Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
SCENE
62. INT-SEBUAH RUANGAN-SIANG
Ruangan yang sama dengan ruangan di scene saat Mild pingsan.
Terlihat Karinah sedang tiduran sambil membaca buku. Sementara Mild sedang berada di depan mesin ketik, disampingnya ada tumpukan kertas dan kalkulator.
Tampak piringan hitam berputar.
Terdengar lagu jazz barat mengiringi mereka.
Karinah:
Aku lihat kau semakin membingungkan.
Akan kau apakan laporan itu, dan bubuk teh hijau itu? Untuk apa?
Kau membeli banyak bahan makanan aneh, apa kau mau meracuni kami?
Mild menyeringai tanpa menoleh.
Tapi ia lalu menoleh, meletakkan telunjuknya di depan bibir.
Mild:
Ssssst… Aku hanya ingin menyelesaikan ‘tugasku’ disini. Dan segera pulang.
Ia terus mengetik
63. EXT- TERAS SAYAP KANAN PRINCE ARTHUR-DAY-SORE
Tampak Itsuki yang sedang menulis sesuatu di buku.
Ia duduk di bangku kayu dengan meja bundar bertaplakkan batik.
Tampak dua wanita yang lewat memandang ke arah Itsuki.
Itsuki menyapa dengan tersenyum. Para wanita itu tersenyum malu.
Namun wanita-wanita itu tak kunjung pergi.
Ada wanita lain yang lewat, melayangkan flyin kiss kepada Itsuki.
Itsuki menyapa mereka dengan tersenyum.
MASUK MILD YANG MEMBAWA DUA CANGKIR MATCHA LATTE DAN BROWNIES.
Mild menoleh ke arah wanita yang menggoda Itsuki.
Mild mengecup singkat pucuk rambut Itsuki.
Wanita itu lalu pergi dengan wajah yang sebal.
Mild menurunkan matcha latte. Itsuki meminumnya.
Mild:
Bahagia kamu disukai banyak wanita, hah? Kamu nggak focus memerdekakan negeri ini, kamu Cuma pingin mengencani perempuan-perempuan itu.
Itsuki tampak tak mengindahkan omongan Mild.
Itsuki memakan brownies dan meminum matcha latte.
Itsuki:
Kau sungguh berasal dari masa depan? Aku tak pernah merasakan makanan ini. Bahkan di Jepang dan Eropa.
Mild:
Aku pikir kalian sudah percaya.
Aku akan coba membuat makanan seperti ini untuk menaikkan pamor kedaimu. Serta menarik para Jepang dan ningrat itu untuk menginvestasikan dananya.
Jadi kau tidak perlu bersusah-susah menggunakan uang pribadimu untuk periode berikutnya.
Mereka akan ku beri rumus bodong untuk investasi ini sehingga sebagian porsi mereka juga untukmu.
Ia terlihat mencoret-coret kertas.
Mild:
Aku akan merekayasa metode pencatatan pembelian. Jadi aku akan menggunakan harga bahan paling murah, keuntungan akan lebih baik di laporan. Konsisten dari awal hingga akhir periode.
Kalau pada jamanku istilahnya adalah Last in first out dengan sedikit rekayasa. Plis, jangan emosi dulu itu hanya laporan untuk investor dan para antek-antek Hirai.
Mild memasuki ruangan, lalu mengambil kertas laporan keuangan yang sudah ia rekayasa. Ia juga membawa naskah propaganda yang ia ketik.
Mild:
Aku membuat beberapa investor palsu. Aku membuat laporan ini menjadi tiga jenis.
Pertama laporan laba rugi, laporan perubahan modal, dan yang terakhir neraca.
Pada laporan perubahan modal ini akan ketahuan bagaimana caranya kita membagikan modal dan dialokasikan untuk apa modal ini.
Aku membuat modal berbentuk saham. Ada 4 investor yang masing-masing memiliki 10% saham…
Itsuki menyela omongan Mild. Ia tersenyum lebar dengan mulut yang tertutup.
Itsuki:
Berhenti! Aku tidak paham dengan apapun yang kau bicarakan. Aku yakin Hirai juga.
Buatlah mereka menginvestasikan dananya pada kami.
Mild balik tersenyum sinis. Ia tertawa.
Mild:
Aku lupa kalau kau 80 tahun lebih tua dariku hahaha
Pokoknya intinya aku melakukan ini karena laporanmu ngetarani banget ya.
Supaya mereka tidak curiga dan setidaknya ada Jepang juga yang menginvestasikan dananya disini.
Tenang saja, masih akan ada investor-investor bodong ini. Tidak akan bisa dilacak di jaman edan seperti sekarang.
Mild menunjukkan naskahnya ke Itsuki. Beberapa lembar kertas. Bagian depannya tertulis REMBOELAN
Mild:
Ini kisah nyata yang pernah aku baca. Ini mungkin terjadi pada awal Januari besok.
Aku menuliskannya dengan nama pena laki-laki asal Thailand, Jirakit.
Aku menyukai lelaki itu di masa depan anyway.
Itsuki:
Thailand?
Mild:
Maksudku Kerajaan Siam. Aku tak bisa ejaan disini secara sempurna.
Itsuki melepas kacamatanya.
Itsuki:
Tunggu. Sasaran romusha adalah masyarakat buta huruf. Bagaimana caranya supaya tetap efektif.
Mild;
Tenanglah, kita adakan itu Jirakit.
Kita manfaatkan bakat entertainment Sutanto.
Suruh dia narasikan dengan logat Thailand. Aku sudah mengajarinya.
Itsuki membuka-buka kertas itu.
Itsuki tampak antusias.
Mild menyela Itsuki yang membaca.
Mild:
Meskipun akhirnya negaramu meminta maaf dan banyak membantu negaraku di masa depan, luka itu masih ada.
Meski kami tulus memaafkan kalian, tapi sejarah kelam ini tidak hilang.
Aku akan mencegah mereka. Meski tak akan berhasil sepenuhnya.
Itsuki manggut-manggut. Ia menopang kepalanya dengan tangan. Menatap Mild lekat.
Itsuki:
Kamu sungguh tidak seperti wanita pada jaman ini. Apapun yang terjadi di masa depan, tolong bersikaplah wajar.
Mild menopang dagunya dengan dua tangannya. Tersenyum miring.
Mild:
Aku tak akan Cuma-Cuma menyelamatkanmu, Tuan Itsuki. Aku meminta bayaran padamu.
Aku ingin kau mengantarku pulang ke dimensi seharusnya aku berada.
Aku tak peduli cenayang atau dukun mana yang akan kau sewa.
Itsuki mengangguk. Ia kembali menulis sesuatu di buku agendanya.
Itsuki (Di buku agendanya):
天使の顔をした女性、あなたについて書きます
(Aku akan menuliskan tentangmu, wanita berwajah malaikat)
Mild:
Eh, katanya kamu menulis novel? Sini aku mau baca. Aku mau baca gimana pandanganmu tentang keindahan, buaya darat.
Itsuki berhenti menulis. Meletakkan buku.
Itsuki:
Novel pertamaku disini sudah terbit, kau bisa beli sendiri. Dan novel keduaku belum sepenuhnya selesai. Kurang sekitar setengah bagian.
Apa yang kau katakan? buaya darat?
Itsuki terlihat cemberut, ia melotot.
Mild tertawa.
Mild:
Siapa yang nggak tahu coba? Kau genit padaku, kau genit pada Karinah, dan jangan lupakan empat wanita yang lewat itu.
Apa namanya kalau bukan buaya darat?
Sudah berapa kali kau coba kurang ajar padaku?
Itsuki:
Kurang ajar? Kalau kau menganggapku kurangajar, mengapa kau tidak marah sekalipun padaku?
Mengapa kau terkesan mendekatiku? Kau seakan nyaman saja denganku.
Ingat tadi kau cemburu saat aku senyum pada wanita itu? Kau juga kemarin mencium…
Mild melotot. Mengepalkan tangannya untuk menggebrak meja hingga gelas kaca seakan bergerak.
Itsuki tertawa.
Mild:
Aku jatuh cin…
Eh, eh, itu hanya ada di pikiranmu, kakek mesum! Di jamanku itu sudah biasa. Kau jangan berharap.
Terlihat Sutanto dan Karinah muncul dibalik gorden jendela sambil cekikikan.
Mild melirik mereka, sebal.
Itsuki mengibaskan tangannya, memberikan gestur mengusir.
Itsuki diam sejenak menatap Mild.
Mild terlihat salah tingkah.
Dia menyeruput matcha latte nya.
Itsuki:
Jangan jatuh cinta padaku, Nona hahahha.
(beat)
Apa dimasa depan, orang yang bernama Ryu itu juga kau panggil buaya darat?
Mild menyemburkan matcha yang diminumnya.
Itsuki tertawa, terlihat juga Sutanto dan Karinah yang tertawa di balik gorden.
Mild:
Dia persis sepertimu. Jepang-Rusia. Tapi ayahnya lah yang Rusia. Jadi ia memiliki nama Rusia
Dia sama sepertimu. Dia memberiku banyak perlakuan manis. Tapi meninggalkanku pada akhirnya.
Eh mengapa kau menanyakannya?
Ngapain juga aku cerita sama dia?
Tawa Ketiga orang itu terdengar menyatu. Itsuki pergi, memasuki ruangan lain.
CUT TO:
64. INT-RUANG RAPAT KEDAI PRINCE ARTHUR-NIGHT
Tampak Mild dan beberapa pelayan berada di ruangan itu.
Mild membagikan sebendel kertas di depan tiap-tiap kursi.
Pelayan membagikan kotak snack dan kardus makan.
Di depan ada papan tulis hitam.
Para lelaki berpakaian semi resmi datang, langsung menduduki kursi yang ada.
Mild mulai menerangkan dengan sedikit berbasa-basi.
TERLIHAT SEORANG BORJUIS LOCAL SEDANG BERBICARA DENGAN SEORANG JEPANG.
Borjuis Lokal:
Akan kami datakan itu warga kami yang produktif. Iya, gadis atau pemuda. Asalkan jatah untuk saya diperbanyak.
Mereka tampak saling mendukung satu sama lain.
Voice Over Mild:
Oh, jadi ini ya yang dinamain pengkhianat.
Edgar mah nggak ada apa-apanya.
Pelayan memberikan gelas berisi matcha latte.
Mild:
Selamat malam. Perkenalkan saya Mild, seorang yang dipercaya untuk mengelola bisnis ini oleh Tuan Itsuki.
Sebelumnya, di depan tuan-tuan semuanya sudah ada hidangan, silahkan dinikmati.
…
Sebelum menjelaskan tentang laporan keuangan, saya telah menulis profil singkat kedai ini dan rencana-rencana kami selanjutnya. Silahkan dipelajari, mungkin ada diantara tuan-tuan yang melihat peluang berkembangnya bisnis ini dengan hidangan baru yang bertahun-tahun telah kami pelajari dari beberapa negara yang kami kunjungi.
Ditampakkan makanan-makanan kekinian tahun 2018 ke atas. Diperlihatkan isi kotak makan. Ayam geprek, ayam filet teriyaki modern, dengan salad yang dibuat seakan modern.
Ditunjukkan pula kotak makanan ringan.
Tampak brownies matcha, hottang, kroket, dan jamur crispy.
Masuk para pelayan lagi. Menyajikan mangkuk. Mangkok berisi seblak.
Para tamu makan.
/pre memory/
Para tamu sudah selesai makan.
Mild tampak menjelaskan sesuatu dengan menulis di papan tulis. Ia membagikan kertas laporan keuangan lagi pada para tamu. Mild terlihat menjelaskan lagi.
Semua tampak tenang.
/rapat selesai/
Tamu #1 (pribumi)
kau terlihat sangat cerdas. Siapa orangtuamu dan dimana kau bersekolah.
Mild tersenyum sopan,
Mild:
Hanya kehidupan yang mengajariku.
Para tamu mengumpulkan selembar kertas pada Mild. Lalu mereka keluar.
Sutanto dan Karinah memasuki ruangan. Mereka merangkul Mild.
Sutanto:
Belum pernah aku melihat wajah mereka baik-baik saja setelah kemari.
Karinah mencubit pipi Mild.
Karinah:
Ternyata mereka menyukai makanan anehmu.
Mild:
Itu sangat biasa di jamanku.
Dimana buaya darat itu? Dia harus berterimakasih padaku!
Karinah dan Sutanto mengangkat bahunya.
Itsuki masuk dengan membawa sebuket bunga, dengan wajah yang datar.
Itsuki memberi bunga itu pada Mild.
Itsuki:
Hai cantik, kau memang sangat cerdas.
Berapa yang mau berinvestasi di kedai ini?
Mild tersenyum.
Mild:
Tuan Yamada, Tuan Hideki, Tuan Hiro, Tuan Hondo, Raden Narendra, Raden Dinata.
Itu sudah lumayan banget buat menyelamurkan kecurigaan mereka.
Itsuki memeluk Mild erat. Mild menjatuhkan bunganya, salah tingkah. Itsuki menitikkan airmata.
Itsuki:
Terimakasih, aku tak tahu jika tak ada kamu sekarang. Mungkin aku sudah disuruh bunuh diri tanpa bisa melakukan apapun.
Mild mengelus punggung Itsuki.
Mild:
Udah dong. Ya ampun, buaya darat kok cengeng macem gini sih. Udah udah cup cup cup jangan bikin aku jatuh cinta dengan kelembutan hatimu itu hahahahah.
Terdengar suara jantung Mild.
Kita melihat ekspresi wajah kaku dari Mild. Lalu berganti pada Itsuki yang tampak merah.
Mild mengisyaratkan Sutanto dan Karinah agar bergabung dengan mereka.
Mereka bergabung. Formasi pelukan berempat.
/fade/
CUT TO:
65. EXT- DAPUR PRINCE ARTHUR-SIANG
Para juru masak terlihat sangat sibuk. Terlihat kepala juru masak mengomandokan sesuatu.
Chef mengaduk sesuatu yang mendidih di panci
Terlihat pula para lelaki bercelemek kotak kotak sedang mencuci peralatan masak. Para wanita dengan pakaian kaos biasa dan celemek memotong-motong sayuran.
Di sebuah ruangan dapur yang dibatasi skat gorden putih, Tampak pula beberapa roti yang sudah tertata di Loyang. Para wanita tampak sedang memlastiki roti.
CUT TO:
66. INT-KAMAR KARINAH-DAY.
TAMPAK MILD YANG SEDANG MENGETIK.
Karinah dengan kemeja retro dengan topi baret. Rambutnya digelung, dimasukkan ke topi.
Karinah mengisi peluru di senjatanya.
Ia menodongkan pistolnya ke Mild.
Mild kaget.
Karinah hanya tertawa.
Karinah memasukkan pistol dan beberapa selongsong peluru dalam sebuah tas.
Ia memasang sepatunya.
Mild:
Mau kemana mbak?
Karinah:
Aku mau ke hutan dekat pantai. Aku mau latihan menembak dengan Sutanto.
Mild:
Aku ikut!
Karinah mengeluarkan pistolnya lagi, menodongkannya ke arah Mild.
Mild:
Dikit-dikit pistol, dikit-dikit pistol. Ku pikir udah ahli, tapi ternyata masih pemula.
Karinah:
Omong opo kowe? Kamu nggak punya sopan santun ya?
Karinah maju, memukul kepala Mild.
Mereka tertawa bersama. Karinah duduk disamping Mild, terlihat membaca singkat tumpukan kertas di sampingnya.
Karinah:
Lidahmu dan tulisanmu lebih bahaya dari senapan kami.
Karinah beranjak keluar, Mild tetap mengetik.
Mild:
Hutan, menembak, pantai? Apa ini?
Mild memegang kepalanya. Terlihat pusing.
Pandangannya berputar, terlihat potongan kejadian di tahun 2020.
Terdengar suara Edgar dan Lintang.
CUT TO:
67. EXT-Kolong Jembatan Jakarta-2020-Day
Terlihat Edgar dengan kaos rumah, pakaiannya kotor. Ia terkulai, setengah pingsan. Kepalanya mengucurkan darah.
Tangan dan kakinya ditali dengan sprei.
DATANG WIRASTI (ORANG YANG MIRIP MILD), MATANYA TAJAM, TAMPAK MERAH.
Ia datang dengan gaya berbeda dengan Mild. Wirasti menggunakan pakaian tanpa lengan dan rambut yang digelung dan menggunakan bandana model tribal.
Ia mengayun-ayunkan pentungan.
Kemudian datang dua orang pria berpakaian preman. Mereka datang membawa Lintang yang babak belur.
Lintang:
Maafkan aku, Mild. Maafkan aku.
Mereka melemparkan Lintang ke tempat Edgar terkulai. Edgar merintih
Edgar:
Kau gila Mild…
Edgar Pingsan
68. (back to) INT-Kamar Karinah-1942-Day
Mild memegang kepalanya. Pusing.
Ekspresi wajahnya kesakitan.
Mild:
Apa yang dilakukannya di tempatku?
Aku nggak seharusnya disini. Aku harus pulang!
Itsuki mengetuk pintu, lalu masuk. Ia melihat Mild yang sedang memegang kepalanya
Mild:
Hey kakek mesum, aku ingin segera pulang. Segera sewa cenayang dan antarkan aku.
Itsuki tidak mengindahkan.
Itsuki:
Kamu harus ikut aku sekarang. Kita ke tempat Hideki di jawa tengah.
Mild:
Kau akan menjualku? Nggak!
Itsuki:
Aku akan investasi di perkebunannya. Diamlah dan ikut!
Itsuki menyodorkan kamera dan tas.
Mild:
Nggak. Aku belum menyelesaikan cerita pendek ini. Kau saja yang pergi dengan Karinah atau Sutanto.
Itsuki menarik tangan Mild. Mereka keluar dari kamar Karinah.
Mild:
Eh tunggu tunggu. Aku belum pakai sepatu!
Aku bingung denganmu, kemarin kau manis, tadi malam kau manis, sekarang kau kasar lagi. Sangat manipulative.
Itsuki memasuki kamar Karinah, sementara Mild tetap diluar. Mild menggaruk kepalanya.
Itsuki keluar. Ia mencangking sepatu Karinah. Itsuki mendorong kecil pundak Mild.
Itsuki:
Duduk!
Mild terdorong duduk di bangku, wajahnya bingung. Itsuki memakaikan sepatu pada Mild.
Itsuki:
Aku tak pernah memanipulasi apapun padamu.
Wajah Mild terlihat bingung. Itsuki menarik tangan Mild, mereka berjalan cepat melewati lorong.
CUT TO: