Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Gudeg Kalengku
Suka
Favorit
Bagikan
29. #Menyatakan Perasaan

INT. DAY, GALERI SENI MALEIA-DI RUANGAN KERJA MALEIA

Maleia mengerjapkan matanya berkali-kali, baru kali ini di keramaian ia merasa sesak. Matanya terus memandang jendela, berharap Diyan muncul ke galerinya. Ketukan dari pintu membuat Maleia terpaksa menghentikan harapan kosongnya. Seharusnya ia berada di lantai bawah, berbincang dengan banyak pengiat seni.

SENA
Ada yang nyari kamu (pause) eh, sori sori aku pikir kamu lagi istirahat.
MALEIA
Lah emang iya (tertawa) rame ya? Bakal gini terus gini gak sih?

Sena berjalan mendekati Maleia. Ia tahu perempuan di depannya sedang tidak dalam keadaan baik-baik saja. 

SENA
Mau jujur apa bohong nih? Gak apa-apa Maleia. Keluarin aja air matanya, jangan ditahan-tahan.
MALEIA
Apaan? Aku beneran lagi istirahat kok. Sumpah, baru kali ini aku capek banget dikerumunan orang. Dan, aku minta jujur, bisa gak gini terus?
Sena
Sejujurnya gak bakal gini terus Ya. Kayak dulu aku bilang kan, orang ibukota buka usaha di Jogja ya kuliner atau kostan. Ini kota pelajar dan seni. Saingan kamu banyak, setiap bulan kamu harus mikirin strategi yang beda dari galeri seni lainnya di Jogja. Tapi aku percaya kok kamu bisa. So cheer up, jangan dipendem masalahnya. Today it’s your big day.
Maleia
(mengangguk) Sen (pause) aku pikir hari ini Diyan dateng
SENA
Nanti juga Diyan dateng. Teriak-teriak seneng namanya dipake sama mamanya. Good job Ya, aku aja pangling liat ini tempat dari buluk jadi keren. Dari tadi aku denger banyak yang muji karya-karya kamu. 
MALEIA
Sen, setahun ini aku kebantu banget karena ada kamu, ada mas Jambang, mas Galang, dan anak-anak. Aku gak ngerti lagi ini galeri bakal jadi kayak gimana kalo gak ada kalian semua.

Sena tersenyum penuh arti, ia menarik tubuh Maleia ke dalam pelukan. Merasa bangga pada perempuan yang sedang dalam pelukannya, Sena tahu betapa beratnya hidup Maleia selama satu tahun terakhir. 

MALEIA
Sen, aku boleh jujur sama kamu gak?
SENA
Apa?
MALEIA
Aku (pause) sayang sama kamu. 

Belum sempat Sena menjawab, ketukan pintu dan teriakan dari Santi membuat mereka saling menjauh. Detik itu juga Maleia merasa ada sesuatu yang ditutupi Sena darinya. Raut wajah Sena mengeras dan ada senyuman keterpaksaan yang tidak pernah Maleia lihat. 

TIME CUT:


Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar