Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
ESTABLISH SORE
98. INT.RUMAH HANIN(KAMAR HANIN) – SORE
Terlihat mata ketiga sahabat Hanin memandangnya yang sedang terbaring lemah dengan cukup tajam. Mereka terlihat kecewa.
CITRA
Hanin diam dan tidak tahu harus berkata apa.
FRISKA
HANIN
Mendengar kata-kata Hanin, mereka semakin terlihat kesal.
CITRA
HANIN
CITRA
FRISKA
Friska meneteskan air mata. Tanpa terasa Hanin menangis, perlahan Hanin coba bangun dari tidurnya. Dan dengan reflexs mereka bertiga langsung menghampiri dan memeluk Hanin diiringi tangis haru.
RIRIN
HANIN
Citra, Friska dan Ririn semakin erat memeluk Hanin.
CUT TO:
99. MONTAGE
Keseharian Hanin bersama orang-orang tersayang.
A. Hampir setiap hari sehabis pulang kuliah, Citra, Friska, dan Ririn selalu menyempatkan diri untuk menengok, dan menghibur Hanin dengan cerita-cerita mereka. Hanya untuk membuat Hanin tersenyum kembali. Karena Hanin mulai down dengan kondisinya.
B. Begitupun dengan Sandra. Yang kini lebih sering meluangkan banyak waktu untuk menemani Hanin. Seperti membawa Hanin ke halaman depan rumahnya untuk menghirup udara segar.
CUT TO:
ESTABLISH KOTA JAKARTA SIANG
100. INT.RUMAH HANIN(KAMAR HANIN) - SIANG
Hanin sedang mendengarkan Citra, Friska dan Ririn bercerita. Tiba-tiba kepala Hanin sakit. Tapi Hanin mencoba menyembunyikan, dan berusaha untuk tetap mendengarkan Friska yang sedang menceritakan kejadian lucu. Namun, sepintar-pintarnya Hanin, ia tetap tidak bisa terus menyembunyikan. Kedua tangan Hanin meremas kepalanya. Citra yang pertama melihat langsung panik.
CITRA
Friska pun berhenti bercerita, mereka bertiga langsung panik melihat Hanin yang terus meringis kesakitan.
FRISKA
CITRA
Ririn langsung bergegas pergi.
Sementara Citra dan Friska masih menemani Hanin dengan kepanikkan dan kecemasan mereka, saat melihat Hanin yang semakin meringis kesakitan bahkan sampai meronta-ronta.
HANIN
FRISKA
Friska makin sedih + panik.
Tidak lama Ririn kembali masuk ke kamar sambil berlari kecil.
RIRIN
HANIN
Hanin merengek.
FRISKA
RIRIN
CITRA
Citra langsung mengeluarkan handphonenya, tapi mendadak diam.
RIRIN
CITRA
Melihat handphone Hanin tergeletak di samping tempat tidur, Friska langsung mengambil handphone Hanin.
FRISKA
Friska langsung menelpon Bunda dan Hans lewat telepon secara bergantian. Tidak lama, Friska pun sudah selesai menghubungi Bunda dan Hans.
CITRA
FRISKA
Tiba-tiba Hanin teriak kesakitan.
HANIN
Pandangan Citra, Friska dan Ririn langsung beralih.
CITRA
Citra menggenggam tangan Hanin dan Hanin menggenggam erat tangan Citra sambil terus meringis menahan sakit.
CITRA
Hanin semakin erat menggenggam tangan Citra, sambil menangis kesakitan. Keringat dingin keluar. Tiba-tiba tangan Hanin melemas, genggaman tangannya pun mulai melonggar, dan tiba-tiba Hanin pingsan. Citra, Friska dan Ririn semakin panik. Friska bahkan sampe nangis.
FRISKA
Mereka bertiga semakin kebingungan.
CUT TO:
15 MENIT KEMUDIAN
101. INT.RUMAH HANIN(KAMAR HANIN) - SIANG
Citra, Friska dan Ririn masih menunggu dengan penuh kecemasan, sedih, bingung, semua bercampur aduk. Tapi akhirnya Hanin kembali bisa membuka matanya. Mereka bahagia.
CITRA/FRISKA/RIRIN
CITRA
Hanin masih tampak sangat lemas.
HANIN
Citra langsung meletakkan jari telunjuknya di bibir Hanin.
CITRA
Kreeeeekkkkk. Suara pintu terbuka. Hans datang, sedikit berlari Hans langsung menghampiri Hanin, panik.
HANS
Hans menggenggam tangan Hanin dan mengelus kepalanya.
HANIN
Hanin merengek manja ke Hans.
HANS
Hans langsung memeriksa kondisi Hanin, lalu memberikan obat.
CUT TO:
ESTABLISH RUMAH HANIN MALAM
102. INT.RUMAH HANIN(KAMAR HANIN) - MALAM
Tampak Deva duduk di samping tempat tidur Hanin. Deva memberi sebuah boneka Matahari untuk Hanin, yang masih lemah dan hanya bisa duduk bersandar di atas tempat tidur.
DEVA
Tapi Hanin terlihat tidak bahagia.
HANIN
DEVA
HANIN
Hanin menangis. Deva terdiam.
Hanin menantikan sebuah kata keluar dari mulut Deva. Tapi Deva malah menghapus air mata di pipi Hanin dan tersenyum.
DEVA
Deva menarik nafas panjang.
DEVA
Tapi Deva terlihat tidak lepas. Dan Hanin pun menyadarinya.
HANIN
Hanin menangis bahagia. Deva pun memeluknya.
CUT TO: