Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Ku Kisahkan Tentangmu pada Rembulan (SCRIPT)
Suka
Favorit
Bagikan
8. Kamuflase

SCENE

53. INT-RUANG KERJA ITSUKI-NIGHT

Itsuki memasuki ruang kerjanya. Ekspresinya datar. Ia meletakkan mesin ketik dan mengeluarkan kertas-kertas.

Di atas meja kerja, ada bingkai foto.

Terlihat foto di bingkai itu. Sebuah foto hitam putih. Seorang wanita Eropa berambut pirang dan seorang balita Asia.

Itsuki mengambil foto itu.

 

Voice Over Itsuki:

 Aku Itsuki, Yamaguchi Itsuki. Aku masuk ke Indonesia sejak tahun tahu 1939, masa dimana Nippon mulai melancarkan usahanya untuk menjadi penguasa dunia. Namun dengan itu juga. aku melihat perlakuan mereka kepada para penduduk negeri terjajah.

 Joseon, Cina, bahkan ibuku sendiri menjadi saksi bagaimana kekejaman mereka. 

 Oleh karena itu aku tidak ingin hal ini terjadi lagi.

 Karena aku tak bisa mengangkat senjata secara terang-terangan, Aku memutuskan membeli kedai ini dari Belanda dan membuatnya menjadi alibi untuk bekerja pada aliansi kemerdekaan.

(beat)

 Aku bekerja di balik mesin ketikku, di ruang bawah tanah yang dialihfungsikan sebagai markas.

  Aku berusaha menerbitkan propaganda-propaganda tandingan.

 Sebagian keuntungan aku donasikan ke bagian lain dari di aliansi kemerdekaan.

 Tetapi, semuanya kurang meyakinkan.

CUT TO:

54. EXT-Jalanan kota Djokja-Night

Tampak tiga orang dengan pakaian hitam-hitam menyelipkan sesuatu ke Lorong pintu rumah warga.

Selembar kertas terbang. Tampak Headline bertuliskan REMBOELAN .

Satu kertas lagi terbang. Sebuah undangan panggung hiburan di depan pasar tradisional.

CUT TO:

55. EXT-DEPAN PASAR TRADISIONAL-NIGHT

Terlihat Karinah, Sutanto, dan beberapa pria mendirikan panggung hiburan di depan pasar tradisional.

Setelah panggung selesai.

Beberapa warga berdatangan.

Sutanto naik panggung dengan gitar dan pakaian cowboy.

Ia mulai menyanyi lagu country dengan Bahasa Indonesia.

Di tengah tengah lagu, Nampak Karinah naik ke atas panggung. Berduet dengan Sutanto.

Setelah lagu selesai, ada pementasan drama.

Itsuki tampak bersedekap di belakang panggung dengan membawa sebuah kertas.

 

Voice Over Itsuki:

 tentunya usahaku initak ada apa-apanya jika mereka tak hadir disisiku. Dua sahabatku yang pandai menyanyi ini.

 

Tampak tiga orang menendang kursi penonton yang kosong. Menghancurkan panggung. Penonton berhamburan.

 

Voice Over Itsuki:

 Setelah hari itu, tidak ada lagi pertunjukan drama, menyanyi, dan puisi.

 Hanya pertunjukan di Prince Arthur.

CUT TO:

56. (BACK) INT-RUANG KERJA ITSUKI-NIGHT

 

Itsuki:

 Akan ku balaskan kemarahanmu, Mama.

 

Terlihat Mild mengintip dari balik pintu.

Itsuki menoleh. Wajahnya sudah merah, matanya merah menahan tangis.

 

Itsuki:

 Kamu perempuan kurang ajar, kemarilah.

 

Mild perlahan memasuki ruang kerja Itsuki. Duduk di kursi pojok. Itsuki berekspresi datar.

Itsuki melemparkan setumpuk kertas berisi angka-angka.

 

 

 

Itsuki:

 Tolong aku rekakan laporan keuangan toko ini, agar mereka tak mencurigaiku.

 

Mild:

 Aku tidak mau. Kau sangat mencurigakan juga. Bagaimana seorang campuran Jepang-Rusia sepertimu bisa membela negaraku?

 

Itsuki:

 Kenapa kau harus tahu juga? Kau bukan berasal dari jaman ini kan?

 

Mild:

 Mengapa aku harus merubah laporanmu? Apa juga urusanku? Kau tak lebih dari pria mesum yang tidak bisa mengantarku pulang ke jamanku.

 

Terdengar suara tembakan beruntun. Mild berteriak, menutup telinganya. Itsuki memeluk Mild.

Itsuki terlihat panik.

 

Itsuki:

 Dia pasti Hirai dan komplotan busuknya. Kau disini saja, jangan kemana-mana.

 

Itsuki melepaskan pelukan Mild. Ia mengambil senapannya, lalu meninggalkan ruangan. 

Mild terlihat takut. Jongkok di bawah meja

Mild menggigit jari-jarinya.

CUT TO:

57. INT- KEDAI PRICE ARTHUR-NIGHT

 

Tampak Hirai dan dua orang berpakaian tentara Jepang masuk ke kedai. Mereka mengacaukan kedai, menendang meja dan kursi serta memecahkan gelas. Sutanto masih menyanyi dan Karinah masih mendampingi Sutanto menyanyi.

Dua tantara itu menembakkan senjatanya ke langit-langit kedai.

Para pengunjung berhamburan.

 

Hirai:

 Panggil bedebah itu kesini. Itsuki!

 

Pria berpakaian tantara menembakkan senjatanya kea rah langit-langit kedai secara beruntun.

Sutanto turun dari panggung, datang menghampiri Hirai.

 

Sutanto:

 Ada perlu apa kalian mencarinya?

 

Hirai menarik kerah baju Sutanto.

 

Hirai:

 Aku tak sudi hanya bicara dengan manusia rendahan sepertimu, aku ingin bertemu dengan bedebah itu!

 

Sutanto tampak tenang.

Sutanto meludah di depan Hirai.

 

Sutanto:

 Oh, buat apa manusia kasta tinggi memeras dana perang dari negara miskin?

 Mengapa harus musafir ke selatan demi sebiji Jarak?

 Tak bisakah kalian membiayai kekacauan yang kalian sebabkan sendiri, manusia kasta tinggi?

 Haruskah kalian repot-repot manusia-manusia rendahan untuk mendapatkan simpati? 

 

Di panggung. Karinah tampak panik. Mengepalkan tangannya.

 

Voice Over Karinah:

 Anak itu tetaplah anak ceroboh meskipun telah bergabung ke aliansi kemerdekaan.

 

Hirai melihat ke arah Karinah.

 

Hirai:

 Siapa yang mengajarimu, hah? Nyai Letnan Wiliem Van de Korput?

 

Sutanto menonjok perut Hirai. Seorang tentara menembak perut Sutanto.

Karinah lari. Ia hampir menarik pistol di sakunya, namun tidak jadi.

Karinah menutup perut Sutanto yang berdarah dengan tangannya.

 

Hirai:

 Lihatlah nyai dari orang yang dua bulan lalu kujadikan makanan anjing.

 

Hirai tertawa diikuti oleh kedua pria berpakaian tantara Jepang.

 

Karinah:

 Pergilah! Jangan injakkan kaki busukmu ke tempat ini. Tunggulah, kalian akan diusir dari tanahku!

 

Hirai tertawa sangat lebar. Ia jongkok menghampiri Karinah.

 

Hirai:

 Aku akan pergi. Tapi katakan dimana bedebah itu! 

 

Karinah mendongakkan kepala. Ia menatap Hirai tajam

Ia memegang moncong pistol Hirai, mengarahkannya ke kepalanya.

 

Karinah:

 Lebih baik kau pecahkan saja kepalaku daripada aku harus mengatakan dimana tuanku.

 

Hirai:

 Baik, Nyai de Korput.

 

Hirai menarik pelatuk. Karinah tampak memejamkan mata, terlihat ketakutan.

Itsuki keluar dari ruangan sebuah ruangan dengan wajah tengil.

Itsuki bertepuk tangan sambil senyum tengil.

 

Itsuki:

 Kalian penakut. Buat apa kalian menyerang penyanyi-penyanyi yang tidak tahu apa-apa ini? Baka-desu.

 

Hirai berdiri.

Dua orang tentara menodongkan senjatanya pada itsuki.

 

Itsuki:

 Apa gerangan yang membuat Hirai-kun sudi datang ke pondok anak rendahan sepertiku?

 

Hirai menurunkan senjatanya. Hirai menghampiri Itsuki, ia mendorong bahu Itsuki.

 

Itsuki tersenyum miring. Hirai menodongkan senjatanya ke dahi Itsuki.

 

Itsuki tertawa, tangannya menurunkan pistol Hirai.

 

 

 

Hirai:

 Apa pekerjaanmu hai anak haram? Jangan kau katakan bahwa kau mengkhianati negaramu?

 Pengkhianat harus mati.

 

Itsuki:

 Hanya menjual minuman, menyuguhkan lagu, mengetik novel, sudah.

 Kau belum membeli novelku kan, Hirai-kun?

 

Hirai:

 Semua yang kau katakan hanya bualan.

 

Hirai menendang meja disampingnya. Ia menatap tajam Itsuki.

Hirai berbalik memanggil seseorang.

 

Hirai:

 Kento-kun, kemari!

 

Masuk orang berstelan jas resmi.

Seorang yang menggunakan potongan tuxedo dan topi fedora memberikan sebuah tas jinjing kepada Hirai. Hirai mengeluarkan map coklat lalu melemparkannya ke muka Itsuki.

 

 

Hikari:

 Kedai ini terlalu ramai untuk keuntungan sekecil itu.

 Dan apakah kau menggunakan uang pribadimu untuk memodali kedai ini di periode selanjutnya?

  Digunakan untuk apa keuntungan kedai ini? Untuk membantu mereka? Busuk kau!

 Aku akan melaporkanmu ke pimpinan wilayah pusat.

 

Itsuki membuka map. Ia mengeluarkan beberapa lembar dokumen, membacanya.

Itsuki terlihat kaget. Setelah itu ekspresinya berubah menjadi tengil lagi.

 

Itsuki:

 Apakah kau yakin ini laporan asli? Kau mengacaukan kedaiku gara-gara ini? Bodoh kau!

 Bagaimana jika aku saja yang melaporkanmu atas dasar perusakan properti? 

 

Terlihat Mild yang mengintip dari balik tirai.

Hirai menunjukkan sebuah kertas. Menunjukkannya di depan wajah Itsuki:

 

Hirai:

 Aku diberi kewenangan untuk menyidak para pemberontak belakang meja.

 Dan aku mencurigaimu karena laporanmu ini. Daripada kecurigaanku semakin meningkat, lebih baik aku menggeledah kedai ini.

 

Mild keluar dari ruangan bertirai itu. Berjalan lambat menghampiri Hirai dan Itsuki.

Wajah Itsuki berubah menjadi panik.

 

Mild:

 Aku Mild, pengelola keuangan baru kedai ini. Laporan yang kau bawa itu hanya fiksi, tidak sah. Apakah ada legalisasi dari akuntannya?

 

Para pria dibelakang Hirai menodongkan pistol ke arah Mild. Itsuki tampak agak mundur, menutupi badan Mild dengan badannya. Itsuki memegang tangan Mild.

 

Mild:

 Laporan ini tidak jelas. Tidak menggunakan prinsip pencatatan berganda. Hanya arus kas biasa.

 Darimana kau tahu keuntungan kedai ini hanya dengan membaca laporan arus kas ini?

 Apakah kau tahu pendapatan yang ditulis dalam laporan ini itu berupa cash atau piutang? 

 Apakah kau tahu juga bagaimana pengalokasian keuntungan dari kedai ini?

 Berapakah persen saham yang dimiliki oleh Tuan Itsuki, apakah anda tahu, Tuan?

 Bagaimana pembagian deviden, apakah anda tahu, Tuan?

 

Hirai tampak sebal. Mereka menurunkan senjatanya.

 

Hirai:

 Omonganmu terlalu mewah untuk pribumi, Nona. Tahu apa kau soal pencatatan? Peradabanmu hanya sekedar dapur, sumur, dan Kasur.

 

Mild menyeringai. Itsuki menoleh, ia menggelengkan kepala.

 

Mild:

 Kau tampak sangat anti dengan Belanda tapi kau mengucapkan istilah yang dipakai oleh mereka.

 Sekarang aku tanya, darimana kalian menyewa mata-mata untuk kami? Berikan salamku pada dia, dia sukses membuat bosnya terlihat sangat bodoh.

 

Itsuki tampak mencengkram tangan Mild. Ia berdiri seperti patung. Diam saja.

 

Mild:

 Bilang pada mata-matamu. Belajarlah dulu sebelum dia memalsu laporan kami.

 Aku bertaruh, dia melakukan ini karena tak mendapat laporan asli kami.

 

Hirai mengepalkan tangannya. Ia tampak jengah.

Dua pria di belakangnya tampak mengangkat senjata namun dicegah oleh Hirai.

Hirai berbalik bersama pria yang mendampinginya. Tampak malu.

 

Hirai:

 Aku dan rekanku akan kesini dua malam lagi. Kau jelaskan semua di depan kami.

 

Ia keluar dari kedai. Tampak kedai sudah sangat berantakan. Itsuki berlari memasuki ruangan diikuti oleh Mild.

CUT TO:

58. INT-KAMAR ITSUKI DAN SUTANTO-NIGHT

Tampak Abimanyu yang sedang menjahit perut Sutanto. Abimanyu meletakkan peluru ke sebuah cawan medis.

 

Karinah meringkuk di kursi plastic di samping ranjang.

Mild dan Itsuki memasuki ruangan

 

Mata Karinah tampak marah pada Itsuki. Karinah berdiri, menghampiri Itsuki. Karinah menampar Itsuki.

 

Karinah:

 Bodoh, mengapa kau harus datang belakangan?

 

Mild memeluk Karinah. Karinah menangis.

 

Mild:

 Sudahlah, semua akan baik-baik saja.

 

Abimanyu selesai menjahit luka Sutanto. Ia melepaskan kaos tangannya.

Abimanyu membereskan peralatannya. Dimasukannya ke sebuah tas.

 

Abimanyu:

 Sutanto baik-baik saja. Jangan biarkan dia beraktivitas berat dulu.

 Saya pamit.

 

Karinah dan Itsuki mengangguk. Itsuki mengantarkan Abimanyu, keluar dari kamar itu. Abimanyu tampak menoleh dan menatap tajam ke arah Mild.

Mild tersenyum tipis, mennganggukan kepala (menyapa).

 

Karinah berjalan mendekati Sutanto. Ia mengambil lap basah, mengelap tangan Sutanto yang penuh darah.

 

ITSUKI MEMASUKI KAMAR.

Karinah memalingkan muka. Itsuki berjalan ke arah mereka.

 

Mild:

 Karinah, Itsuki, maafkan aku. Aku membuat kesalahan karena mengungkapkan identitasku di depan…

 

Karinah dan Itsuki memandang ke arah Mild

 

Mild:

 dokter Abimanyu.

 

Itsuki:

 Omonganmu mbok dijaga. Kau baru sehari disini dan dokter Abimanyu sudah tahu seluk beluk…

 Eh tunggu? Yang mendampingi kita saat kita bikin laporan kan dokter Abimanyu…

 Eh, tapi tadi kau bilang laporan itu palsu ya? Apa tidak sangat berlebihan, Mild.

 

Karinah dan Itsuki memandang Mild.

 

Mild:

 Hati-hatilah dengannya. Siapa coba yang bebas mengakses kamar dan ruang kerjamu kecuali dokter Abimanyu?

 Memang tidak ada bukti. Namun, apa salahnya jika kita waspada?

 Apakah laporan itu asli, Itsuki-kun?

 

Itsuki mengangguk.

 

 

 

Mild:

 Aku akan membantu kalian membuatnya dan mempresentasikannya di depan mereka.

 Kalian jangan khawatir, aku dulu menjadi CEO karena ini.

 

Mild menunjuk Itsuki.

 

Mild:

 Dan kamu, kakek-kakek berumur 105 tahun. Kau harus ikuti apa saranku jika kau tidak mau mati kutu dihadapan pria-pria itu.

 Jangan jumawa. Kau membuat laporan kedaimu sendiri saja tidak bisa!

 

Itsuki:

 Tahu apa kau soal ini? Kau tak lebih dari anak yang bergelimang harta. Kau tak pernah merasakan perjuagan, kau tak pernah merasakan kehilangan dan kemiskinan .

 Bagaimana mungkinseorang wanita genit dan manja sepertimu bisa menyelamatkan kami tanpa cela?

 Tidak. Aku tak akan menuruti semua perintahmu.

 Kau tak tahu situasi disini.

 

Itsuki membuang muka. Melirik sinis Mild.

 

Mild:

 Kau ingat tidak, aku sudah menyelamatkanmu dua kali dari Hirai. Tak bisakah kau bersikap sedikit lembut padaku?

 

Itsuki:

 Dengan menciumku? Katakan bagaimana aku harus memperlakukanmu? Apakah aku harus menciumu lagi?

 

Karinah:

 Kalian?

 

Mild dan Itsuki:

 DIAM

 

Muka Mild merah. Karinah terlihat bingung.

Sutanto menggerakan jarinya, ia membuka matanya. Perlahan Sadar.

 

Sutanto:

 Apakah aku di surga? 

 

Mereka semua menoleh ke arah Sutanto.

/Fade out/

/Ganti setting/

Cut

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
sukaa ceritanya yg kaya gini romantis tapi ada sejarahnya gituu 💕
3 tahun 9 bulan lalu