Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Jomblo Dari Lahir
Suka
Favorit
Bagikan
15. Interview Runi

45. EXT. HALAMAN KAMPUS — DAY

Cast : Runi dan Rara

Rara duduk di salah satu kursi panjang sendirian ditemani ponselnya. Kemudian Runi datang dan bergabung duduk di sebelah Rara.


Rara
Gimana tadi interviewnya?


Runi
Tau ah!


Rara
Lah? Kenapa ni anak?


Runi
Kayanya gue salah jawab deh tadi.


Rara
(Mengernyitkan dahi dan membenarkan posisi duduk sehingga badannya menghadap ke Runi)
Gimana ceritanya bosan salah jawab?


Runi
Gue sih ngerasa gitu. Karena yang wawancaranya keliatan ga suka sama gue.


Rara
Emang lu jawabnya gimana?


Runi
Jawab biasa. Jawab sesuai kata hati gue.


Rara melongo dan menggaruk kepalanya yang tidak gatal.


Rara
Tadi lu ditanya apa aja?


Runi
Hmm (berpikir) lupa sih.


Rara
Oke, gini aja. Lu ditanya ini ga, apa alasan kamu memilih divisi yang ada di form?


Runi
Iya ditanya.


Rara
Gimana tadi lu jawabnya?



Flashback


46. INT. RUANG INTERVIEW — DAY

Cast : Runi dan Niken

Runi dan Niken duduk berhadapan. Wajah Runi pucat dan berkeringat.


Niken
Kamu sakit?


Runi
Nggak kok Kak. Saya nervous aja.


Niken
Oh tenang aja ya, cukup jawab sesuai kata hati kamu aja.


Runi
Baik, Kak.


Niken
Langsung saja ke pertanyaan pertama ya, saya pengen tahu kenapa kamu memilih divisi Media dan Kesekretariatan?


Runi
Saya memilih kedua divisi itu karena sepertinya kerjaannya paling gampang dan santai diantara semua divisi. Saya gak mau menjalankan pekerjaan berat. Karena kuliah saja sudah cukup berat bagi saya. Jadi, biar seimbang, saya ambil yang ringan aja. Seperti itu kak.


Niken tertegun sesaat. Lalu detik selanjutnya mengangguk berusaha memahami.



Back to scene:


Rara tak kalah terkejut dari Niken, Rara melongo dengan mulutnya yang terbuka.


Runi
Kenapa? Salah ya?


Rara berpikir sejenak.


Rara
Bener kok bener.


Runi
Gue jawab sesuai kata hati loh.


Rara
Iya, iya. Nah itu poinnya. Sesuai kata hati.
(Menghela napas)
Terus lu lanjut ditanya ini ga?



Match cut to:


47. INT. RUANG INTERVIEW — DAY

Cast : Runi dan Niken


Niken
Bagaimana jika kamu akhirnya tidak ditempatkan di divisi yang kamu pilih?


Runi
Hmm, gimana ya jawabnya.


Niken
Gapapa, jawab aja.


Runi
Baik. Jadi menurut saya itu konyol banget sih Kak. Ya maksudnya gini, buat apa saya mengisi form dan mempertimbangkan divisi yang saya minati. Trus saya ikut interview hari ini, tapi akhirnya saya malah dilempar ke divisi yang tidak ingin saya masuki. Tau gitu ga usah isi form terus interview, langsung aja tempatin sesuka hati panitia aja. Ya, jangan kaget aja kalau misal saya tidak ditempatkan di divisi yang saya pilih, akhirnya saya ga ikut kerja atau kerja saya ga maksimal.


Niken kembali melongo dengan jawaban Runi. Hingga berusaha mengatur napas agar tidak emosi.

Niken
Oke, oke.. tapi, bagaimana jika keputusan itu merupakan hasil diskusi karena kamu ternyata lebih berpotensi di divisi lain?


Runi
Oh, saya ga peduli. Kalau bukan di tempat yang saya pilih, saya ga akan kerja. Itu aja.



Back to scene:


Rara menepok jidatnya sendiri. Sementara Runi kaget dengan apa yang terjadi pada Rara di depannya.


Rara
Run.. run... Parah banget sih. Lu.. aduh, ga tau lagi deh gue.


Runi
Kenapa? Katanya jawab sesuai kata hati? Yaudah gue ungkapin semuanya.


Rara
Ya ga gitu juga Run. Atau lu bisa saring kata-katanya, biar ga terlalu jelas gitu loh.


Runi cemberut dan menunduk. Rara segera meraih bahu Runi.


Rara (cont'd)
Tapi itu bagus kok buat yang pertama kali interview. Seenggaknya lu bisa jujur. Semoga aja Lu bisa ditempatin di divisi yang lu mau.


Runi mengangkat wajahnya lalu tersenyum pada Rara sambil mengangguk yakin.



Match cut to:


48. EXT. LINGKUNGAN KAMPUS — DAY

Cast : Runi, Farah dan Gifti

Runi tersenyum, lalu tiba-tiba senyumnya turun berganti wajah yang kesal. Kemudian diperlihatkan bahwa Runi tengah duduk sambil memegang sebuah kotak berisi donat berbagai rasa dan warna. Di depan kotak itu dibubuhi tulisan berbunyi, 'Danus'.


Runi
Gue ga ngerti kenapa gue bisa dimasukin ke divisi ini. Sumpah, gue udah ga kuat lagi!
(Menaruh kotak Dangan di sampingnya)


Gifti
(Duduk di samping Runi)
Lu ga boleh gitu. Kalo kedengeran anak SDM, abis lu!


Runi
Abis? Maksudnya?


Gifti
Lu bisa dimarahin. Atau lebih parah lagi lu dapet SP.


Runi
Surat peringatan maksud Lo?


Gifti
Iya, kalau sampe tiga kali, lu bisa dikeluarin dengan tidak hormat.


Runi
Ah ide bagus tuh. Gue mau dapet SP!


Gifti terperangah mendengar apa yang baru saja Runi katakan.


Runi
Menurut Lo ada lagi ga hal yang bikin gue dapet SP?


Gifti
Lu sehat Run? Dimana-mana ga ada yang mau di-SP.


Runi
Tapi gue mau. Gue udah ga tahan di himpunan.
Cepetan kasih tau apa aja yang bisa bikin gue dapet SP!
(Senyum merekah dengan pupil mata yang membesar)


Gifti
Gue juga tau persis sih yang pasti kalo lu ngomong macem-macem tentang himpunan, trus kerja lu ga bener, ga pernah ikut rapat juga masuk bisa juga tuh.


Runi
Gitu ya? Oke deh. Thank you Gifti.


Gifti
Awas lu ya, kalau gue kebawa-bawa!


Runi
Tenang aja. Ga akan pernah lu terlibat Maslaah gegara gue.


Cut to:


Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar