Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Ku Kisahkan Tentangmu pada Rembulan (SCRIPT)
Suka
Favorit
Bagikan
20. Ingatan dari 1942

SCENE

43. INT-MOBIL RYU-SORE

Ryu tampak di kursi kemudi.

Mild memasuki mobil.

Mild memasang sabuk pengaman.

 

Mild:

 Kita mau kemana?

Mobil Ryu berjalan.

 

Ryu:

 Ke rumah sakit dimana Edgar dan Lintang dirawat.

 Kamu tahu nggak kalau Bu Retno, ibunya Edgar itu koma.

 

Mild tampak kaget

Ia menutup mulutnya dengan tangan kanannya.

 

Ryu:

 Sebenarnya…

(beat)

 Kamu tersangkanya, Mild.

 Bukan. Maksudku Wirasti.

 

Mild:

 Gimana ceritanya bisa sampai separah ini?

 

Ryu:

 Jadi gini…

/flashback start/

CUT TO:

44. EXT-KOLONG JEMBATAN-PAGI

Di sebuah kolong jembatan

Edgar dan Lintang duduk terkulai lemas.

Edgar terlihat masih sadar, merangkak menuju Lintang yang lebam-lebam, bersimbah darah.

Lintang tidak sadar.

 

Edgar:

 Lintang.

 

Edgar mencoba meraih tangan Lintang.

Edgar tampak kesakitan.

 

TAMPAK DUA ORANG PREMAN MEMBAWA RETNO YANG BERANTAKAN DAN LEBAM-LEBAM.

Dua preman mendorong Retno ke tempat Lintang dan Edgar.

 

Edgar:

 Bajingan, kau apakan mamaku?

 MILD, KELUAR! KAMU JANGAN SEMBUNYI!

 

Edgar merangkak ke arah Retno

 

Retno:

 Maafkan mama, Ed.

 

Retno tak sadarkan diri

/fade out/

/flasback end/

--beberapa hari kemudian—

/fade in/

 

Lintang, Edgar, dan Retno tampak terkapar, pingsan di kolong jembatan.

/suara ambulan/

 

Petugas ambulan keluar membawa tandu.

Petugas ambulans Menggotong ketiga orang tersebut secara bergantian.

 

Terlihat Ryu ada di balik tembok tiang jembatan. Sedang mengamati.

 

DUA PREMAN MENDATANGI TEMPAT EDGAR, LINTANG, DAN RETNO TERKAPAR.

Dua preman tampak kebingungan.

Preman #1 tampak menelpon.

WIRASTI DATANG KE LOKASI DAN MENAMPAR KEDUA PREMAN.

Ryu tampak menelpon.

Rombongan polisi datang dan menangkap ketiga orang tersebut.

 

/flasback end/

/fade out/

CUT TO:

45. (BACK TO) INT-MOBIL RYU-SORE

Ryu:

 Dan Wirasti tidak dipenjara. Ia di rumah sakit jiwa sekarang.

 

Mild menunduk.

Mobil berhenti.

Mild dan Ryu melepas sabuk pengaman.

Mereka keluar

CUT TO:

 

46. INT-SEBUAH RUANGAN RAWAT DI RUMAH SAKIT-SORE

Satu ruangan dengan dua ranjang.

Mild dan Ryu memasuki ruangan

Kita lihat Edgar dan Lintang yang tertidur di ranjang rumah sakit.

Mild meletakkan satu keranjang buah di meja antara dua ranjang.

Terlihat wajah mereka diperban sebagian.

Mild menutup mulutnya dengan kedua tangannya.

 

Mild:

Separah ini, Ryu?

 

Ryu:

(mengangguk)

 Sebelum mereka sakit seperti ini, mereka ditabrak mobil sama anak buah Wirasti.

 

Mild menyeka air matanya.

EDGAR PERLAHAN MEMBUKA MATANYA

Pandangan Edgar kabur.

Ryu dan Mild mendekati Edgar.

Edgar terlihat kaget.

 

Edgar:

(histeris)

 RYU, AKU TAK MAU MELIHATNYA!

 

Ryu:

 Tenang, dia bukan orang yang menyiksa kalian.

 

Edgar:

 Ambilah semuanya, aku nggak butuh Wordbeat!

 

Mild:

 Edgar, Edgar. Aku nggak pernah nyiksa kalian. Tolong percaya padaku.

 Aku sayang kalian, jangan ngomongin Wordbeat dulu. Yang penting kalian sembuh.

 

Edgar:

 MUNAFIK

 

Edgar menyampar keranjang buah di mejanya.

LINTANG PERLAHAN MEMBUKA MATANYA.

Ia kaget

Ia menekuk dan memeluk lututnya.

Ia mundur sambil menggigit jarinya.

 

Ryu:

 Edgar, Lintang. Kalian boleh nggak percaya dia.

 Tapi percaya sama aku. Aku habis jemput dia dari tempat yang jauh.

 Dia yang menyiksamu adalah orang ini.

 

Ryu memperlihatkan foto hitam putih. Wirasti dengan kebaya, jarik, dan rambut yang digerai. Ia berekspresi datar, terlihat dingin.

 

Ryu:

 Seorang yang dilahirkannya tahun 1930-an adalah kakekku. Kakekku tinggal di Belanda bersama ayahnya.

 

Mild:

 Mungkin ini mustahil, tapi aku barusan travelling ke Djokja 1942.

 

Edgar:

 Kalian memang cocok. Sama-sama halu. Ryu, ngapain kamu repot-repot ngedit foto Mild?

 

Mild:

 Ed, kami nggak halu. Cepat sembuh ya, aku akan tunjukkan semuanya.

 

Mild mengusap rambut Edgar.

 

Mild:

 Nggak masalah kalian nggak percaya aku. Kalian makan yang banyak, jangan banyak pikiran.

 Aku yakin suatu hari kalian akan percaya padaku.

 Aku pamit.

 

Lintang:

 Tunggu.

 Aku percaya Mild.

 Perempuan yang menyiksaku selalu manggil aku Abimanyu!

 

Mild

 Abimanyu berwajah mirip denganmu, Tang.

 Aku tidak tahu bagaimana nasibya. Tapi dia yang membunuh teman-temanku.

 

Edgar:

 Dia tak pernah menyebut namaku.

 

Ryu:

 Sudahlah, kalian istirahat dulu. Nanti aku ceritakan semua.

 

RYU DAN MILD KELUAR DARI RUANGAN

EDGAR DAN LINTANG KEMBALI TERTIDUR.

CUT TO:

47. INT-KORIDOR RUMAH SAKIT-SORE

Terlihat dari sebuah kaca, Retno terbaring.

Selang-selang terhubung menuju ke mulutnya.

Mild melihatnya dengan mata yang memelas

Ia tampak menangis.

 

Ryu:

 Wirasti menyeretnya dengan mobil. Setelah melihat Lintang bermesraan dengan bu Retno.

 

Mild:

 Padahal kenyataannya, bu Retnolah yang dulu menyakitiku.

 Saat ia mabuk dan berselingkuh dengan Lintang.

 Sudahlah tak penting, aku berdoa semoga dia lekas sembuh dan menemukan kebahagiaannya.

 

Ryu:

 Mild, kau jauh lebih dewasa.

 

Mild:

 Ryu, buat apa menyimpan dendam.

 Apa yang kita dapatkan saat lawan kita kesakitan?

 Bukankah lebih indah bila kita meraih kebahagiaan kita masing-masing tanpa harus saling menyakiti.

 

Ryu:

Mild?

 

Mild:

 Eh, Ryu kamu harus bantu aku bikin novel!

 

Ryu menmberikan gestur hormat pada Mild.

Mild tersenyum.

 

Ryu:

(tertawa)

 Apa pernyataanmu lima tahun lalu masih berlaku?

 Aku nerima kamu, Mild.

 

Mild menampar kecil pipi Ryu.

Wajahnya tampak sedikit bahagia.

Ia kemudian lari.

 

Mild:

 Hey pakboy, aku mau cari taksi aja.

 

Ryu mengelus pipinya sendiri.

 

Ryu:

 Sungguh tamparan yang berkesan.

 

CUT TO:

48. INT-RUMAH SAKIT JIWA-MALAM

Terlihat Wirasti yang duduk meringkuk di pojok ruangan isolasi.

Petugas pria dan Mild masuk ke ruang tersebut.

 

Petugas RSJ:

 Kami bersyukur dia memiliki anggota keluarga.

 Sidik jarinya tidak terlacak dan dia depresi berat menurut tes yang kami lakukan.

 Dia juga sering menyiksa dirinya sendiri.

 

Mild mengangguk, melihat Wirasti yang meringkuk di pojok ruangan dengan tangan yang diikat.

Petugas pria lalu pergi

Wirasti bangkit, melirik tajam Mild.

 

Mild:

 Akhirnya kita bertemu, Wirasti.

 

Wirasti:

(meludah)

 Kenapa kamu pulang, hah? Tidak tahan hidup di zamanku?

 

Mild:

 Aku pulang karena memang tempatku disini.

 Tempatmu bukan disini, Wirasti. Pulanglah, bahkan cucu buyutmu sudah seusia kita di jaman ini.

 

Wirasti masih melirik tajam Mild.

Mild menunjukkan fotonya dengan Ryu yang di print.

 

Mild:

 Dia adalah cucu dari anakmu di Belanda.

 Bagaimanapun dirimu, kau tetaplah ibu.

 Sudahlah, apa gunanya kau menghabisi musuh-musuhmu di tempat ini.

 Urusan mereka itu denganku, bukan denganmu.

 

Wirasti menitikkan airmata.

 

Wirasti:

 Dirk?

 

Mild:

 Entahlah, kau merindukannya kan?

 Aku yakin kau wanita hebat, wanita baik, wanita kuat. Bahkan jika dunia berkata kau jahat, aku tetap mengatakan kau baik.

 Kau wanita kuat, jangan lemah karena cinta.

 Tunjukan kekuatanmu, tapi bukan dengan menyiksa yang lain.

 Tunjukan, kau bisa berdiri dengan kakimu sendiri.  Tunjukanlah kau bisa mengendalikannya.

 Dapatkan hal yang lebih dari kekuatanmu ini.

 Sekarang, apa yang kau dapat dari semua ini kecuali rasa sakit yang kembali padamu.

 

Wirasti:

 Kau sungguh berkata aku baik?

 Aku telah menjebakmu, Mild.

 

Mild:

 Semua manusia terlahir baik.

 Semua memilik kesempatan yang sama untuk baik.

 

Wirasti:

 Tapi, aku sudah memburukkan namamu disini.

 

Mild:

 Biar masalah disini, aku yang selesaikan.

 Kamu banyak tidak mengerti tentang jaman ini seperti aku tak mengerti disana.

 Sudah, pulanglah. Jemput anakmu atau apa.

 Aku tak membuat masalah disana.

 

Wirasti:

 Aku sungguh ingin memiliki hati sepertimu.

 

Mild:

 Kau terlalu tinggi menyanjungku.

 Aku dan cucumu akan mengantarkanmu. Aku akan mengurusmu agar kau bisa keluar dari tempat ini.

 Tapi maaf kami belum dapat melepaskanmu sebelum kamu masuk ke bis itu.

 

Wirasti:

 Aku tahu, aku adalah monster.

 

Mild:

 Jangan pernah berpikir seperti itu. Kau bisa menjadi lebih baik. Tunggulah aku dan Ryu dapat mengeluarkanmu.

 Aku permisi.

 

MILD KELUAR DARI RUANGAN

WIRASTI MUNDUR, IA MENANGIS KERAS.

CUT TO

49. INT-RUMAH RYU-MALAM

Tampak Ryu sedang ketiduran di meja belajarnya.

Ada banyak buku dan laptop di depannya.

Ryu mengalami mimpi.

Ia tampak gelisah, berkeringat.

/fade out/

CUT TO:

50. EXT-SEBUAH HUTAN-MALAM

/fade in/

/est/

Ryu sedang berlari tanpa alas kaki, dengan pakaian modern yang dikenakan saat tidur.

Seorang berpakaian tentara mengejarnya.

Terlihatlah pondokan yang terbuka dan ada cahaya teplok warna kuning.

Ryu berhenti dan masuk di sebuah rumah yang terbuka.

//rumah adalah rumah bekas kantor yang ditempati Itsuki dan Sutanto. //

Pasukan semakin mengejarnya dan melemparkan tombak, sesekali menembak dengan senjata api.

Ryu memasuki rumah, ia menahan pintunya dengan meja.

Suara tembakan dan pasukan itu sudah tak terdengar.

Terdengar suara mesin ketik.

 

Ryu bangkit dan berjalan.

Ryu menyibak gorden.

Ia menemukan Itsuki sedang mengetik.

Itsuki lalu berhenti mengetik. Ia menatap Ryu dan senyum.

Ryu mundur. Takut.

 

Itsuki:

 Akhirnya aku bisa bertemu denganmu.

(beat)

 Ryu.

 

Ryu semakin mundur. Ia menyenggol lemari.

 

Itsuki:

 Ryu, aku susah payah untuk menemuimu. Aku hanya ingin kau sampaikan sesuatu pada Mild.

 Aku tak bisa menemuinya.

 Maafkan aku, aku tak bisa melindungi Mild.

 Sampaikan salam dan terimakasihku padanya.

 

Ryu berbalik, ia hendak berjalan keluar.

Pintu tertutup.

 

Ryu:

 Berengsek!

 

Itsuki:

 Aku belum selesai, Ryu.

 

Ryu terlihat pusing.

Ryu melihat kejadian-kejadian antara Itsuki dan Mild

Flasback end.

Ryu sempoyongan.

 

Itsuki:

 Bantulah Mild mengembalikan hidupnya.

 Datangkan ingatan itu padanya. Datangkan ingatanku, Ryu.

 

 

Ryu:

 Tapi….

 

Itsuki:

 Katakan pula aku mencintainya.

 

Ryu:

 Tapi aku tak mengalaminya, bagaimana aku…

 

Itsuki menghilang

/fade out/

CUT TO:

51. INT-KAMAR RYU-MALAM

Ryu terbangun

Kaget

Menghembuskan nafas. Terengah-engah.

Ryu terlihat berkeringat.

Notifikasi dari teleponnya berbunyi.

Nama Edgar terlihat. Terlihat tulisan layar <new group.

Dalam layar grup ada nama Edgar, Daisy, Ryu, dan Mild.

 

Text/Voice Over Edgar:

 Ada yang perlu aku katakan.

 

Text/Voice Over Daisy:

 Sama.Ini berhubungan dengan kita dan Lintang.

 

CUT TO:

52. INT-SEBUAH KAMAR RUMAH SAKIT-Malam

Tampak Edgar dan Lintang gelisah dalam tidur.

Lintang mengigau tidak jelas, wajahnya merah.

Sementara Edgar berkeringat, selimutnya tersibak.

Edgar dan Lintang terbangun secara bersamaan.

Kaget, duduk, mendelik. Terengah-engah.

 

Lintang:

 Ed, kenapa?

 

Edgar

(terengah-engah)

 Aku lihat orang yang sangat mirip denganku.

 Dia tertembak.

 Dia ngasih aku pesan, katanya suruh nyelesaiin novel

 Anehnya, saat aku mencoba bangun. Dia malah menunjukkanku ingatan aneh, dan ada kalian semua. Termasuk ibuku.

 Semua tampak berbeda kecuali Mild.

 Entah kenapa aku sekarang semacam memiliki point of view sebuah peristiwa yang sama sekali nggak aku alami.

 

Lintang:

 Ed…

(beat)

 Aku…

 

Ia diam sejenak. Bola matanya mengarah ke atas.

Lintang menekuk lututnya. Memeluk lutut.

Ia menghela nafasnya. Lalu bercerita.

 

Lintang:

 Aku sama sekali tak menemuinya. Dia namanya memang Abimanyu dan dia sangat jahat.

 Aku melihat semua dari sudut pandangnya.

 Saking jahatnya dia pada orang mirip kalian itu, aku sampai ngeri.

 

Ponsel Edgar berbunyi.

Di layar ada nama Daisy sedang menelpon.

Edgar mengangkat telepon.

(beat)

Edgar memencet tombol speaker.

 

Daisy:

 Ed, kita harus bikin grup berempat.

 Aku melihat banyak perstiwa dari sudut pandang seorang yang mirip denganku.

 

Edgar:

 Sama. Aku rasa ada banyak perisiwa yang dialami Mild dengan orang-orang itu sehingga kita perlu menceritakannya ulang.

 Dan Lintang juga terlibat, tapi dia nggak sanggup cerita di depan kalian…

 

Daisy:

 Tak kirimin nomernya Mild.

 

Tampak Edgar menutup telepon.

Ia memainkan ponselnya.

CUT TO:

53. EXT-TERMINAL-PAGI

Terminal penuh dengan calon penumpang yang membawa koper besar.

Kondektur berteriak-teriak memanggil penumpang.

MILD, RYU, DAN WIRASTI MEMASUKI TERMINAL.

Ryu menyeret koper dan Wirasti menggunakan selendang transparan motif bunga, tanpa penutup wajah, tanpa masker.

Mild mengapit tangan Wirasti.

Mereka berhenti di bus bertuliskan  TUNJUNG UTAMI 97603

 

Wirasti:

 Mild, Ryu maafkan aku sudah mengacaukan segalanya.

 

Ryu:

 Tidak masalah.

 Aku senang bisa bertemu dengan nenek buyutku dengan usia yang hampir sama denganku.

 

Wirasti

 Kau pria yang baik, Ryu. Aku yakin cucuku mengajarkanmu banyak hal baik di dunia ini.

 Aku tak pantas menjadi nenek buyutmu.

 

Wirasti mengusap airmatanya.

 

Mild:

 Tidak. Kau juga memiliki kesempatann menjadi lebih baik. Kau masih muda dan kau memiliki segalanya.

 Kembalilah dan jalani hidupmu di duniamu.

 

Wirasti mengangguk. Wirasti dan Mild berpelukan,

Wirasti memasuki bus.

Ia duduk di dekat jendela. Wirasti melambaikan tangannya dan tersenyum.

 

54. INT-DALAM BUS TUNJUNG UTAMI-PAGI

Wirasti menatap jendela.

Bus tidak penuh. Hanya beberapa orang.

Tampak sedih, ia menangis.

Bus mulai berjalan.

Fokus pada jendela.

Suasana berubah menjadi suasana tahun 1942.

CUT TO:

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar