Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
semesta
Suka
Favorit
Bagikan
10. Twice

46. INT. LANTAI SATU-RUANG UTAMA KAFE. DAY

Pukul 17.00

Fx : Suara pintu terbuka.

Insert: Sepasang kaki terhenti, di ambang pintu.

Kepala akbar bergerak menatap Indah yang terus berlalu lalang di hadapannya.

Suasana kafe terasa ramai berbeda dari sebelumnya.

Akbar melanjutkan langkahnya, berjalan menuju dapur.

Insert : Lengannya meraih satu cangkir gelas dan menuangkan air ke dalamnya.

Ia menegak habis air di dalam gelas.

Pandangannya terhenti, tatkala melihat kehadiran Dhea.

Dhea muncul dari belakang.

Kedua mata mereka bertemu di satu titik.

Dengan cepat Akbar mengalihkan pandangannya, berbalik. Lengannya meraih celemek dan memasangnya di tubuhnya.

AKBAR

Maaf, tolong bantu

Indah mengangguk, lalu meraih tali celemek yang menggantung lalu mengikatkannya di badan Akbar.

Dhea masih terdiam di tempatnya, ia memperhatikan perlakuan Indah terhadap Akbar, begitu pun sebaliknya.

Melihat hal itu membuat Dhea kembali ke mejanya.

Tiga puluh menit berlalu.

Insert: Dhea melambaikan lengannya, memanggil Indah.

Langkah Indah berjalan menghampiri Dhea di mejanya. Ia ikut duduk berhadapan dengan Dhea. Lengan Indah terlihat meremas bajunya, gugup.

Akbar memperhatikan keduanya dari jauh.

Ia memejamkan matanya, kemudian mengeluarkan desahan nafas dengan keras. Sorot matanya masih memperhatikan kedua perempuan itu. Keduanya terlihat membicarakan hal yang sangat serius.

Itu, yang bisa di lihat Akbar dari sudut pandangnya.

Lengannya kembali bergerak merapikan topi yang terpasang di kepalanya.

FADLY

Kenapa?

Insert: lengan Fadly menepuk bahu Akbar, menyadarkannya yang tengah melamun.

Akbar menggelengkan kepalanya.

AKBAR

Gue keluar dulu yah

47. EXT. BAGIAN BELAKANG BANGUNAN. NIGHT

Akbar menghela nafasnya berulang kali, rasa amarahnya tiba-tiba muncul.

Insert : Pemantik api menyala, membakar vbagian ujung rokok yang Akbar keluarkan. Tak lama setelahnya, mengeluarkan asap yang menyentuh langit-langit.

DHEA

Santai aja lagi, bar.

Akbar menatap, terlihat Dhea yang sudah berdiri di depannya.

Ia kembali menghisap rokoknya. Beranjak dari tempatnya. Lalu membuang rokok itu di tanah.

Ia menatap tajam ke arah Dhea.

AKBAR

Bawa mobil?

Dhea mengangguk.

AKBAR

Kita bicara di mobil aja.

Ia mengiyakan permintaan Akbar, Lalu membawanya ke dalam mobil

48. INT. MOBIL. NIGHT

Keduanya duduk di bangku penumpang mobil sedan berwarna putih itu. Akbar menatap ke arah jendela mobil.

DHEA

Kamu baik-baik aja kan? Kita pulang ya. Kamu, ikut kakak.

AKBAR

(Berdecak kesal)

Aishh

DHEA

Kenapa?
Ada yang sakit?

Insert : lengannya berusaha memeriksa kepala Akbar, lengan kanan Akbar bergerak lebih cepat menghindari lengan Dhea yang mencoba menyentuhnya.

DHEA

Kita pulang ya, kita ke rumah kakak.

Sudut bibir Akbar terangkat.

AKBAR

Kakak?

Akbar memejamkan matanya.

Dhea menganggukkan kepalanya, mengiyakan.

Seperkian detik kemudian Akbar memalingkan wajahnya menatap ke arah luar, menyembunyikan rasa kesalnya.

AKBAR

(Kesal)

Kenapa? kenapa baru sekarang? Dari kemarin ke mana aja?
Waktu gue di rumah sakit, loe dimana? Ngga aada kan?

Ia menghela nafasnya, rasa amarah semakin menumpuk.

AKBAR (CONT'D)

(Menggerutu)

Padahal itu rumah sakit tempat lo kerja kan.
Emang susah ya, lihat adiknya lima menit aja?
Atau paling ngga lo bisa kan jadi wali gue, bukan orang lain!

Dhea terdiam.

AKBAR (CONT'D)

Kenapa? Lo takut ketahuan?

Akbar kembali mengalihkan pandangannya keluar jendela.

Dhea memejamkan matanya, menerima setiap cercaan yang Akbar keluarkan.

DHEA

Terus. Lo mau tetap di sini?

Ucap Dhea, setelah keheningan menghampiri keduanya.

Akbar terdiam tak menjawab.

Insert : lengan Akbar mengepal.

DHEA (CONT'D)

Mau terus bergantung sama cewek itu?

Akbar menggeleng, menjawab pertanyaan yang Dhea ajukan.

DHEA (CONT'D)

Lo tahu apa yang dia laku in. Buat nyelamatin lo?

Ia menggeleng, mulutnya tidak mengeluarkan sepatah kata pun. Akbar tidak mengetahui apapun tentang Indah.

Dhea tersenyum sinis.

DHEA (CONT'D)

Bar, dunia ini ga selamanya berputar terus sama lo. Berhenti egois, Pikir in orang-orang di sekitar lo sekarang. Apa mereka baik-baik aja dengan kehadiran lo?

Selanjutnya, Dhea menghela nafasnya. Kepalanya menatap ke arah kafe.

Insert : sebuah bangunan dua lantai terlihat begitu ramai. Di bagian lantai satu terlihat beberapa orang yang tengah bercengkerama. Sementara di lantai dua hanya terlihat cahaya yang perlahan meredup.

DHEA (CONT'D)

Indah, Dia salah satu mahasiswa yang gue pegang. Demi lo, dia nunda studynya.

Sesuatu terasa menghantam hatinya, membuat akbar terdiam dan tak bisa mengatakan apa-apa.

Kepalanya menoleh, menatap ke arah Dhea dengan tatapan yang satu.


AKBAR

(Suaranya bergetar)

Terus lo mau gue gimana?

DHEA

Pulang, balik ke Australia.

AKBAR

Ga bisa

DHEA

Kenapa? Mau apa lagi disini?

Akbar diam tak menjawab, matanya hanya menatap ke arah kafe.

DHEA (CONT'D)

Buat apa disini? Lo udah pergi selama enam tahun terus sekarang ngapain balik lagi?

AKBAR

Gue, cuma mau ketemu ibu. Udah,itu aja.

Dhea menghela nafasnya

DHEA

(Suaranya bergetar)

Bar,
Ibu udah ngga ada.
Lo tahu kan? Hari kedatangan lo bertepatan sama hari apa?

Akbar membelalakkan matanya, tak percaya dengan ucapan yang Dhea berikan.

AKBAR

Wah
Kayanya, emang seharusnya kita gak ketemu.


Dhea mengernyitkan dahinya, dengan sorot matanya ia bertanya maksud ucapan yang diberikan Akbar.

AKBAR (CONT'D)

Masih belum ngerti juga?

Akbar menghela nafasnya, mencoba bersikap tenang.

AKBAR (CONT'D)

Gue ngga nyangka, kalau lo bakal berpikiran kaya gini.

Dhea menatap, heran.

AKBAR (CONT'D)

Iya, pikiran lo sama orang lain tuh ngga ada bedanya. Sama aja.

Dhea memiringkan kepalanya sambil terus menyimakucapan Akbar.

AKBAR (CONT'D)

(Nada suaranya semakin tinggi)

Ibu meninggal gara-gara gue? Sama kaya Ravi dulu.
Itu kan maksud ucapan lo tadi?

Dhea menggelengkan kepalanya.

DHEA

Jaga ya, ucapan lo!

AKBAR

Bukannya, harusnya lo ya?! Yang jaga pikiran lo biar ga terus berpikir negatif tentang gue!

Dhea berdecak kesal.

DHEA

Dengar ya bar,gue ngga pernah sama sekali, bahas itu!. Lo yang mulai.

AKBAR

Iya emang lo ngga mulai. Tapi semua yang lo ucapin ngarah nya kesana.
Seolah-olah semua hal buruk yang terjadi itu karena gue!
Dan sekarang lo minta gue pergi? Kenapa? Lo takut bakal ngalamin hal yang buruk juga?

Insert: Tatapan mata Akbar berubah emosi yang berapi-api muncul dari dalam tubunnya.

Fx : suara isakkan tangis mengisi

Insert: kedua lengan Dhea menutupi sebagian wajahnya.

Akbar diam tak melakukan apa-apa.

AKBAR (CONT'D)

Berhenti Dhe, gue muak sama sikap lo!

Untuk pertama kalinya Akbar memanggil namanya. Apa yang Akbar katakan, melukai hatinya.

Ia terus mencoba menahan rasa tangis yang terus meluap, hal itu membuat dadanya terasa semakin sesak.

AKBAR (CONT'D)

Berhenti!

Kembali memberi peringatan.

AKBAR (CONT'D)

Kenapa menangis? Apa itu terasa menyakitkan?

Dhea mengangguk kecil.

AKBAR (CONT'D)

Terus gue gimana? Semua hal yang kalian lakukan ke gue itu jauh lebih buruk Dhea.

Dhea kembali mengangguk setuju, ia menyandarkan kepalanya di bagian setir mobil. Wajahnya mengalihkan pandangannya ke arah jendela.

AKBAR (CONT'D)

Jadi, berhenti menangis. Gue ngga mau ada orang yang salah paham.

Tak ada jawaban lain yang dikeluarkan Dhea, ia hanya bertahan di posisinya.

Di dalam kepalanya banyak sekali pertanyaan yang hadir menyapa. Mengapa Akbar bersikap seperti ini? Semua yang ia ucapkan hanya semakin menyakiti Dhea? Apakah dia tidak bisa bersikap baik di hari pertama keduanya bertemu?

Akbar memikirkan hal lain. Malam ini, semua pertahanannya roboh. Kakak yang begitu ia kagumi bahkan banggakan menorehkan luka yang sangat besar di dalam hatinya. Membuat pikirannya dan pandangannya terhadap wanita itu berubah total.

AKBAR (CONT'D)

Gue pergi!

Akbar beranjak dari tempatnya.

Insert: lengan Dhea memegang pergelangan tangan Akbar, menahannya.

Kemudian, Dhea ikut beranjak menyandarkan tubuhnya di jok mobil.

DHEA

Maaf

Akbar menghentikan Aktifitasnya, ia kembali menutup pintu mobil.

DHEA (CONT'D)

Kakak ngga tahu, kalau selama ini kamu kesulitan.

Akbar bersikap acuh.

DHEA (CONT'D)

Kakak pikir disana kamu hidup dengan baik. Makanya, kakak pengen kamu balik lagi kesana.

DHEA (CONT'D)

(Menekankan nada suaranya)

Kakak ngga mau ayah tahu soal ini. Kakak ngga suka liat ayah perlakuin kamu!

Akbar menganggukkan kepalanya, setuju.

Lengan Dhea bergerak mengeluarkan sebuah pena dan kertas.

DHEA (CONT'D)

Kalau kamu udah berubah pikiran, datang kesini ya!

Menempelkan kertas di Lengan Akbar.

CUT TO BLACK:


Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar