Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
132. EXT/INT.TEPI PANTAI/DALAM MOBIL - SORE
Terlihat dua mobil baru saja tiba di sebuah pantai. Tampak Hanin berada satu mobil bersama Bunda, Hans dan Sandra. Sebelum keluar dari mobil, Hans melepas dulu infusan Hanin dan menutupnya pakai sedikit perekat. Namun, alat pernafasan Hanin yang sudah rusak membuatnya tidak boleh melepaskan selang oksigen terlalu lama. Saat pintu dibuka, tiba-tiba Bunda menangis. Hanin malah tersenyum dan menghapus air mata Bunda.
HANIN
Bunda sama sekali tidak mengucapkan satu patah kata pun.
HANIN (V.O)
Citra dan Deva sudah berada di depan pintu mobil Hanin.
Sebelum keluar dari mobil, Hanin menatap wajah Bunda cukup lama lewat pandangan matanya yang mulai buram. Setelah itu Hanin langsung mencium tangan Bunda. Cukup lama Hanin cium tangan Bunda, dilanjutkan mencium kening Bunda, dan setelah itu Hanin peluk erat Bunda.
HANIN
Bunda sudah tidak bisa menahan lagi kesedihannya. Sandra yang saat itu ada di samping Bunda mencoba menenangkan Bunda.
HANIN
Sandra mengangguk sambil menahan tangis, Hanin tersenyum. Lalu Hanin minta Deva membawanya yang sudah tidak sanggup berjalan untuk pergi ke pinggir pantai bersama Citra yang memegang tabung oksigen kecil yang harus Hanin gunakan.
Sementara Bunda, Hans, Sandra, Friska dan Ririn yang ikut juga hanya melihat Hanin dari kejauhan.
CUT TO:
ESTABLISH OMBAK PANTAI SORE
133. EXT.TEPI PANTAI - SORE
Hanin, Citra dan Deva duduk di atas pasir pantai dengan ombak di laut yang cukup besar, sehingga angin cukup kencang. Deva membuka jaket yang ia kenakan dan menyelimuti kaki Hanin.
Diiringi gemuruh suara ombak. Hanin memperhatikan Citra dan Deva, ia merasa ada isyarat antara mereka, seperti ingin menyampaikan sesuatu tapi penuh keraguan.
HANIN
Deva malah diam sambil memandang ke arah Citra.
Hanin tersenyum. Tangan kiri Hanin meraih tangan Citra, dan tangan kanan Hanin meraih tangan Deva, lalu Hanin satukan tangan mereka. Tapi mereka hanya bengong tak mengerti.
CITRA
Hanin tersenyum.
HANIN
Citra dan Deva masih saling pandang, tak mengerti.
CITRA
HANIN
CITRA
Hanin langsung menghentikan ucapan Citra dengan menaruh telunjuk tangannya di bibir Citra.
CUT TO FLASHBACK:
134. MONTAGE
(KEMBALI KE SCENE 109)
Ini bayangan Hanin.
Hanin bangun dari tidurnya. Keadaan kamar yang sepi membuat Hanin mencabut selang infus sehingga tangannya berdarah. Hanin berjalan dan hampir membuka pintu, di situ Hanin mendengar semua obrolan Citra dan Deva. Betapa syok-nya Hanin saat tahu Deva adalah pacar sahabatnya. Dengan kecewa Hanin kembali menuju ke tempat tidur diiringi tangis. Karena darah yang keluar dari tangan Hanin, serta rasa sakit yang muncul menyerang kepala cukup hebat, membuat Hanin kehilangan keseimbangan dan menyenggol tiang infus sampe terjatuh bersamaan dengan tubuhnya ke lantai. Hingga akhirnya Deva dan Citra masuk, sebelum Hanin benar-benar tak sadarkan diri dan koma.
BACK TO REAL:
135. EXT.PINGGIR PANTAI - SORE
Air mata Citra menetes setelah mendengar penjelasan Hanin.
HANIN
Hanin kembali menyatukan tangan Citra dan Deva.
DEVA
HANIN
CITRA
Ucapan Citra terhenti ketika Hanin kembali meletakkan jari telunjuknya di depan bibir Citra.
HANIN
Hanin tersenyum. Tapi Citra malah menangis sambil memeluk Hanin.
HANIN
Deva dan Citra mengangguk secara bersamaan, dan Hanin bisa tersenyum lega.
Kita lihat Hanin menyandarkan kepalanya di bahu Citra sambil memandang matahari yang perlahan-lahan akan tenggelam.
HANIN
DEVA
Citra mengangguk sambil mencoba menahan kesedihannya.
HANIN
Citra dan Deva semakin menggenggam erat tangan Hanin.
INSERT: Matahari tenggelam.
CITRA
Hanin mengangguk sambil tersenyum. Matahari perlahan mulai tenggelam, membuat langit senja semakin terlihat indah.
HANIN (V.O)
Terlihat Bunda, Hans, Sandra, Friska dan Ririn masih setia memperhatikan Hanin dari kejauhan.
Pandangan Hanin masih fokus ke matahari tenggelam.
HANIN (V.O)
Hanin mengalihkan pandangannya sebentar kepada Deva. Lalu kembali melihat langit senja.
HANIN (V.O)
Matahari mulai meninggalkan Bumi, dan dengan bersamaan tubuh Hanin melemas, matanya terpejam.
Terdengar tangis Citra pecah, mengetahui tubuh Hanin yang tergulai lemas dipangkuan Citra dan Deva.
CITRA
Bunda, Hans, Sandra, Friska dan Ririn langsung berlari menghampiri. Dengan sigap Hans langsung mengecek kondisi Hanin. Mengetahui nadinya masih berdenyut, Hans langsung membawa Hanin pergi dari tepi pantai diikuti Bunda, Sandra, dan sahabat-sahabat Hanin, juga Deva.
CUT TO: