259. INT. RUANG PERAWATAN GENTARI. RUMAH SAKIT — SENJA
Gentari tertidur di atas brankar rumah sakit dengan memakai selimut tebal.
Erika, Putri dan Randi berada di sana.
Erika mengelus-elus pipi Gentari. Putri dan Randi juga berada di dekat Gentari.
ERIKA
Kok bisa sih Ran? Kamu kemana?
RANDI
Maaf Ma, aku tadi mau beli rokok.
Erika memukul pelan lengan Randi.
ERIKA
Gentari kamu tinggal! Udah tau adeknya gini.
RANDI
Maaf Ma, aku juga nggak tau ini bakal terjadi.
PUTRI
Udahlah Ma kita nggak tau ini gimana ceritanya dia di sini, apa karna dia emang udah ngerasain sakit jadinya nekat atau gimana kita nggak tau.
ERIKA
Iya, tapi Mama liat dia udah nelponin Randi berkali-kali tapi nggak diangkat. Kamu ngapain? Duduk dulu buat merokok, kan?
Randi menunduk dan memasang wajah penuh penyesalan.
ERIKA
Ini bentar lagi dia terapi, pasti gini terus. Beberapa hari sebelumnya dia ke rumah sakit duluan.
RANDI
Aku nyesel Ma, aku minta maaf.
Erika menatapnya sinis.
Cut to
260. INT. RUANG PERAWATAN GENTARI. RUMAH SAKIT — MALAM
Gentari bersandar di brankar. Putri, Randi dan Erika mendengarkan ceritanya.
GENTARI
Jadi gitu ceritanya, alhamdulillah mereka baik-baik aja, dan tadi yang nabrak nyusulin di belakang kita mau tanggung jawab. Tapi aku tadi udah nggak kuat buat berdiri dan tetap di sana.
RANDI
Maafin Kakak ya.
GENTARI
Aku nggak ingat kalau aku masih sakit dan bisa sensitif sama apa aja, jadi aku tolongin mereka.
Erika menghela nafas pelan.
ERIKA
Yaudahlah nggak papa, yang penting kamu udah dapat perawatan yang baik.
GENTARI
Aku takut banget tadi Ma, soalnya aku sendirian.
Erika mengangguk.
GENTARI
Tapi, aku juga bahagia, di sekolah aku udah nggak kayak anak istimewa lagi, mungkin karna aku udah keliatan sembuh jadi mereka udah anggap aku kayak biasa-biasa aja, seneng banget. Nggak kayak dulu, semua orang liat aku kayak kasihan.
Erika tersenyum.
ERIKA
Tapi, kata dokter kamu nggak usah pulang, biar sekalian terapi, nggak papa ya....
Gentari mengangguk.
GENTARI
Apa yang udah jadi alur kehidupan aku, nggak akan ada protes lagi. Kuterima semua.
Erika tersenyum senang.
Cut to
261. INT. RUANG PERAWATAN GENTARI. RUMAH SAKIT — MALAM
Gentari memposting fotonya dengan tambahan quotes di slide sebelahnya.
Di ruangan ini ia sendirian tidak ada siapapun.
GENTARI
Nggak papa kok kalau aku kalah lagi dalam setiap kompetisi nggak papa.
Cut to
262. INT. RUANG PERAWATAN GENTARI. RUMAH SAKIT— PAGI
Erika mengelus-elus tangan Gentari lalu mengecup pipinya berkali-kali.
Putri dan Randi berada di sana.
Lalu datang seorang wanita cantik bersama seorang nenek.
WANITA CANTIK
Permisi
Mereka semua menoleh.
Wanita cantik dan nenek itu masuk.
WANITA CANTIK
Bisa kita bicara sebentar?
ERIKA
Bicara apa ya? Ini anak saya bentar lagi terapi kankernya.
GENTARI
Ma, dia nenek yang kemaren aku tolongin.
Nenek itu mendekat dan memegang tangannya.
NENEK
Makasih ya Nak udah bantuin kita waktu itu.
Nenek itu menangis.
NENEK
Mungkin seharusnya kamu nggak bisa berlama-lama diguyur hujan, makasih banyak ya... Nenek do'ain pengobatan kamu lancar dan kamu bakal sembuh dari kanker.
GENTARI
Aamiin.
WANITA CANTIK
Dia ibu saya dan anak kecil itu anak saya. Makasih banyak ya Dek kamu udah nolongin, saya bener-bener berhutang budi rasanya.
GENTARI
Nggak papa Tante, itu kan kewajiban semua orang.
WANITA CANTIK
Dan saya denger dari anak saya kalau kamu itu kakak-kakak yang selalu diceritain dia. Yang selalu beliin makanan untuk orang yang membutuhkan. Kamu anak baik, pasti sembuh, ada banyak orang yang do'ain kamu.
Gentari mengangguk sambil tersenyum.
Cut to
263. INT. KAMAR RANDI — SIANG
Randi menghapus air matanya saat melihat postingan Gentari.
Slide pertama yaitu foto saat Erika mengecup kening Gentari, saat itu Gentari sedang terbaring di brankar rumah sakit.
Slide kedua berisikan quotes.
Jika aku seorang penulis, akan kujadikan diriku sendiri sebagai tokoh utamanya, ia akan hadir dengan segala kesempurnaan, dan tidak akan ada cacat disetiap segi kehidupannya.
Postingan itu membuatnya berderaian air mata. Ditambah lagi ia melihat foto Gentari bersamanya dan Putri saat masih kecil dengan kepala Gentari yang ditutup dengan senyuman tipisnya.
Sambil menangis Randi memposting foto Gentari saat berada di banda Neira dengan caption, Ada banyak orang hebat, tapi Gentari yang terhebat.
Cut to
264. INT. RUANG PERAWATAN GENTARI — SORE
Gentari tertidur, para saudara dan teman-temannya ada di sana.
Gentari membuka mata perlahan dan mengerjap beberapa kali.
ERIKA
Gentari?
Semua langsung melihat ke arahnya dan ingin mendekat.
GENTARI
Kak Putri.
ERIKA
Hah? Apa Sayang? Mau minum?
Gentari menggeleng.
ERIKA
Badannya panas lagi, pasti demam ni.
Erika menghela nafas kasar.
GENTARI
Kak Putri.
ERIKA
Kak Putri? Kamu mau ngomong sama Kak Putri.
Gentari mengangguk.
Putri langsung mendekatinya. Gentari memegang tangan Putri dengan perlahan.
PUTRI
Kenapa?
GENTARI
Selamat ulang tahun, Kak. Maaf nggak ada surprise apapun. Kadonya nanti kalau aku udah di rumah.
Putri terharu dan tidak dapat menahan air matanya. Lalu ia langsung memeluk Gentari sambil menangis.
Erika juga ikut menangis, begitu juga Randi.
Putri melepas peluknya.
PUTRI
Dalam keadaan kayak gini pun kamu masih ingat ulang tahun Kakak, hahaha.... Kakak aja yang kasih kado, sebagai ucapan makasih udah inget. Kakak aja nggak inget.
RANDI
Nggak inget atau nggak mau peduli?
Randi langsung mendekati Putri dan langsung memberikan tangannya untuk bersalaman. Putri menepisnya.
RANDI
Gue mau ngucapin juga kali, bukan Gentari aja!
Putri menghapus air matanya.
PUTRI
Males!!
Randi langsung memeluknya.
RANDI
Selamat ulang tahun yaa....
Lalu bergantian Erika, Alana, dan Erwin.
GENTARI
Kalian sahabat-sahabat gue, kalau nggak berguna lebih baik nggak usah di sini deh.
Lia, Anggi, dan Gita kaget.
GENTARI
Minimal beliin kue kek, nanti gue ganti uangnya.
Anggi tertawa.
ANGGI
Oh iya ya, kan. Kita harus berguna. Ayo kita cari kue.
GITA
Eh, ini jangan tanggung-tanggung lho, makanan apa yang perlu dibeli selain ini. Ya kali makan kue aja, nggak ada yang lain gitu?
Erika tertawa.
ERIKA
Beli aja makanan yang kalian suka, apa aja, minum juga. Nanti Tante ganti uangnya.
LIA
Jarang-jarang gini, special for birthday Kak Putri yang cantik. Selamat uang tahun ya Kak.
Putri tersenyum.
Lalu mereka bertiga keluar dari sana.
Cut to
265. INT. RUANG PERAWATAN GENTARI — PAGI
Gentari sedikit tertawa sambil bersandar menatap layar HandPhone.
Di sana ada Putri dan Erika.
GENTARI
Lucu juga ya Ma liat postingan Kak Randi tentang aku.
Putri ikut tertawa.
PUTRI
Iya.
ERIKA
Mungkin dia nyesel banget waktu itu.
GENTARI
Aku terharu banget waktu orang yang aku tolongin do'ain aku. Ternyata nggak perlu jadi orang terkenal ya buat dikenal dan berkesan.
Erika mengangguk.
ERIKA
Contohnya aja postingan Randi. Kita nggak perlu jadi pusat dunia, tapi kita punya dunia masing-masing dan pusatnya adalah kita. Dunia ini dan dunia kita itu beda, jadi tetaplah jadi pusat dunia kita khususnya adalah diri sendiri.
Gentari diam
ERIKA
Paham nggak?
GENTARI
Kita punya dunia masing-masing, dan kita pusat dunianya.
PUTRI
Dan nggak papa Gentari kalau selalu gagal, dunia ini bukan kompetisi kok. Yang terpenting kita udah berusaha, tapi kalau memang bukan jalannya untuk menang dan terkenal yaudah itu alur kita.
Gentari diam lalu mengangguk.
Cut to