Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
semesta
Suka
Favorit
Bagikan
8. INDAH

INTERCUT:

38. INT. LANTAI SATU KAFE- RUANG UTAMA. NIGHT

Indah duduk berhadapan dengan ayahnya. Lengannya bergerak, menegak air minum agar menghilangkan rasa gugupnya.

ATMA

Ayah dengar kamu putus sama Indra.

Indah memutar bola matanya.

INDAH

Indra yang bilang?

ATMA

Kamu tuh mau cari yang kaya gimana lagi si ndah. Dia kurang apa?
Harusnya kamu bersyukur masih ada yang mau sama kamu.

Indah membalasnya dengan sorotan matanya yang tajam.

ATMA

Dia lulus, langsung kerja di perusahaan ternama pula. Sedangkan kamu?
Masih terjebak di bangunan tua ini. Udahlah kita jual aja ya.

Indah menggeleng, dan beranjak dari tempatnya.

Atma ikut berdiri, menghentikan Indah.

Indah berbalik.

INDAH

Ayah perlu apa?

Atma tersenyum, mendengar ucapan yang Indah berikan.

ATMA

Berikan sertifikat tanah ini.

INDAH

Indah gak bisa yah
Rumah, mobil, tanah udah Indah kasih. Ayah mau apa lagi?

Ia menurunkan tubuhnya yang terasa lemas.

Atma melangkahkan kakinya berjalan menghampiri Indah.

Indah menggelengkan kepalanya, meminta Atma berhenti. Ia menutup sebagian wajahnya dengan kedua telapak lengannya.

Atma mendekatkan langkahnya

Indah menggerakkan tubuhnya, mencoba menjauh, matanya nanar, ia menggigit bibir bagian bawah dan mengatur nafasnya tersengal-sengal.

Atma tersenyum, tangannya menyentuh bahu Indah.

ATMA

Kembali hubungi Indra atau serahkan kafe ini.

Indah menggeleng, menolak permintaan ayahnya.

ATMA

Ok. Kita liat berapa lama lagi kamu bertahan di sini

**

39 EXT. BAGIAN BELAKANG BANGUNAN. NIGHT

Fx : suara isakkan tangis dari dalam

Akbar beranjak dari tempatnya, lengannya menyentuh gagang pintu.

FADLY

Berhenti

Akbar menghentikan langkahnya. Lalu pandangannya melihat tajam ke arah Fadly.

FADLY (CONT'D)

Biar in, ini udah biasa

Akbar mengernyitkan dahinya.

AKBAR

Udah biasa, tapi lo tetap diam aja?

Fadly beranjak dari tempatnya, mendekat ke arah Akbar.

FADLY

Terus, gue harus ngapain?
Lo pikir dengan cara lo bantuin dia sekarang. Dia bakal berterima kasih sama lo?.

Fadly mengatur nafasnya.

FADLY

Ngga mas, yang ada dia malu

Akbar terdiam mendengar ucapan Fadly. Pikirannya kacau, sementara suara di dalam semakin riuh.

40. INT. LANTAI SATU-KAFE. NIGHT

Akbar berlari menghampiri Indah. Ia menyejajarkan tubuhnya, kemudian tangan kirinya merangkul Indah ke dalam pelukannya.

Indah mendorong tubuh Akbar.

Akbar menahannya, dengan satu tangannya ia berusaha meraih tubuh kecil Indah ke dalam pelukannya. Telapak tangannya terbuka, mengusap-usap punggung Indah.

-flashback-

07 November 1995

Dua puluh tahun lalu

41. INT. KAMAR- KEDIAMAN ATMA. DAY

YANTI

Kamu tunggu di sini ya nak, jangan keluar sampai ibu panggil

Ia membuka pintu lemari dengan cepat, lalu menyuruh indah memasuki lemari itu dan menutup rapat, lemari.

ATMA

Yanti, Yanti

Yanti terperanjat.

YANTI

Iya mas

Ia menghampiri Atma dengan Wajahnya terlihat pucat pasi, tubuhnya yang kecil terlihat bergetar.

ATMA

(Membentak)

Dari mana aja.

Yanti menunduk tak berani menatap mata Atma.

ATMA (CONT'D)

Dimana uangnya?

Yanti menggeleng, kemudian perlahan langkahnya mundur menjauh dari Atma.

Atma bergerak cepat, ia menahan lengan Yanti kemudian menyeret tubuh kecil itu.

Fx : suara tamparan keras.

YANTI

(Merintih kesakitan)

Aww

Sebuah tamparan terus mendarat di pipi. Tubuh kecilnya terpelanting di tembok.

Indah melihatnya dari celah lemari. Ia memeluk kedua kakinya, dan menggigit ujung jari lengannya, sambil terisak.

Yanti, ibu Indah terlihat terlentang tak bergerak sama sekali.

Indah semakin ketakutan, Atma berjalan ke arahnya.

Terlihat genangan air di depan pintu tempat Indah bersembunyi.

Detak jantung Indah semakin berderu, nafasnya tersengal sengal. Tubuhnya mematung.

Fx : pintu lemari terbuka.

Atma tersenyum ke arahnya. Kemudian tangannya mencoba meraih tubuh kecil Indah.

INDAH

(Memberontak)

Jangan, ngga mau!


Atma membawa Indah dari tempat itu, membiarkan ibunya sendirian dengan darah yang masih mengalir berkat pukulan Atma.

-flashback off-.

42. INT. LANTAI SATU KAFE- RUANG UTAMA. NIGHT

Indah memberontak, sejak tadi ia terus memukul-mukul tubuh Akbar dan berusaha mendorongnya. Akbar mencoba menahannya, menerima setiap pukulan yang Indah berikan dan berusaha memeluknya lebih erat.

Perlahan pukulan Indah mulai melemah, beberapa detik kemudian perempuan itu kehilangan kesadarannya.

Akbar menurunkan pandangannya melihat kearah Indah. Kemudian pandangannya beralih menuju setiap sudut kafe, terlihat bagian kasir yang sudah berantakan.

Insert: pria paruh baya di luar jendela yang terlihat berjalan dengan tergesa gesa.

Fx: Suara pintu terbuka.

Insert : Fadly terdiam di ambang pintu, tubuhnya mematung melihat apa yang ada di depannya.

AKBAR

Cepat kesini

Fadly bergegas menghampiri Akbar.

AKBAR (CONT'D)

Tolong, bawa Indah ke kamar

Fadly mengangguk kemudian mengambil alih tubuh Indah dan membawanya ke kamar Akbar.

Kurang dari lima menit FAdly kembali. KKeduanya duduk berhadapan di sebuah meja.

FADLY

Soal yang tadi. Saya minta maaf mas

AKBAR

Saya juga

FADLY

Saya pikir kejadiannya ga bakal kacau kaya gini. Biasanya mereka cuma ngobrol, Indah kasih uang, udah beres!

Akbar menaikkan alisnya, heran.

FADLY

Tiap bulan mas, semua kejadian ini selalu berulang

Kepala Akbar menggeleng tak mengerti.

FADLY (CONT'D)

Mbak Indah hebat, meski dia udah dibuang. Dia tetap kasih uang bulanan buat ayahnya

Aknar terdiam, terlihat jelas dari sorot matanya yang kebingungan dengan semua yang di ucapkan Fadly.

FADLY

Mas Akbar ngga tahu?

Akbar mengangguk.

AKBAR

Lanjutin fad

Fadly menghela nafasnya.

FADLY

Setelah pemakaman ibunya, pak Atma ayah Indah. Ngirim dia ke salah satu panti asuhan.
Dia tinggal disana sampai lulus SMP. Keadaan panti saat itu ngga baik-baik saja.
Hingga akhirnya, mbak Indah mutusin untuk keluar dan coba kerja serabutan.
Salah satunya di tempat bu Mia, pemilik toko nasi padang di jl.riau.
Karena Indah masih di bawah umur, bu Mimutusin buat jadi walinya dan memberikan ijin agar mbak Indah bisa melanjutkan tingkat sma nya.

Akbar mengangguk-anggukkan kepalanya. Mendengar ucapan yang FAdly berikan. Siluet indah kecil dan masa remajanya terlintas di kepala Akbar.

FADLY (CONT'D)

Setelah masa Smanya berakhir. Mbak Indah mendapat beasiswa hingga bisa melanjutkan pendidikannya ke tingkat yang lebih tinggi. Selain itu pula salah satu tetangganya dulu mmenyampaikan amanat yang di titipkan ibunya.

FADLY (CONT'D)

Ya, salah satu nya ini. Keluarga Ibunya, bercukupan. Makanya dia bisa menyimpan semua ini untuk masa depan mbak Indah.

Helaan nafas lain keluar dari mulut Fadly Akbar mengernyitkan, dahinya.

FADLY (CONT'D)

Bukan cuman ini. Masih banyak hal lain yang ia siapkan. Namun, berita itu terdengar oleh pak Atma.

FADLY (CONT'D)

Mbak Indah udah ngasih semuanya, tapi itu belum cukup mas, makanya dia masih kesini.

Hening, Akbar tak bisa bereaksi apapun.

Insert: Akbar menatap lorong yang mengarah ke kamarnya.

AKBAR

Tapi, kok lo bisa tahu semuanya?

Fadly tersenyum.

FADLY

Saya adik kelasnya Mbak Indah. Kita beda tiga tahun. Tapi, lingkar pertemanan kita cukup dekat.

Akbar menganggukkan, kepalanya.

Ia beranjak.

AKBAR

Thanks ya Fad.

Lengannya menepuk bahu FAdly.

AKBAR (CONT'D)

Sekarang, lo pulang aja!

FADLY

Tapi, mas?

Kepalanya menoleh.

Insert: ruangan yang masih berantakan.

AKBAR

Gapapa, biar gue aja.

Fadly mengiyakan.

Insert: jarum jam yang menunjukkan pukul 23.00 Wib.

Fadly berjalan keluar dari dapur dengan slingbag yang melingkar di tubuh.

FADLY

Mari, mas!


Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar