Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Ku Kisahkan Tentangmu pada Rembulan (SCRIPT)
Suka
Favorit
Bagikan
21. Time Machine, Take Me Back to Him
[SEG 2]:

 

SCENE

155. INT-SEBUAH CAFÉ-PAGI

Tampak café lantai dua dengan konsep natural.

Café ada di rooftop dengan pagar kaca.

Di pagarnya ada tanaman merambat

Mild dan Ryu ada di meja no 34 dengan laptop di depan mereka.

Mild dan Ryu tampak sedang mengetik

Waiters mengantarkan makanan pada mereka.

Waiters menurunkan makanan, salah satunya kroket dan matcha latte.

Mild tampak menangis menerawang sesuatu. Lalu Ryu menghentikan mengetiknya.

 

Ryu:

 Aku melihat ada makanan ini di Prince Arthur. Tapi aku tidak yakin dengan ingatan itu.

 Itsuki menunjukkan itu.

 

Mild kaget.

 

Mild:

 Sejauh itu kamu ngelihatnya?

 

Ryu:

 Bahkan bagaimana Itsuki memujamu, akupun tahu.

 Semua sudut pandang Itsuki saat kamu datang. Aku tahu semuanya.

 Nggak tahu kenapa dan aku tidak yakin darimana aku mendapatkannya.

 

Ryu meneruskan kegiatan mengetiknya.

Mild melihat Ryu.

Tampak sangat dalam melihat Ryu.

 

Voice Over Mild:

 Ryu, entah kenapa aku menganggapmu adalah Itsuki.

 

Ryu berhenti, menatap Mild.

 

Voice Over Mild:

 Sebegitu pentingnya kah kisah kita hingga kau memberitahu Ryu tentang perasaanmu padaku?

 Andai aku punya mesin waktu yang lain, aku ingin menemuimu sekali lagi. Aku ingin adanya kamu, Itsuki.

 Bukan Ryu.

 Meski wajah kalian sama.

 

Voice Over Ryu:

 Aku tahu kamu sebenarnya tak ingin pergi dulu.

 Aku tahu, kau menikmati masamu ‘tak tahu arah pulang’ daripada saat kutunjukan arah pulang.

 

Voice Over Mild:

 Mengapa kau tak jua menyapaku, Itsuki?

 Mengapa kau mengingkari janjimu untuk tidak terluka.

 

Ryu meminum matcha latte nya.

Mild sudah tak menatap Ryu lagi.

Ia melanjutkan mengetik.

 

NOTIFIKASI PONSEL RYU DAN MILD BERBUNYI.

Notifikasi di layar. Pesan dari Daisy.

 

Text/Voice Over Daisy:

 Video meeting, now!

 

Mild dan Ryu mengutek laptopnya.

 

Terlihat di layar semacap zoom meeting.

Ada empat layar.

 

#Layar 1: Daisy di kamarnya di Denmark. Kamar kosan kecil bernuansa biru laut. Tembok yang terlihat di layar benar-benar polos

 

#Layar 2: Edgar dan Lintang di taman rumah sakit. Terlihat suster berlalu Lalang

#Layar 3: Mild

#Layar 4: Ryu

 

Mild menutup mulutnya menggunakan tangannya, sementara yang lainnya melambaikan tangannya.

 

Mild:

 Jadi kalian udah nggak ada yang marahan?

 

Edgar:

 Sebenarnya aku masih sebel sama kamu. Tapi udahlah, itu bukan salahmu kok.

 Sebenarnya salah cowok sok ganteng di sebelahku ini.

 

Lintang:

 Emang aku ganteng kok. Nyatanya mamamu...

(beat)

 Nggak jadi, aku udah tobat.

 

DAISY, RYU, MILD TERTAWA

Daisy:

 Ryu, Mild, kalian satu lokasi?

Ryu dan Mild:

(Meletakkan jari telunjuk di depan mulut)

 Shussh.

 

DAISY, LINTANG, DAN EDGAR TERTAWA.

 

Lintang:

 Aku gabung disini mau minta maaf sama kamu, Mild atas semua kejadian itu.

 Sama aku mau nyampaiin apa yang tiba-tiba dating di ingatanku.

 

Edgar:

 IDEM!

 Mild, Kamu kenal Sutanto? Cowok aneh itu selalu ganggu aku.

 Dia pingin aku menyampaikan ingatan yang sama sekali nggak aku inginkan.

 

Daisy:

 Seorang bernama Karinah beberapa kali dalam mimpiku, Mild.

 Tiba-tiba aku kayak mengalami sesuatu, tapi aku nggak alamin.

 Aneh sih, Mild.

 Aku kayak lihat Aku dalam wujud Karinah. Aku juga merasakan perasaannya pada seorang bernama Itsuki.

 Dan dia mirip dengan Ryu.

 SUMPAH, AKU NGGAK AKAN BAPER SAMA SEKALI PADA RYU ATAU SIAPAPUN DISINI. PACARKU DI KOREA!

 

Edgar:

 Udah deh, nggak usah halu. Oppamu nggak tahu kamu napas, Des.

 Ntar ujung-ujungnya kamu juga paling friendzonan sama aku.

 

Daisy:

 Diem.

 Standarku tinggi. Minimal kayak Nam Do San. Kamu mah kentang,Ed.

 

Ryu:

 Nam Do San? Mirip aku dong hahaha. Iya nggak sih Seo Dalmi?

 

Daisy:

 Siapa Seo Dalmi?

 

Ryu:

 Ya kamu to?

 

Daisy tersenyum malu. Menundukkan kepala

 

Edgar:

 Sok-sokan nggak akan baper. Digombalin dikit aja udah melting.

 SIAPA KENTANG HAH? Wah iki putri halu ngejak gelud!

 Lambene ro drijine ra sekolah tekan Denmark!

 

Lintang:

 Hadeh, ini apaan sih?

 Aku mau cerita dulu…

 

Mild:

 Tunggu tunggu. Kalian semua tahu tentang mereka yang ada di tahun 1942 dan mereka mendatangi kalian untuk cerita sekaligus membuat kalian mengalami apa yang dialami mereka di tahun itu?

 

RYU, EDGAR, DAISY DAN LINTANG SEMUANYA MENGANGGUK

 

Mild:

 Anyway, Tang. Aku sudah memaafkanmu sejak dulu.

 

Lintang:

 Aku akan ceritakan semuanya dari sudut pandang Abimanyu.

 Jadi…

 

Lintang bercerita, <suara tak diperdengarkan>

Setelah itu Ryu, Daisy, dan Edgar bercerita secara bergantian.

Mild tampak mengetik.

 

Voice Over Mild:

 Kau tahu, Itsuki. Disini aku baik-baik saja.

 Aku menepati janjiku untuk tak terluka, meski kau yang melukaiku dengan ketidakberdayaanmu itu.

 Aku tahu, hidup terus berjalan seperti garis lurus.

 Tidak mungkin pula aku harus menarik garis ke belakang untuk menemuimu.

CUT TO:

156. EXT-JALANAN KOTA DJOKJA-1942

/Memory start/

<Back to ACT 2, SEG 2 ADEGAN 49>

Itsuki bertemu dengan Mild saat kakinya tertembak.

Ia membawa Mild ke Lorong sebuah ruko dan memeluknya.

 

Voice Over Mild:

 Kala itu, kita bertemu di saat yang tak ku inginkan.

 Kita bertemu saat aku tak tahu jalan pulang, disaat siapapun tak mempercayaiku.

 Kau datang dengan sejuta harap yang bertepuk dengan sebelah tangan.

 

Adegan Bom dan Itsuki yang keluar dari kepulan api menggendong Mild.

CUT TO:

157. EXT- JALANAN KOTA DJOKJA-1942-MALAM

/memory start/

Itsuki dan Mild tampak berlari-larian

<back to ACT 2 SEG 2 SCENE 74>

 

Mild:

 Kita hidup di dimensi yang berbeda, namun rasa yang sama.

 Kisah kita hanya tertulis di novel ini, tidak di kanvas semesta.

 Ataukah aku terlalu lancang untuk mencintaimu dan merindukanmu?

CUT TO:

 

158. EXT-PANTAI-SIANG

<back to ACT 2, SEG 3, ADEGAN 98>

Saat Mild menulis duduk di bawah pohon kelapa.

Itsuki meminum air disamping Mild.

Terlihat tulisan yang ditulis Mild

 

Text/Voice Over Mild:

 Haruskah aku mengoyak garis semesta untuk bersamamu, pangeranku.

 Haruskah aku pulang?

 Atau apakah sebaiknya ku tulis saja kisah ini, untuk melupakannya begitu saja.

 Tentang harga yang dibayar untuk cinta dan rindu yang tak seharusnya.

 

/fade out/

/MEMORY END/

CUT TO:

159. INT-SEBUAH CAFÉ-PAGI

/fade in/

Terlihat Mild masih terdiam. Didepannya ada Ryu yang tertawa.

Café makin ramai dengan banyak orang yang masuk

/freeze/ semuanya tak bergerak

 

Voice Over Mild:

 Ini hidupku, duniaku.

 Pria di depanku adalah kenyataannya. Kenyataan bila dialah yang ada saat ini, bukan kau, Itsuki.

 Meski aku belum sanggup meninggalkanmu sepenuhnya dan beralih pada pria ini.

 Sesuai janjiku, aku akan menyelesaikan novel yang ka buat.

 Aku akan menceritakan segala tentangmu pada duniaku, pada rembulan malam ini.

 

Mild menangis, menatap kosong Ryu.

 

/Freeze end/

Ryu:

 Hei, kenapa nangis?

 

Ryu memberikan tisu.

 

Voice Over Mild:

 Maafkan aku, Ryu. Aku masih menganggap lelaki yang selalu ada untukku ini Itsuki.

 

Mild:

 Nggak apa-apa. Santai aja.

 

Mild menghapus air matanya.

Ryu terlihat bingung. Lalu ia focus di laptopnya lagi.

Video Meeting belum berakhir.

 

Mild:

 Hey, guys. Terimakasih kalian sudah banyak membantu.

 

Mild melambaikan tangannya.

CUT TO:

160. INT-KAMAR MILD-MALAM

Tampak Mild sedang mengetik di meja kecil menghadap jendela.

Kamar Mild ada di lantai dua. Jendelanya langsung menghadap jalan komplek.

Disampingnya ada matcha latte.

Di luar bulan purnama.

Angin terlihat sepoi-sepoi meniup dedaunan.

 

Mild:

 Aku sudah hampir selesai dengan novelku ini, Itsuki.

 Akan ku ceritakan semuanya, biarkan kisah ini mereka tahu.

 Bukan hanya aku yang menyimpannya.

 Benar. Kisah ini begitu berharga untuk kusimpan sendiri.

 Biarkan ada sedikit ruang di hati ini untuk menyimpan dirimu.

 

Mild tidak sengaja melihat ke bawah.

Ia melihat seorang dengan topi fedora, kemaja putih, dan vest coklat.

Ia didampingi oleh seorang pria dengan kemeja dan gas.

Dan seorang wanita berpakaian tunik merah dan topi jarring.

Mild langsung berlari keluar dari kamarnya.

CUT TO

161. EXT-JALAN KOMPLEK-MALAM

Terlihat jalanan agak sepi.

Mild mengejar tiga orang itu.

Mild berjalan cepat tanpa alas kaki, sementara tiga orang itu semakin menjauh.

Mild berjalan semakin cepat.

Mild semakin dekat dengan tiga orang tersebut.

 

Mild:

 Hey!

 

Si pria dengan Vest menoleh.

Terlihat wajah Itsuki.

Namun berubah menjadi wajah tetangga Mild, Rio dan kedua temannya. 

 

Mild:

 Maaf, saya salah orang.

 

Rio dan dua temannya memberikan sebuah tiket

Terlihat tulisan tiket tersebut.

-- Busking Night: Classic Night around 40s —

 

Rio dan dua temannya pergi.

Mild terdiam. Terjatuh duduk di jalanan.

 

Mild:

 Kamu bodoh, Mild.

 

Mild berteriak

Voice Over Mild:

 Ternyata diri ini begitu bodoh, merindukan jiwa yang tak pasti.

 Aku pikir aku bisa melupakanmu, tapi keegoisan rindu ini semakin merajai diriku.

 

Hujan gerimis turun.

 

Voice Over Mild:

 Aku sudah lelah merayu diriku sendiri. Memanja diriku dengan Rindu yang semakin subur.

 Memeluk sendiri rindu yang kupupuk dan akhirnya menjadi berduri.

 Akhirnya, pangeranku.

 Bersama rembulan, aku memohon hatiku sendiri untuk menjadikanmu sebatas mimpi dan ilusi.

 Bukan emosi yang terbawa sampai mati.

 Maaf pangeranku, aku tak bisa hidup dengan rindu kepadamu.

 

Di balik sebuah pohon, Itsuki tampak mengawasi Mild.

 

Itsuki:

 Mild, aku harap kau dapat melupakanku dan rembulan di Djokja tahun itu.

 Harap Rindu itu buram dan pudar seiring dengan terangnya rembulan yang selalu mengiringimu.

 

ITSUKI MENGHILANG.

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
bikin nangiiis😭
3 tahun 8 bulan lalu