Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
ESTABLISH PERGANTIAN HARI
81. INT.APARTEMEN CITRA - SORE
Citra, Friska dan Ririn tampak khawatir melihat Hanin terbaring dengan badan yang lemas dan muka yang pucat.
CITRA
HANIN
FRISKA
CITRA
HANIN
CITRA
Hanin tersenyum. Sementara mereka bertiga membereskan barang-barang yang mereka bawa pas naik gunung kemarin.
HANIN (V.O)
CUT TO:
82. MONTAGE
Hampir dua hari Hanin terbaring di tempat tidur. Betapa perhatiannya ketiga sahabatnya selama Hanin sakit. Secara bergantian mereka merawat dan meluangkan waktu untuk menemani Hanin. Dan itu sangat membuat Hanin bahagia.
CUT TO:
ESTABLISH PERGANTIAN HARI
83. INT.APARTEMEN CITRA - PAGI
Hanin masih terbaring lemas di atas tempat tidur. Citra dan Ririn menghampiri sebelum pergi ke kampus.
RIRIN
HANIN
Hanin berusaha terlihat baik-baik saja. Padahal saat itu ia sedang kesakitan dan sedikit sesak juga.
CITRA
Citra dan Ririn pergi.
Hanin mencoba mengatur nafasnya yang mulai tak stabil. Tapi Hanin kembali mencoba baik-baik saja ketika Friska datang menghampiri sambil membawa semangkuk bubur.
FRISKA
HANIN
Sepinter apapun Hanin menyembunyikan. Friska tetap merasa ada yang tidak beres dengan Hanin.
FRISKA
HANIN
FRISKA
Hanin mengangguk. Dengan ragu Friska pun pergi. Setelah Friska benar-benar keluar, Hanin langsung meringis kesakitan. Sambil memegang dada, Hanin mencoba mengatur nafasnya.
HANIN
Sambil terus mengatur nafas Hanin mengambil ponsel dan menghubungi Hans.
HANIN
CUT TO:
84. EXT.AREA DEPAN RUMAH SAKIT - PAGI
Hans yang baru sampe di rumah sakit pun langsung menjawab panggilan dari Hanin.
HANS
Adegan selanjutnya CUT TO CUT antara Hanin dan Hans.
HANIN
Mendengar suara Hanin, Hans langsung panik.
HANS
Hanin semakin kesulitan bernafas, ngomongnya putus-putus karena sesak.
HANIN
Hans semakin panik, tapi mencoba untuk tenang.
HANS
HANIN
HANS
Hans bergegas pergi. Sementara Hanin semakin kesakitan. Handphone pun jatuh dari genggamannya. Nafas Hanis semakin tidak stabil.
CUT TO:
ESTABLISH DEPAN APARTEMEN
85. MONTAGE
Hans tiba sampai perjalanan menuju kamar Hanin.
A. Mobil Hans masuk ke area apartemen. Setelah terparkir Hans langsung turun membawa tabung oksigen kecil dan bergegas masuk ke apartemen.
B. Hans langsung menuju lift. Tapi karena lama, Hans memutuskan untuk melewati tangga darurat.
C. Sementara di kamar kondisi Hanin semakin mengkhawatirkan. Wajah yang pucat dan berkeringat. Sambil meringis menahan sakit dan nafas yang semakin sulit.
D. Hans terus menaiki tangga darurat.
CUT TO:
86. INT.APARTEMEN CITRA – PAGI
Terlihat pintu terbuka. Hans menghampiri Hanin yang sedang kesakitan dan sesak nafas.
HANS
Dengan segera Hans memberikan Hanin oksigen untuk membantu nafas Hanin.
HANS
Dibantu oksigen Hanin mencoba mengatur nafasnya dibimbing Hans. Kita lihat tangan Hanin menggenggam erat tangan Hans. Seolah Hanin sudah tidak tahan menahan sakit.
HANS
Hanin meneteskan air mata sambil memandang sendu wajah Hans. Hans mengelus kening Hanin dengan penuh kasih.
HANS
Hanin menggelengkan kepala.
HANS
Hanin kembali meneteskan air mata. Tak ingin berlama-lama Hans langsung membawa Hanin keluar dari kamar.
CUT TO:
87. EXT.PARKIRAN APARTEMEN – PAGI
Hans membawa Hanin masuk ke dalam mobil dan duduk di bagian depan dengan masih mengenakan oksigen. Setelah memberikan posisi duduk yang enak untuk Hanin, Hans pun masuk ke dalam mobil. Sebelum Hans menghidupkan mobilnya, Hanin memegang tangan kiri Hans yang baru saja akan menarik pedal gigi.
HANIN
HANS
Hanin pasrah. Hans langsung menghidupkan mesin mobil. Mobil pun berjalan meninggalkan area apartemen.
CUT TO:
88. INT.RUMAH HANIN - SIANG
Bunda masuk ke rumah dengan tergesa dan langsung menghampiri Hans yang sedang duduk di sofa. Bunda sangat panik.
BUNDA
HANIN
Bunda menghela nafas lega.
BUNDA
Bunda terlihat kesal.
HANS
Bunda hanya diam. Bunda langsung pergi menuju kamar Hanin.
CUT TO:
89. INT.APARTEMEN CITRA - SORE
Tampak Citra, Ririn dan Friska memasuki apartemen. Ririn yang lebih dulu masuk kamar cukup kaget melihat Hanin tidak ada di kamar dan kondisi tempat tidur pun cukup berantakan.
RIRIN
Citra dan Friska langsung menghampiri Ririn. Citra dan Friska kaget.
CITRA
Friska melihat secarik kertas yang tergeletak di atas bantal.
FRISKA
Mereka bertiga melihat kertas yang bertuliskan.
INSERT tulisan tangan Hanin: “Temen-temen, aku pulang dulu ya. Aku ada urusan. Maaf nggak ngabarin dulu. –Hanin-“
Citra, Friska dan Ririn merasa lega.
CITRA
Friska dan Ririn ngangguk.
CUT TO: