EXT. DAY, BANDARA INTERNATIONAL YOGYAKARTA
Galang dan Sena membantu tiga perempuan ibukota yang siap kembali ke Jakarta. Masih ada waktu satu jam dan ini dimanfaatkan oleh Sena untuk berbicara kepada Maleia sebelum Maleia masuk ke dalam area keberangkatan.
SENA
(mengeluarkan secarik kertas dari saku) Ini ada lima tempat strategis di tengah kota, harganya terjangkau kalo mau dibeli.
MALEIA
(menerima kertas dan membacanya) Kenapa kamu berubah pikiran buat bantu aku?
SENA
Lah sopo seng ngomong aku ra gelem nulungi?
MALEIA
(tertawa pelan) Aduh sumpah gak kamu, mas Galang, mas Jambang tiba-tiba ngomong Jawa tuh langsung bikin roaming. Tapi aku paham yang tadi. Bukannya kamu bilang kalo buka usaha harus mikir panjang, harus yang laris. Itu tanda gak setuju kan? Otomatis gak nolongin dong.
SENA
Astaga Ya, itu baru ngeluarin pendapat. Kasih saran aja. Inget tuh kata Galang, ada masalah dibagi jangan dipendam sendiri.
MALEIA
Dih kalian ngomongin gue? (melipat tangan di dada) berarti mau gak mau kalian harus bantuin aku.
SENA
Ya dibantu tapi kan kami harus tau dulu masalahnya apa. Mungkin mulai dari hidup kamu dulu, baru cerita kenapa kamu cari ruko di Jogja, ruko itu untuk apa?
Maleia melihat jam tangannya dan mengecek keadaan sekitar. Merasa aman, ia menarik Sena berjalan mendekati area merokok. Meminta izin pada Sena untuk menyalakan sebatang rokoknya, ia menarik napas dalam-dalam sebelum memulai cerita tentang kehidupannya.
MALEIA
Eva sama Cilla tadi cerita di mobil (pause) Pramana itu suamiku, kami punya anak laki-laki namanya Diyan. Beneran aku bukan mau nutupin atau gimana, cuma sebelum berangkat liburan keadaan rumah tanggaku gak lagi baik-baik aja
Sena diam, menunggu dan mendengar setiap cerita Maleia yang diselingi mengisap rokoknya.
MALEIA
Bisa berhari-hari kalo aku ceritain tentang rumah tanggaku. Yang jelas aku butuh tempat untuk bangun galeri seniku sendiri. Itu mimpiku dari kecil, permintaan terakhir bapakku
SENA
Tapi Pramana gak setuju sama mimpi kamu?
MALEIA
(mengangguk) Menurut dia pekerjaanku sekarang sebagai PR konsultan udah lebih dari cukup. Mimpiku cuma angan-angan gak jelas yang gak perlu untuk dikejar. Tapi setelah ketemu kamu, mas Galang, mas Jambang. Aku bener-bener harus realisasin itu semua. Aku ngerasa this is my happiness.
SENA
Kalo gitu ya kamu harus perjuangin ini. Bukan maksud ngehasut tapi ibuku dulu sering bilang gini : Sapa wani rekasa, bakal nggayuh mulya. Artinya siapapun yang bersungguh-sungguh dalam usahanya pasti akan meraih kemuliaan. Aku bantu Ya, asal kamu izin dulu sama suamimu. Mau nanti dia gak dukung pun setidaknya kamu udah bilang.
MALEIA
Sen, maturnuwun ya. Semoga kebaikan kamu dibalas sama yang di atas.
SENA
Kawulo mung saderma, mobah ,mosik kersaning hyang sukmo.
MALEIA
Matik! Kamu ngomong apaan?
SENA
Lah aku kira kamu lima hari di sini udah jago.
MALEIA
Gak gitu konsepnya Sen, sampe sekarang aku cuma paham kata-kata anak TK di Jogja.
SENA
(tertawa) Intinya, berusahalah dan lakukan apapun yang kita bisa, selanjutnya serahkan semuanya pada Sang Pencipta. Kata-kata terakhir dari kakekku. Jadi Ya, usaha dulu. Semoga ini jalan yang benar buat kamu.
CUT TO: