Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
103. INT. LANTAI SATU KAFE-RUANG UTAMA. DAY
Insert: Indah menyapa dari dalam layar ponsel.
Fadly yang tengah duduk berdampingan dengan Icha melambaikan tangannya membalas sapaan dari Indah.
Suasana kafe tampak sepi.
Dari dalam layar terlihat bola mata Indah yang bergerak ke kanan dan kiri seolah-olah kehilangan sesuatu.
ICHA
Indah menoleh kikuk, kemudian menggelengkan kepalanya.
ICHA (CONT'D)
Indah mentap tajam ke arah Icha, kesal dengan godaan yang di lontarkan Icha.
ICHA (CONT'D)
(mengancam)
Indah tersentak, mendengar ucapan Icha.
Ia menghela nafasnya kesal, namun di sisi lain ia juga penasaran tentang keadaan Akbar. Sejak tadi pria itu tidak terlihat bersama dengan kedua temannya.
Icha dan Fadly bertukar pandangan. Menyadari sorot mata Indah yang terlihat khawatir.
FADLY
Fadly menghentikan ucapannya, usai lengan icha mencubit bagian pinggang sebelah kirinya.
ICHA
(menekan nada suaranya)
Indah mengernyitkan dahinya, tak mengerti dengan ucapan yang di berikan Fadly dan Icha.
ICHA (CONT'D)
(meminta persetujuan)
Fadly mengangguk, menyetujui.
INDAH
ICHA
104. INT. RUANGAN KOAS-RS. DAY
Bima duduk di samping Indah. Sejak tadi, ia ikut menyimak percakapan Indah dengan kedua temannya.
BIMA
(suara nadanya pelan)
Indah menoleh. Dengan sebelah alisnya yang menaik ia bertanya.
BIMA (CONT'D)
Ajak Bima sembari menunjukkan jam tangan miliknya. Mengingatkan Indah bahwa jam istirahatnya sudah habis.
Indah kembali menatap layar di ponselnya, jemarinya menyentuh bagian atas layar. Melihat jam, memastikannya.
Beberapa detik kemudian, kepalanya mengangguk mengerti.
INDAH
(mengakhiri telpon)
ICHA
MONTAGE
105. INT. LANTAI DUA-KAFE.DAY
1. Akbar bergerak kesana dan kemari dengan mengenakan baju pendek yang menunjukkan seluruh otot lengan miliknya. Sebuah perban masih membaluti di lengannya. Ia menundukkan seagian tubuhnya mengambil satu kaleng cat.
Insert: tutup kaleng cat terbuka. Akbar mengangkat cat dengan kedua lengannya, kemudian menuangkannya ke dalam sebuah wadah.
2. Ia mengambil kuas, kemudian kembali mengecat bagian tembok kafe. Ini kali ketiganya ia mengecat hal yang sama.
Insert: dinding berwarna pucat pasi berubah menjadi warna abu yang mengkilat.
ICHA
(berdecak kagum)
Suara yang di keluarkan Icha, membuat akbar menghentikan aktifitasnya. Ia menoleh ke arah Icha yang masih mwmatung du ujung tangga dengan lwngan yang membawa sebuah kantong kresek.
3. Akbar meletakkan kuas yang masih di genggamnya di atas tutup kaleng cat. Langkahnya berjalan ringan menghampiri Icha.
Senyum Akbar mengembang, menyadari harum wangi dari makanan yang di bwa Icha.
AKBAR
ICHA
(protes)
AKBAR
4. Akbar mengambil alih kresek, ia kembali berjalan kemudian duduk di lantai.
AKBAR
(Berteriak)
Kurang dari satu menit, fadly ikut bergabung.
Ketiganya duduk melingkar saling berhadapan di bagian tengah terlhat tiga posrsi mie ayam di tambaah dengn lima kaleng minumana soda dan tiga botol minuman isotonik.
Fx: bunyi pengunci kaleng terbuka.
Insert : Akbar meneguk satu kaleng minuman soda dalam satu tegukan ia menghabiskannya.
AKBAR
(berdecak kagum)
Ia memejamkan matanya, setelah air membasahi seluruh tubuh bagian dalamnya.
Icha dan Fadly kembali saling bertukar pandangan. Tanpa sadar sudut bibir Icha ikut tersenyum menyadari suasana hati Akbar yang sudah berubah kembali menjadi seperti biasanya. Berbeda dengan kemarin, kali ini ia tampak lebih ceria, dan nafsu makannya juga kembali. Meskipun bagian luka-luka di tubuhnya masih terlihat dengan sangat jelas.
Akbar masih fokus menghabiskan tiap gigitan mie yang masuk ke dalam mulutnya, mengabaikan perhatian yang di berikan kedua rang yang berada di hadapannya.
ICHA
(penasaran)
AKBAR
ICHA
AKBAR
Icha mengernyitkan dahinya, rasa amarah mulai memanas di bagian tubuhnya. Dalam pikirannya kali ini banyak sekali hal yang ingin ia ucapkan kepada Akbar.
Kenapa? Kenapa bisa, dia seberani ini?
AKBAR (CONT'D)
Icha memejamkan matanya, meredam rasa kesal dan amarahnya.
ICHA
Akbar mengangguk, mengiyakan.
MONTAGE
Keesokan harinya.
Fx : Suara mesin gergaji terdengar menggema di seluruh ruangan.
Akbar berulang kali melakukan hal yang sama memotong beberapa papan. Kemudian merepikannya, memastikan tidak ada hal yang tumpang tindih.
Fx : Suara mesin bor.
Insert: Akbar menekan bor ke dalam mengencangkan paku agar terpasang rapi dan kuat.
106. INT. KAMAR KOS INDAH. DAY
Sorot cahaya orange dari langit yang berwarna senja menmbus ke arah jendela kamar Indah. Menyoroti tubuh perempuan itu yang masih terbaring.
Sejak kepulangannya dari rumah sakit, Indah membiarkan tubuhnya beristirahat sejenak sebelum memeriksa kafe.
INDAH
(Mengerang)
Kedua lengannya terangkat, meregang. Melemaskan seluruh otot-otot nya yang terasa kaku.
Telapak kakinya, menapak di lantai turun dari ranjang miliknya.
Fx : suara air yang mengalir.
Lima belas menit berlalu.
Insert : pantulan bayangan tubuh Indah terlihat dari cermin.
Fx: suara dari hairdryer.
Indah tengah mengeringkan rambutnya.
107. INT. LANTAI DUA-KAFE.NIGHT
Akbar memiringkan kepalanya, bola matanya kembali menatap seisi ruangan. Memastikan semuanya sudah sesuai dengan yang di rencanakannya.
Insert : gambar sebelumnya( saat lantai dua masih kosong) kini sudah berganti. Tidak hanya warna dinding yang berubah. Akbar juga merenovasi. Menambahkan beberapa meja dan kursi menatanya dengan rapih.
Akbar menghela nafasnya. Detak jantungnya berdebar hebat. Penasaran dengan reaksi yang akan di berikan Indah.
Apakah dia akan menyukai atau membencinya?
MATCH CUT TO:
108. INT. KAMAR-KAFE. NIGHT
Fx : brukk (suara tas yang terjatuh di lantai)
Indah menurunkan tubuhnya duduk di lantai dengan menyilangkan kedua kakinya menghadap ke arah nakas yang ada di hadapannya.
Lengannya membuka tas kemudian mengeluarkan baju di dalamnya.
Menumpuknya di nakas yang berisi baju akbar.
Indah mengernyitkan dahinya, menyadari ada sesuatu yang ganjal.
Insert: lengannya meraba-raba bagian dalam nakas.
109. INT. LANTAI DUA-KAFE. NIGHT
Fx: suara hentakan kaki yang menaiki tangga.
Akbar menunggingkan senyumnya, sambil menatap ke arah luar.
FADLY
Akbar menoleh, melihat ke arah Fadly yang masih berdii di pertengahan tannga menunukkan setengah bdannya.
AKBAR
FADLY
Setelah memberikan jawabannya, Fadly kembali turun.
Sudut bibir Akbar tersenyum mengembang. Ia melangkahkan kakinya ringan, menuruni tangga dengan cepat. Ingin segera memperlihatkan lantai dua kepada Indah.
110. INT.KAMAR-KAFE. NIGHT
Indah masih di tempatnya. Ia, benar-benar kehabisan kata.
Bagian belakang punggunya terlihat, dengan kepalanya yang menunduk. Terdengar suara rintihan di sudut ruangan.
Fx: suara pintu terbuka.
Insert: sepasang kaki terhenti setelahnya.
AKBAR
Indah menoleh, senyum Akbar masih mengembang menyapa kehadirannya.
Sudut bibir Akbar menurun, menyadari tatapan sinis yang di berikan Indah.
Indah beranjak dari tempatnya, ia meremas paspor juga segepok uang di lengannya.
Menyadari itu, Akbar mengusap sebagian wajahnya.
INDAH
Bagian tubuh bawah Akbar terasa lemas.
INDAH (CONT'D)
Insert : melemparkan passport juga segepok uang bermata uang dolar.
Akbar menghela nafasnya. Rasanya seperti ada yang mencekiknya, semakin lama rasa itu menimbulkan sesak di dalam tubuhnya.
Akbar melangkah kakinya perlahan mendekati Indah.
INDAH (CONT'D)
Saat ini Indah sangat membenci Akbar. Rasanya ia seperti benar-benar telah di bohongi dan ditipu.
Semua hal yang di lakukan Akbar untuknya kini terasa palsu. Da apa yang telah Indah berikan untuknya hanya sia-sia.
Akbar menghentikan langkahnya, ia menundukkan kepalanya merasa bersalah.
Insert: passport dan uang milik Akbar berserakan di lantai.
Rasa amarah kini benar-benar memenuhi Indah. Ia semakin kesal melihat Akbar yang hanya diam. Tidak ada satu kata perlawanan atau penjelasan yang keluar dari mulutnya.
Indah melangkahkan kakinya, menghampiri Akbar.
Lengannya, meremas kuat kaos yang di kenakan AKbar.
INDAH
(terisak)
Akbar memalingkan wajahnya dari Indah. Meskipun begitu,jari jemarinya mencoba menghapus air mata yang mengalir di pipi Indah.
Insert: Indah menepis lengan Akbar.
Akbar semakin menundukkan kepalanya, ia tak berani menatap Indah. Tak ada hal lain yang bisa ia ungkapkan selain permintaan maafnya yang tulus.
INDAH
Tak ada balasan dari Akbar, selain suara desahan nafas yang keluar dari mulutnya.
Indah semakin kesal dan marah karena merasa di abaikan.
INDAH
(memukul-mukul tubuh Akbar)
Insert: kedua lengan Indah meraih kepala akbar, membuatnya menatapnya.
Kedua bola mata merek bertemu.
INDAH
(pelan)
Fx: suara dering telpon.
Indah menurunkan lengannya, tubuhnya berbalik. Ia melangkahkan kakinya berjalan menuju ranjang dengan lengan yang terlihat merapihkan rambutnya yang berantakkan.
Disisi lain terlihat Akbar yang mengusap wajahnya.
Indah duduk di tepian ranjang, kemudian mengangkan telpon yang masuk di ponselnya.
Fx: suara hp terjatuh mengenai lantai.
Akbar menatap ke sumber suara. Bola matanya melihat ke arah Indah secara bergantian. Ia terlihat menundukkan sebagian tubuhnya, dengan lengan yang terlihat kembali mengepal kuat. Tak lama kemudian suara isakan tangis terdengar.
Selanjutnya, Akbar mengambil ponsel yang tergeletak di lantai.
AKBAR
(menerima sambungan telpon yang masih terhubung)
NANI
(penelepon)
Dahi Akbar mengernyit.
NANI
Mata Akbar memebelalak. Lengannya mengusap punggung lengan indah.
NANI
Sambungan telpon terputus.
Mendengar ucapan itu, Indah mendongakkan kepalanya.
Terlihat Akbar yang tengah memakai jaket di tubuhnya.
AKBAR
(Menggenggam lengan Indah)
Menepis lengan Akbar.
INDAH
AKBAR
(Memohon)
Indah menggelengkan kepalanya. Ia beranjak dari tempatnya. Berjalan melewati Akbar.
Insert: sepasang kaki terhenti di depan pintu.
INDAH
Setelah kepergian Indah. Akbar masih mematung di tempatnya. Ia juga tidak tahu apa yang harus di lakukannya saat Ini. Rasa bersalah yang menyelimuti hatinya membuat ia tak bisa mengucapkan sepatah katapun.
MONTAGE
111. INT. LANTAI PERTAMA-KAFE.NIGHT
1. Akbar berjalan keluar dari pintu kamarnya. Dengan lengan yang terus mengusap-usap wajahnya.
Insert: lngkah kakinya menapak dengan gusar.
2. Bagian kepala Akbar melewati dapur dan terus berjalan menuju ruang utama.
3. Langkah kakinya terhenti diiingi dengan desahan nafas berat yang keluar dari mulutnya.
Insert : Dharma berdiri di tengah ruangan, di setiap sudut terliha nak buahnya yang menemani.
4. Dharma mempercepat langkahnya, berjalan menghampiri Akbar yang mematung.
Fx : suara pukulan yang keras.
Insert: Akbar terhuyung lengannya memegang bagian pipinya yang mendapat pukuln.
5. Dharma kembali melancarkan ksinya, ia mendekat ke arah Akbar, mengambil posisi kemudian menendang bagian tengah perut Akbar sehingga membutnya kehilangan keseimbangan dan terlentang di lantai.
6. Sudut bibir Akbar terangkat, ia menatap ke arah langit-langit. Tak percaya dengan situasi yang di hadapinya. merasa bodoh dan tak bisa melakukan apa-apa.
7. Lengan Dharma melonggarkan dasi yang melingkar di lehernya. Selanjutnya, ia kembali melayangkan setiap pukulan ke arah Akbar.
8. Tak ada perlawanan yang di berikan Akbar. Ia menerima setiap pukulan yang mendarat di tubuhnya sambil menatap ke arah langit-langit.
9. Semuanya berakhir seperti ini, berantakan. Bahkan kejutan yang ia siapkan untuk Indah hanya sia-sia.
RANGGA
Cukup, Bos
10. Menghentikan Dharma, dan menjauhkannya dari Akbar.
11. Dua orang pria mengangkat tubuh Akbar, menyeretnya keluar dari kafe.