49. INT. LOBBY KAMPUS — DAY
Cast : Runi dan Tesa
Lobby kampus cuku ramai karena ada beberapa stand yang tengah menggelar acara. Salah satunya himpunan akuntansi tengah mengadakan jaring aspirasi. Divisi advokesma yang bertugas dalam acara ini. Runi mendatangi stand himpunan.
Tesa
Hai Runi! Mau isi aspirasi?
Runi
Iya. Boleh minta formnya?
Tesa
Ini Run. Utarakan aja semuanya disitu.
Runi
Udah pasti itu.
Runi duduk di salah satu kursi yang disediakan. Kemudian ia menuliskan segala uneg-uneg yang ada di hatinya di atas kertas tersebut. Cukup lama Runi menulis hingga ia bangkit dan memanggil Tesa.
Runi
Sa, bisa minta satu lembar lagi?
Tesa tertegun beberapa saat sebelum akhirnya ia memberikan apa yang Runi minta.
Runi
Makasih ya.
Tesa hanya mengangguk dan tersenyum. Beberapa waktu selanjutnya, Runi membawa dia lembar kertas dan menghampiri Tesa.
Runi
Sa, ini ya. Gue titip aspirasi gue di Lo.
Tesa
Aman Run. Thank you ya, udha berpartisipasi.
Runi
Ah, bukan apa-apa. Suatu kebahagiaan bisa dukung proker temen gue.
(Menepuk dadanya tanda bangga)
Runi pergi meninggalkan Tesa dan stand-nya. Runi tak berhenti tersenyum bahagia. Bahkan nyari semua orang yang ditemuinya mendadak ia berikan senyum dan disapanya. Keanehan itu terus terjadi hingga Runi masuk ke kelas.
Cut to:
50. INT. KELAS — DAY
Cast : Runi, Rara, dan Yopie
Runi masuk ke kelas dengan senyum yang menampakkan semua giginya.
Rara
Eh Run, lu kesambet apa?
(Mata terus tertuju pada Runi yang jaraknya sudah sangat dengan dirinya)
Runi
Gue cuma lagi bahagia.
Rara
(Mengernyitkan sesat lalu matanya terbelalak)
(Berbisik)
Kenapa? Lu udah punya pacar?
Runi
Bukan.
Rara
Apa dong?
Runi
Gue mau keluar dari himpunan.
Rara
(Teriak)
Haaaaa??!
Yopie
Berisik Ra!
Rara
Sorry, pie.
(Menangkup kedua tangan dan mengarahkan pada Yopie)
Runi masih berkelakuan aneh dengan terus menerus senyum.
Rara
Lu becanda kan?
Runi
Gue serius.
Rara
Tapi, kenapa?
Runi
Ikut himpunan bukannya makin gampang cari pacar, gue malah disuruh jualan donat tiap hari. Dapet untung kagak, badan gue pegel-pegel karena keliling kampus bawa donat segitu banyak.
Rara
Itung-itung olahraga lah Run.
Runi
Pokonya gue mau keluar. Gue udah ga tahan, kalau ga laku kena omel. Kalo laku, besoknya targetnya ditambah. Gila kali tuh kadivnya.
Rara
Suuttt ih. Lu jangan ga tau tempat banget kalo ngomong.
Runi
Biarin. Lagian gue udah tulis semua kekesalan gue ke himpunan di jaring aspirasi.
Rara
Wah, ga habis pikir deh.
Gimana kalo jadi masalah, Run?
Runi
Itu yang bagus. Gue bakal dapet SP. Abis itu dikeluarin deh. Yuhuu!
Rara tersenyum miris melihat Runi karena pemikirannya yang ajaib.
Cut to:
51. INT. RUANG SEKRETARIAT HIMPUNAN — DAY
Cast : Runi, Rara, Hendri dan Yuni
Rapat umum dimulai. Lebih dari setengah anggota himpunan hadir di hari itu. Termasuk Rara dan Runi yang ada di tengah-tengah peserta rapat.
Falshback :
52. INT. KANTIN KAMPUS — DAY
Cast : Runi dan Tesa
Runi sedang makan bersama Rara, ketika Rara pergi untuk membeli makanan lain, Tesa datang dan duduk di hadapan Runi.
Tesa
Run..
Runi
(Mengunyah makanan)
Eh, Sa. Makan Sa!
Tesa
Ohiya Run. Euh.. lu tau Minggu ini bakal ada rapat umum?
Runi
Ah iya tau. Tapi gue ga akan hadir sih.
Tesa
Saran gue lu hadir aja. Seharusnya gue ga kasih tau Lo tentang ini, tapi..
Runi
Ada apaan, Sa?
Runi menyimpan garpu dan sendoknya lalu fokus memperhatikan Tesa.
Tesa
Tentang aspirasi Lo kemarin.
Runi
Oh itu. Kenapa nih kenapa?
(Antusias dan menyedekapkan kedua tangannya)
Tesa
Karena isu yang Lo bahas cukup serius, jadi kayaknya bakal dibahas di rapat umum, Run. Gue gak tau bakal gimana, cuma kalau liat ekspresi Hendri waktu bahas ini di rapat inti, ga enak banget. Saran gue, Lo dateng dan siap-siap dari sekarang. Seenggaknya, nanti Lo bisa bela diri.
Runi
(Semangat sambil tersenyum)
Serius? Ah maksud gue,
(Sedih dengan wajah memelas dan suaranya mendsdak menjadi lemah)
Beneran, Sa? Wah gue harus terima resikonya sih.
(Menghembuskan napas panjang)
Thank you ya.. udah kasih tau gue sebelumnya.
Rara kembali dan hendak duduk di tempatnya semula.
Rara
Eh ada Tesa, makan Sa.
Tesa
Ah iyaa, Ra. Gue cabut dulu ya.
Rara
Eh kok buru-buru. Apa gue ganggu obrolan kalian?
Tesa
Nggak Kok. Gue emang udah selesai ngobrol sama Runi.
Rara
Oalah, oke kalau gitu.
Tesa
Duluan ya Ra, Run..
Runi
Oke. Thank you ya, Sa. Gue bakal dateng ko nanti.
Tesa meninggalkan Runi dan Rara.
Runi
Rencana gue berhasil!
Rara
Rencana apaan?
Runi
Aspirasi itu loh Ra. Katanya bakal dibahas di rapat umum. Sebentar lagi gue bakal dapet SP nih.
(Tersenyum bahagia)
Back to scene:
Runi tersenyum sendiri. Hingga acara rapat umum dimulai.
Yuni
Baik, saya Yuni sebagai moderator rapat umum kali ini. Karena peserta sudah melampaui jumlah minimal yakni 50% ditambah 1 dari jumlah keseluruhan anggota, maka dengan ini rapat umum secara resmi dibuka.
Jum cut to:
Yuni
Baik, semua acara telah kita lewati. Saatnya kita ke bahasan tambahan yang akan langsung disampaikan oleh ketua himpunan, Kak Hendri. Kepada Kak Hendri, saya persilakan.
Yuni menyingkir dari hadapan peserta rapat umum lalu digantikan seorang pria yang dari gesturnya terlihat jelas dia adalah pemimpin disana.
Runi
(Berbisik ke Rara)
Kayanya sekarang deh.
Rara
(Berbisik)
Lu mau ngapain nanti?
Runi
(Berbisik)
Gue bakal terima apapun. Yang penting, hari ini juga gue bisa keluar dari himpunan.
Rara
(Berbisik)
Nanti gue bakal belain Lo kalau udah dipojokin banget.
Runi
(Berbisik)
Ga usah. Gue ga mau hal kecil jadi gede.
Rara
Harga diri Lo gimana?
Runi
Di situasi sekarang, itu ga penting.
Rara geleng-geleng kepala dengan kelakuan Runi.
Hendri
Ya, seperti yang kita semua tahu. Pekan kemarin, divisi advokesma mengadakan jaring aspirasi yang diadakan di lobby kampus. Banyak suara yang kami terima. Ada beberapa yang akan dibahas disini.
Runi
(Berbisik pada diri sendiri)
Wah.. deg-degan.
Rara memandang Runi dengan cemas dan penuh kekhawatiran. Sementara Runi terlihat bersemangat dan berseri.
Hendri
Yang pertama, adalah aspirasi atas nama Seruni.
Tiba-tiba satu ruangan menjadi hening.
Hendri (cont'd)
Sebelumnya, saya berterima kasih atas aspirasi yang diberikan. Menilik dari apa yang saudari Seruni sampaikan terkait penempatan anggota di divisi, itu memang benar terjadi. Banyak orang yang ditempatkan tidak sesuai dengan minat dan keinginan. Itu saya akui salah satu kelemahan dari kebijakan yang ada di himpunan. Jadi, saya ucapkan terima kasih untuk Seruni yang menyampaikan ini. Saya anggap ini sebagai pengingat untuk pengambilan kebijakan-kebijakan lainnya.
Runi
(Bingung dan panik)
Lah.. lah? Kok jadi gini?
Hendri
Walaupun diantara teman-teman yang bernasib sama dengan Seruni, yakni masuk ke dalam divisi yang tidak sesuai dengan harapan, saya harap, semua bisa tetap menjalankan tugas dengan semangat belajar yang tinggi. Karena sejatinya, tujuan kita berkumpul di dalam organisasi ini adalah untuk belajar. Sekali lagi terima kasih pada Seruni dari divisi Kewirausahaan, mari beri tepuk tangan untuk Seruni.
Runi melongo sambil berusaha tersenyum karena kini banyak orang yang bertepuk tangan dan melihat dengan tatapan bangga padanya. Rara tidak kalah heboh bertepuk tangan dan senyum lega bisa menggambarkan bagaimana suasana hatinya.
Cut to: