Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Gudeg Kalengku
Suka
Favorit
Bagikan
35. #Masa Lalu Untuk Pendewasaan

INT. NIGHT, RUMAH MALEIA-RUANG KERJA 

Pramana menggeleng melihat Maleia ketiduran dengan tangan menelungkup di atas meja. Pramana memperhatikan setiap gerak gerik Maleia selama di rumah. Maleia yang ia kenal tidak berubah bahkan Maleia semakin jago masak dan membuat rumah yang tidak terlalu besar ini terlihat sangat nyaman untuk ditinggali. 

Mendekati meja kerja Maleia, Pramana terkejut saat menyentuh dahi Maleia yang hangat. 

PRAMANA
Ya, bangun. Jangan tidur di sini. Kamu udah minum obat belom?

Maleia mengulat dan mengerjapkan matanya berkali-kali. Kepalanya pusing sampai ia tidak berminat untuk bangun.

PRAMANA (cont’d)
Kotak obat di mana? 
MALEIA
Di kamar, nanti aja. Aku masih ngantuk. 
PRAMANA
Keras kepala banget. Ayo bangun dulu, minum obat. Nanti lanjut lagi tidurnya.

Maleia menurut, perlahan ia bangun dari tidurnya dan berjalan menuju kamar tidur. Meski beberapa kali nyaris jatuh, ada Pramana yang sigap memegang tangan Maleia lalu menuntunnya ke dalam kamar. 

Beruntung Maleia yang Pramana kenal selalu menyusun barang sesuai tempatnya dan menyediakan air putih di dalam kamar. 

PRAMANA
Ini kalo kamu sendirian gini, sakit siapa yang ngurus?
MALEIA
(meletakkan gelas di nakas) Sendirian lah, mau sama siapa lagi?
PRAMANA
Sena? Emang dia gak ngurusin kamu?
MALEIA
(tertawa) Ngapain ngurusin aku? Ya mending dia urus istri sama anaknya dong.
PRAMANA
(terkejut) Hah? Dia udah nikah? 
MALEIA
Iya aku paham ekspresi muka kamu itu. Sama persis waktu aku tau, dia udah nikah plus langsung dikenalin ke istrinya.
PRAMANA
Gila, udah kawin masih aja main serong bini orang
MALEIA
Bentar, ralat Pram. Pertama, kita berduaan di kamar kayak gini aja udah masuk dosa sekarang. Kedua, ada ceritanya kenapa Sena nutupin statusnya, panjang dan aku males cerita. Mending kamu yang cerita, gimana rasanya mau nikah lagi?
PRAMANA
(mengacak rambutnya) Gak ada pesta pertunangan Ya. Mama tadi cuma manasin kamu doang (pause) kamu mau tau hal bodoh gak?
MALEIA
Apa? 
PRAMANA
Aku masih nyimpen foto kamu dan Diyan di dompet(mengeluarkan kalung yang tersemat cincin pernikahan) bodoh kan? 

Maleia mengekeh, ia membuka laci di samping tempat tidur dan mengeluarkan kotak kecil, berisi cincin pernikahan dirinya dan Pramana.

MALEIA
Sama aja kan bodohnya? Aku kira, aku doang yang belom move on sama kating aku.
PRAMANA
Gak (tersenyum) aku juga belum move on dari ade kelas aku yang nyebelinnya minta ampun, ditambah punya babe dulu sangar bener.
MALEIA
Tapi cincin ini pengingat buat aku Pram. Kejadian yang mendewasakan aku, kalo nanti kamu ketemu sama perempuan yang baik dan sayang sama Diyan, semoga dia terakhir buat kamu.

Pramana tidak peduli pada statusnya, ia memeluk Maleia. 

PRAMANA
Kamu penyesalan terbesarku Ya. Kalo tiga tahun lagi, kamu belum ketemu sama jodoh kamu. Izinin aku deketin kamu lagi, lebih dari dulu.
MALEIA
Abang.
PRAMANA
Iya?
MALEIA
Liburan yuk, harus pulang besok gak?

CUT TO:


Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar