Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
semesta
Suka
Favorit
Bagikan
19. HOST

1 Minggu Kemudian

112. INT. RUANG UTAMA-KAFE. DAY

Seperti biasa terlihat Icha yang tengah berdiri di belakang kasir. Sementara, Fadly tengah membuat pesanan.

Seluruh meja terisi penuh oleh para pelanggan yang terdiri dari mahasiswa, pekerja, ojek online juga sepasang kekasih yang tengah menikmati jam istirahat makan siang. Sementara di lantai dua kafe sudah terisi dengan beberapa orang yang tengah mengadakan meeting. Sesuai dengan target pasar yang di tuju Akbar.

Fadly berjalan menghampiri Icha.

ICHA

Kenapa?

Mengeluarkan nafas berat, merasa kecewa.

FADLY

Aneh aja
Ngerasa ada yang hilang.

ICHA

Soal Akbar lagi?

Mulai kesal mendengar ocehan Fadly tentang Akbar yang seminggu ini hilang tanpa kabar.

Fadly menganggukkan kepalanya.

ICHA (CONT'D)

Lo udah kasih tahu Indah, tentang ini?

Fadly mengangguk pelan.

Fx: Suara pintu terbuka.

Seseorang masuk, dengan proporsi tubuh yang nampak tak asing.

Indah ia menghentikan langkahnya tepat di depan kasir.

Fadly dan Icha saling bertukar pandangan.


INDAH

(Membuat pesanan)

Fad, bikinin gue yang kaya biasa ya!

Selanjutnya, terlihat Indah yang terburu-buru. Ia berjalan menuju kamar.

Fadly memberi isyarat agar Icha menemui Indah.

DISSOLVE TO:

113. INT. KAMAR-KAFE. DAY

Terlihat Indah yang berjalan mondar-mandir mengitari seisi ruangan.

Ia mengeluarkan baju Akbar dari dalam naka. Seolah mencari sesuatu.

Icha berdiri di belakang, memperhatikan semuanya.

INDAH

(Berdecak kesal)

Aaaaah

Icha menepuk bahu Indah, mencoba menenangkannya.

Menyadari kehadiran Icha, Indah langsung membalikkan tubuhnya dan merangkul tubuh sahabatnya itu ke dalam pelukannya.

INDAH

Takut banget gue Cha.
Gimana kalau setelah kejadian itu, dia benar-benar pergi.

Indah menceritakan keluh kesahnya.

Icha hanya diam mendengar curhatan yang Indah keluarkan.

Berbeda dengan apa yang di rasakan Indah. Icha justru merasa senang karena salah satu beban Indah hilang.

Meskipun begitu, ia tetap harus menjaga perkatannnya agar tidak menyakiti hati Indah.

INDAH (CONT'D)

Sekarang dia kemana yah cha?
Apa mungkin dia pake uang itu buat kabur?

Ujar Indah mengatakan semua yang terlintas di pikirannya.

CUT TO BLACK:

113. INT. KAMAR AKBAR-KEDIAMAN DHARMA. DAY

Akbar tengah asik memainkan game virtual. Ia melampiaskan semua rasa amarahnya lewat rival yang bisa di lihatnya melalui tampilan gambar yang muncul di layar.

Ia mengerahkan seluruh tenaganya, bergerak kesana kemari untuk melawannya.

Di ambang pintu terlihat Dhea yang tengah berdiri.

Ia meggelengkan kepalanya melihat kamar akbar yang berantakkan.

Insert: serpihan beling terlihat berserakan di lantai.

Baron berjalan melewati dhea. Kemudin berdiri di hadapan Akbar. Lengan besarnya memegang puncak kepala anak laki-laki itu.

Akbar menghentikan Aktifitasnya, merasa da yang aneh. Selanjutnya terlihatia yang mengerahkan tenaganya agar terbebas dari pegangan seseorang yang tdak di ketahuinya.

Insert: Akbar memmutar tubuhnya, bagian kaosnya terbuka membuat luka yang berada di punggungnya terlihat dengan jelas.

Dhea membelalakkan matanya, tak percaya dengan apa yang di lihatnya. Ia bergegas menghampiri Akbar.

Akbar membuka headband yang berada di kepalanya.

AKBAR

(menyapa senang)

Pak baron
Apa kabar pak?

Merangkul baron ke dalam pelukannya. Baron membalasnya, lengan besarnya terlihat menepuk-nepuk punggung Akbar.

Akbar menahan ringisannya.

Dhea berdecak kesal, setelah melihat kejadian itu.

DHEA

Ulah Ayah lagi bar?

Akbar mengernyitkan dahinya, ia melepaskan lengannya dari tubuh besar Baron.

Insert: Serpihan beling yang berserakan.

AKBAR

Akbar gapapa!

Ia mencoba menenangkan Dhea yang terlihat memancarkan rasa Amarah. Akbar berjalan menghampii Dhea, mengambil alih barang bawaannya.

Selanjutnya, ia berjalan tanpa dosa menuju kursi. Meletakkan tas yang di bawa Dhea. Dan mengeluarkan isinya satu persatu.

DHEA

Gapapa, gimana?

Fx: suara tamparan yang cukup keras.

Insert: telapa tangan dhea menekan punggung Akbar.

Membuat akbar mringis kesakitan.

DHEA

Sakit kan?

Akbar mengngguk pelan, mengakuinya.

DHEA

Bar hal ini tuh bukan hal yang bisa di gapapain.
Kalau dia ngelakuin ini setiap hari. Bisa, abis kamu.

Akbar mengabaikan ucapan dhea, ia terlihat asyik menikmati makanan yang di bawa Dhea.

Baron memberikan isyarat, meminta Dhea berhenti mengomel dan membiarkan Akbar makan terlebih dahulu.

INTERCUT:

114. INT. LORONG -RS.NIGHT

Malam makin larut, namun, suasana di rumah sakit terasa semakin ramai. Indah kembali mengecek status bayangan pasien yang baru di selesaikannya.

BIMA

Indah, ayo!

Ajak Bima, mengajak Indah agar berjalan bersamanya.

115. INT. LIFT-RS. NIGHT

Fx : Suara pintu lift terbuka. Tubuh Indah mematung, setelah meihat kehadiran Akbar di hadapannya. Kali ini penampilannya terlihat sangat jauh berbeda.

Kaos warna hitam yang dibaluti sebuah kameja putih di tambah dengan bawahan celana kain berwarna hitam. Membuatnya terlihat begitu rapih dan mempesona. Dia jelas bukan lagi Akbar yang bersamanya.

Akbar menghentikan obrolannya yang tengah berbicara dengan Baron. Kedua matanya tak berhenti melihat Indah yang mengenakan seragam koas dengan stetoskop yang dmelingkah di lehernya.

Seorang pria berada di sampingnya, merangkul Indah membantunya masuk ke dalam lift.

Akbar menelan ludahnya, membasahi tenggorokkannya yang terasa kering.

Insert: pintu lift kembali menutup.

Pantulan bayangan lift terlihat, menunjukkan Akbar yang tersenyum kepada Indah.

Melihat hal itu, tentu saja membuat Indah merasa senang juga penasaran tentang apa yang di lakukan pria itu selama satu minggu ini. Apakah perkataannya malam itu, melukai hati akbar.

Tangan Indah mengepal, menahan semua rasa penasaran yang ada d kepalanya.

Insert : menunjukkan angka 4 yang berada di atas pintu lift.

Lima detik kemudian pintu lift terbuka.

Akbar berjalan meninggalkan lift di bantu oleh Baron yang membukakan jalan untuknya.

Untuk sesaat, detak jantung Indah terasa berhenti. Melihat Akbar yang berjalan melewatinya tanpa mengucapkan sepatah kata pun.

116. INT. LORONG-RS. NIGHT

Jantung Akbar berdegup kencang. Untuk pertama kalinya ia kembali menemui Shakti setelah enam tahun lalu.

Ia tidak tahu reaksi apa yang harus di keluarkannya. Marah atau senang ia benar-benar tidak tahu.

Akbar mengatur nafasnya, mengumpulkan keberanaian.

Langkahnya terhenti di ambang pintu.

Insert: menunujukan identitas ruangan.

vvip no.1


DISSOLVE TO:

117. INT. RUANG VVIP-RS.NIGHT

Akbar memasuki ruangan dengan langkahnya yang berat.

Disisi lain terlihat Shakti yang menyambut kedatangan Akbar dengan rasa gembira. Akbar duduk di sebuah kursi yang berdekatan dengan ranjang Shakti.

Pria tua itu terlihat sangat bersemangat ia membicarakan banyak hal kepada cucunya. Berbeda dengan Shakti, Akbar hanya mengangguk-anggukkan kepalanya untuk mengiyakan semua perkataan Shakti.

Kurang dari tiga puluh menit. Akbar sudah meninggalkan ruangan itu.

Meninggalkan Shakti dan Baron yang masih harus berbincang.

Insert: Baron membuka layar ponselnya, menunjukkan luka Akbar yang di dapat dari perbuatan Dharma.

Shakti menghela nafas kesal.

SHAKTI

Ini, tidak bisa terus di biarkan

Baron, mengangguk setuju.

SHAKTI (CONT'D)

Segera lakukan pengobatan, dan buat visum untuk seluruh luka yang di milikinya.

BARON

Sudah di lakukan pak. Tinggal, menunggu hasilnya.

SHAKTI

Bagus, sekarang antar dia pulang.
Siapkan, orang untuk menjaganya.

BARON

Baik pak

Selanjutnya, baron pergi meninggalkan ruangan.

Shakti menyentuh bagian belakang kepalanya yang terasa sakit. Setelah, mendengar perlakun Dharma terhadap Akbar.

CUT TO:

118. INT. RUANG ANAK KOAS-RS. NIGHT

Pukul 21.00

Indah masih terdiam di tempatnya. Ia menanamkan wajahnya diantara lipatan lengannya.

Sudah dari tiga puluh menit berlalu, ia tidak beranjak dari tempatnya.

Bahkan, seragamnya masih ia kenakan.

Pertemuannya dengan Akbar tadi, membuat ia ingin lebih lama lagi untuk bisa melihat Akbar.

Apa yang di lakukan Akbar disini? Pria yang bersamanya tadi, siapa? Apa lukanya kembali kambuh?



Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar