Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Ku Kisahkan Tentangmu pada Rembulan (SCRIPT)
Suka
Favorit
Bagikan
14. Sang Penyusup
[SEG 3]:

SCENE

90. INT-KAMAR KARINAH-PAGI

Mild berbaring di dipan.

Karinah tampak menungguinya di sebuah

kursi kayu kecil sambil membaca buku.

Masuk NGATINI dengan membawakan dua cangkir the.

Ia meletakkan nampan di meja depan Karinah.

Karinah dan Ngatini meminum teh.

 

Ngatini:

 Sudah lima hari dia tidak siuman.

 

Karinah:

 Iya, aku merasa bersalah dengannya.

 Aku juga tidak bisa memanggil dokter untuknya.

 

Karinah menunduk.

Mild mulai menggerakan tangannya.

Ia lalu bangun, ia bangkit.

Ekspresinya terlihat kaget.

 

Voice Over Mild:

 Oh my God, aku masih di 1942 masih bersama perempuan yang mengusirku itu lagi?

 Dan apa yang terjadi di WordBeat?

 

Mild memegang kepalanya. Menggeram.

Karinah menghampiri Mild disusul oleh Ngatini.

 

Karinah:

(Berlutut di samping ranjang, memegang tangan Mild)

 Maafkan aku.

 

Mild:

 Tidak ada yang salah darimu, mbak.

 Aku tidak seharusnya merebut ruangmu. Tempatku bukan disini.

 Tapi aku belum bisa pulang, aku ketinggalan bis keramat itu.

 

Karinah:

(Berkaca-kaca)

 Tulisan terakhirmu sudah tersebar.

 Sudah banyak yang mencari kami untuk berjuang bersama.

 Kedai kita makin untung.

 Kita harus menyusun rencana selanjutnya sesegera mungkin.

 Itsuki mulai menulis novelnya lagi, meski baru setengah.

 

Karinah menunjukkan novel Itsuki yang tadi dibacanya.

Zoom pada cover depan  PERTJAKAPAN BOELAN.. Erigo Watanabe.

Mild membuka halaman secara acak. Terdapat sketsa wajah Mild yang dibuat dengan mesin ketik.

 

Voice Over Itsuki:

 Kemarin datang sosok putri. Datang sendiri dengan kecantikan indurasmi.

 Aku dengan sangat lancang mencintainya.

 Dengan segenap ucapan kebenciannya.

 Dengan segenap sikapnya yang kekanakan.

 Dengan segenap sikapmnya yang aneh.

 Ia sesuatu yang kurindukan.

 Meski aku tak tahu apakah dia nyata atau tidak.

 Kita telah diujung perpisahan, namun aku akan selalu merindu.

 

Mild:

(Tertawa malu-malu)

 Buaya darat ini selalu punya hal untuk membual.

 Anyway, apakah kau tahu siapa Wirasti?

 

Karinah mengegleng. Ngatini pun menggeleng

 

ITSUKI DATANG, ia tampak senang.

Mild tersenyum tipis, namun berubah menjadi dingin lagi.

Ngatini tampak melihat Itsuki yang sangat bahagia,

Ekspresi Ngatini menjadi sebal.

 

Itsuki mengambil kursi, duduk di samping ranjang Mild.

 

Itsuki:

 Aku sudah bilang, kau disini saja.

 Kamu membuatku khawatir, kekasihku.

 

Mild tersenyum tipis.

Lalu kembali ke wajah dingin, ia memalingkan muka menghadap Karinah.

 

Mild:

 Tapi sayang, kau tahu siapa Wirasti?

 

Mild menabok mulutnya sendiri.

Karinah dan Ngatini hanya tertawa. Begitupun Itsuki.

 

V.O Mild:

 Kenapa kata-kata itu muncul sih. Dasar goblok!

 

Itsuki:

 Aku tahu dari dulu. Aku tahu kau mirip dengannya.

 

Karinah dan Ngatini melotot. Mild tampak kaget.

 

Itsuki:

 Dia adalah buronan internal keluarga kerajaan.

  Dia pembunuh bayaran, pencuri, perampok, dan penjarah.

 Dia benar antek-antek Londo dan pemberontak. Tak ada yang ia perjuangkan kecuali uang.

 Kau ingat waktu pertama kau datang kesini? Ada yang menembak di lantai dua motel kan? Dia adalah anak buah Wirasti.

 Aku tahu dia banyak berurusan dengan dukun. Aku yakin dia kabur di duniamu atau dimanapun itu.

Karinah tampak kaget.

 

Karinah:

 Lalu, bagaimana kau tahu kalau anak ini bukan Wirasti?

 

Itsuki:

 Raut wajahnya berbeda. Wajah Mild teduh, meski punya wajah tempramen sedikit. Sedangkan wajah Wirasti beringas se beringas beringasnya.

 Dulu aku pernah menembak lengannya, ada jahitan Panjang di lengannya.

 Mild tak punya sama sekali.

 Wajah Mild tampak lebih putih dari Wirasti.

 Wirasti pernah melahirkan, Mild masih gadis.

 Pastilah sangat berbeda.

 Aku mencium Mild beberapa kali. Aku tahu dia tak pernah dicium lelaki lain kecuali aku.

 Iya kan, Mild?

 

Mild mengambil bantal dan memukulkannya ke kepala Itsuki.

 

Mild:

 Minggir kau kakek mesum!

 

Itsuki memundurkan kursinya sambil cekikikan.

 

Itsuki:

 Kita sudah memiliki banyak anggota sekarang, kau disini saja, jangan kemana-mana.

 

Mild:

 AKU TETAP MAU PULANG. NGGAK MAU TAHU!

 Oh ya, bagaimana kalau kau mengantarkan kekasihmu ini ke Djantoeng Hati?

 

Itsuki:

 ANAK INI SEMAKIN GILA!

 

Itsuki membuang muka

Muka Karinah terlihat shock. Begitupun Ngatini

 

Karinah:

 Mengapa kau ingin ke tempat terkutuk itu?

 

Ngatini:

 Temanku membeli pelet untuk suaminya disana dan menyantet kekasih suaminya disana.

 Kau jangan kesana atau kau akan punya nasib tragis seperti temanku.

 

Mild:

 Aku pernah kesana di jamanku. Kalian mungkin tak percaya bahwa aku menemui ‘kembaranku’ lari memasuki toko itu.

 

Itsuki:

 Kalau kau kesana, aku tak akan memaafkanmu.

 

Mild:

 TAPI ITU JALAN SATU-SATUNYA AKU UNTUK PULANG. AKU TAK MAU DISINI!

 

Itsuki menggelengkan kepalanya.

 

Itsuki:

 Baiklah, aku tak akan menghalangimu pulang. Carilah caramu sendiri, tapi jangan lewat tempat itu.

 

Mild tersenyum tengil.

 

Mild:

 Karena aku luluh dengan kelembutan hatimu, aku akan membantumu dulu.

 Setidaknya hingga misi ini selesai.

 Aku juga tak tega dengan keadaan sesamaku.

 

Itsuki senyum.

INTERCUT TO:

91. INT-RUANG RAPAT KANTOR CABANG SENDENBU-DAY

Terlihat Hirai, Hideki, Abimanyu, dan tiga pria lainnya duduk melingkar di kursi, depannya ada meja sebesar meja makan. Terlihat seperti sedang melaksanakan rapat. Di depannya ada sebuah papan tulis hitam.

Seorang pria datang dengan membawa amplop coklat lalu diserahkan pada Abimanyu.

Abimanyu membuka berkas.

Pria itu lalu duduk diantara orang itu.

Abimanyu berdiri membawa berkas itu, menuju papan tulis.

 

Abimanyu:

 Saya menemukan informasi tentang kekasih Itsuki.

 

Ia menempelkan foto di papan tulis.

 

Abimanyu:

 Saya telah membayar mata-mata di kerajaan. Dia adalah buronan internal kraton.

 Kalian tahu kan bagaimana kerajaan? Mereka tidak mau ada hal buruk terekspos begitu saja. Jadi mereka menyembunyikan hal ini dari kalangan non-ningrat.

 

Hideki mengacungkan tangan.

 

Hideki:

 Sepintar itukah dia berkamuflase menjadi gadis yang sangat berbeda?

 

Abimanyu mengangguk

 

Abimanyu:

 Raden Rara Estu Wirasti Sungkodimejo.

  Dia mencuri, menjarah, merampok, dan menjadi pembunuh bayaran juga

 Dia dalang dibalik penjarahan yang terjadi beberapa hari yang lalu.

 Ia sangat kejam. Jiwanya memang terganggu karena masalah pribadinya.

 Aku khawatir dia dibayar oleh seseorang untuk mencuci otak Itsuki untuk menghancurkan kita.

 

Hirai:

 Aku juga curiga aliansi kemerdekaan itu ada di balik ini semua.

 Lihatlah propaganda mereka

  Baru dua edisi yang terbit, sudah banyak yang menolak bergabung dengan romusha.

 Bahkan wanita-wanita pilihan itu dikabarkan kabur dari asrama.

 

Abimanyu:

 Benar.

 Aku telah membaca tulisan itu.

(beat)

 Tulisan ini tak mungkin dibuat perorangan.

 Ia sangat bahaya. Ia mengetahui apa yang terjadi di luar kota ini, di Siam, Cina dan Joseon.

 

Hirai:

 Kita harus sewa mata-mata untuk mengintai mereka.

(beat)

 BAWA JUMIYATI KESINI.

 

JUMIYATI DATANG. Ia ditemani dengan dua orang Jepang.

(JUMIYATI BERWAJAH SEPERTI RETNO)

 

Jumiyati berpakaian baik. Ia menggunakan dress midi berwarna hitam, rambutnya di hair-net. Ia menggunakan lipstick merah dan riasan yang tebal.

Hirai membuka sebuah dompet berisi uang Yen.

Hirai Mengambil beberapa lembar uang Yen

Hirai melemparkan lemabran ke wajah Jumiyati

Uang berjatuhan, Jumiyati memungutnya dengan wajah bahagia.

Seisi ruang rapat tertawa.

 

Hirai:

 Memang kau berbeda. Kau tak punya harga diri, tidak sok seperti pribumi lain.

 Sudah tahu apa yang harus kau lakukan kan, Jumiyati?  

 

Jumiyati:

 Harga diri tak akan mengganjal perut.

 Jangan panggil aku Jumiyati. Panggil aku Madam Laurensia.

CUT TO:

 

92. INT-Kedai Prince Arthur-Day.

Tampak Sutanto membukaka pintu dari luar.

Ia membawa tas jinjing besar. Disusul kemudian Jumiyati.

Jumiyati tampak menggunakan pakaian baik. Pakaian midi dengan hair-net dan sepatu hak tinggi.

Ia tampak melihat-lihat keadaan.

Kedai masih belum buka. Pelayan tampak membersihkan perkakas, sementara beberapa karyawan tampak menyapu lantai.

 

Sutanto:

(Berbicara pada Jumiyati)

 Jadi aku tinggal di sini, bulik.

 Nanti akan ku kenalkan pada bosku yang tampan dan dua wanitanya hahaha.

 

Sutanto dan Jumiyati berjalan menuju sebuah pintu bergorden.

Mereka memasuki ruangan dengan gorden.

 

CUT TO:

93. INT-Ruang Pertemuan Kedai Prince Arthur-Day

Sutanto dan Jumiyati memasuki ruangan itu.

Jumiyati duduk di sofa.

 

Sutanto:

 Aku panggilkan teman-temanku ya, bulik. Mereka pasti senang karena penyanyi wanita barunya sudah datang.

 

Jumiyati mengangguk. Sutanto keluar dari ruangan itu.

Setelah Sutanto keluar, Jumiyati beranjak dari tempat duduknya.

Ia berjalan di sekitar ruangan

 

Jumiyati:

  Aku sudah ada di tempat.

 Betapa malangnya ponakan kecilku itu. Ku pastikan akan ku ucapkan selamat tinggal dengan baik.

 

Terdengar suara empat orang sedang berbicara, langkah mereka terdengar mendekat.

Jumiyati segera duduk kembali.

Sutanto, Karinah, Itsuki, dan Mild memasuki ruangan.

Berjalaan mendekati Jumiyati yang duduk di sofa membelakangi pintu.

 

Sutanto:

 Teman-teman, ini penyanyi yang ku bicarakan tempo hari. Dia bulikku sendiri.

 

Jumiyati berdiri dan berbalik.

Mild menjatuhkan semacam tumblr. Air di tempat minum itu sampai tumpah.

Wajah Mild terlihat kaget.

 

Karinah:

(berbisik pada Mild)

 Kamu tidak sopan. Ada apa?

 

Mild:

 Di jamanku, dia mengkhianatiku.

 

Karinah:

 Sudah lah. Ini jaman yang berbeda.

 

Mild berdiri dengan tidak tenang.

Jumiyati berjalan ke tempat mereka berjalan.

 

Jumiyati:

 Saya Madam Laurensia. Senang bertemu dengan kalian.

 

Jumiyati Menyalami Itsuki.

 

Itsuki:

 Saya Itsuki, bibi. Senang bertemu dengan bibi.

 

Jumiyati menyalami Karinah:

 

Karinah:

 Saya Karinah.

 

Jumiyati mendekati Mild. Mild terlihat kaku. Tangannya bergetar. Mild mengepalkan tangan satunya.

Jumiyati mengulurkan tangannya,namun Mild tidak membalasnya.

Mild dan Jumiyati saling bertatapan tajam.

 

Voice Over Jumiyati:

 Kemampuan bersandiwara Wirasti memang juara.

 Lihatlah dia sangat berbeda dengan Wirasti yang kutemui beberapa bulan lalu.

/fade out/

INTERCUT TO:

94. EXT- Depan Toko Emas- Day.

/fade in/

/flashback on/

Tampak sebuah toko emas yang sepi. Namun, jalanan ramai pejalan kaki yang berlalu-lalang.

Seorang laki-kaki tua kurus terlihat sedang kipas-kipas sambil mendengarkan radio.

Terdengar lagu Mandarin tradisional.

 

LIMA BELAS ORANG BERPAKAIAN HITAM DAN BERPENUTUP WAJAH MUNCUL DARI SEBUAH GANG.

Gerombolan orang itu berpencar dan menjarah semua toko yang ada disana.

Para pejalan kaki berlari meninggalkan lokasi.

 

SEORANG TAMPAK MEMASUKI TOKO EMAS. Ia memecahkan etalase emas.

Ia mengeluarkan bagor hitam dan mengambil emas.

Pria tua meringkuk di bawah meja radio yang lagunya terus mengalun.

Wajah pria tua tampak panik.

Setelah mengambil semua emas, perampok itu menghampiri pria tua pemilik toko emas.

PERAMPOK ITU BERSUARA WIRASTI NAMUN WAJAHNYA MASIH TERTUTUP.

 

Wirasti:

 DIMANA KAU SEMBUNYIKAN SISANYA, PAK TUA?

 

Pemilik toko emas hanya diam. Wirasti menarik pemilik toko emas. Menarik baju bagian lehernya hingga bapak tua itu terangkat.

 

Pemilik Toko Emas:

 Tak ada sisa, Nyonya. Saya hanya punya ini.

 

Wirasti:

 BOHONG!

 

Wirasti mengambil pedang yang ditempatkan di belakang punggungnya.

Wirasti melepas sarung pedang.

Wirasti menghunuskan pedang ke perut pemilik toko emas.

Pemilik toko emas itu merintih, Tangannya menuju kepala Wirasti dan melepas penutup wajah Wirasti.

Terlihatlah wajah Wirasti dengan rambut panjangnya. Ia lalu meninggalkan toko itu dan berlari dengan tangan yang menutupi wajah.

 

JUMIYATI BERJALAN TENANG DI PELATARAN TOKO EMAS. SEOLAH TIDAK TERJADI APA-APA

Jumiyati menabrak Wirasti yang sedang berlari. Wirasti jatuh, Tangannya turun.

Terlihat Pemilik toko yang terkulai lemah bersimbah darah. Jumiyati menutup tangannya.

Wirasti bangun, ia menatap tajam Jumiyati.

 

WIRASTI MENCOBA MENCEKIK JUMIYATI.

JUMIYATI KESUSAHAN BERNAFAS

 

Wirasti:

 Kau diam atau kau mati.

 

Wirasti melepaskan cekikan di leher Jumiyati lalu berlari.

/flasback end/

/fade out/

INTERCUT TO:

95. INT-RUANG PERTEMUAN KEDAI PRINCE ARTHUR-DAY

/back to/

/fade in/

Jumiyati mengulurkan tangannya ke Mild.

 

Jumiyati:

 Nona sangat cantik. Siapa namamu, Nona?

 

Mild bersalaman dengan Jumiyati. Ia tersenyum tipis.

 

Mild:

 Nama saya Mild, tante. Senang bertemu dengan tante.

 

Jumiyati terlihat semakin bingung

 

Jumiyati:

 Dia bersandiwara dengan sangat lihai.

 

 

Itsuki mengeluarkan jam sakunya.

 

Itsuki:

 Maaf sekali bibi, kami belum bisa menemui bibi. Kami ada urusan sebentar.

 

Jumiyati:

 Memang kalian mau kemana?

 

Sutanto:

 Latihan….

 

Itsuki menginjak kaki Sutanto. Sutanto terlihat kesakitan.

Mereka melambaikan tangan, lalu meninggalkan ruangan.

Mild berkali-kali menoleh ke belakang. Dan Jumiyati tampak menyadari tatapan Mild.

Jumiyati tersenyum tipis, hingga keempat orang tersebut meninggalkan ruangan.

Jumiyati:

 Baru hari pertama, kalian sudah memberiku kesempatan.

 

Jumiyati mengeluarkan obeng dari tas kecilnya.

 

/Fade out/

CUT TO

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar