Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Jomblo Dari Lahir
Suka
Favorit
Bagikan
18. Pengunduran Diri

58. INT. KAMAR RARA — NIGHT

Cast : Runi dan Rara

Runi duduk di tempat tidur asik membaca novel. Sementara Rara duduk di kursi dekat meja belajarnya sambil fokus pada layar ponselnya.


Rara
Gue liat komenan videonya, positif semua.


Runi menoleh ke arah Rara dan menyimpan novel di tangannya di sampingnya.


Runi
Ga habis pikir sih. Bisa-bisanya ada yang ngide bikin video itu.


Rara
Mungkin ini udah jalannya. Lo ditakdirkan di himpunan, Run.


Runi
Ga mau! Kalaupun itu takdir, gue mau ubah takdir gue. Ga asik ternyata di himpunan.


Rara
Kita baru beberapa bulan ikut himpunan, mungkin Lo belum nemu aja asiknya dimana.


Runi
Mau sampai kapan gue nyari asiknya dimana? Disini gue ga bisa berkembang. Kerjaan gue menuhun target jualan. Cowok-cowok di himpunan juga aneh-aneh. Ga ada yang gue suka.


Rara
Ya terus lu mau ngapain kalo udah gini?


Runi
Ngundurin diri aja deh.


Rara
Yakin lu?


Runi mengangguk lalu turun dari tempat tidur untuk menghampiri meja rias. Kemudian Runi duduk di kursi meja rias.

Runi
Gue udah ga peduli apapun resikonya. Pokonya gue pengen keluar dari himpunan.


Rara
Terserah lu sih.


Runi
Lu gimana di divisi sosial?


Rara
Ga gimana-gimana sih. Paling sibuk bikin acara santunan atau ga galang dana.


Runi
Ga ada masalah? Semuanya udah sesuai ekspektasi?


Rara
Ngga lah. Masalah ada aja. Kesalahpahaman, mis komunikasi. Pasti ada tiap ngadain acara. Tapi, ya, dijalani aja.


Runi
Wih. Lu jadi bijak sekarang.


Rara hanya tersipu malu sembari tersenyum. Sementara Runi memandangi wajahnya di cermin. Lalu pintu kamar terbuka dari luar.


Bunda Rara
Haloo girls! Bunda bawain sushi buat kalian!
(Menyodorkan sebuah piring berbentuk kotak dengan ukuran cukup besar)


Runi bangkit untuk mengambil piring berisi berbagai macam sushi.

Runi
Keliatannya enak nih, Bun. Makasih yaa.


Bunda Rara
Sama-sama. Itu bunda bikin sendiri loh. Dijamin enak dan bergizi.


Rara
Ih? Sejak kapan Bunda belajar bikin sushi?


Bunda Rara
Barusan. Tadi siang liat tutorial bikin sushi, akhirnya bikin karena tau Runi bakal nginep malem ini. Diabisin ya! Susah loh itu Bunda bikinnya.


Runi
Aman, Tante.


Rara
Kayak ga tau kita aja, Bunda. Mau Bunda suguhin semua makanan di dapur juga bakal abis kalo kita yang makan.


Bunda Rara
Yaudah, kebetulan Bunda punya popcorn. Kalian makan juga ya, buat nemenin nonton.


Runi
Waduh, makasih banyak Bunda. Tiap kesini aku ngerepotin terus.


Bunda Rara
Santai aja Run. Udah kuanggap anak sendiri kamu juga. Tunggu ya, popcorn segera datang.


Bunda Rara keluar kamar sementara Runi meletakkan piring berisi sushi di atas meja belajar Rara.


Runi
Ini banyak banget, sih.


Rara
Mukbang kita hari ini!


Rara dan Runi tertawa.


Ayah Rara (O.S)
Paket!


Runi dan Rara langsung menoleh ke arah pintu kamar yang sedari tadi memang terbuka.


Rara
Ayah? Ngapain?


Ayah Rara
Ini mau anter popcorn. Kesian liat Bunda bolak-balik terus.


Rara menghampiri ayahnya dan mengambil sebungkus popcorn yang dipegang ayahnya.


Rara
Thank you, Ayah ganteng!


Ayah Rara
Sama-sama anak cantik Ayah. Run, yang betah ya!


Runi
Iya, Ayah.
(Tersenyum dan mengangguk sopan)


Ayah Rara meninggalkan Rara dan Runi yang mulai melahap sushi buatan Bunda Rara.


Runi
(Mulut penuh dengan sushi)
Ehm?
(Mengangkat jempol tangan kanannya sebagai pujian)


Rara
Bunda gue emang the best!



Cut to:


59. INT. RUANG SEKRETARIAT HIMPUNAN — DAY

Cast : Runi dan Eriska

Runi duduk di salah satu kursi dengan kaki dan tangan yang terus bergerak tanda cemas, meski wajahnya terlihat tenang. Kemudian masuklah Eriska ke ruangan.

Eriska
Eh Run, sorry ya, tadi gue ada konsolidasi dulu. Jadi Lo nunggu lama.


Runi
Gapapa ko, Ris.


Eriska duduk di kursi lain yang jaraknya tidak terlalu jauh dengan Runi.


Eriska
Jadi gimana, apa yang mau Lo sampein?


Runi
Gue mau keluar. Keluar dari himpunan.


Eriska terperangah.


Runi (cont'd)
Gue udah bilang ini ke Kadiv gue. Dan dia bilang harus bilang ke Lo dulu.


Eriska
Lo becanda?


Runi
(Mengangkat wajahnya yang serius)
Gue ga becanda. Gue bener-bener mau keluar.


Eriska
Tapi kenapa? Lo bagus di himpunan. Bahkan kemarin Lo bikin nama himpunan baik di mata seluruh mahasiswa di kampus. Apa yang bikin Lo mikir.buat keluar?


Runi
Gue.. gue ga nyangka aja ternyata masuk himpunan bakal sesibuk ini. Jadi, gue ngerasa akademik gue terabaikan akhir-akhir ini. Gue mau fokus ke akademik.


Eriska
Tapi ga semudah itu Run, keluar masuk himpunan.


Runi
Gue tau. Makanya gue bilang ini ke Lo, siapa tau Lo bisa bantu prosesnya.


Eriska menghela napas, lalu merebahkan tubuhnya pada sandaran kursi.

Eriska
Gue bisa bantu, asal Lo bantu gue juga.


Runi
Apa yang harus gue lakuin?


Eriska
Bantu gue jadi panitia acara LDK. Minggu depan.


Runi
Ha?


Eriska
Gue kekurangan panitia. Ya, Lo tau, ga gampang nyari panitia acara yang bisa diandelin. Tapi gue percaya sama kerja Lo.


Runi
Gimana ya? Tujuan gue keluar himpunan salah satunya biar ga usah ikut kegiatan yang nyita waktu. Dan LDK? Itu dua hari 3 malem. Lo becanda?


Eriska
(Bangkit dari duduknya)
Yaudah kalo Lo ga mau gue bantu.


Runi berdecak dan tatapannya menjadi tatapan putus asa.


Runi
Oke, gue bantu Lo. Dengan syarat, gue mau pilih sendiri divisinya. Ga mau ditempatin seenak jidat Lo.


Eriska
(Kembali duduk)
Deal.


Runi menatap Eriska dengan kesal. Tangannya terus mengepal demi menahan amarah.



Cut to:



Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar