suara pintu terbuka.

Akbar duduk di kursi penumpang bagian depan.

Lengan Indah bergerak melepas rem tangan, di sambung dengan kakinya yang cepat menginjak pedal gas.

Mobil itu melaju meninggalkan kafe dan mengarah ke jalanan raya.

INDAH

Kenapa kemarin ga bilang?

AKBAR

Apanya?

Tubuhnya bergerak menghadap ke arah Indah.

INDAH

Kan harusnya kemarin di lepas gipsnya. Kenapa ngga bilang?
Kan bisa diingetin!

Akbar menaikkan alisnya tak percaya dengan ucapan yang dilontarkan Indah kepadanga.

Indah menoleh kearah samping kirinya. Menyadari tatapan Akbar yang masih menatapnya.

AKBAR

Serius bilang gitu?

Indah mengangguk, pasti.

AKBAR (CONT'D)

Pas keadaannya kaya kemarin?

Indah mengangguk yakin.

Akbar terdiam. Tak melanjutkan pembicaraan keduanya, ia enggan mengingat hal yang terjadi kemarin.

Berlawanan dengan reaksi Indah yang mengernyitkan dahinya.

INDAH

(Mengingat sesuatu)

Ahhh

Fx : Indah memukul setir mobil.

Akbar tersentak, semakin tak mengerti dengan reaksi yang indah berikan.

INDAH (CONT'D)

Ah pasti gara-gara kemarin yah

Akbar mengangguk, mengiyakan.

INDAH (CONT'D)

(meminta maaf)

Maaf-maaf

(Indah bertanya penasaran)

Btw. Jujur Deh udah berapa cewek yang lo perlakuin kaya kemarin?

AKBAR

(Mengingatkan)

20 meter lagi belok kiri.

Indah menggeleng tak mengerti.

AKBAR

Itu restorannya

Jelasnya sambil menunjuk restoran cepat saji di depannya.

Indah berseru, mengangguk mengerti.

71. EXT. DHRIVE TRUE. DAY

Mobil Indah berhenti tepat di belakang mobil yang tengah memesan.

INDAH

Mau apa?

AKBAR

Paket big Mac, Apple pie, sama cola.

Mulut Indah menganga mendengar ucapan Akbar.

Fx : suara klakson dari mobil belakang.

Indah melepas remnya, kemudian kaki kanannya beralih menginjak gas secara perlahan. Kurang dari sepuluh detik ia kembali menginjak remnya.

MONITOR

Selamat datang di dhrive thrue Mc’S, bisa dibantu pesanannya?

Indah menggerakkan tubuhnya lebih condong ke arah luar. Jarinya menekan, membuka jendela.

INDAH

Saya pesan satu paket big Mac, satu cheese burger deluxe with egg, satu Apple pie.

MONITOR

Ada tambahan?

Indah melihat ke arah Akbar.

AKBAR

(Berbisik)

Cola

INDAH

Tambah teh botol dua.

Indah mengangguk-anggukan kepalanya sembari mendengar ulangan pesanannya dari monitor.

72. EXT. JALANAN. DAY

Dua puluh menit berlalu. Mobil yang ditumpangi Indah sudah kembali berada di jalanan.

Akbar mengambil satu suapan besar melahap burger yang di pesannya. Sementara disisi lain terlihat Indah yang masih berada di belakang kendali setir mobil. Matanya fokus melihat ke jalanan yang ramai.

Lengan kiri Indah bergerak memasukkan kentang goreng ke dalam mulutnya.

INDAH

(Penasaran)

Soal yang tadi.
Jujur Deh. Udah berapa cewek yang kamu gituin?

AKBAR

Satu

INDAH

(Berdecak tak percaya)

Chhh
Heiii. Kamu pikir aku percaya?

AKBAR

Terserah

Indah kembali berdecak kesal, ia tak bisa mempercayai ucapan yang Akbar berikan. Mengetahui hal itu membuat indah semakin penasaran. Siapa perempuan itu? Apa dia sangat penting bagi Akbar?

INDAH

Yang pertama siapa?

AKBAR

Kakak.

Indah terdiam kemudian menggeleng tak percaya dengan ucapan Akbar.

AKBAR (CONT'D)

Beneran.

Kalau hal itu lagi datang. Dia suka nyuruh, ambilin air panas, bikinin kompresan buat di perutnya atau beliin obat pereda sakit ke apotik.

Akbar menjelaskan, dengan raut wajahnya yang terlihat begitu senang mengingat kebersamaannya bersama Dhea saat ia masih berada di bangku SMA.

Indah mengernyitkan dahinya. Ia sangat tidak mengerti tentang bagaimana dan a yang terjadi dengan pria itu.

INDAH

(Menaikkan nada suaranya)

Kakak,
Terus kenapa dia ga pernah cari atau temui lo?

AKBAR

(Membela Dhea)

Dia bukan gamau, cuma ga bisa aja.

Dengan sorot matanya Indah seperti mengumpat.

INDAH

Terus apa bedanya?

AKBAR

(Tegas)

Beda

INDAH

Iya, apa?

73. EXT. PARKIRAN-RS. DAY

Indah mematikan mesin mobil lalu melepas kunci.

Indah menoleh ke samping kirinya, menatap Akbar. Percakapannya tadi bersama Akbar semakin membuat Indah penasaran tentang pria yang ada di sampingnya.

Akbar menaikkan alisnya, membalas tatapan Indah.

INDAH

Boleh nanya?

Akbar mengangguk, menyetujui.

INDAH (CONT'D)

Kamu bilang hidup kamu rumit, terus kenapa hari itu mau nolongin aku?

AKBAR

Semua juga pasti lakuin hal yang sama kan?

Indah menggeleng, Tak setuju dengan perkataan Akbar.

INDAH

(Menyanggah)

Beda bar, kamu liat cara orang-orang itu memperlakukan aku kaya gimana?

Akbar mengangguk menyetujui ucapan Indah. Malam itu, semua orang hanya melihatnya. Tapi tidak ada satu pun yang bergerak untuk menolongnya. Yang ada hanya memperlakukan Indah seperti tontonan.

AKBAR

Aku punya kakak, dia perempuan.
Aku Cuma gamau aja ada orang ngelakuin hal yang sama ke kakakku. Seandainya pun kejadian dan aku lagi ga ada di sampingnya. Aku harap ada yang bantu dia

Akbar menjelaskan dengan pandangan yang mengarah ke arah jendela mobil. Pikirannya yang tiba-tiba mengingat Dhea dan almarhum ibunya.

74. INT. LORONG-RS. DAY

Bola mata Dharma bergerak menatap ke arah Dhea. Memperhatikan perempuan itu dari ujung kepala hingga ujung kakinya.

DHARMA

Kalau lihat Akbar

Dhea membelalakkan matanya, menyadari kehadiran Indah dan Akbar.

Insert : dari jendela besar kaca terlihat Indah dan Akbar yang turun dari mobil dan berjalan menuju lobi rumah sakit.

DHEA

Iya, kalau lihat Akbar Dhea kasih tahu.

Dhea memotong pembicaraan Dharma, dan memintanya agar segera meninggalkan tempat itu.

Dharma tersenyum puas, mendengar ucapan dari Dhea dan langsung pergi meninggalkan tempat itu.

Melihat Dharma yang hilang dari pandangannya membuat seluruh pertahanan Dhea roboh.

75. INT. RUANG PERIKSA FITA-RS. DAY

Insert: Fita berjalan dengan langkah ringan menghampiri Akbar yang tengah terbaring di ranjang.

Satu orang suster berjalan mengikuti Dhea dengan lengan yang mendorong troli berisikan alat untuk membuka gips.

Fx: suara gorden tertutup.

Fita menutup ruangannya.

Membiarkan Indah duduk di depan mejanya. Menunggu ia menyelesaikan tugasnya.

Akbar menghela nafasnya, dengan mata yang terpejam. Ia melipat bibirnya, menahan rasa ngilu yang menghampiri seluruh tubuhnya.

Sudut bibir Fita tersenyum melihat reaksi yang di tunjukkan Akbar.

Dokter Fita bergerak mengambil sebuah kursi. Lalu menyejajarkan tubuhnya dengan Akbar. Tangannya bergerak mengeluarkan bolpoin dari saku miliknya, perlahan ujung pena itu menyentuh gips milik Akbar. Tangan dokter Fita bergerak membuat sebuah garis dengan pena di gips Akbar. Membentuk sebuah pola.

Setelah selesai. Ia segera memasukkan kembali bolpoin ke saku jas miliknya. Kemudian tangannya meraih pelindung mata lalu memakainya. Begitu pun dengan Akbar yang ia pasangkan pelindung mata.

Akbar kembali menelan ludahnya, membasahi tenggorokannya yang terasa kering.

Fx : terdengar suara mesin dari gergaji yang telah menyala. Berbunyi halus.

Akbar memalingkan wajahnya, Menengadah ke atas langit-langit.

Perlahan fita menekan bagian ujung yang tajam ke gips yang berada di lengan Akbar. Lalu dengan mantap ia mengiris gipsnya dengan potongan satu arah. Beberapa menit kemudian ia mematikan mesin gergaji listrik itu, lalu menaikkannya ke atas. Perlahan matanya melihat dari ujung atas dan bawah memastikan bahwa potongannya sudah sempurna dan terbuka. Tidak lama kemudian ia melepas gips milik Akbar lalu memotong bantalan yang membalut lengan Akbar dengan gunting.

AKBAR

(Menghela nafas lega)

Huuhhh

Insert: gips terbuka memunculkan bagian dalam bantalan yang perlahan di lepaskan Fita.

Fita menengadahkan kepalanya ke atas, menyadari reaksi Akbar.

Tangan kanannya bergerak mengambil baskom yang berisi air hangat. Dengan tangan kirinya yang masih memegang tangan Akbar, mempertahankan posisinya. Lalu tangan kanannya bergerak meletakkan baskom itu di samping kanan Akbar. Perlahan ia memasukkan lengan Akbar ke dalam baskom. Lalu tangannya bergerak mengusap-usap, membersihkan sisa-sisa gips yang masih menempel di lengannya. Lima menit kemudian ia mengambil handuk, lalu mengelap lengan Akbar yang masih basah dengan handuk. Belum selesai di situ ia mengoleskan krim ke lengan Akbar, melumasinya. Agar kulitnya yang kaku kembali pulih.

FITA

(Memuji)

Ok, selesai. Kerja bagus!

Akbar menghela nafasnya lega.

Satu orang suster berjalan keluar.

Indah memperhatikan suster yang berjalan dengan mendorong troli. Matanya kembali bergerak memperhatikan dimana Akbar dan Fita bersama.

Fita beranjak dari tempatnya.

Tangan kanan Akbar bergerak memegang pergelangan tangan Fita, menahannya.

AKBAR

Dhea di sini?

Akbar bertanya tanpa mengeluarkan suara.

Mata Fita terbelalak mendengar pertanyaan Akbar.

AKBAR (CONT'D)

Dia disini kan?

Akbar kembali mengajukan pertanyaannya.

Fita mengangguk mengiyakan.

76. INT.KORIDOR-RS.DAY

Fita mengajak Indah berkeliling Rumah Sakit, sembari berbincang. Kedua perempuan itu berjalan beriringan melewati beberapa bagian ruangan.

Bola mata Indah menatap takjub, melihat semua aktivitas yang berada di tempat ini.

Melihat semua hal ini tentu saja membuat Indah ingin segera melaksanakannya.

FYI bukan hanya tempat bertemunya dengan Akbar. Tapi, tempat ini juga merupakan tempat yang di rekomendasi kan Dhea untuknya.

CUT TO BLACK

77. INT. RUANG PERIKSA FITA-RS. DAY

Akbar melangkahkan kakinya menuruni ranjang.

Selanjutnya, kakinya menapak melewati langkah demi langkah berjalan menuju sebuah ruang yang biasa digunakan Fita untuk beristirahat.

Fx: suara gorden terbuka.

AKBAR

Bangun

Sosok Dhea muncul di belakang Gorden, ia duduk di atas ranjang dengan menyilangkan kedua kakinya.

Matanya membelalak menyadari tempat persembunyiannya di ketahui Akbar.

AKBAR (CONT'D)

(Mengancam)

Bangun, ngga?!

Dhea beranjak dari posisinya. Ia berusaha mengabaikan Akbar. Menahan rasa malunya.

Ia berjalan melewati laki-laki itu.

Akbar berdecak kesal, melihat sikap Dhea yang berpura-pura bodoh dan terus mengabaikannya.

AKBAR (CONT'D)

Beneran ngga kelihatan?

Dhea masih diam. Ia berjalan menuju meja fita. Kemudian mengambil kertas yang berisi riwayat medis Akbar.

AKBAR (CONT'D)

Akbar pulang, yah!

Akbar berjalan menuju pintu.

Dhea menyerah, ia membalikkan tubuhnya menghadap Akbar.

Ia berjalan cepat menghampiri adiknya. Kemudian memeriksa kembali seluruh bagian tubuh Akbar.

Akbar menahan lengan Dhea yang terus menyentuh bagian tubuhnya.

DHEA

Gimana? Mendingan?

Akbar menganggukkan kepalanya.

AKBAR

Jauh lebih baik, bisa gerak bebas.

Akbar berbicara senang sambil menggerakkan lengan kirinya.

DHEA

(Mengingatkan)

Jangan banyak gerak dulu.

Akbar tersenyum, dengan menunjukkan seluruh bagian giginya.

DHEA (CONT'D)

Jadi gimana?
Mau ke australi kapan?

Akbar terperanjat.

AKBAR

(Nada suaranya melemah)

Emang harus ya?

DHEA

Ya, haruslah.

AKBAR

Nanti

DHEA

Ya kapan?
Mau nunggu apa lagi?

Akbar masih diam, tak membalas.

DHEA (CONT'D)

Kamu mau semuanya jadi berantakan?



Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar