Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
SCENE
50. EXT-DEPAN KEDAI PRINCE ARTHUR- SORE
Mild tidak sadarkan diri, Itsuki merintih.
Mild terbaring di lantai, sementara Itsuki terlihat tertatih-tatih merangkak ke arah pintu. Menggedor pintu dengan lemas.
Itsuki:
Dokter Abimanyu, Sutanto, Raden Karinah, semuanya, tolong bukakan pintu…
SEORANG PEMUDA MENYERUPAI EDGAR BERNAMA SUTANTO,
SEORANG PEMUDI MENYERUPAI DAISY BERNAMA KARINAH, dan
SEORANG BERPAKAIAN DOKTER MENYERUPAI LINTANG BERNAMA ABIMANYU KELUAR.
Itsuki ambruk, tetapi masih sadar.
Abimanyu dan Sutanto membantu Itsuki berdiri. Meletakkan tangan Itsuki ke pundak mereka. Kemudian berdiri.
Itsuki:
Tolonglah nona ini, dia ditembak oleh tentara.
Itsuki pingsan. Abimanyu dan Sutanto tampak panik berjalan memepah Itsuki yang pingsan.
Karinah menghampiri Mild. Ia melihat darah masih mengalir dari kaki Mild.
Karinah merobek roknya bagian bawah, lalu membalut luka Mild.
Ia memeriksa dahi dan nadi Mild. Mengangkat kepala Mild ke pangkuannya.
Abimanyu dan Sutanto datang. Mereka berdua mengangkat Mild. Mereka berjalan masuk ke kedai diikuti oleh Karinah.
Terlihat suasana kedai yang belum buka. Tampak para barista sedang mengelap gelas. Para pegawai ada yang sedang menyapu, ada yang sedang membersihkan lampu teplok.
Penyanyi wanita sedang check sound. Aktivitas terhenti sejenak. Mereka memeperhatikan Abimanyu, Sutanto, dan Karinah yang tampak panik membawa dua orang yang sedang pingsan.
CUT TO:
51. INT-KAMAR DAN RUANG KERJA KARINAH-SORE
Tampak sebuah kamar berukuran sedang. Ada dua tempat tidur kecil, kerangka ranjang dari besi yang di cat hijau tua, Kasur tipis dengan sprei putih polos. Di sebelahnya ada lemari kayu yang di pintunya ada cermin berbentuk oval. di paku untuk menggantungkan cermin, terselip sebuah sisir.
Di pojok ruangan, ada sebuah mesin ketik di atas meja kayu bertaplak batik. Kertas-kertas tertata rapi di depan mesin ketik tersebut, vas Bunga bugenvil di sebelah mesin ketik, serta sebuah radio (persis seperti yang dilihat Mild di toko Djantoeng Hati )
Sebuah rak kayu digantung di tembok. Posisinya di atas mesin ketik.
Ada berbagai buku tertata disana.
Di salah satu ranjang, terbaring Mild.
Karinah mengipasi mild sementara Abimanyu sedang menjahit luka di kaki Mild.
Abimanyu selesai menjahit luka Mild. Ia menyopot maskernya.
Karinah:
Aku belum pernah lihat perempuan dengan pakaian seperti ini sebelumnya.
Abimanyu mengangguk.
Abimanyu dan Karinah tampak keheranan.
Karinah meraih tas yang tergeletak di lantai. Kemudian mengeluarkan isinya.
TAMPAK SEBUAH DOMPET, ISOTONIC RASA JERUK, PONSEL, HEADSET, CHEESE CAKE BERTULISKAN HURUF KANJI, SEBUAH NOVEL, SERTA DOMPET BERISI MAKE UP.
Karinah membuka novel. Novel Pachinko dalam Bahasa Inggris Full.
Ia terlihat kaget.
Karinah:
Lihat ini, buku ini semua berbahasa asing. Roti ini bertulisan kanji. Apakah kau pernah menemui minuman kuning ini?
Karinah membalik-balik ponsel Mild dan mencabut headset yang masih tertancap di ponsel Mild.
Karinah:
Dia spion.
Karinah mengeluarkan dua borgol dari sakunya. Ia memngaitkan tangan Mild ranjang.
Abimanyu memperhatikan Mild dari atas ke bawah.
Abimanyu:
Dimana Itsuki menemukan wanita ini? Wanita ini sangat aneh Baiknya memang kau borgol dulu wanita ini.
Jari Mild bergerak. Perlahan matanya terbuka. Mild tampak kesakitan.
Terlihat kedua tangannya yang diborgol.
Mild berteriak berteriak setelah menyadari kedua tangannya diborgol.
Mild:
Kalian siapa? Keluarkan aku dari sini! Kembalikan aku!
Pandangan Mild masih kabur, jadi tidak diperlihatkan wajah dua orang itu.
Mild terus meronta. Kakinya menjejak-jejak. Hingga sprei berantakan. Abimanyu mengambil suntikan di tasnya.
Abimanyu:
Karinah, tolong ambilkan teh dan air.
Panggilkan juga Itsuki di kamarnya!
Karinah mengangguk lalu pergi.
Abimanyu mendekat ke Mild, mendekatkan jarum suntik di tangan Mild.
Terlihat jelas wajah Abimanyu yang menyerupai Lintang. Mild tampak kaget.
Mild:
Lintang?
Abimanyu menjauhkan suntikannya. Memasukkannya kembali ke tas.
Mild:
Ini mesti prank. Nggak mungkin. Nggak mungkin. Keluarkan aku dari sini, berengsek!
Abimanyu tampak tenang, mengompres kepala Mild.
Mild meludah disamping tempat tidur. Meronta.
Karinah masuk dengan membawa teh. Ia meletakkan nampan teh di meja kerja.
Mild melotot. Tampak kaget.
Mild:
Daisy. Kamu pasti Daisy. Bawa aku pulang, Des. Hidupku udah hancur. Tolong jangan prank aku seperti ini.
Karinah menggebrak meja belajar. Ia mengeluarkan pistol di sakunya. Ia menodongkan senjata ke Mild.
Karinah:
Jangan terlalu banyak bicara, jalang. Kau pasti mata-mata Nippon atau Londo. Katakan siapa pemimpinmu.
Abimanyu menahan tangan Karinah. Karinah lalu mundur.
Karinah:
Jika bukan karena dokter Abimanyu. Sudah kupecahkan kepalamu
Kau spion Londo kan?
Karinah mengambil novel Bahasa Inggris dan cheese cake bertuliskan huruf kanji.
Mild kembali berteriak.
Mild:
What the hell did you say?
Pokoknya aku mau pulang!
Karinah mengambil senjatanya lagi dari saku.
Abimanyu mencegahnya, namun ia malah didorong oleh Karinah hingga jatuh dan kepalanya terkena lingiran ranjang.
Karinah menodongkan senjatanya ke wajah Mild.
Karinah:
Harusnya kau berterimakasih pada kami. Kalau bukan karena kami, mungkin kau akan dijadikan penghibur oleh tentara Nippon itu hingga kau memohon kematianmu.
Tapi karena kau terlampau kurang ajar. Akan kuhabisi kau dengan tanganku.
Karinah menarik pelatuk.
ITSUKI DAN SUTANTO MEMASUKI RUANGAN.
Sutanto menolong Abimanyu yang masih di lantai memegang kepalanya.
Itsuki merebut senjata Karinah.
Karinah:
Mengapa?
Karinah berusaha mengambil senjata dari tangan Itsuki. Namun tangannya dipelintir oleh Itsuki.
Karinah meringis kesakitan.
Itsuki:
Peraturan etis ke dua puluh Sembilan.
Jangan menyerang orang yang tak berdaya. Apakah kau ingin dihukum atau diusir dari sini, Raden Rara Karinah Soebagjo?
Karinah:
Tahu apa kau soal etika, Soviet Nippon?
Karinah mundur beberapa langkah.
Itsuki mengambilkan teh dan memberikannya pada Mild.
Mild menurut saja, meminum teh yang dibawakan oleh Itsuki.
Sutanto:
Lihat, dia tak pernah semanis itu pada wanita. Termasuk wanita secantik Karinah Soebagjo.
Sutanto melirik ke arah Karinah dan tertawa. Abimanyu juga tertawa.
Karinah mengepalkan tangannya, melayangkan tinju di udara kearah mereka.
Karinah Melotot pada Abimanyu dan Sutanto.
Abimanyu:
Siapa disini yang dokter, aku atau Itsuki? Hahaha.
Sutanto:
Aku tebak, wanita ini kekasihnya yang dari Joseon.
Tempo hari, ia menceritakannya padaku.
Karinah:
Aku sangat yakin wanita ini adalah spion yang dikirim Londo.
Ia memanfaatkan kelemahan kalian terhadap wanita cantik.
Abimanyu:
Dia wanita terayu yang kutemui. Bahkan saat aku sekolah di Londo, tak kutemui wanita seayu ini.
Sutanto dan Abimanyu tertawa.
Karinah melemparkan nampan ke arah wajah Abimanyu dan Sutanto yang tertawa.
Terlihat Mild yang berbicara pada Itsuki. Itsuki manggut-manggut. Semua melirik mereka.
Mild menarik nafas.
Itsuki membantu Mild duduk.
Mild:
Baik, aku akan menceritakan semuanya.
Kalian bisa lihat isi dompetku. Kalian simpulkan sendiri.
Sutanto mengambil dompet Mild. Ia mengambil beberapa dokumen. KTP, beberapa kartu debit.
Sutanto:
Mahira Yudhita Kertanegara. Lahir… apa? 1995?
53 tahun dari hari ini?
Sutanto terlihat bingung. Abimanyu dan Karinah melihat KTP secara bergantian.
Sutanto berusaha mengambil kartu lainnya. Ia mencabut kartu berwarna hijau. Dua lembar foto jatuh. Abimanyu memungutnya. Ia melotot.
Satu foto adalah foto mereka di depan kantor WordBeat dan foto kedua adalah foto Mild dan Lintang di studio foto.
Karinah:
Jelaskan siapa kamu atau akan kami habisi kamu.
Karinah menunjuk-nunjuk wajah Mild.
Mild:
Nama panggilanku Mild.
Aku berasal dari tahu 2020.
Aku mungkin seusia cucu bungsu kalian jika kalian Panjang umur.
Aku tidak tahu kenapa aku terjebak di tahun ini. Tapi banyak peristiwa aneh yang terjadi padaku setelah aku kehilangan posisi di perusahaanku.
Mild menjelaskan tentang wanita-wanita aneh yang ia temui. Namun tak diperdengarkan suaranya.
Karinah:
Lalu siapa orang-orang ini?
Karinah membawa fotonya. Ia melepaskan borgol Mild
Mild menunjuk orang di foto itu.
Mild melirik kea rah Itsuki, ia menunjuk foto Ryu.
Mild:
Pria ini adalah Ryu. Dia patnerku mendirikan perusahaan. Ia menghilang setelah aku mengungkapkan cintaku padanya. Beberapa saat setelah foto ini diambil.
Mild melirik Sutanto, ia menunjuk foto Edgar.
Mild:
Pria ini adalah Edgar. Ia juga patnerku. Ia sekarang mengambil alih pimpinan di perusahaan kami.
Mild melirik Karinah, menunjuk foto Daisy
Mild:
Dan wanita manis ini adalah Daisy. Ia sahabatku juga mentorku. Ia kuliah di Denmark.
Mild Menatap Abimanyu lama.
Ia membalik foto dan menunjuk foto Lintang
Mild:
Pria ini, Lintang adalah mantan kekasihku. Sehari sebelum hari ini, ia berkencan dengan ibu Edgar.
Mild tampak menceritakan semuanya, tanpa diperdengarkan suaranya.
Karinah tampak melunak, lebih tenang.
Karinah:
Kapan kita merdeka, Mild. Aku bosan dengan semua ini.
Mild tersenyum lega. Semuanya terlihat ikut menanyakannya pada Mild.
Mild:
Tiga tahun setelah tahun ini. Tahun 1945. Kalian pasti mengenal orang di uang itu. Itulah proklamator kemerdekaan kita.
CUT TO:
52. INT-KEDAI PRINCE ARTHUR- NIGHT
Kedai tampak ramai malam itu. Pelayan bergantian memberikan minum pada para tamu, tampak pula pasangan-pasangan yang berdansa di depan panggung. Terlihat pengunjung tempat itu kebanyakan menggunakan jas resmi, gaun midi, kimono, dan pakaian pasukan Jepang.
Tampak Karinah memperkenalkan Mild dengan beberapa orang di sebuah bar.
Mild telah berpakaian layaknya wanita feminim di tahun 1940-an. Begitupun Karinah.
Karinah:
Ini Mild, temanku dari luar pulau.
Para pria terlihat menyalami Mild dengan antusias,
Ekspresi Mild tampak senang tapi tampak dipaksakan senyum. Karinah menarik lembut tangan Mild, memposisikan diri duduk di bangku di bar selatan panggung.
Terlihat Sutanto yang menyanyi, diiringi dengan para penyanyi latar dan seorang penyanyi wanita.
Tampak pula Itsuki yang tak mengindahkan pertunjukannya.
Ia mengetik, di sebuah meja bar yang berjauhan dengan Mild dan Karinah. Beberapa tumpuk kertas disampingnya, sementara sampah kertas yang diremas berserakan di Lorong meja.
Karinah tampak diajak ke panggung oleh Sutanto dan meninggalkan Mild sendirian di meja.
Karinah tampak menyanyi, berduet dengan Sutanto.
Mild celingak-celinguk.
Para lelaki terlihat melirik Mild,
seorang lelaki Jepang bernama HIRAI menyembulkan asap rokok Ke wajah Mild,
HIRAI tersenyum genit, mendekatkan dirinya ke bangku Mild.
Mild beranjak dari tempat duduknya, berjalan mendekati Itsuki.
Mild duduk di samping Itsuki.
Itsuki menoleh sejenak lalu mengetik lagi. Mild mengambil satu lembar dari tumpukan kertas Itsuki.
Mild:
Indurasmi. Semesta berkabar pada angkasa, bahwa aku akan pulang.
Pulang dengan kaki terpincang, namun hati yang kokoh.
Mild tertawa, ia membuka lembaran berikutnya.
Mild:
Aku diberikan benang dan jarum untuk memintal asa…
(beat)
Laki-laki aneh sepertimu bisa juga membual.
Itsuki merebut kertas yang dibaca oleh Mild. Memasukkannya dalam sebuah tas kerja. Ia tampak memunguti kertas yang berserakan.
Itsuki memandang Mild dengan senyum lebar tapi mingkem. Ia merangkul Mild kasar, hingga Mild tertarik mendekat pada Itsuki. Ia membisikkan sesuatu ke telinga Mild:
Itsuki:
Aku membuat novel. Kau diam saja dan aku akan membantumu pulang.
Tahu apa kau soal membual. Kau saja membual tentang 2020.
Itsuki mengacak rambut Mild.
Itsuki merangkul Mild lebih dekat. Ia mengelus rambut Mild lembut, Mild tidak sengaja menyenderkan bahunya pada Itsuki.
Mild terlihat terbengong.
Terdengar suara detak jantung Mild.
Voice Over Mild:
Aku tak pernah aku merasakan ini.
(beat)
Bahkan pada Ryu sekalipun.
Itsuki tampak berbisik pada Mild.
Itsuki:
Biarkan mereka tahunya kau adalah kekasihku. Biar aku terlihat seperti pria Nippon yang normal.
Aku akan memanfaatkanmu untuk memerdekakan negaramu sendiri.
… Tapi kamu sangat cantik, Mild. Seandainya kita tidak selisih 80 tahun.
Mild menegakkan kepalanya, tanpa melepaskan rangkulan Itsuki.
Itsuki mencium pipi Mild.
Mild tampak terkejut, pipinya tampak merah. Mild senyum malu tanpa melepaskan rangkulan tangan Itsuki.
Itsuki tertawa lalu mencium Mild lagi.
Voice Over Mild:
Bodoh, seharusnya aku tidak nyaman dengan perlakuan seperti ini.
Itsuki:
Setidaknya, lakukan ini untuk negaramu. Aku yakin kamu bisa pulang.
Ikutlah denganku untuk mengamati propaganda mereka, dan bantulah aku membuat propaganda tandingan.
Mild melepaskan rangkulan Itsuki. Namun Itsuki malah menarik Mild dalam pelukannya.
Mild meronta. Ia tampak berbisik pada Mild lewat pelukan itu.
HIRAI TAMPAK BERDIRI DARI TEMPAT DUDUKNYA, BERJALAN MENUJU ITSUKI DAN MILD
Itsuki:
Dia pemimpin tim propaganda di residen ini. Kau diam sajalah.
Hirai semakin dekat dengan bangku Itsuki dan Mild
Hirai sudah tiba di bangku Mild dan Itsuki
Mild melepaskan pelukan Itsuki.
Itsuki:
Tuan Hirai, senang bertemu dengan anda.
Hirai tampak jengah.
Hirai melirik Itsuki tajam dan melihat mesin ketik dengan secara bergantian.
Hirai menyembulkan cerutunya.
Hirai:
Kau pemilik kedai ini kan? Kapan kau akan pulang ke Nippon?
Kenapa kau lama sekali disini, hah? Jangan bilang kau membelot menggunakan mesin ketikmu ini.
Itsuki tampak tenang. Mendongak ke atas.
Hirai:
Apakah benar kau memang disini lebih lama untuk balas dendam dengan nasip ibumu?
Hirai menyembulkan asap cerutu ke arah wajah Itsuki. Ia menggebrak meja, namun Itsuki hanya diam menatap tengil ke arah Hirai. Hirai menggebrak meja bar.
Hirai:
Aku akan cek laporan keuangan kedai ini, Itsuki! Hingga aku tahu apa tujuanmu disini.
Itsuki masih tenang. Mild yang tampak panik. Hirai mengeluarkan senapannya.
Mild mencium Itsuki, Itsuki tampak kaget.
Hirai juga tampak kaget. Ia tampak kesal. Itsuki balas mencium Mild lalu mereka melirik sinis Hirai.
Hirai pergi.
Mild:
Aku telah menyelamatkanmu dan negaraku sekaligus.
Aku tahu dia menyukaiku.
Mild mendorong Itsuki menjauh dari dirinya. Mereka tertawa.
Itsuki menyangking tas dan mengangkat mesin ketiknya.
Ia berjalan menuju ruang di balik gorden.
Mild:
He’s Nicer than Ryu.
(nyengir)
Itsuki, tunggu aku!
Cut