Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Ku Kisahkan Tentangmu pada Rembulan (SCRIPT)
Suka
Favorit
Bagikan
4. Ambang Batas (Part 1)

[SEG 3]:

SCENE

33. INT-Mobil Mild + Jalanan kota -PAGI

Mild tampak sangat frustasi.

Matanya merah, rambutnya acak-acakan.

Mild menyalakan mesin, mengendarai mobil. Menyalakan music.

Terdengar lagu-lagu kuno lagi. Mild mematikan radio dengan kasar.

Lampu merah, Mobil berhenti.

Mild membenamkan kepalanya ke stir mobil.

Seseorang mengetuk kaca mobil Mild, Mild menengok.

Perempuan yang sama dengan tadi.

Kita melihat Seseorang dengan kebaya biru navy, jarik dibawah lutut, dan rambut hitam digerai, namun tak menggunakan alas kaki.

Perempuan itu Tampak sangat marah pada Mild.

Mild terlihat kaget, terlihat jengkel.

 

Mild:

 Hey, jangan pergi!

 

Wanita itu berlari, memasuki sebuah toko barang antik.

Mild keluar tanpa menggunakan alas kaki. Mengikuti wanita itu menuju toko barang antic itu.

Tulisan Djantoeng Hati. terpampang di depan toko (bukan baliho, hanya seperti plang)

Mild membuka pintu toko.

CUT TO:

34. INT-TOKO DJANTOENG HATI-PAGI

Terlihat barang-barang antik di rak-rak kayu.

Toko bernuansa gelap.

Toko terlihat sepi dan menakutkan dengan barang-barang yang dihinggapi laba-laba yang membuat sarang.

 

Kucing tidak berbulu lewat dan menjatuhkan kendi tanah liat.

Mild terlihat kaget

Mild menyeka tengkuknya, clingak-clinguk melihat sekitar.

Kita melihat sebuah mesin ketik, sebuah radio, dan beberapa kertas usang bertulisan yang ada bekas terbakar di ujung.

Kipas angin tiba-tiba nyala.

 

Beberapa potongan kertas yang terbakar terbang, sampai di kaki Mild.

Mild memungut satu potongan kertas tersebut. Tertulis Rembulan 1942.

Mild tampak bingung. Ia memungut kertas satu lagi.

 

TEXT:

 Ia datang sekitar delapan puluh tahun dari hari ini.

 

Lalu kosong.

 

TEXT:

Mild menmungut beberapa potongan lagi, lalu menyusunnya. Nippon tidak menjanjikan kemerdekaan, itu hanya omong kosong.

 Aku akan mengabarkan bagaimana ia memperlakukan jajahannya.

 Ini surat dari masa depan, jangan lihat film itu. Yakinlah mereka hanya akan mengeruk harta dan tenaga kita untuk fasilitas mereka. Mereka akan mengeruk harta kita untuk perang dunia, demi negaranya sendiri. Apa yang kita dapat dengan membayar pajak itu pada Nippon?

 Independence is bullshit.

 

Mild memegang kepalanya. Semuanya tampak berputar-putar.

 

/Potongan memori tampak terlihat/

 

Kita melihat seorang lelaki berkacamata, sedang mengetik sesuatu. Sementara, Seorang laki-laki tinggi bernyanyi di panggung sebuah café.

Memori tampak berjalan ke dalam ruangan dimana seorang perempuan berpakaian jaman dahulu sedang mengisi peluru di senapannya, sementara lima laki-laki sedang mendiskusikan sesuatu dengan peta.

/Memory fade/

 

Seorang perempuan tua berkebaya dan bersanggul membuka gorden. Ia menggendong kucingtidak berbulu itu.

 

Mild:

 Selamat siang, bu.

 Apa ibu mengadakan promosi di jalan?

 Apa saya boleh bertemu dengan karyawan ibu yang berkebaya biru?

 

Ibu bersanggul hanya diam saja mengamati Mild.

 

Mild:

 Oh, iya bu. Siapa yang mengetik majalah ini. Saya tak pernah menemukannya dalam sejarah.

 

Mild menunjukkan potongan kertas yang ujungnya terbakar itu.

Ibu bersanggul menunjuk mesin ketik dan radio yang tadi.

 

Ibu bersanggul:

 Kau yang mengetik ini, Mahira.

 Kau tidak akan bisa bertemu dengan wanita itu karena dia adalah dirimu. Namun kau akan mengunjungi kampungnya untuk sementara waktu.

 Kau akan merasakan sakit seperti apa yang ia derita.

 

MILD BERBALIK LALU BERLARI KELUAR RUANGAN

Ia membuka kenop pintu yang mulai berkarat.

Mild tampak takut, keringat muncul dari dahinya.

Mild memasuki mobilnya yang terparkir di pinggir jalan.

 

 

CUT TO:

35. INT-Mobil Mild-Day

Mild tampak ketakutan, menoleh sana-sini.

Mild mengacak rambutnya.

Ia menjalankan mobilnya.

Notifikasi berbunyi dari ponsel Mild.

Terdengar beberapa pesan dari ponsel Mild.

Kita mendengar Komentar dari aplikasi novel.

 

Text/voice Over Pengguna#1:

 Mengapa Claire jadiannya sama Clark, bukan Drake?

 

Text/voice Over Pengguna#2:

 Haduh, ini kayaknya bukan Winter deh yang nulis?

 

Text/voice Over Pengguna#3:

 Bodoh, kok endingnya kayak gini. Mau buat sequel nya ya?

 Sampai kapan kita digantung, hah?

 

Text/voice Over Pengguna#4:

 Kayak dipaksakan jadi ending nggak sih?

 

Text/voice Over Pengguna#5:

 Malah justru jatuhnya kayak kisah cinta monyet nggak sih?

 Bener-bener kecewa.

 

Lampu merah, Mild membuka ponselnya. Notifikasi dari bos aplikasi novel itu.

 

Text/voice Over Bu Bos

 Kami nggak menyangka ending yang kamu kirim seperti ini.

 Kamu bener-bener bikin citra aplikasi ini turun.

 Saya nggak mau tahu, kamu harus bikin novel bagus lagi.

 

Mild membenamkan kepalanya di stir mobil.

Lampu hijau menyala, bunyi klakson bersahutan. Namun antrian mobil masih berhenti, belum berjalan.

Mild menengok di bangku samping

Terlihat sebuah foto bergaya vintage. Efek hitam putih.

Mild mengambil foto tersebut.

 

Mild:

 Perasaan nggak ada foto ini tadi di mobil.

 

Mild melotot, melihat foto itu.

Zoom pada foto. Kita lihat foto empat pemuda. Dua perempuan dan dua laki-laki. Foto Mild, Ryu, Edgar, dan Daisy.

Detail foto: Hitam putih. Lokasi di studio foto dengan Gramaphone di pojok kanan ruangan dan tanaman hias besar di sebelah kiri. Ryu dalam versi berkacamata dan Edgar lebih tinggi dengan menggunakan topi fedora. Mild dan Daisy sama-sama menggunakan blouse atau semacam tunik lengan pendek bunga-bunga dengan sabuk dan sarung tangan jaring sampai tumit, menggunakan topi bowler. Mereka tersenyum tipis

.

 

Mild memegang kepalanya, tampak pusing. Sekitarnya berputar-putar

CUT TO:

36. EXT-SEBUAH HUTAN-TAHUN 1942-SIANG

/Potongan memori start/

Kita melihat tiga orang pemuda di sebuah hutan. Masing-masing membawa satu pucuk senapan laras Panjang. Ryu, Edgar, dan Daisy.

Kamera menyorot ke atas. Seekor burung hitam terbang.

Ryu mendekat pada Edgar yang menodongkan senjatanya ke atas,

 

Ryu (di masa lalu):

(Bicara pada Edgar di masa lalu)

 Bayangkan burung itu adalah Pesawat musuh. Fokus dengan target. Gerak cepat, sebelum burung itu menyadarinya.

 

Edgar menembakkan senapannya di burung yang terbang.

Tembakan Edgar tepat di burung tersebut

Burung tersebut jatuh

Edgar mengepalkan tangannya. Tampak senang.

Kamera menyorot pada Daisy yang membenarkan posisi tangan pada senapannya.

Terlihat sebuah papan tembak sejajar dengan kepala Daisy.

 

Ryu (di masa lalu):

(Bicara pada Daisy di masa lalu)

 Kau tembakkan senapan itu tepat di tanda merah di papan itu.

 

Ryu memegang pistol Daisy dari belakang. Membenarkan posisi pistol di tangan Daisy.

 

Ryu (di masa lalu):

 Kau sejajarkan pembidik depan dan pembidik belakang. Jangan gunakan kedua matamu dengan bergantian. Pakai mata dominan untuk focus pada target.

 

Ryu melepaskan posisinya di senapan di tangan Daisy

Daisy langsung menembak target.

Tembakan tepat sasaran

Daisy tampak bahagia.

 

Kita melihat seorang perempuan dari belakang.

Seorang wanita berambut panjang yang dikuncir. Menggunakan celana coklat muda lebar, kemeja kotak-kotak, dan topi fiddler datang. Ia membawa tas cangking besar.

Perempuan itu tampak kelelahan setelah berlari.

Ia jatuh.

Ryu berlari mendekati gadis itu. Ryu memberikan tangan kepada gadis itu. Ia membantu gadis itu berdiri.

 

Daisy (Di masa lalu):

 Kapan negara kita merdeka jika pejuangnya adalah budak cinta yang pemalas seperti kalian?

 

Mereka semuanya tertawa.

~Fade out~

/memory end/

 

CUT TO:

37. INT-Back to: Mobil Mild, 2020-SIANG

Mild tampak tambah bingung. Ia tampak kaget. Seperti baru saja bangun tidur.

Ia melihat kembali foto. Tampak beberapa kali memegang kepalanya.

 

Voice Over Mild:

 Apa aku mulai gila ya? Butuh ke pskiater sekarang daropada nanti aku jadi psikopat dengan ini.

 

Mild menyadari sesuatu

Voice Over Mild:

 Tapi aku harus ke tempat kerjanya pak Abiyaksa Widjojo.

 

Ia membenarkan riasan dan rambutnya.

Antrian macet sudah berjalan. Ia mengendarakan mobil menuju tempat kerja pak Abiyaksa Widjojo.

 

CUT TO:

38. EXT-Sebuah pabrik roti besar- Day

Mild sampai di sebuah pabrik roti PT. Beikāzuhausu, namanya.

Tampak beberapa orang lalu Lalang, memasukkan roti dalam mobil box. Sebagian membawa catatan, mengecek barang yang masuk mobil box. Sebagian merokok dan makan roti di ruang istirahat di depan pabrik.

Kamera menyorot nama PT. Beikāzuhausu.

Mild keluar dari mobilnya dan menghampiri satpam. Satpam terlihat mengantarkan Mild ke ruang resepsionis.

CUT TO:

39. INT-Lobby PT. Beikāzuhausu-Day

Ruang resepsionis terlihat ramai oleh orang-orang yang berlalu Lalang.

Resepsionis:

 Pak Abiyaksa bukan pimpinan langsung di sini. Beliau hanya komisaris, jarang masuk kantor.

 Coba nanti ibu bisa menghubungi lagi, atau ibu dapat bertemu dengan beliau di rumahnya setelah jam kerja,.

 

Mild megerutkan dahi.

Mild:

 Baik mbak. Terimakasih infonya.

 

Terlihat empat orang berbisik dan menunjuk Mild:

 

Karyawan #1:

 Itu kan CEO nya WordBeat yang habis dilengserkan itu loh?

 

Karyawan #2:

 Katanya saham mayoritas dibeli sama pak Abi.

 Terus CEO nya sekarang anaknya itu loh, si Edgar yang katanya dulu dikhianati

 

Karyawan #3:

 Dia juga pacarnya selebgram si Lintang itu loh.

 Kelihatan nggak kompeten sih. Cantik doang iya.

 

Mild melirik sinis keempat orang yang berbisik.

Mereka pergi sambil tetap bisik-bisik.

Lalu Mild juga dari ruangan tersebut

/Fade out/

CUT TO:

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar