Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
48. INT. LANTAI SATU KAFE- RUANG UTAMA. NIGHT
Insert : Lengan Indah bergerak memutar tanda tutup, kafe.
Ia sengaja menutup kafenya lebih awal dari biasanya.
Tubuhnya terduduk di salah satu bangku kafe. Kepalanya, ia letakkan di meja dengan tangan sebagai bantalannya dan di tubuh bagian bawah terlihat kakinya yang mengayun-ayun.
Icha masuk dari pintu kafe, ia memperhatikan sahabatnya.
Insert : Icha meletakkan gelas berisi air teh di meja.
ICHA
Indah mengangguk,beranjak dari posisinya. Kedua lengannya bergerak mengambil gelas dan Perlahan ia hirup aroma teh yang keluar dari cangkir itu lalu meminumnya perlahan.
ICHA
Icha melanjutkan obrolannya dengan Indah yang terputus di sambungan telepon tadi.
INDAH
Insert : Kemudian tangannya meletakkan cangkir yang ia pegang meja, tak lama setelahnya ia menyandarkan tubuhnya ke kursi.
ICHA
Indah mengalihkan pandangannya ke setiap sudut kafe.
INDAH
ICHA
Insert : pintu kafe kembali terbuka.
Indah dan Icha menghentikan pembicaraannya. Lalu keduanya bergerak bersamaan melihat ke pintu masuk kafe.
Terlihat Dita dan Ajeng yang bergerak dari ambang pintu memasuki kafe dengan tangan yang masing-masing membawa tas belanjaan.
DITA
Dita berjalan menghampiri Indah,memberinya ucapan selamat dan sebuah pelukan.
Indah mengangguk lalu membalas pelukan Dita.
Fx : Suara pintu terbuka.
Langkah Akbar terhenti, tubuhnya terlihat berdiri di ambang pintu setelah melihat pemandangan yang ada di depannya.
Indah menatap Akbar yang memasuki pintu kafe.
Sementara Akbar mengalihkan pandangannya dari ke empat perempuan itu.
Fadly berdiri di dapur sembari menyiapkan barang yang akan di perlukan Indah bersama teman-temannya.
INDAH
Fadly berjalan keluar dari dapur dengan tangan yang membawa kompor portabel.
Akbar mengernyitkan keningnya melihat Fadly yang pergi meninggalkannya.
Beberapa menit kemudian Fadly kembali ke dapur, bergerak di sekitar Akbar mengeluarkan alat panggang kecil, enam buah mangkok dan gelas.
AKBAR
(Penasaran)
Fadly menghentikan aktivitasnya.
FADLY
Ia menjelaskan dengan pisau yang mengacung di lengannya.
Akbar bergerak menjauh, sambil menganggukkan kepalanya.
Fadly kembali melanjutkan aktifitasnya. Ia berjalan menuju Indah sambil membawa barang-barang yang sudah di tumpuknya.
Insert : Fadly mendorong satu meja menyatukannya dengan meja lain. Ia mengambil satu buah kursi dan bergabung dengan teman-temannya.
Ke lima orang itu terlihat mulai menata meja.
Fadly menyalakan kompor dan meletakkan alat panggang di atasnya, Ajeng membuka satu persatu barang belanjaan yang di bawanya, Indah lengannya terlihat sibuk memotong daging dan beberapa sayuran, Icha menata mangkok, piring beserta sendok dan garpu. Sementara Dita terlihat asyik mmengambadikan moment itu dengan ponselnha.
Sudut bibir Akbar terangkat, tersenyum. Melihat aktivitas yang dilakukan kelimanya.
INDAH
FADLY
Insert: Dita, Icha dan Ajeng melambaikan tangan mengajak Akbar bergabung
Akbar berjalan menghampiri mereka.
Ia duduk di bagian ujung meja di samping kirinya terdapat Indah dan Icha yang duduk berdampingan dan berhadapan dengan Dita dan Ajeng. Sedangkan Fadly, duduk berhadapan dengan kursi Akbar di ujung satunya.
Fx : suara desisan dari daging yang dipanggang.
Insert : Indah menambahkan saus kecap buatannya lengannha bedengan cepat membolak-balikan daging. Selanjutnya Indah mengangkatnya lalu membagikan ke setiap temannya satu persatu termasuk Akbar.
Mereka langsung melahapnya serentak. Berbeda dengan Indah yang terus memanggang.
Tangan kanan Akbar meraih kaleng minuman bersoda. Kemudian ia meletakkannya kembali di meja dekat Indah.
Tak lama setelahnya, Indah mengambil alih kaleng soda yang di berikan Akbar. Lalu membuka penutup minuman itu lalu memberikannya kembali kepada akbar.
Akbar meraih minumannya. Lalu menegaknya.
Dita memberi satu potong daging di mangkuk milik Akbar. Akbar mengambilnya lalu mencampurnya dengan nasi. Ia beranjak lalu memberikan satu sendok itu ke depan mulut Indah.
Dengan spontan Indah membuka mulutnya. Lalu melahap makanan yang Akbar berikan.
Fx : Suara batuk Fadly.
Kelima orang itu menatap ke arah keduanya.
Insert : Dita meletakkan sendok di atas piringnya. Diikuti dengan kedua temannya yang lain.
DITA
AJENG
Icha mengangguk, kemudian tersenyum ikut menggoda Indah.
INDAH
(Protes)
FADLY
Fx : suara tamparan
Insert: Icha langsung memukul pergelangan tangan Fadly, Memperingatkan.
Fadly menatap tajam kearah Icha.
ICHA
Fadly menggeleng
FADLY
Ia menjawab dengan sorot matanya meminta persetujuan dari Akbar.
Akbar mengangguk setuju.
INDAH
Indah kembali melanjutkan aktifitasnya, ia memanggang daging yang tersisa menikmatinya dengan bercengkerama bersama sahabatnya juga beberapa candaan yang keluar begitu saja. Membuat relakan tawa terdengar di seluruh ruangan.
ICHA
Indah menendang kaki Icha. Memperingatkan.
Icha melipat bibirnya, ia salah bicara. Apa yang di ucapakannya sama sekali tidak bermaksud menyinggung Akbar. Ia hanya penasaran tentang apa yang terjadi.
Akbar menundukkan pandangannya, merasa bersalah.
DITA
AJENG
Indah menghela nafasnya, lengannya bergerak menepuk bagian punggung lengan Akbar yang berada di bawah meja.
Merasakan sentuhan yang di berikan Indah, membuat bola mata Akbar membesar.
Akbar beranjak dari posisinya, ia berdiri tegap.
Indah mencoba melepaskan lengannya dari lengan Akbar, namun lengan besar pria itu menahannya. Membuat ia tertahan di posisi itu dalam waktu yang cukup lama.
INDAH
Akbar mendengar, ia melonggarkan genggaman tangannya.
AJENG
INDAH
DITA
Indah mengangguk mengiyakan.
DITA (CONT'D)
RS mana?
INDAH
Akbar tersentak, ia melepas genggaman lengannya dari Indah. Indah menoleh, menyadari reaksi Akbar.
AJENG
Indah menggeleng tak tahu.
AJENG (CONT'D)
Terus yang sama lo siapa?
INDAH
ICHA
Indah menunjuk dirinya sendiri.
AJENG, ICHA DAN DITA
(Serentak)
Indah mengangguk.
DITA
(Khawatir)
Akbar melipat bibirnya, menahan tawa yang berada dalam tubuhnya.
ICHA
Indah mengernyitkan dahinya melihat reaksi Akbar yang aneh, menurutnya.
INDAH
AJENG
ICHA
Dita menyandarkan tubuhnya di kursi. Sebuah ide terbersit di kepalanya.
DITA
INDAH
Kemudian yang lainnya ikut mengangguk.
DITA
Akbar menatap ke arah Indah, meminta psetujuan dengan sorot matanya yang berbinar.
Indah mengangguk mengiyakan.
Akbar ikut mengangguk, menyetujui teman-teman barunya.