Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
ESTABLISH RUMAH HANIN SIANG
121. INT.RUMAH HANIN(DEPAN KAMAR HANIN) - SIANG
Friska dan Ririn keluar dari kamar Hanin. Tiba-tiba mereka melihat Citra dan Deva.
Citra dan Deva yang tidak sengaja berpapasan di ujung tangga.
Raut muka Friska dan Ririn yang sendu mendadak berubah saat melihat Citra dan Deva sedang beradu mulut.
Deva tampak memohon pada Citra.
DEVA
CITRA
DEVA
CITRA
DEVA
CITRA
Citra memohon sambil memegang tangan Deva.
Friska dan Ririn menghampiri mereka.
FRISKA
Friska menghentikan perdebatan antara Deva dan Citra.
FRISKA
Citra dan Deva hanya bungkam.
FRISKA
Friska semakin terlihat emosi. Dan Citra, Deva serta Ririn hanya bisa diam.
FRISKA
Friska mengajak Ririn pergi meninggalkan Citra dan Deva yang kini berdiri mematung setelah mendengar perkataan Friska.
CUT TO:
122. INT.RUMAH HANIN(KAMAR HANIN) - SIANG
Citra dan Deva berada di dalam kamar Hanin. Mereka berdiri berdampingan sambil memandang Hanin, seakan sudah tidak ada masalah lagi di antara mereka.
FLASHBACK DEVA : Scene-scene awal pertemuan Deva sama Hanin. Sampe akhirnya mereka dekat dan sering menghambiskan waktu bersama.
Deva tampak sendu.
DEVA
FLASHBACK CITRA : Scene-scene Citra membayangkan kebersamaan yang sudah dilalui bersama Hanin bareng Friska dan Ririn juga.
Mata Citra jadi berkaca-kaca.
CITRA
Citra meneteskan air mata, melihat itu Deva mencoba semakin mendekati Citra lalu merangkul Citra dan menenangkannya.
CUT TO:
ESTABLISH JALANAN KOTA SORE
123. INT.RUMAH HANIN(KAMAR HANIN) - SORE
Terlihat kamar Hanin yang berbeda, dengan stiker alam dan matahari. Bunda, Hans dan Sandra masih setia menemani Hanin yang masih belum siuman. Bunda membelai lembut pipi Hanin.
BUNDA
Hans mencoba menenangkan Bunda. Sementara Sandra meletakkan boneka hellokitty kesayangannya di samping Hanin.
SANDRA
Sandra menangis. Begitupun Hans, Meski mencoba tegar, Hans ikut menangis melihat Bunda dan Sandra menangis.
HANS (V.O)
Air mata Hans semakin berjatuhan. Dan meski belum sadar, Hanin pun ikut meneteskan air mata.
CUT TO:
ESTABLISH KOTA JAKARTA MALAM
124. INT.RUMAH HANIN(KAMAR HANIN) - MALAM
Perlahan Hanin yang terbaring tak berdaya dengan banyak alat medis membuka matanya.
HANIN (V.O)
Hanin heran dengan apa yang ia lihat. Dinding kamar yang penuh dengan stiker bunga matahari, bernuansa orange, membuatnya merasa asing. Ditambah Hanin merasakan tempat tidur yang beda dan nyaman. Hanin ingin memastikan, apa yang terjadi dengan kamarnya. Namun, tubuh Hanin terasa kaku untuk digerakkan. Ingin Hanin bertanya, tapi pipa intubasi di mulutnya membuat Hanin sulit berbicara.
Sandra yang berada di samping Hanin sangat bahagia melihat Hanin siuman.
SANDRA
Bunda yang sedang tertidur di sofa langsung bangun. Dengan senyum bahagia, Bunda langsung bergegas menghampiri Hanin.
BUNDA
Tapi Hanin hanya diam sambil menatap sendu wajah Bunda.
BUNDA
Tapi Hanin sama sekali tidak bisa melakukan apa yang Bunda suruh.
HANIN
Hanin hanya bisa mengerang kesal hingga menangis. Bunda jadi semakin sedih dan tidak tega dengan kondisi Hanin.
SANDRA
Sandra terus berusaha menahan tangis.
CUT TO FLASHBACK:
125. MONTAGE
Cara Sandra memperlakukan Hanin.
A. Selama Hanin koma, Sandra merubah kamar Hanin menjadi kamar yang selama ini ia impikan.
B. Ternyata selama sikap Sandra jutek dan kasar sama Hanin, tanpa ada yang tahu Sandra memasang kamera cctv di kamar Hanin. Sehingga Sandra bisa memantau dan tahu setiap kondisi Hanin lewat sebuah monitor di kamarnya. Sehingga semua yang terjadi di kamar Hanin, Sandra tahu. Termasuk saat Hanin sedang merasa sedih atau pun mengeluh.
BACK TO REAL:
126. INT.KAMAR HANIN - MALAM
Sandra menggenggam tangan Hanin.
HANIN
Melihat Bunda dan Sandra menangis, Hanin ikut menangis. Meski Sandra menghapus air mata Hanin sambil tersenyum, tapi tetap saja hati Hanin terasa sakit.
CUT TO:
127. INT.KORIDOR KAMPUS – SIANG
Terlihat Citra, Friska dan Ririn sedang berjalan di koridor kampus dengan beberapa buku menghiasi tangan Friska.
FRISKA
RIRIN
FRISKA
CITRA
Friska dan Ririn mengangguk.
CUT TO:
128. INT.RUMAH HANIN(KAMAR HANIN) - SIANG
Sandra sedang tidur berdampingan bersama Hanin dengan tatapan yang lurus menatap langit-langit kamar. Sandra memegang erat tangan Hanin.
SANDRA
Tiba-tiba air mata Hanin menetes.
SANDRA
Sandra mencium tangan Hanin.
SANDRA
Mendengar itu air mata Hanin kembali menetes, dan spontan jari tangan Hanin bergerak lalu menggenggam pelan tangan Sandra. Sandra bahagia dan tak kuasa menahan air matanya, Sandra mencium tangan Hanin lagi.
SANDRA
Hanin makin merasa sesak, tapi ia tidak bisa berbuat apapun.
HANIN (V.O)
Lagi-lagi Hanin hanya meneteskan air matanya saja.
CUT TO: