Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
--Beberapa minggu kemudian—
SCENE
109. INT- SEBUAH AULA PUBLISHING HOUSE- PAGI
Ruang konferensi pers.
Mild duduk di depan, dengan pakaian casual.
Mild didampingi oleh bagian publishing.
Ia sedang berbicara.
Tampak beberapa wartawan sedang mengambil video.
Terdapat tulisan di banner BEST SELLER NOVEL: ‘KU KISAHKAN TENTANGMU PADA REMBULAN-WINTER-
Tampak Ryu ada di depan. Ia duduk di samping Edgar dan Retno yang berada di kursi roda.
Lintang memasuki ruangan dengan seorang wanita.
Mild:
Saya sangat berterimakasih pada sahabat-sahabat saya, Ryu, Edgar dan Lintang yang bawa Salsha kesini. Ayok kita ciee in.
Dan Daisy yang katanya mau kesini tapi nggak kesini.
Penonton tertawa. Ia melihat ke arah Lintang.
Penonton Wanita #1
(berbisik dengan Penonton #2)
Hey, tabah sekali Winter.
Kalau gue jadi dia, bakal gue rusak mukanya si Salsha itu. Ah dasar artis nggak punya bakat.
Penonton Wanita #2:
(berbisik)
Gimana nggak tabah, noh gantinya kayak pangeran.
Itu yang di depan.
Salsha menoleh ke dua penonton itu.
Penonton kembali duduk normal.
Mild:
Dan untuk rindu yang tak direstui semesta.
Tenanglah, diri yang tengah merindu ini tetap meretas ruang hati untukmu bersarang.
Flash kamera menyinari wajah Mild.
Penonton Laki-Laki #1:
(berteriak)
Winter, apakah ini kisah nyatamu?
Apakah Alicia dari tahun 2020 itu kamu?
Dan apakah Itsuki adalah salah satu dari teman priamu itu?
Wartawan #1:
(menoleh ke arah penonton laki-laki)
Hey, Anda tidak diijinkan bertanya!
Mild:
Eh, tidak apa-apa. Biar saya jawab.
Alicia adalah gambaran rindu yang tak tercapai, gambaran cerita yang berakhir sebelum dimulai, dan gambaran pejuang cinta bertepuk sebelah tangan. Gambaran pengoyak tabir penghalang apapun itu.
Itsuki. Itsuki adalah sosok semu, sosok yang tak dapat terwakilkan oleh egosentris diri berkedok cinta
Sosok cinta tak bersyarat yang harus dibayar mahal dengan beratnya beban rindu.
Ryu tampak bengong.
/pre memory/
Acara pemberian tandatangan.
Penonton telah selesai. Sudah pulang satu persatu.
Hanya tinggal Ryu, Edgar, Lintang, dan Salsha berkumpul di belakang.
Mild berjalan menyusul ke belakang.
Ryu memberikan sebuket besar bunga pada Mild.
Ryu:
Akan selalu ada penggemar pertama dan setiamu ini. Terimalah ini, dari Ryu. Penggemar pertama dan setiamu.
Wajah Mild tampak merah.
Ryu:
Jangan harap kanebo kering sepertiku dapat berpuisi sepertimu.
Tapi yang jelas bagaimanapun kamu, aku akan tetap jadi penggemarmu.
Selamat untuk novel best seller keduamu, Winter yang baru menampakkan diri.
Edgar:
Buset berat, aku sih nggak bisa ngasih apa-apa. Cuma bisa jual saham Wordbeat dengan harga murah khusus untuk Winter.
Mild:
Serius?
Edgar:
Serius. Nyatanya Wordbeat nggak bisa gerak tanpa kamu. Gabung lagi ya, please. Loe juga Ryu. Jangan cengar-cengir doang!
Ryu tampak cengar-cengir merangkul bahu Mild.
Ryu:
Tapi remote aja ya, aku punya pekerjaan di Scotland!
Mild
SOMBONG!!
Terlihat Lintang yang merangkul Salsha.
Salsha tampak sedikit jengah.
Lintang:
Jadi kalian beneran udah jadian?
Ryu:
Sedikit lagi. Itupun kalau orang ini mau.
Mild tampak kaget. Ia memukul bahu Ryu.
Mild:
Males sama pakboy kanebo kering.
(beat)
Eh gimana dengan kalian. Nikah kapan?
Inget ya Tang, kamu lebih tua lima tahun dari aku.
Jadi kamu harus lebih dulu.
Anyway Salsha, kamu cantik banget.
Salsha tampak semakin jengah. Lalu mereka pamit pulang.
Salsha dan Lintang keluar
Edgar mendekati Mild, ia menoyor kepala Mild dengan jari.
Edgar:
Goblok.
Ryu tertawa.
Mild:
Lha apanya yang goblok. Aku Cuma tanya kapan nikah kok.
Sebenernya sengaja sih, males lihat ceweknya. Daritadi cemberut terus. Kayak nggak iklas kesini.
Ryu:
Iyalah, gimana nggak coba. Datang ke fansign nya mantannya pacarnya hahaha.
Salsha kalah saing sama calon istriku ini.
Mild mendorong Ryu.
Edgar menoyor kepala Ryu.
Ryu:
Tenang, aku belum akan cium kamu kaya Itsuki hahaha.
Aku udah ngrasain dicium sama kamu lewat Itsuki kok.
Mild:
Dasar pakboy.
Mild menginjak kaki Ryu.
Mild:
(menoleh ke belakang)
By the way, dimana Daisy?
Edgar:
Putri halu itu?
Dia katanya lagi jemput Oppa-nya.
Mild:
HEH? Boyband mana lagi?
DAISY MEMASUKI RUANGAN DENGAN SEORANG PRIA KOREA.
Daisy mengapit tangan pria Korea itu. Berjalan dengan slow motion.
Mild, Ryu, dan Edgar tampak bengong.
Daisy:
Maaf maaf, acara sudah selesai ya?
Selamat ya, Mild.
Daisy menjabat tangan Mild yang bengong.
Edgar dan Ryu masih bengong.
Daisy:
Oh ya, ini oppa-ku. Namanya Woo Sang Cheol.
Mild, Ryu, dan Edgar masih bengong.
Woo Sang Cheol mengarahkan tangannya pada Mild yang bengong.
Woo Sang Cheol:
Woo Sang Cheol Imnida.
(bergumam)
Umm, yeppeossoe.
Mild sudah tidak bengong.
Namun seperti setengah sadar.
Mild:
Sawadee-kha Mahira na kha.
Edgar:
Thailand kui ndes.
By the way, tenanan kui ndue pacar wong Korea.
Ndi ganteng banget koyo BTS.
Mild:
Emang ngerti BTS kowe, Ed?
Edgar:
(berbisik)
Ora. Kowe ngerti?
Mild:
(menggeleng)
Lha aku ngertine Lee Min Hoo ro Kim Soo Hyun. Edan bojone Daisy lheh ganteng tenan.
Ryu menahan tawa.
Woo Sang Cheol menyalami Ryu.
Ryu berbicara Bahasa Korea dengan Woo Sang Cheol.
Mild:
Ed, kok aku mumet.
Semua orang kecuali Woo Sang Cheol tertawa.
Woo Sang Cheol menggaruk kepalanya
/fade out/
CUT TO:
110. INT-SEBUAH MUSEUM LUAR NEGERI-SIANG (ending Scene)
/fade in/
--beberapa bulan kemudian--
Mild tampak berjalan sendiri.
Ia membawa gelas kopi.
Banyak pengunjung di museum tersebut.
Musum terdiri dari lukisan-lukisan, dan dibawahnya barang-barang antic seperti papan tulis mini dan lain-lain.
Museum tampak terang.
Mild terus berjalan sambil meminum kopi.
Ia sampai pada ruangan dimana ada sketsa wajah yang hampir mirip foto dengan Mild, Itsuki, Karinah, dan Sutanto di studio foto.
Dibawahnya ada mesin ketik di atas meja kaca.
Di sampingnya ada bingkai sketsa wajah Mild yang dulu dibuat oleh Itsuki.
Ada juga bingkai tulisan-tulisan pertama Mild di tahun 1942.
Di bawah bingkai tulisan-tulisan itu terdapat tulisan.
---No name-Another Side of Japanese-Indonesian Literature---
Mild tampak menangis terisak. Berlutut di depan lukisan tersebut.
Voice Over Mild:
Maafkan aku, aku tak bisa melindungi kalian.
Maafkan aku, aku hidup senang disini, diatas pengorbanan kalian.
Kerumunan orang berusaha menolong Mild.
RYU MEMASUKI RUANGAN.
Ryu menyibak kerumunan, membimbing Mild berdiri.
Kerumunan bubar.
Voice Over Mild:
Itsuki, maafkan aku yang mulai mencintai Ryu.
Maafkan aku yang mengkhianatimu, Itsuki?
Maafkan aku yang tak tahan menahan rinduku pada kalian.
Namun sekuat apa aku menahan, rindu itu tetap keluar.
Ryu merangkul Mild.
Mild menangis di pelukan Ryu.
Ryu:
(berbisik)
Aku tahu apa yang kamu rasakan.
Nangis aja, nggak masalah. Aku tak apa kalau kamu masih sayang dengannya.
Aku tahu memori ini.
Mild mengusap airmatanya
Mild:
Ryu, dia bukan untukku. Sementara kamu, mungkin memang untukku.
Aku janji, Ryu.
Aku janji nggak akan memacu memori ini lagi. Aku janji this is my one last cry
Benar kata Edgar, aku terlalu cengeng.
Ryu:
Udah ah udah.
Ryu mengacak rambut Mild.
Mild tersenyum lalu pergi.
TAMPAK ITSUKI, KARINAH, DAN SUTANTO SALING MERANGKUL DI SAMPING MESIN KETIK ITU.
Karinah:
Lihatlah, dia bahagia dengan cucu buyut Wirasti.
Pantas dia melupakan kalian, pria itu seperti pangeran.
Itsuki tersenyum.
Itsuki:
Mild, aku sesederhana kau senyum, akupun juga senyum. Meski senyum itu membuatmu melupakanku.
/fade out/