Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
ESTABLISH RUMAH HANIN PAGI
114. INT.RUMAH HANIN(KAMAR HANIN) – PAGI
Terlihat Citra dan Deva sedang membicarakan sesuatu yang serius di depan pintu kamar Hanin.
DEVA
CITRA
DEVA
CITRA
Deva kaget, tidak bisa berkata apa-apa. Hanya air matanya yang menetes.
CITRA
DEVA
CITRA
Deva diam membisu sambil menatap wajah Citra.
Prankkkk. Suara benda jatuh yang berasal dari dalam kamar Hanin. Citra dan Deva bergegas masuk ke kamar.
Betapa kagetnya saat mereka melihat Hanin terjatuh di lantai, tepat di samping tempat tidurnya dengan darah yang bercecer, tiang infusan yang tergeletak di lantai, dan Hanin yang meringis kesakitan.
CITRA/DEVA
Citra dan Deva menghampiri. Mereka panik. Apalagi tiba-tiba Hanin sulit bernafas. Deva langsung membawa Hanin ke atas tempat tidur, sementara Citra langsung mencari bantuan.
Tidak lama Citra kembali bersama Bunda, Sandra, Hans, juga Dewi. Bunda sedih melihat Hanin sulit bernafas, sampai kejang-kejang. Saat Dewi sedang memeriksa keadaan Hanin, tiba-tiba Hans menyadari kalau nafas adiknya mendadak berhenti.
HANS
Secara reflexs Dewi langsung memegang nadi Hanin. Sementara Bunda, tangisnya semakin jelas terdengar.
BUNDA
Bunda histeris. Sandra yang saat itu mendampingi Bunda cukup kewalahan menenangkan Bunda.
Merasakan nadi Hanin masih berdenyut, Dewi langsung menyuruh Hans menyiapkan alat-alat medis untuk melakukan pertolongan. Dewi menyuruh Sandra membawa Bunda keluar kamar. Agar mereka bisa fokus melakukan tindakan medis untuk menolong Hanin. Namun, Bunda tidak ingin meninggalkan Hanin. Dengan bantuan Deva dan Citra, Bunda mau keluar meski dengan berat hati.
CUT TO:
115. EXT.JALANAN DEPAN RUMAH HANIN - SIANG
Citra berjalan cepat keluar dari rumah Hanin. Sepuluh langkah di belakang Citra, Deva terus mengikuti sambil memanggil Citra.
DEVA
Tapi Citra terus melangkah. Sampe Citra tiba di pinggir jalan dan memberhentikan taksi yang kebetulan lewat.
Deva mempercepat langkah dan langsung menarik tangan Citra yang akan membuka pintu taksi.
DEVA
Taksi pergi. Citra semakin marah pada Deva.
CITRA
Dengan kesal Citra melepaskan tangannya dari genggaman Deva.
DEVA
CITRA
Deva balik kesal.
DEVA
Citra diam, melihat kemarahan yang memuncak pada diri Deva.
DEVA
Deva meletakkan tangan tepat di dada sebelah kiri.
DEVA
Citra semakin tidak menentu.
CITRA
Deva terus bicara, tak memberi Citra kesempatan untuk bicara.
DEVA
Deva semakin marah. Dan Citra hanya diam.
DEVA
Citra meneteskan air mata tanpa menjawab apa-apa. Citra malah pergi meniggalkan Deva dengan kembali memberhentikan taksi.
Kali ini Deva diam dan membiarkan Citra pergi meninggalkannya.
DEVA
Deva kesal sambil menendang kosong.
CUT TO:
ESTABLISH PAGI
116. INT.APARTEMEN CITRA–LUAR/DALAM APARTEMEN - PAGI
TING-TONG!!! Bel apartemen berbunyi. Tampak Citra berjalan lalu membuka pintu.
DEVA
Citra kesal saat tahu Deva yang datang, Citra kembali menutup bahkan mengunci pintu dan pergi meninggalkan Deva yang terus mengentuk-ngetuk sambil memanggil Citra.
DEVA (O.S)
Sementara Citra berpapasan dengan Ririn yang baru keluar dari kamar mandi.
RIRIN
CITRA
Citra terus melangkah menuju kamar. Ririn hanya mengerutkan alisnya.
RIRIN
Ririn berjalan menghampiri Friska yang sedang sarapan.
CUT TO:
117. INT.RUMAH HANIN(KAMAR HANIN) – PAGI
Bunda duduk di samping Hanin sambil memandang sendu Hanin yang bagai mayat hidup(koma), dengan beberapa alat medis yang menempel di tubuhnya.
Hans dan Sandra masuk menghampiri Bunda.
SANDRA
Bunda menggeleng sambil terus menatap dan mengelus wajah pucat Hanin.
HANS
BUNDA
SANDRA
Bunda hanya diam. Tapi Hans memberi isyarat pada Sandra agar mengambil makanan untuk Bunda. Sandra pun mengangguk dan pergi keluar kamar.
CUT TO:
118. INT.DEPAN PINTU APARTEMEN CITRA - PAGI
Pintu apartemen Citra terbuka, Friska dan Ririn keluar. Betapa kagetnya mereka saat melihat Deva yang berdiri tepat di samping pintu.
FRISKA
DEVA
RIRIN
Deva hanya diam, ia mengerti kenapa Citra bicara seperti itu kepada Ririn. Suasana menjadi tidak enak.
FRISKA
DEVA
RIRIN
Deva tersenyum. Friska dan Ririn pergi meninggalkan Deva yang masih akan stay di samping pintu apartemen Citra.
CUT TO:
ESTABLISH JALANAN KOTA JAKARTA
119. INT.APARTEMEN CITRA - SORE
Friska dan Ririn pulang. Mereka kaget melihat Deva masih nunggu Citra di samping pintu sampe tertidur.
RIRIN
Ririn bergegas masuk. Sementara Friska berdiri di depan pintu sambil merhatiin Deva.
FRISKA
Ririn kembali menghampiri Friska sambil membawa selembar kertas brosur.
FRISKA
RIRIN
Ririn memberikasn brosur itu kepada Friska.
FRISKA
RIRIN
Ririn melangkah, tapi Friska menghentikan.
FRISKA
RIRIN
Friska dan Ririn pergi meninggalkan Deva yang masih tertidur.
CUT TO:
120. INT.SEBUAH CAFFE - MALAM
Tampak Friska dan Ririn tiba cafe. Kita lihat Citra sudah stay di panggung kecil. Citra mulai memetik senar gitarnya, dan mempersembahkan sebuah lagu milik band indie yang cukup mewakili perasaannya.
Sementara Friska dan Ririn duduk di sebuah meja untuk mendengarkan lagu yang Citra nyanyikan dengan versi akustik.
LAGU YANG DINYANYIKAN CITRA. JUDUL : DEMI SAHABAT.
CITRA
Citra sangat menghayati, sehingga para pengunjung cafe tersentuh. Bahkan Sitra sempat meneteskan air mata saat menyanyikan lagu itu, membuat kedua sahabatnya ikut merasakan apa yang Citra rasakan.
CUT TO: