Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
ESTABLISH MATAHARI TERBIT
109. INT.RUMAH HANIN(KAMAR HANIN) - PAGI
Hans masuk ke kamar Hanin. Berjalan menghampiri Hanin yang masih duduk bersandar di atas tempat tidur lalu duduk di samping sambil mencium kening Hanin.
HANS
HANIN
Hanin tersenyum. Hans pun ikut tersenyum.
HANS
Mimik wajah Hanin langsung berubah. Hanin malah menyenderkan tubuhnya ke bahu Hans.
HANS
Hans mengelus-ngelus rambut Hanin yang mulai menipis lebih tepatnya hampir botak.
HANIN
Hans cukup heran.
HANS
HANIN
HANS
Hans merasa bersalah. Hanin jadi tidak enak hati.
HANIN
Hanin langsung memeluk erat Hans.
HANIN
Hans mengangguk lalu mencium kening Hanin dengan penuh cinta.
CUT TO:
110. MONTAGE
Saat Hanin menjalankan terapi dan keadaan pasca terapi.
A. Hanin semakin sering melakukan serangkaian terapi, meski menyakitkan tapi Hanin tetap berusaha menjalaninya.
B. Efek kemo semakin dirasakan Hanin. Dari mulai berat badan Hanin semakin turun, sering muntah-muntah, bahkan kepala Hanin sekarang jadi pelontos tanpa ada sehelai rambut pun.
C. Namun, Sandra dan sahabat-sahabat yang selalu mendampingi selama menjalankan terapi secara bergantian, membuat Hanin semangat.
CUT TO:
111. INT.RUMAH HANIN(KAMAR HANIN) - SIANG
Sandra sedang membujuk Hanin agar mau makan. Sandra khawatir melihat kondisi Hanin yang lemas dan pucat karena belum makan.
SANDRA
Tak ingin membuat Sandra kecewa, Hanin membuka mulut. Namun, rasa mual muncul. Mengetahui Hanin (maaf, akan muntah), dengan sigap Sandra langsung mengambil wadah kecil. Dan makanan pun gagal masuk ke dalam perut Hanin.
HANIN
SANDRA
Hanin menyerah dengan menggelengkan kepala, dan Sandra pun tak berani memaksa. Sandra hanya menyuruh Hanin untuk tidur kembali. Baru saja kepala Hanin menempel di atas bantal tiba-tiba rasa sakit muncul. Hanin mencoba menahannya, agar Sandra tidak panik.
SANDRA
Sandra panik melihat ekspresi wajah Hanin saat menahan sakit, sangat meringis.
HANIN
SANDRA
Sandra mengeluarkan handphonenya dan menelpon Hans.
HANIN
Hanin terus merengek, Sandra semakin panik.
SANDRA
Sandra mengakhiri obrolannya dengan Hans. Sandra langsung memegang tangan Hanin yang semakin tak kuat menahan sakit.
HANIN
Hanin yang terus merengek memanggil Bunda sambil meronta-ronta membuat Sandra semakin panik, air matanya langsung berjatuhan. Sandra langsung meraih kedua tangan Hanin yang sedang meremas kepala, lalu meminta Hanin untuk memegang erat tangannya.
SANDRA
Sandra mengelus kening Hanin yang berkeringat, sementara Hanin semakin erat memegang tangan Sandra.
CUT TO:
ESTABLISH KOTA JAKARTA MALAM
112. INT.RUMAH HANIN(KAMAR HANIN) - MALAM
Terlihat Sandra masih duduk setia di samping Hanin. Tapi kali ini Sandra menangis sambil memandangi wajah hanin. Hanin terbangun, dan perlahan bangkit dari posisi tidurnya.
HANIN
Hanin heran melihat Sandra menangis. Tapi Sandra hanya diam.
HANIN
Lagi-lagi Sandra diam, dia menjawab pertanyaan Hanin hanya dengan menggelengkan kepala saja. Hanin semakin bingung.
HANIN
Sandra tidak menjawab. Saat tangan Sandra menghapus air mata di pipinya, Hanin melihat pergelangan tangan Sandra merah.
HANIN
Namun, Sandra malah menggeleng, lalu beranjak dan berjalan menuju sebuah laci yang berada tidak jauh dari tempat tidur. Sandra mengambil sesuatu kemudian kembali menghampiri Hanin. Lalu Sandra menyodorkan gunting ke Hanin. Hanin diam, karena tidak mengerti maksud Sandra.
HANIN
Sandra menghapus air matanya dan mencoba menenangkan diri. Hanin berharap Sandra mau menjawab pertanyaannya.
SANDRA
Sandra meletakkan gunting ke tangan Hanin.
SANDRA
Sandra memaksa Hanin diiringi tangis. Hanin pun menangis.
HANIN
Hanin meletakkan gunting yang ia pegang di atas tempat tidur.
HANIN
Tangis Sandra semakin pecah. Sementara Hanin berusaha menahan air matanya.
HANIN
Sandra langsung memeluk Hanin begitu erat, tangis Hanin pun pecah. Mereka nangis bersama.
CUT TO:
BEBERAPA JAM KEMUDIAN
113. INT. RUMAH HANIN(KAMAR HANIN) – DINI HARI
Hanin terbangun dari tidurnya. Melihat Sandra tidur di sofa membuat Hanin tak tega dan berniat ingin memberikan selimut untuknya. Namun, saat Hanin hendak beranjak dari tempat tidur dan membuka selimutnya, Hanin kaget. Karena ia melihat tempat tidurnya basah. Padahal Hanin merasa tidak buang air kecil.
HANIN
Hanin masih tidak percaya jika dia sudah buang air kecil.
SANDRA (O.S)
Hanin kaget. Ia sama sekali tidak menyadari kedatangan Sandra yang kini sudah berdiri di sampingnya. Hanin mengalihkan pandangan ke Sandra dan menatapnya dengan mata sendu.
Sandra tersenyum, setelah tahu apa yang terjadi pada Hanin.
SANDRA
HANIN
Tapi Sandra tetap tersenyum dan membantu Hanin beranjak dari tempat tidur, lalu memapah Hanin ke kamar mandi.
Setelah selesai membersihkan badan dan mengganti pakaian Hanin, kita lihat Sandra sedang mengganti sprei. Sementara Hanin duduk di sofa. Tak tega terus merepotkan Sandra, Hanin berniat membantunya. Namun, langkah Hanin terasa berat. Hanin sulit berjalan. Hingga Sandra selesai lebih dulu.
SANDRA
Hanin berusaha tersenyum dibalik kecemasan dengan hal aneh yang terjadi pada tubuhnya.
Sandra memutuskan untuk menghampiri Hanin, dan memapahnya menuju tempat tidur.
HANIN
Kini Hanin sudah kembali berada di atas tempat tidurnya.
SANDRA
Sandra beranjak, tapi Hanin menarik tangan Sandra. Hanin memeluk dan menangis di pelukan Sandra. Seolah mengerti, Sandra mencoba menenangkan Hanin dengan mengelus punggung Hanin dengan penuh kasih sayang.
HANIN
Hanin menangis tersedu-sedu.
SANDRA
HANIN (V.O)
Tangis Hanin semakin keras dan menjadi-jadi. Sehingga membuat Bunda dan Hans masuk ke kamar Hanin.
BUNDA
HANIN
Hanin langsung memeluk Bunda sambil terus menangis. Sementara Hans dan Sandra hanya diam memperhatikan. Sampai akhirnya tangis Hanin mengecil. Bunda membaringkan Hanin.
Hans langsung menghampiri untuk memasang infus di tangan Hanin. Setelah selesai, Hans dan Sandra memutuskan keluar. Dan membiarkan Bunda tidur bersama Hanin.
CUT TO: