Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Jomblo Dari Lahir
Suka
Favorit
Bagikan
12. Ibu Sang Penyejuk

38. INT. LORONG KAMPUS — DAY

cast : Salsa, dan Fahira

Salsa berdiri di salah satu sudut lorong. Ada seseorang yang lewat di depannya.

Fahira
Lagi ngapain Sal?


Salsa
Nungguin Rara nih.


Fahira
Oalah. Gue kesana dulu ya.


Salsa
Oke, Fah.



Cut to:

39. INT. RUMAH RUNI — DAY

Cast : Runi, Rama, Reqa dan Ibu Runi

Runi melepas sepatunya di depan rumah, lalu menjinjing sepatutnya untuk disimpan ke rak sepatu yang ada di teras rumah.

Runi
(Masuk ke rumah)
Assalamualaikum..


Ibu Runi
Wa'alaikumussalam. Udah makan belum, Kak?


Mengaduk makanan di wajan.


Runi
Belum Bu.


Ibu Runi
Sini makan dulu, ibu baru selesai masak.


Menaruh makanan yang baru masak di atas piring.


Runi
Iyaa Buu..


Runi masuk ke kamar, menyimpan tas dan buku yang ada di genggamannya. Setelah itu keluar kamar berjalan menuju dapur. Sesampainya di dapur, Runi langsung duduk di kursi meja makan.

Ibu Runi
Kemarin Ibu dapet uang dari yang pesen kue bolu. Jadi hari ini ibu masak udang, kesukaan anak-anak ibu.


Runi mengambil nasi dan disimpannya di piring.


Runi
(Tersenyum)
Wihhh, makasih, Bu..


Ibu Runi
Kamu makan duluan ya, ibu mau beresin kompor dulu sebentar.


Runi mengangguk sembari kembali tersenyum. Setelah itu Runi mengambil udang yang masih hangat dan memindahkannya ke piring berisi nasi.


Ibu Runi
Gimana tadi kuliahnya lancar?


Runi mengambil suapn pertama.


Runi
(Mulut berisi makanan)
Alhamdulillah, lancar.


Ibu Runi
Ga ada masalah kan?


Runi terdiam dengan mata sedikit melotot. Mulut yang semula mengunyah tiba-tiba berhenti dan melambat.


Ibu Runi (cont'd)
Kak? Kenapa diem?


Runi
Gak kenapa-napa. Aku kaget aja kenapa udangnya bisa seenak ini.


Ibu Runi duduk di kursi yang bersebrangan dengan Runi.


Ibu Runi
Ada apa Kak? Hm? Mau cerita ke Ibu?


Runi menggeleng sambil menunduk.


Ibu Runi
Kenapa Kak?


Tiba-tiba Runi menangis sambil menutup wajahnya dengan kedua tangan. Sementara ibu Runi menghampiri dan akhirnya duduk di samping Runi dan menatap penuh kekhawatiran pada anak sulungnya.


Ibu Runi
Gapapa, lepasin aja Kak. Kakak boleh nangis sampai Kakak ngerasa lega ya..


Untuk beberapa saat rumah itu hanya diisi suara tangis Runi. Lalu ibu Runi merangkul serta mengusap pundak dan punggung Runi berharap anaknya bisa lebih tenang.


Runi
Makasih, Bu..


Ibu Runi
Sama-sama, Kak.


Runi mengusap air mata dari wajahnya dibantu ibu Runi juga.


Runi
Sebenernya, aku ada masalah sama Rara.


Ibu Runi
Apa Ibu boleh tau masalahnya apa?


Runi
Dia ngajakin aku ikut himpunan, Bu. Padahal dia tau sendiri gimana perlakuan anak-anak himpunan ke aku sama Rara.


Ibu Runi
Kenapa Rara tiba-tiba ajak Kakak ikut himpunan kalau udah tau kakak la mungkin nolak?


Runi
Karena dia pikir, kalau masuk himpunan aku sama dia bisa dapet--
(kaget dan berhenti berbicara)


Ibu Runi
Dapet apa?


Runi
Ehm.. dapet.. (memejamkan mata sesaat) itu Bu, eh.. ilmu. Iya, ilmu. Pengalaman juga. Gitu Bu.
(Menghembuskan napas lega)


Ibu Runi mengangguk dan merapatkan bibirnya.


Ibu Runi
Kayanya tujuan Rara baik deh, Kak. Mungkin dia mau ajak Kakak biar sama-sama lebih baik lagi. Kemarin juga kan Rara yang ajakin Kakak berubah itu loh, jadi woman woman apa tuh. Nah mungkin sekarang juga niatnya sama, mau lebih baik bareng-bareng.


Runi
Iya juga ya Bu.


Ibu Runi
Iya. Tapi balik lagi ke Kakak sih. Kalau ga mau, ya tinggal bilang aja baik-baik. Jangan sampai Kakak jawab pake emosi. Rara juga ngajak kakak baik-baik kan?


Rara mengangguk.


Ibu Runi (cont'd)
Tuh kan. Ya pokonya, apapun yang jadi perdebatan, kalau bisa jangan pake emosi. Karena bisa aja keluar kata-kata yang bakal kita sesalin nantinya.


Runi
Makasih Bu, ya..
(Tersenyum)


Ibu Runi
Iya sayang
(Mengecup kepala Runi)


Ibu Runi mengambil piring dan menyendok nasi serta dua buah udang dan banyak tumis sayuran. Tanpa sadar, Runi memperhatikan semua gerak gerik ibunya.


Runi
Bu..


Ibu Runi
Iya?


Runi
Pendapat ibu gimana, kalau aku ikut himpunan?


Ibu Runi
Bagus. Menurut Ibu bagus. Sebelum masuk organisasi aja kakak udah banyak berprestasi. Apalagi kalau ikut organisasi. Pasti lebih banyak kesempatan Kakak buat berkembang.
(Tersenyum)


Ibu Runi mengambil suapan pertama.


Runi
Hmm gitu ya. Trus, kalau aku harus berurusan sama orang yang ga suka sama aku gimana?


Ibu Runi
Itu lebih bagus.


Runi mengangkat alis dan matanya melotot.


Runi
Kenapa, Bu?


Ibu Runi
Nanti, ketika Kakak udah lebih dewasa. Udah lulus kuliah, masuk ke dunia kerja, dunia masyarakat, bakal lebih banyak yang ga suka sama kita. Dengan atau tanpa alasan.
(Menghela napas)
Ibu pengen kakak terbiasa sama itu. Dan bisa menyikapinya dengan bijak tanpa emosi. Jadi, kalau Kakak udah bisa ngatur emosi dari sekarang, bisa ngadepin orang-orang yang kontra sama kehidupan kakak, mungkin nanti, kakak bisa menyikapi segala masalah kakak di masa depan dengan lebih santai.


Runi
Oke oke. Kayaknya aku harus pikirin ajakan Rara.


Ibu Runi lanjut makan. Diikuti Runi lanjut menyantap makan siangnya yang mendekati waktu makan malam.


Runi
Reqa sama Rama pada kemana Bu?


Ibu Runi
Reqa ada kerja kelompok di rumah temennya. Bilangnya sih sore baru pulang. Kalau Rama lagi main sepeda ke lapangan.


Runi
Sibuk banget ya, adek-adek aku.


Ibu Runi tertawa.


Runi
Wah aku kenyang banget, tapi udangnya ga abis. Buat ibu aja ya?
(Memindahkan semua udang yang ada di piringnya ke piring Ibunya)


Ibu Runi melongo dengan apa yang dilakukan anak sulungnya.


Ibu Runi
Eh. Jangan, abisin aja.


Runi
Ga mau, udah ga muat Bu. Maaf ya Bu, jadi Ibu yang abisin.


Ibu Runi
Ih dasar. Bukannya ini kesukaan kamu? Padahal abisin aja.


Runi pergi meninggalkan meja makan dan berjalan menuju tempat cuci piring untuk mencuci alat makan yang baru saja ia gunakan. Setelah selesai, Runi pergi ke ruang tengah untuk menonton televisi.


Runi (monolog)
Mana ya remot tipinya?
(Mencari remot)
Ah ini dia.


Terdengar suara sepeda di depan rumah dan tak lama kemudian masuklah Rama.

Rama
Assalamualaikum!


Runi
Wa'alaikumussalam


Rama
Eh, Kakak udah pulang?
(Tersenyum sambil berjingkrak kecil)


Runi
Udah dong. Sini!


Rama menghampiri kakak sulungnya. Lalu Runi membentangkan tangan agar Rama bisa memeluknya.


Runi
Abis dari mana sih, jam segini baru pulang.


Rama
Abis sepedaan.


Runi
Sepedaan sama siapa?


Rama
Banyak. Ada Fikri, ada Hasbi, ada Maul, tapi Maulnya jatoh.


Runi
Lah, jatoh kenapa?


Rama
Dia ga jago main sepedanya kak. Dia baru belajar.


Runi
Kalau adek jago ga?


Rama
Jago. Aku paling jago dari semuanya.


Runi
Masa sih?


Rama
Iya. Nanti kata ayah aku bakal belajar motor.


Runi
Iya nanti ya, kalau udah SMA baru belajar.


Rama
Iya.


Rama melepaskan diri dari pelukan Runi lalu duduk di sebelah Runi untuk ikut menonton televisi.


Runi
Bentar lagi mandi ya.


Rama mengangguk.


Reqa
Assalamualaikum!


Runi dan Rama
Wa'alaikumussalam..


Saat melewati ruang tengah, Reqa langsung duduk di sebelah Runi.

Reqa
Capek banget ih jadi anak SMP.


Runi
Dih, baru juga SMP. Coba rasaina kuliah, lebih capek tau ga?!


Reqa
Ko malah ngadu nasib sih. Ga asik ah ngobrol sama kakak.


Reqa bangkit dari duduk lalu mencolek adik bungsunya.


Rama
Kak Eqa kenapa sih nganggu aku lagi nonton!
(Merengek)


Reqa
Biarin, wlee!


Rama
Hwaaa! (Menangis)
Kak Eqa nakal.


Runi
Aduh, ini seneng banget sih gangguin adeknya. Sini adek sama kakak aja.
(Runi memeluk Rama yang sedang mengusap air matanya)



Cu to:


Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar