Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
119. EXT. DEPAN PEKARANGAN-RS. NIGHT
Sepasang kaki berjalan mondar-mandir menunggu kedatangan sesorang.
Sudut bibir Akbar terangkat, ia tersenyum setelah melihat kehadiran Indah yang berjalan keluar dari gedung.
Indah melangkahkan kakinya, ragu.
AKBAR
(menyapa dengan melambai-lambai kan lengannya)
Indah membalas sapaan Akbar ikut melambaikan lengannya.
AKBAR (CONT'D)
Indah menggelengkan kepalanya, menjawab pertanyaan yang di ajukan Akbar.
AKBAR (CONT'D)
Indah menjawab, dengan sebuah anggukan kepala.
AKBAR (CONT'D)
INDAH
AKBAR
Akbar meraih pergelangan tangan Indah, membawanya keparkiran.
DISSOLVE TO:
120. EXT. PARKIRAN-RS. NIGHT
Senyum Akbar kembali mengembang setelah melihat mobil miliknya terparkir.
Insert: sebuah mobil lamborghini aventador berwarna biru.
Indah menggoyangkan lengan Akbar, memintanya berhenti.
Akbar menghentikan langkahnya, kemudian menoleh ke arah Indah.
INDAH
Akbar mengangguk setuju.
Ia mengurungkan niatnya, lengannya masuk meletakkan kunci di saku celananya kembali.
121. INT.BUS.NIGHT
Akbar dan Indah duduk dalam satu bangku. Indah duduk di kursi yang dekat denan jendela. Sementara Akbar duduk di sebelah kirinya.
Sejak tadi Akbar tidak melepas genggaman lengannya dari Indah. Justru kini ia memegang lengan Indah dengan kedua lenagnnya. Jelas, apa yang dilakukan Akbar membuat jantung Indah berdegup semakin kencang.
Indah menghela nafasnya, kepalanya melihar ke arah luar jendela.
INDAH
AKBAR
INDAH
(mengulang pertanyaannya)
AKBAR
Indah menghela nafasnya, kesal dengan jawaban yang di berikan Akbar. Seolah-olah ia tak pernah peduli dengan apa yang di rasakannya selama satu minggu ini.
AKBAR
Insert: Indah mencoba melepaskan genggamannya dari Akbar. Namun, Akbar menahannya dengan kuat.
INDAH
(menggerutu kesal)
AKBAR
Insert: Bus terhenti.
Indah beranjak dari tempatnya, diikuti dengan Akbar. Keduanya menuruni bus dari pintu belakang.
MONTAGE
122.EXT. BAGIAN DEPAN-KAFE. NIGHT
INDAH
Indah berjalan memasuki kafe.
Kurang dari satu menit ia kembali. Dengan membawa dua cangkir kopi dan meletakknnya di meja.
Indah duduk di kursi yang berhadapan dengan Akbar.
INDAH (CONT'D)
Akbar menghisap kopi panas yang di berikan Indah.
Indah menatapnya kesal.
INDAH (CONT'D)
Akbar hanya diam.
INDAH (CONT'D)
(kesal)
AKBAR
Ia mengeluarkan sepatah kata, kemudian menahan ucapannya.
Ia menggelengkan kepalanya merasa enggan untuk lebih jauh bercerita kepada Indah.
INDAH
(gigih)
AKBAR
Indah tak percaya dengan apa yang di dengarnya.
AKBAR (CONT'D)
Indah menggeleng.
INDAH
Akbar mengangguk.
Indah mengernyitkan dahinya.
INDAH (CONT'D)
Akbar menggelengkan kepalanya.
AKBAR
Indah berdecak kesal.
INDAH
AKBAR
Indah memutar bola matanya, benar-benar merasa kesal
INDAH
Akbar mengernyitkan dahinya.
INDAH (CONT'D)
Akbar menggigit bibir bagian bawahnya,gugup.
Insert: Akbar menyembunyikan lengannya yang mengepal di bawah meja.
INDAH (CONT'D)
Akbar diam, tak menjawab.
Indah menghela nafasnya, rasa marah, kesal dan khawatir bercampur di tubuhnya.
Indah menghela nafasnya, selanjutnya ia mengeluarkan ponsel miliknya.
Insert : sebuah video CCTV di putar. Menunjukkan Dharma yang tengah memukuli Akbar.
Akbar membelalakkan matanya, merasa malu karena Indah harus melihat hal ini.
INDAH (CONT'D)
Akbar masih diam dengan mata yang msih terpejam. Ia tak berani menatap mata Indah.
INDAH (CONT'D)
Indah meyakinkan Akbar.
Insert: lengan Indah mengusap-usap punggung lengannya.
Akbar menggeleng, bagian kepalanya terasa pusing.
INDAH (CONT'D)
AKBAR
INDAH
AKBAR
Akbar menjawab dengan kilatan matanya yang tajam.
Indah terperanjat, mendengar yang sangat mengejutkannya.
AKBAR (CONT'D)
(Memohon, terdengar melemas)
Akbar menundukkan kepalanya, seluruh kekepercayaan dirinya telah hilang.
Indah mengangguk, ia menyetujui permintaan yang di berikan Akbar.
Udara dingin menyeruak menusuk bagian kaki dan punggung Indah. Ia menghisap kembali kopi miliknya mencoba menghangatkan tubuhnya.
Insert: bayangan tubuh Baron terihat brdiri di samping minimarket yang berhadapan dengan kafe Indah.
INDAH
Akbar mengalihkan pandangannya dari Baron dan kembali melihat ke arah Indah.
INDAH (CONT'D)
Akbar mengangguk, ia beranjak dari tempatnya dengan lengan yang membawa cangkir kopi miliknya dan Indah.
INTERCUT
123. INT. LANTAI PERTAMA-RUANG UTAMA KAFE.NIGHT
Akbar menghentikan langkahnya di depan pintu.
Sudut bibir nya tersenyum menyadari ia bisa berada di tempat ini lagi.
Sebuah tempat yang asing namun membuatny sangat nyaman.
Insert: suara hp bergetar dari dalam saku celana Akbar.
Akbar menyadarinya, ia segera meletakkan cangkir kopi di atas meja.
AKBAR
Akbar berpamitan, kemudian ia kembali keluar.
Indah menatap punggung Akbar, yang terlihat dari balik jendela.sel
Selanjutnya, indah berjlan menuju dapur.
MONTAGE
124. INT. DAPUR-KAFE. NIGHT
Insert : pintu kulkas terbuka. Indah membungkukkan setengah badannya. Memeriksa setiap persediaan yang masih berada di kulkas untuk di olahnya.
Fx: suara seorang masuk.
Indah mengabaikannya.
Ia mengeluarkan beberapa barang dari kulkas. Mencoba memasak untuk makan malam. Meskipun malam sudah semakin larut.
Insert: Akbar menghentikan langkahnya tepat di samping Indah.
Lengannya mendorong pintu kulkas, menutupnya.
AKBAR
Indah mengangguk, mengiyakan.
Imembalikkan tubuhnya menghadap ke arah Akbar. Bagian punggung belakangnya menempel di bagian luar kulkas.
Akbar mencoba mengatur nafasnya.
Ndah menaikkan alisnya, menunggu kalimat yang akan di keluarkan Akbar.
AKBAR (CONT'D)
Bola mata Indah membelalak, kaget.
Akbar mengangguk-anggukkan kepalanya.
Indah terkekeh, ia mengeluarkan suara candaan.
INDAH
Akbar menundukkan kepalanya.
INDAH (CONT'D)
Indah terus mengulang-ulang pertanyaannya, lengannya meraih tubuh Akbar. Meminta pria itu, menjawab pertanyaannya.
AKBAR
(pelan)
Indah mengernyitkan dahinya.
INDAH
Akbar mendesah pelan, ia menengadahkan kepalanya. Merasa kesulitan dengan situasi yang tengah di hadapinya kali ini.
INDAH (CONT'D)
Insert: langkah kaki Akbar berjalan mundur.
Lalu, ia mengusap seluruh bagian wajahnya.
INDAH (CONT'D)
Bagian kaki Akbar terasa sangat lemas.
Ia kembali melangkah mundur, dan menyandarkan tubuh bagian bawahnya di meja bar.
INDAH (CONT'D)
Akbar membalas tatapan mata Indah.
INDAH (CONT'D)
Akbar memutar bola matanya, merasa kesal dengan perkataan yag di berikan Indah.
Insert: lengan Akbar mengepal sangat kuat hingga bergetar.
Ia juga tidak tahu kenapa ia mendapat perlakuan seperti itu dari ayah dan keluarganya.
AKBAR
(Menggerutu)
AKBAR (CONT'D)
Indah mengernyitkan dahinya, setelah mendengar tak masuk akal yang di ucapkan Akbar.
AKBAR (CONT'D)
INDAH
Akbar mengangguk yakin.
AKBAR
Indah menghela nafas kasar. Jawaban yang Akbar berikan terasa cambuk yang mengenai tubuhnya.
Ia benar tidak tahu apa-apa tentang hal yang ada di pikiran Akbar.
INDAH
Akbar diam, ia menundukkan kepalanya.
Indah berjalan menjauh dari Akbar.
AKBAR
(suasana hatinya berubah)
Indah mngerutkan dahinya.
AKBAR (CONT'D)
Indah membalikkan tubuhnya, menatap Akbar yang tengah berbicara.
Insert: Akbar duduk di pinggiran meja bar. Sorot matanya terlihat kosong.
AKBAR (CONT'D)
Akbar menghentikan ucapannya,ia tak bisa mengatakan lebih jauh tentang apa yang di rasakannya.
Indah melangkahkan kakinya menghampiri Akbar.
INDAH
AKBAR
INDAH
AKBAR
INDAH
Akbar menggelengkan kepalanya.
AKBAR
Indah kembali mengerutkan dahinya. Ia benar-benar merasa aneh dengan sikap Akbar.
INDAH
Akbar menggelengkan kepalanya, kedua lengannya berada di kepalanya. Memijat kecil bagian kepalanya yang terasa semakin puing dan berat.
Fx: suara nafas akbar yang tak karuan.
Indah memperhatikannya, melangkahkan kakinya perlahan mendekati Akbar. Merangkul tubuh pria itu ke dalam pelukannya.
INDAH
Akbar mengangguk, ia menanamkan dagunya di bahu Indah.
Keduanya bertahan di posisi itu untuk waktu yang cukup lama.
Akbar memejamkan matanya, sesuatu terlintas dalam pikirannya.
Insert: lengan Akbar melepas rangkulan yang di berikan Indah.
Indah mematung.
AKBAR
Akbar beranjak dari tempatnya.
INDAH
Akbar mengangguk, mengiyakan.
Fx : suara tamparan keras.
Insert : sorot mata Indah terlihat menyala setelah ia melayangkan sebuah tamparan di pipi Akbar.
Akbar menatap Indah, sudut bibirnya tersenyum.
AKBAR
Indah menggeleng, semakin tak mengerti.
Fx: suara tamparan dan pukulan yang berulang-ulang.
Insert: akbar menerima setiap pukulan yang mendarat di tubuhnya. Tanpa, perlawanan sedikit pun.
Indah mencoba mengatur nafasnya, lengannya mengepal kuat.
Selanjutnya, ia mengusap bagian wajahnya yang diikuti jari-jarinya yang merapihkan rambutnya.
INDAH
Indah meninggalkan Akbar di tempatnya.
DISSOLVE TO: