Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
29. INT.RUMAH HANIN(KAMAR HANIN) - SORE
Brakkkk. Pintu kamar terbuka. Hanin berlari menuju sofa dan langsung duduk, kemudian mendekap lutut sambil menangis.
HANIN
Hanin mencoba meredam kesedihannya.
HANIN
Hanin merasa sangat putus asa.
HANIN
Tangis Hanin kembali pecah.
CUT TO:
ESTABLISH KAMPUS SIANG
30. INT.KAMPUS(KELAS HANIN) - SIANG
Hanin sedang memasukan buku-buku ke dalam tas. Tiba-tiba Citra menyapanya.
CITRA
Sementara Ririn dan Friska malah mengkerutkan alisnya saat melihat Citra menyapa Hanin.
HANIN
Friska langsung mendekati Citra dan berbisik.
FRISKA
Citra tersenyum tanpa menjawab pertanyaan Friska. Citra beranjak dari duduknya dan mendekati Hanin. Friska dan Ririn semakin tidak mengerti.
CITRA
Ririn dan Friska semakin aneh dengan apa yang Citra katakan.
HANIN
CITRA
Friska dan Ririn iya-iya aja.
FRISKA/RIRIN
Ririn dan Friska saling pandang-pandangan, tidak mengerti dengan maksud Citra.
CITRA
Hanin tampak ragu.
HANIN
CITRA
HANIN
Citra tersenyum.
CITRA
Citra pergi, Ririn dan Friska pun pergi, lalu Hanin mengikuti.
CUT TO:
31. MONTAGE
Hanin menghabiskan waktu bersama Citra, Friska dan Ririn.
A. Di trotoar menuju halte bis. Hanin terlihat masih canggung untuk berbaur dengan mereka. Tapi sikap Citra, Ririn, dan Friska yang cukup welcome membuat Hanin mulai merasa nyaman ada di antara mereka.
B. Di halte, mereka langsung naik ke dalam Bis. Meski di dalam tidak mendapatkan tempat duduk, tapi bukan masalah untuk mereka. Rasa bahagia mewarnai perjalanan mereka. Begitu juga dengan Hanin, yang untuk pertama kalinya naik Bis. Hanin terlihat tidak percaya, jika saat ini Hanin sudah punya teman.
C. Citra dan teman-temannya membawa Hanin ke Mall, meski hanya untuk keliling-keliling tanpa membeli apapun, tapi mereka terlihat bahagia begitu pula dengan Hanin. Hanin benar-benar tidak menyangka bisa ada bersama mereka yang selama ini hanya angan-angan saja.
D. Setelah cape keliling-keliling, mereka memutuskan untuk makan bakso, tapi bukan di Mall melainkan di pinggir jalan, masih di dekat Mall. Meski lelah, Hanin sangat bahagia. Karena sosok teman yang selama ini Hanin inginkan kehadirannya, kini sudah ada bersamanya.
CUT TO:
32. INT.APARTEMEN CITRA - SORE
Tampak pintu terbuka.
CITRA
Ririn dan Friska langsung berlari menghampiri sofa yang cukup untuk duduk 2 orang. Friska dan Ririn langsung mendaratkan tubuh mereka. Sementara Hanin dan Citra masih berdiri depan pintu.
CITRA
Hanin tersenyum melihat apartemen Citra yang menurutnya rapih.
CITRA
Citra mengajak Hanin masuk dan duduk di sofa yang berhadap-hadapan dengan Ririn dan Friska.
HANIN
Mereka bertiga ngangguk.
HANIN
CITRA
FRISKA
RIRIN
Hanin tersenyum usai mendengar jawaban mereka.
HANIN
RIRIN
HANIN
Citra, Ririn dan Friska tersenyum.
CITRA
HANIN
Hanin tersenyum. Mereka melanjutkan ngobrol-ngobrolnya lagi.
CUT TO:
ESTABLISH LANGIT MALAM
33. INT.RUMAH HANIN(KAMAR HANIN) - MALAM
Terlihat langkah kaki seseorang cukup cepat berjalan menuju kamar Hanin. Dimana Hanin baru saja masuk dan meletakkan tas di atas sofa. Ternyata itu langkah kaki Bunda yang langsung menegur Hanin, sedikit membentak.
BUNDA
Hanin kaget melihat Bunda marah seperti itu.
HANIN
Hanin merasa bersalah dan menundukkan kepala.
BUNDA
HANIN
BUNDA
HANIN
Bunda sudah bisa meredam emosinya.
BUNDA
Bunda mencium kening Hanin dan langsung keluar dari kamar.
HANIN
Hanin merasa bersalah.
CUT TO:
ESTABLISH PERGANTIAN HARI
34. INT.APARTEMEN CITRA - SIANG
Hanin sedang berada di Apartemen Citra bersama Friska. Mereka sedang asik nonton drama korea. Tiba-tiba Ririn datang menghampiri dan duduk di samping Friska yang posisinya bersebrangan dengan Hanin. Ririn dan Friska bicara pelan, bisik-bisik.
RIRIN
FRISKA
RIRIN
FRISKA
Ririn hanya menggelengkan kepala.
HANIN
Hanin membuka tas untuk mengambil uang di dalamnya. Sementara Ririn dan Friska bengong, karena ternyata Hanin mendengar obrolan mereka. Melihat Hanin sedang mengorek isi tas untuk mengambil uang, Ririn pun angkat suara.
RIRIN
Hanin malah tersenyum sambil menghampiri Ririn dan Friska yang duduk di seberang. Lalu Hanin menyodorkan uang kepada Ririn.
HANIN
Ririn malah melirik ke Friska, minta pendapat. Namun, Friska hanya menggerakkan bahunya ke atas, yang artinya terserah. Sementara Hanin masih berharap uangnya Ririn ambil. Setelah cukup lama berfikir, Ririn memutuskan untuk mengambil uang yang Hanin pegang. Hanin pun tersenyum.
RIRIN
Hanin mengangguk.
RIRIN
Ririn bergegas pergi.
FRISKA
Tidak lama setelah Ririn pergi, Citra masuk sambil membawa sebuah gitar berwarna putih dan langsung duduk di dekat Hanin.
CITRA
Citra pun duduk berhadap-hadapan dengan Hanin. Citra langsung memetik senar gitarnya. Tapi baru saja sekali ayunan, Citra mendadak berhenti.
CITRA
FRISKA
CITRA
Friska mengangguk.
CITRA
Friska menggeleng.
FRISKA
Citra cukup kaget.
CITRA
HANIN
CITRA
Citra menghentikan ucapannya. Hanin jadi penasaran.
HANIN
CITRA
Hanin mengangguk, meski masih penasaran dengan ucapan Citra. Citra mulai memetik senar gitar. Hanin fokus memperhatikan. Sementara Friska, ia kembali menonton.
CUT TO: