Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
SUNSHINE (Ketulusan, Cinta & Pengorbanan)
Suka
Favorit
Bagikan
8. Part 8

ESTABLISH PERGANTIAN HARI

47. EXT.KORIDOR KAMPUS - PAGI

Hanin berlari terburu-buru. Saat akan belok arah menuju kelas, Hanin tidak sengaja menabrak seseorang sampai hampir terjatuh.

HANIN

Upsss! Maaf.

Hanin kembali melanjutkan langkah menuju ke arah kelas, tanpa menoleh pada orang yang baru saja Hanin tabrak itu. Yang ternyata Deva.

DEVA

Hemmmm.

Deva tersenyum sambil geleng-geleng. Lalu berbalik badan. Sementara Hanin tiba-tiba menghentikan langkahnya.

HANIN

Heyyy tunggu!

Hanin membalikkan badan dan melangkah mendekati orang yang ia tabrak tadi.

DEVA

Iya.

Deva membalikkan badan. Hanin terpesona saat tahu ia adalah Deva. Hanin bahkan langsung menyodorkan tangan untuk berkenalan.

HANIN

Hanin.

Tapi Deva malah ketawa kecil. Hanin jadi malu karena Deva belum meresponnya. Saat Hanin kembali menarik tangannya, tiba-tiba Deva langsung menyambut tangan Hanin dan berjabat tangan.

DEVA

Deva.

Perlahan mereka melepas jabat tangannya.

DEVA

Hemm, ternyata kamu yang nabrak aku.

Mereka kembali berjalan menuju ke arah kelas Hanin, meski berlawanan dengan tujuan Deva.

HANIN

Maaf ya, aku buru-buru soalnya.

Deva tersenyum.

DEVA

Iya keliatan. Em, Kuliah jurusan apa?

HANIN

Akuntansi semester 1, kamu?

DEVA

Seni semester 6.

HANIN

Upss, senior dong. Maaf ya Kak, udah nggak sopan.

DEVA

Nggak apa-apa kok tenang aja. Kamu-

Mereka jadi ngobrol-ngobrol sambil berjalan menuju kelas.

CUT TO:

48. EXT.TAMAN KAMPUS - SIANG

Hanin, Citra, Ririn dan Friska sedang duduk di rumput taman kampus. Ririn sedang sibuk dengan handphonenya. Citra dan Friska sedang ngobrol-ngobrol. Sementara Hanin sedang asik membaca buku. Tiba-tiba Ririn beranjak dari duduknya.

RIRIN

Guys, gue ke toilet dulu ya.

Ririn bergegas pergi.

FRISKA

Kebelet kali tuh orang. Buru-buru banget.

Hanin dan Citra hanya tersenyum.

FRISKA

Ohh iya Cit, pacar lo apa kabar? Kok gue jarang liat lo berdua-duaan lagi. Hubungan kalian baik-baik aja kan?.

CITRA

Baik dong. Gue sengaja ngebatasin waktu ketemu aja. Biar dia fokus sama skripsinya. Biar cepet lulus.

FRISKA

Oh, sukur deh kalo baik-baik aja.

CITRA

Kalau lo sendiri, pacar lo apa kabar?

FRISKA

Hemm, nggak usah nyindir deh. Lagian lo juga tau kan, gue masih GAMU Cit, gagal Move On.

Citra malah ngetawain Friska.

FRISKA

Apa coba maksudnya ngetawain gue kaya gitu. Hemm.

Friska langsung cemberut.

CITRA

Ya lagian galau mulu, nyari yang baru dong! (ke Hanin) Ohh iya, kalo lo Nin?

Tapi Hanin malah tersenyum.

FRISKA

Kebiasaan deh ni anak. Kalau ditanya jawabnya cuma senyum doang.

HANIN

Aku nggak punya pacar.

Jawab Hanin dengan pandangan yang masih fokus membaca buku.

CITRA

Masa sih? Lo cantik Nin. Masa nggak punya pacar? Cowok-cowok pasti pada ngantri pengen jadi pacar lo, iya kan?

Hanin menutup buku dan mengalihkan pandangan ke arah Citra dan Friksa.

HANIN

Aku serius Cit, Fris. Jangankan punya pacar, untuk mengenal apa cinta aja aku nggak punya waktu.

FRISKA

Maksudnya?

HANIN

Ke-overprotektif-an Bunda membuat aku nggak bebas, ruang gerakku cukup sempit, apalagi untuk mencari cinta. Jadi intinya, sampai detik ini aku sama sekali nggak tau apalagi merasakan apa itu cinta.

Setelah mendengar penjelasan dari Hanin barusan, Citra dan Friska jadi merasa tidak enak.

FRISKA

Sorry Nin, gue nggak tau.

Hanin tersenyum.

HANIN

Nggak apa-apa kok. Santai aja.

Citra dan Friska tersenyum pada Hanin.

CUT TO:

ESTABLISH RUMAH HANIN MALAM

49. INT.KAMAR HANIN/KAMAR SANDRA - MALAM

Sandra masuk dengan wajah garangnya, lalu melemparkan gitar kesayangannya dengan kondisi senar yang berantakan ke atas tempat tidur Hanin. Spontan Hanin kaget.

SANDRA

Pasti elo kan yang ngerusakin gitar gue?!

HANIN

Tadi itu-

SANDRA

Nggak usah nyari alasan! Mulai detik ini berhenti masuk kamar gue dan nyentuh barang-barang gue! Ngerti!!

Sandra keluar dari kamar Hanin dengan emosi. Hanin mencoba mengikuti Sandra ke kamarnya.

HANIN

Kak, maafin Hanin. Hanin nggak sengaja.

Sandra terus berjalan masuk ke kamarnya. Lalu Sandra duduk di atas tempat tidur.

Sementara Hanin berdiri lima langkah tepat di hadapan Sandra. Namun, tiba-tiba Hanin meringis kesakitan. Tapi Hanin mencoba menahannya.

SANDRA

Keluar lo! Maaf lo nggak berarti.

HANIN

Kak, Hanin janji bakal betulin gitar Kak Sandra. Tapi Kakak harus maafin Hanin dulu ya.

Hanin masih mencoba menahan sakit. Namun, Sandra tidak merespon. Dengan rasa sakit yang semakin hebat, Hanin masih tetap berdiri.

HANIN

Kak, maafin-

Tapi sakit di kepala Hanin tidak bisa diajak kompromi, tubuhnya sempoyongan dan kehilangan keseimbangan. Hingga akhirnya Hanin jatuh terduduk di lantai.

Reflexs Sandra langsung menghampiri, seakan Sandra khawatir dengan keadaan Hanin.

SANDRA

Ekh. Lo kenapa sih?

Sandra membantu Hanin untuk berdiri dan mengajak Hanin melangkah menuju ke tempat tidurnya.

HANIN

Kak, kalau nggak keberatan bawa Hanin ke kamar aja ya!

Hanin semakin meringis. Dengan sedikit terpaksa, Sandra merangkul dan memapah Hanin berjalan menuju ke kamarnya.

Sandra membuka pintu kamar Hanin, lalu membawa Hanin yang terus meringis menuju tempat tidur, lalu Sandra merebahkan Hanin di atas tempat tidur.

SANDRA

Nyusahin banget sih lo!

Sandra sedikit kecapean setelah membantu Hanin. Dengan muka juteknya, Sandra langsung membalikkan badan dan hendak pergi seolah tak peduli.

Tapi sebelum sempat melangkah, Hanin meraih tangan Sandra.

HANIN

Makasih ya Kak.

Sandra diam, tetap angkuh.

HANIN

Emmm Kak, tolong jangan kasih tau siapa-siapa ya kalau sakit ini datang lagi! Apalagi Bunda.

Lalu Hanin menghadap ke sebelah kiri tempat tidur. Hanin meringis kesakitan sambil meremas kepala.

Sandra masih memperhatikan Hanin yang sedang kesakitan.

SANDRA

Arrrrggggggghhh.

Sandra merasa kesal, lalu pergi meninggalkan Hanin yang semakin meringis kesakitan.

Tidak lama kemudian, Sandra kembali berdiri di depan pintu kamar Hanin yang masih terbuka. Kali ini dengan membawa tas gendong, dan gitarnya. Sandra memandang ke arah dalam kamar.

Terlihat Hanin sedang menangis karena sudah tidak kuat menahan rasa sakit di kepalanya.

HANIN

Bunda... Bunda...

Tangis Hanin.

Dengan wajah kesal dan geram melihat kondisi Hanin saat itu, Sandra langsung pergi.

CUT TO:

50. INT.RUMAH HANIN - MALAM

Hanin baru selesai mengambil minum dari dapur. Ia tidak sengaja memergoki Hans sedang memarahi Sandra.

Hans tampak sangat marah sama Sandra.

HANS

Bagus, jam segini baru pulang! Bukannya jagain adik, malah kelayapan!

SANDRA

Dia itu emang bisanya cuman nyusahin orang aja! Aku punya kehidupan sendiri Kak, bukan cuman buat ngurusin anak penyakitan itu doang!

Hans dibuat geram dengan jawaban Sandra.

HANS

Hanin itu adik kamu! Dan jangan pernah ngerasa kalau kamu aja yang terusik. Kalau Kakak dan Bunda punya pikiran yang sama kaya kamu, Kakak sama Bunda juga merasa terganggu.

Sandra langsung diam.

HANS

Kakak harus rela ngorbanin tugas di rumah sakit, bahkan sampe dapet teguran. Semua itu demi Hanin. Bunda rela mengabaikan restaurant dan mengeluarkan banyak uang untuk pengobatan yang mahal, semua demi Hanin. Tapi kita nggak pernah ngeluh sedikit pun. Kita ikhlas. Kita ngelakuin ini karena kita sayang dan pengen Hanin sembuh. Tolong kamu ngerti!

Mendengar itu Hanin merasa bersalah.

HANIN (V.O)

Hidupku ini emang bikin susah orang, dan penyakitku ini bikin Bunda banyak mengeluarkan uang.

Hanin tidak bisa menahan kesedihan, air matanya pun menetes.

HANIN (V.O)

Kenapa tak kau ambil saja nyawaku ini sekarang juga Tuhan?!

Hanin langsung pergi sambil menangis. Tampaknya langkah Hanin membuat Hans dan Sandra menyadari keberadaan Hanin saat itu.

CUT TO:

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar