Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
semesta
Suka
Favorit
Bagikan
4. Tangan lain

CUT TO BLACK:

13. INT. RUANG ADMINISTRASI-RUMAH SAKIT. DAY

Indah berdiri di depan ruang administrasi. Ia mengenakan bajsantai, sebuah celana jeans boyfriend di tambah kaos berwarna hitam ukuran oversize. Menutupi tubuh kecilnya. Dengan tas kecil yang melingkar di bahunya

Lima menit berlalu.

Seseorang dengan seragam rumah sakit berjalan menghamoirinya. Menyerahkan tiga kertas dan juga sebuah kartu ATM di bagian paling atas. Indah menerimanya, lalu memasukkannya ke dalam tasnya.


14. INT. RUANG RAWAT INAP-RS. NIGHT

23 februari pukul 20.00 wib

Beat : suara pintu terbuka.

Akbar berjalan keluar dari kamar mandi. Ia menoleh ke arah Indah yang tengah merapihkan tempat tidurnya. Bola matanya bergerak melihat baju oversize yang indah kenakan.

Tak lama kemudian ia mengalihkan pandangannya menuju pakaian yang ia kenakan kaos putih yang terasa mencengkram tubuhnya begitupun dengan celana jeans yang terpasang di bagianbawah tubuhnya.

Akbar melangkahkan kakinya, berjalan mendekat ke arah Indah. Lengannya terbuka lebar meraih topi yang berada di nakas. Lalu, memasangkan di kepalanya.

AKBAR

Ayok

Indah menoleh ke sumber suara. Dari sudut pandangnya ia bisa melihat Akbar dengan lukanya. Perban yang melingkar di bagian kepanya begitu pun dengan gips yang terpasang di lengan kirinya. Di tambah penyangga lengan yang melingkar di bahunya.

INDAH

Yakin mau pulang sekarang?

Akbar mengangguk, mengiyakan. lalu, erjalan keluar diikuti Indah yang berada di belakangnya dengan menenteng sebuah paper bag.

15. INT. DI DALAM MOBIL. NIGHT

Lengan tangan Akbar mengepal memegang sabuk pengaman dengan kuat. Sementara Indah masih fokus menyetir.

AKBAR

Bisa berhenti di depan?

Indah mengangguk mengiyakan, jarinya menyalakan lampu sekian mobil. Lalu bergerak ke arah kiri dan menginjak rem nya.

INDAH

Kenapa? Pusing? Ada yang sakit?

Akbar menggeleng. Lengannya berkerak melepas sabuk pengaman.

AKBAR

Cukup, sampai disini aja

Indah mengernyitkan dahinya.

INDAH

Nggak, nggak bisa

AKBAR

Masalah pembayaran. Nanti, saya ganti.

Kemudian ia berbalik meraih tas milik Indah. Mengeluarkan bolpoin serta kertas. Lalu, menyerahkannya ke pada Indah.

AKBAR (CONT'D)

Tulis no rekening, atas nama siapa dan juga nominal yang kemarin kamu habiskan untuk pengobatan saya

Beat : suara pintu mobil terkunci.

Akbar menatap tajam ke arah Indah.

AKBAR (CONT'D)

(berteriak, kesal)

Yaaa

INDAH

Kenapa? Mau pulang kan?
Yaudah, aku anter sekalian
Pulang kemana?

Akbar terdiam.

INDAH (CONT'D)

Atau, ada nomor yang bisa di hubungin?

Akbar masih diam tak menjawab.

Flashback

20 februari 2015

13.00 wib

16. EXT. DEPAN POS SATPAM KOMPLEK. DAY

Indah menghentikan mobilnya, tepat di samping pos satpam sebuah perkomplekan elite di daerah bandung.

Seorang petugas berjalan ke arahnya. Kemudian mengetuk jendela mobil Indah.

Indah mengangguk, menyapa. Kemudian jarinya menekan tombol menurunkan jendela mobilnya.

SATPAM

Selamat siang, ada yang bisa saya bantu?

INDAH

Siang Pak, saya mau tanya. Kenal mas akbar? Apa benar beliau masih tinggal di sini?

Sambil menunjukkan foto yang ia ambil dari KTP Akbar.

SATPAM

Iya saya kenal, tapi setahu saya sekarang mas Akbar tidak tinggal disini

Indah mengernyitkan dahinya.

INDAH

Bagaimana dengan keluarganya? Apa ada nomor yang bisa dihubungi?

SATPAM

Beberapa hari yang lalu, mereka pindah. Tepat, setelah pemakaman ibu mas Akbar
Sekarang, rumah itu sudah di tempati, pemilik barunya.

FLASHBACK OFF

17. EXT. HALAMAN LUAR CAFE. NIGHT.

Beat : suara mesin mobil mati.

Akbar menatap ke arah Indah, dengan tatapan yang di penuhi rasa marah dan bingung.

Insert : laci dasbor terbuka, lengan indah mengeluarkan sebuah dompet yang berada di dalamnya.

INDAH

Nih

Mengembalikan dompet milik Akbar.

INDAH (CONT'D)

Cepet keluar

Indah berjalan keluar, meninggalkan Akbar di tempatnya.

DISSOLVE TO:

18. INT. RUANG UTAMA KAFE. NIGHT

Beat : suara pintu terbuka.

Fadli menghentikan aktifitasnya.

Indah berjalan memasuki kafe dengan penuh rasa percaya diri.

INDAH

Udah disiapin?

FADLY

Udah, mbak

INDAH

Yaudah, kamu pulang aja fad.

FADLY

Boleh, mbak?

Indah mengangguk mengiyakan.

Fadly tersenyum puas mendengar jawaban Indah. Ia melepas celemek yang berada di tubuhnya, dan kemudian mulai melingkarkan tas selempang miliknya. Berpamitan dengan Indah lalu berjalan keluar pintu kafe.

Lima menit kemudian, terlihat Akbar yang berjalan memasuki kafe dengan langkah yang penuh keraguan.

INDAH

Ayok

Ajak indah, membawa Akbar ke suatu tempat.

DISSOLVE TO:

19. INT. KAMAR-KAFE. NIGHT

Indah membuka pintu kamar berukuran 3x4. Sebuah ranjang terlihat di bagian paling sisi kiri kamar. Di tambah sebuah nakas kecil yang berada di sampingnya.

INDAH

Tinggallah disini, meskipun kecil ini cukup nyaman

Akbar terdiam di tempatnya. Bola matanya bergerak melihat ke setiap sudut ruangan.

Sebuah jendela kecil menarik perhatiannya.

INDAH

Ayo, masuk

Insert : langkah kaki Akbar berjalan melewati pintu.

AKBAR

(Berteriak)

Yaaaa

Menghela nafasnya.

AKBAR (CONT'D)

(menurunkan nada suaranya)

Cukup
Saya gak bisa, terus ngerepotin kamu. Kalo kaya gini terus, apa bedanya saya sama pacar kamu?

Menahan rasa amarahnya.

AKBAR (CONT'D)

Sekarang, tulis nomor rekening, atas nama siapa juga nominal nya berapa? Ngerti?

Indah mengeluarkan nafas kasar. Lengannya bergerak mengeluarkan ponsel miliknya.

Beat : suara memotret.

Indah memotret wajah Akbar dari dekat.

INDAH

Oke, pulanglah dengan selamat
Tapi, nanti. Setelah kamu sembuh

AKBAR

Berhenti, mengasihani atau peduli tentang saya!

INDAH

(Berteriak)
Akbar
Saya juga serius. Tinggallah disini samapai kamu sembuh. Hanya, sampai saat itu.
Jangan coba lari atau kabur dari sini


Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar