Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
INTERCUT:
38. INT. LANTAI SATU KAFE- RUANG UTAMA. NIGHT
Indah duduk berhadapan dengan ayahnya. Lengannya bergerak, menegak air minum agar menghilangkan rasa gugupnya.
ATMA
Indah memutar bola matanya.
INDAH
ATMA
Indah membalasnya dengan sorotan matanya yang tajam.
ATMA
Indah menggeleng, dan beranjak dari tempatnya.
Atma ikut berdiri, menghentikan Indah.
Indah berbalik.
INDAH
Atma tersenyum, mendengar ucapan yang Indah berikan.
ATMA
INDAH
Ia menurunkan tubuhnya yang terasa lemas.
Atma melangkahkan kakinya berjalan menghampiri Indah.
Indah menggelengkan kepalanya, meminta Atma berhenti. Ia menutup sebagian wajahnya dengan kedua telapak lengannya.
Atma mendekatkan langkahnya
Indah menggerakkan tubuhnya, mencoba menjauh, matanya nanar, ia menggigit bibir bagian bawah dan mengatur nafasnya tersengal-sengal.
Atma tersenyum, tangannya menyentuh bahu Indah.
ATMA
Indah menggeleng, menolak permintaan ayahnya.
ATMA
**
39 EXT. BAGIAN BELAKANG BANGUNAN. NIGHT
Fx : suara isakkan tangis dari dalam
Akbar beranjak dari tempatnya, lengannya menyentuh gagang pintu.
FADLY
Akbar menghentikan langkahnya. Lalu pandangannya melihat tajam ke arah Fadly.
FADLY (CONT'D)
Akbar mengernyitkan dahinya.
AKBAR
Fadly beranjak dari tempatnya, mendekat ke arah Akbar.
FADLY
Fadly mengatur nafasnya.
FADLY
Akbar terdiam mendengar ucapan Fadly. Pikirannya kacau, sementara suara di dalam semakin riuh.
40. INT. LANTAI SATU-KAFE. NIGHT
Akbar berlari menghampiri Indah. Ia menyejajarkan tubuhnya, kemudian tangan kirinya merangkul Indah ke dalam pelukannya.
Indah mendorong tubuh Akbar.
Akbar menahannya, dengan satu tangannya ia berusaha meraih tubuh kecil Indah ke dalam pelukannya. Telapak tangannya terbuka, mengusap-usap punggung Indah.
-flashback-
07 November 1995
Dua puluh tahun lalu
41. INT. KAMAR- KEDIAMAN ATMA. DAY
YANTI
Ia membuka pintu lemari dengan cepat, lalu menyuruh indah memasuki lemari itu dan menutup rapat, lemari.
ATMA
Yanti terperanjat.
YANTI
Ia menghampiri Atma dengan Wajahnya terlihat pucat pasi, tubuhnya yang kecil terlihat bergetar.
ATMA
(Membentak)
Yanti menunduk tak berani menatap mata Atma.
ATMA (CONT'D)
Yanti menggeleng, kemudian perlahan langkahnya mundur menjauh dari Atma.
Atma bergerak cepat, ia menahan lengan Yanti kemudian menyeret tubuh kecil itu.
Fx : suara tamparan keras.
YANTI
(Merintih kesakitan)
Sebuah tamparan terus mendarat di pipi. Tubuh kecilnya terpelanting di tembok.
Indah melihatnya dari celah lemari. Ia memeluk kedua kakinya, dan menggigit ujung jari lengannya, sambil terisak.
Yanti, ibu Indah terlihat terlentang tak bergerak sama sekali.
Indah semakin ketakutan, Atma berjalan ke arahnya.
Terlihat genangan air di depan pintu tempat Indah bersembunyi.
Detak jantung Indah semakin berderu, nafasnya tersengal sengal. Tubuhnya mematung.
Fx : pintu lemari terbuka.
Atma tersenyum ke arahnya. Kemudian tangannya mencoba meraih tubuh kecil Indah.
INDAH
(Memberontak)
Atma membawa Indah dari tempat itu, membiarkan ibunya sendirian dengan darah yang masih mengalir berkat pukulan Atma.
-flashback off-.
42. INT. LANTAI SATU KAFE- RUANG UTAMA. NIGHT
Indah memberontak, sejak tadi ia terus memukul-mukul tubuh Akbar dan berusaha mendorongnya. Akbar mencoba menahannya, menerima setiap pukulan yang Indah berikan dan berusaha memeluknya lebih erat.
Perlahan pukulan Indah mulai melemah, beberapa detik kemudian perempuan itu kehilangan kesadarannya.
Akbar menurunkan pandangannya melihat kearah Indah. Kemudian pandangannya beralih menuju setiap sudut kafe, terlihat bagian kasir yang sudah berantakan.
Insert: pria paruh baya di luar jendela yang terlihat berjalan dengan tergesa gesa.
Fx: Suara pintu terbuka.
Insert : Fadly terdiam di ambang pintu, tubuhnya mematung melihat apa yang ada di depannya.
AKBAR
Fadly bergegas menghampiri Akbar.
AKBAR (CONT'D)
Fadly mengangguk kemudian mengambil alih tubuh Indah dan membawanya ke kamar Akbar.
Kurang dari lima menit FAdly kembali. KKeduanya duduk berhadapan di sebuah meja.
FADLY
AKBAR
FADLY
Akbar menaikkan alisnya, heran.
FADLY
Kepala Akbar menggeleng tak mengerti.
FADLY (CONT'D)
Aknar terdiam, terlihat jelas dari sorot matanya yang kebingungan dengan semua yang di ucapkan Fadly.
FADLY
Akbar mengangguk.
AKBAR
Fadly menghela nafasnya.
FADLY
Akbar mengangguk-anggukkan kepalanya. Mendengar ucapan yang FAdly berikan. Siluet indah kecil dan masa remajanya terlintas di kepala Akbar.
FADLY (CONT'D)
FADLY (CONT'D)
Helaan nafas lain keluar dari mulut Fadly Akbar mengernyitkan, dahinya.
FADLY (CONT'D)
FADLY (CONT'D)
Hening, Akbar tak bisa bereaksi apapun.
Insert: Akbar menatap lorong yang mengarah ke kamarnya.
AKBAR
Fadly tersenyum.
FADLY
Akbar menganggukkan, kepalanya.
Ia beranjak.
AKBAR
Lengannya menepuk bahu FAdly.
AKBAR (CONT'D)
FADLY
Kepalanya menoleh.
Insert: ruangan yang masih berantakan.
AKBAR
Fadly mengiyakan.
Insert: jarum jam yang menunjukkan pukul 23.00 Wib.
Fadly berjalan keluar dari dapur dengan slingbag yang melingkar di tubuh.
FADLY