Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
SCENE
96. EXT- Hutan Dekat Pantai- Siang
/Fade In/
/EST/
sebuah pantai dengan pepohonan cemara udang yang besar. Terlihat sepi, hampir kosong. Hanya beberapa buruh yang sedang menanam beberapa pohon jarak.
Mobil mereka berempat datang. Terparkir di hutan. Mereka berempat keluar dari mobil lalu berjalan memesuki hutan. Sutanto dan Itsuki di belakang, sementara Karinah dan Mild ada di depan. Mereka masing-masing-masing membawa tas semacam tas kerja.
Karinah dan Mild tampak berdebat.
Mild:
Kalian harus hati-hati dengan Madam Laurensia. Aku punya firasat buruk tentangnya.
Karinah:
Mengapa selalu berprasangka buruk pada orang asing?
Kemarin Dr. Abimanyu, sekarang Bibinya Sutanto.
Mana firasatmu, apakah terbukti?
Mild:
Lalu siapa lagi yang bocorin laporan?
Siapa yang boleh masuk ruangan itu kecuali kalian dan Dr. Abimanyu?
Karinah:
(menoleh)
DIA MENCURIGAI BIBIMU, SUTANTO.
Kenapa kau diam saja?
Mild ikut menoleh.
Mereka tidak ada di belakang.
Pandangan kedua orang itu kedepan lagi.
Sutanto dan Itsuki sudah jauh di depan.
Karinah mendorong kecil bahu Mild.
Karinah:
Ini gara-gara kamu.
Mild terjatuh.
Mild menggeram.
Karinah:
Sana, mengadu ke Itsuki.
Karinah berjalan begitu saja tanpa memperdulikan Mild.
Mild:
Kenapa Daisy sangat menyebalkan di zaman ini?
Mild membenarkan topinya.
Mild tertinggal jauh. Ketika Mild bangun, terdengar suara kresek-kresek di belakang. Ia menengok ke belakang, namun tak ada seorangpun.
Mild berlari.
/MONTAGE/
Terlihat Abimanyu sembunyi dibalik pohon.
Abimanyu:
Lagi-lagi wanita itu. Apa motivasi seorang perampok melakukan semua ini?
Abimanyu tampak mengendap-endap mengikuti Mild yang sedang berlari.
Mild tampak menyadari kalau diikuti. Ia berlari sekencang mungkin dan bersembunyi di salah satu pohon besar.
Mild melihat Abimanyu yang kebingungan. Berhenti di tengah jalan. Abimanyu tolah-toleh mencarikeberadaan Mild, namun tidak ada.
Abimanyu berhenti, menoleh ke pohon tempat Mild bersembunyi.
Mild jongkok sambil membekap mulutnya sendiri.
Abimanyu mendengus.
Abimanyu:
SIALAN KENAPA DIA BERLARI SANGAT CEPAT?
Abimanyu berlari ke arah kanan. Lama-lama ia tak terlihat.
/fade out/
/fade in/
Mild masih berjongkok di balik pohon, ia lalu mengendap-endap dengan cekatan diantara pepohonan.
/fade out/
CUT TO:
97. EXT-Lapangan tembak di Hutan-Siang
/fade in/
Tampak Itsuki dan Sutanto sudah sampai di tempat itu.
/EST/
Di sana sudah tampak papan tembak, termasuk beberapa alat-alat peraganya seperti apel, botol kaca bekas, dan penutup telinga.
Itsuki dan Sutanto meletakkan tas.
Itsuki:
Sudah aku bilang kan, jangan bawa Mild. Tahu sendiri kan Mild dan Karinah selalu bertengkar.
Sekarang mereka dimana, coba?
Sutanto:
Tenanglah, Karinah tahu lokasi ini.
Tapi semua ini gara-gara kau, Itsuki. Karinah sepertinya cemburu, kau lebih perhatian pada Mild.
Itsuki:
Selama aku masih berjuang, aku tak akan jatuh cinta. Pejuang pantang jatuh cinta dengan segala perasaan yang mengikutinya.
Sutanto tersenyum miring. Ia segera mengambil pistolnya.
Sutanto:
Kau telan saja ludahmu sendiri, buaya darat.
Itsuki dan Sutanto tertawa. Mereka tampak memposisikan dirinya tiga meter menghadap papan tembaknya masing-masing. Mereka memasang penutup telinga masing-masing dan mulai menembak sasaran.
KARINAH DATANG KE LOKASI.
Ia terlihat kelelahan. Ia menengok ke belakang mencari Mild, namun tetap cuek.
Itsuki dan Sutanto masih focus menembak.
Karinah memposisikan dirinya di samping Itsuki.
Berkali-kali melirik pada Itsuki, namun Itsuki masih focus saja menembak.
Sutanto melihat kawanan burung terbang rendah.
Sutanto:
(melepaskan penutup telinga, menjawil Itsuki di sampingnya)
Bagaimana jika kau ajari aku menembak benda bergerak?
(menunjuk burung)
BACK TO ACT 1 SEG 3 SCENE 36
Karinah mencoba menembak, namun tidak tetap sasaran.
Itsuki melihatnya, lalu ia memegang tangan Karinah dari belakang.
BACK TO ACT 1 SEG 3 SCENE 36
MILD datang. DISHOOT DARI BELAKANG
Ia membawa tas cangking besar.
Mild tampak kelelahan setelah berlari.
Ia jatuh.
Itsuki berlari mendekati gadis itu. Itsuki memberikan tangan kepada gadis itu. Ia membantu gadis itu berdiri.
Karinah:
(Melepas penutup telinganya)
Kapan negara kita merdeka jika pejuangnya adalah budak cinta yang pemalas seperti kalian?
Mereka semuanya tertawa.
Mild bangkit.
Mild:
Boleh ikut latihan?
Tapi aku nggak dibawain pistol tuh.
Itsuki terlihat menahan tawa.
Voice Over Itsuki:
Sepertinya memang aku menelan ludahku sendiri.
Terdengar detak jantung dari arah Itsuki.
Itsuki berjalan saja ke posisinya yang tadi. Mild duduk saja di depan pohon sambil menulis di sebuah buku agenda.
SUTANTO MEMANGGIL MILD MENGGUNAKAN TANGANNYA.
Mild berlari kecil ke posisi Sutanto. Sutanto memberikan pistolnya.
Mild memegang pistol dengan benar. Namun, sutanto Modus dengan memegang tangan Mild dari belakang, pura-pura membenarkan posisi pistol Mild.
Sutanto:
Kau sejajarkan pembidik depan dengan belakang Sejajarkan dengan matamu. Lalu kau gunakan matamu yang paling tajam.
Mild mengangguk, sedikit menahan tawa.
Voice Over Mild:
Ini sudah benar, mereka nggak tahu ya aku mantan atlet tembak kabupaten hmmm.
Itsuki menengok kea rah Sutanto.
Itsuki tempak sebal. Ia mencopot penutup telinganya, lalu melemparnya.
Ia menarik sutanto.
Itsuki:
ITU SUDAH BENAR, SUTANTO!
Mild menembakkan peluru, dan tepat sasaran dalam sekali tembak. Karinah, Itsuki, dan Sutanto melongo.
Itsuki:
Kamu itu apa sih kurangnya?
Mengelus lembut topi Mild. Muka Mild menjadi merah.
Karinah tampak membuang muka, ia meninggalkan posisinya dan berjalan mengambil air minum dari tas Mild di bawah pohon.
Ia menemukan buku agenda coklat.
Ia membuka dan membacanya. Jatuh sketsa wajah Mild dari novel Itsuki. Ia membaca tulisan Mild di belakangnya.
Voice Over Mild:
Kisah kita tak ditulis semesta, begitupun rasaku padamu. Kita tidak seharusnya bersama. Aku tak seharusnya mencintaimu.
Apakah aku harus pulang, atau puas dengan memandangi wajahmu di terang indurasmi Djogjakarta tahun ini.
Pada akhirnya apapun keputusanku, aku harus membayar rindu yang tak bersyarat ini.
Karinah meneteskan air matanya.
Ia memandang ke depan, Itsuki, Sutanto, dan Mild sedang belajar menembak.
Voice Over Karinah:
Mereka memang saling mencintai. Surantopun tampak berharap.
Apalah aku hanya seorang janda Belanda.
Namun, tak ada gunanya menangisi cinta.
Aku pejuang sekarang, bukan Nyai lagi. Negaraku lebih akan kuprioritaskan daripada cinta remeh temeh ini.
Karinah menghapus airmatanya. Ia Mengambil senapan satu lagi. Pura-pura menodongkannya pada Itsuki, Sutanto, dan Mild.
Karinah:
TEGANYA KALIAN MENGABAIKANKU HAHAHAH.
Karinah bergabung dengan mereka. Mereka lalu latihan menembak bersama.
Itsuki:
Oke. Kurasa kalian semua sudah ahli dalam menembak. Bagaimana kalau kita latihan fisik di pantai?
Mereka semua mengangguk. Mereka membereskan barang-barangnya.
MEREKA LALU BERJALAN BERIRINGAN. TAMPAK BAHAGIA.
/fade out/
CUT TO:
98. EXT- Pantai- Siang
/EST/
Terlihat pantai yang sangat sepi. Bahkan hanya beberapa orang terlihat mengunjungi pantai itu. Diketahui bahwa pengunjung pantai itu adalah anggota-anggota pria Aliansi Kemerdekaan yang tinggal di Kedai Prince Arthur. Mereka sedang latihan fisik. Berlari-lari kecil sepanjang pantai.
Tampak itsuki dan Sutanto sudah menggunakan pakaian hitam semacam kaos. Mereka memimpin para pria dibelakangnya yang bertelanjang dada dan bercelana Panjang training hitam.
Karinah tampak sedang latihan tinju. Guling tinju menggantung di sebuah pohon yang sedikit rendah.
Sementara Mild duduk di bawah pohon kelapa yang sedikit rendah. Ia menulis sesuatu dengan pulpen.
Disampingnya sudah ada tumpukan kertas.
Ia tampak sedikit cemberut
Voice Over Mild:
Kenapa aku nggak boleh ikut latihan fisik? Padahal mereka tahu aku bisa nembak dengan perfect.
Tapi, mengapa fisik mereka sangat tangguh, padahal mereka hanya penyanyi dan penulis.
Mild melepaskan topinya. Rambut Mild berterbangan. Ia terus menulis.
1 jam kemudian
Mild masih menulis dengan penanya. Karinah, Itsuki, dan Sutanto menghampirinya. Langsung mengambil botol yang ada di tas Mild.
Karinah:
(bicara pada Mild) Apa yang kamu tulis?
Mild:
Apa yang aku lihat tadi pagi. And it’s already Done. Silahkan dibaca kawan-kawan.
Karinah, Itsuki, dan Sutanto merapatkan duduknya dengan formasi Sutanto yang di tengah.
MEREKA BERTEPUK TANGAN.
Sutanto:
Kami akan menggandakan tulisan ini. Yakin, akan banyak yang membantu kita di misi kita setelah ini.
Mild:
Misi apa maksudmu, Mas?
Sutanto:
Akan kami jelaskan nanti di markas. Memang kamu pikir kita latihan-latihan seperti ini tidak ada tujuannya?
Karinah:
Kau akan tahu, Mild.
Sutanto, boleh minta tolong petikkan kelapa muda untuk kami?
Sutanto mengangguk.
Karinah:
Ayo aku ikut. Jadi kau yang memanjat aku yang memunguti.
Itsuki:
Oke, aku juga ikut.
Karinah dan Sutanto menggelengkan kepala.
Karinah dan Sutanto:
TIDAK BOLEH!
Mild:
Kalian kenapa sih, aneh.
Karinah dan Sutanto langsung berlari menuju pohon kelapa.
Sutanto siap-siap memanjat.
Ia tidak jadi memanjat karena melihat Karinah yang murung. Karinah berulang kali menengok kea rah Itsuki dan Mild.
Sutanto mendekati Karinah.
Sutanto:
Jika kau tak rela mereka bersama, mengapa kau malah membiarkan mereka berdua disana?
Karinah menghela nafas.
Karinah:
Aku hanya ingin dia bahagia. Tidak lebih.
Sutanto:
Mengapa kau tak berusaha membahagiakannya?
Karinah:
Dia terlalu tinggi.
Nyai ini tak akan bisa menggapainya.
Aku sekarang hanya ingin memperjuangkan harga diri negara ini, tak pantas untuk seorang sepertiku jatuh cinta lagi.
Lagian, tidak pantas juga aku menghancurkan kebahagiaan sesame wanita.
Sutanto:
(berbisik)
Aku pun sama. Aku mencintai wanita itu. Tetapi, aku tak ada nyali untuk sekedar membantunya.
Sudahlah. Aku hanya ingin ia bahagia.
Aku juga ingin melihat matahari menerangi negeri kita yang merdeka.
Aku tak ingin sesamaku tertindas lagi. Sudah cukup penderitaan ini, mbak.
KARINAH MERANGKUL BAHU SUTANTO.
Sutanto mengepalkan tangan keatas lalu ia memanjat pohon. Sementara Karinah masih dibawah, memunguti kelapa yang jatuh dengan keranjang.
/CUT BACK TO/
Mild masih menulis. Itsuki Minum dari botol minum sambil melihat ke arah pantai.
/EST/
Terlihat para anggota yang tadi berlarian ke pantai. Mereka bermain air. Ada juga yang duduk-duduk sambil membaca buku atau sekedar bersandar di pohon kelapa sambil kipas-kipas.
Itsuki menyeka keringatnya.
Mild yang disampingnya masih menulis.
Itsuki menoleh pada Mild dan membuka pembicaraan.
Itsuki:
Kau tahu, Mild. Aku mengajak mereka kesini?
Mild:
(tetap menulis)
Karena misi kalian yang aku tidak tahu.
Itsuki:
Bukan.
Mild:
Terserah kamu sajalah.
Itsuki:
Kau masih marah denganku atau memang tak mau mendengarkanku?
Mild:
(Menoleh)
Just Say it! I hate being dramatic!
Itsuki:
Baiklah. Gadis modern sepertimu sepertinya tidak bisa merasakan apa yang terjadi di jaman ini.
Mild:
Apa maksudmu?
Itsuki:
Mungkin seumur hidup, baru sekali mereka ke pantai.
Apalagi dengan misi ini nantinya, mereka tidak akan tahu nasibnya bagaimana lagi.
Aku ingin setidaknya mereka bahagia sebelum mereka berkorban untuk negara ini lebih jauh.
Mild mendekatkan posisi duduknya ke Itsuki.
Mild:
Misi apa sebenarnya yang kalian rencanakan?
Itsuki.
(Berbisik di telinga Mild)
Akan kita rencanakan pemberontakan di depam pasar besar. Nanti akan aku beri tahu lebih rincinya.
SUTANTO DAN KARINAH DATANG. MEMBAWA 4 BUTIR KELAPA MUDA
Mild menjauhkan dirinya dari Itsuki.
Sutanto membagikan kelapa muda.
Mild:
Terimakasih, Mas.
Sutanto tersenyum. Ia kemudian duduk selonjor sambil kipas-kipas.
Sutanto:
Bolehkah aku berhalusinasi sebentar?
Mild mengangguk sementara yang lainnya tertawa.
Sutanto:
Ketika negara kita merdeka kelak, aku ingin bekerja di dunia hiburan.
Aku ingin membuat hiburan rakyat dan anak-anak agar mereka tetap waras.
Aku juga ingin menjadi orangtua asuh bagi banyak anak-anak korban masa ini.
Mild tampak menulis. Sementara yang lain mendengarkan dengan takzim.
Karinah tampak menitikkan airmata dan mengelapnya.
Mild:
Ternyata kamu sebaik ini, Mas.
Bagaimana denganmu, Mbak?
Karinah:
(menghela nafas)
Aku hanya ingin menemui orangtuaku. Aku ingin pulang dengan predikat pejuang, bukan Nyai.
Aku rela dijodohkan dengan siapapun dari kraton manapun.
Karena memang cinta tak pernah berpihak padaku.
Mild menghentikan aktivitas menulisnya. Ia melirik Karinah dan Itsuki secara bergantian. Tampak Itsuki sangat tenang meminum air kelapa langsung tanpa sedotan. Seolah Tak peka.
Mild:
Bagaimana denganmu, Itsuki?
Itsuki meletakkan kelapa muda itu. Ia menatap Mild lekat-lekat.
Itsuki:
Tidak muluk-muluk. Aku hanya ingin bertemu dengan kalian lagi setelah merdeka. Aku tak punya siapa-siapa di negeri ini dan di negeri manapun. Setelah Sun Kyu pergi, aku hanya berkawan dengan kalian.
Mild menulis lagi.
Itsuki meraih tangan Mild. Mild kaget, menghentikan menulisnya.
Itsuki:
Aku ingin menikah denganmu.
Sebelum terlambat, aku ingin mengatakan bahwa aku mencintaimu, Mild.
Mild kaget, begitupun yang lain terlihat kaget. Karinah ingin beranjak, namun Sutanto mencegahnya.
Mild menggeleng keras.
Mild:
Bagaimana bisa, kita tidak ditakdirkan bersama.
Meski kita nyatanya saling jatuh cinta, kita tak direstui semesta.
Aku bukan untukmu. Aku hanya orang yang tersesat dimensi waktu, Itsuki.
TOLONG LUPAKAN AKU.
Selayaknya kita tidak egois dengan perasaan yang tumbuh dengan sendirinya ini,Itsuki.
Mild mulai menangis. Mild mengelap airmatanya.
Itsuki tampak menyerah.
Itsuki:
Ku anggap itu penolakan meski kau bilang telah jatuh cinta padaku.
Harusnya aku tak jatuh cinta.
MILD menoleh dan menatap Itsuki lekat.
Mild:
Aku akan tetap membantumu sampai aku bisa pulang ke zamanku.
Kamu dan teman-teman. Sehat-sehat ya. Aku ingin bertemu dengan cucu-cucu kalian di jamanku.
Berjanjilah padaku, kalian jangan terlalu keras pada diri kalian. Kalian perhatikan juga kebahagiaan kalian.
Bisa jadi, orang di foto yang aku bawa itu adalah cucu-cucu kalian.
Itsuki mengangkat jari kelingkingnya. Lalu disambut oleh Mild. Mereka menautkan jari kelingkingnya.
Mild juga menautkan jari kelingkingnya ke Sutanto dan Karinah.
Mild:
Kalian sahabatku. Terimakasih telah menolongku di jaman ini.
Mereka Nampak kembali bercanda, namun suaranya tak diperdengarkan.
/fade out/
CUT TO: