Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Menjelang Gentari Tenggelam
Suka
Favorit
Bagikan
17. #17 Camping

149. INT. RUANG TAMU — SORE

Gentari dan Putri duduk sambil menikmati cemilan.

GENTARI

Ada nggak sih Kak orang yang nggak punya hobi?

PUTRI

Nggak tau, kayaknya nggak ada deh.

GENTARI

Tapi aku nggak punya hobi kayaknya.

PUTRI

Kadang tu ya, orang punya hobi, tapi hobinya nggak kayak orang lain, jadi banyak yang ngira dia nggak punya hobi. Atau, orang ngira hobi itu cuma tentang olahraga.

GENTARI

Tapi aku bener-bener nggak suka apa-apa, nggak tau.

PUTRI

Ada pasti.

GENTARI

Nggak punya keunggulan apa-apa, jadi iri sama orang-orang yang banyak diidolain karna dia punya suatu bakat.

PUTRI

Nggak gitu, cu-

GENTARI

Dinasehatin sama orang yang nggak ngerasin itu kayaknya kosong deh. Apalagi dinasehatin sama Kakak yang merupakan salah satu orang yang juga buat aku iri.

Putri diam.

GENTARI

Nanti Kakak pasti bilang ini dan itu, sedangkan semua hal yang aku iriin ada di Kakak semua.

Randi datang.

RANDI

Barang apa yang perlu kalian bawa sana masukin ke mobil. Ngobrol aja, dari tadi Mama sibuk sendiri.

Lalu Randi pergi sambil merutuk.

GENTARI

Apa hobi aku dimarahin Kak Randi.

PUTRI

Bisa jadi.


Cut to

150. EXT. PANTAI — SORE

Erika, Randi, Putri, dan Gentari sedang sibuk membangun tenda.

Erika sudah memakai hijab.

GENTARI

Yeay!! Sekarang Mama udah berhijab juga.

Erika tersenyum.

GENTARI

Berarti Kak Randi tidur sendiri?

PUTRI

Iyalah, jadi dia mau tidur sama siapa?

RANDI

Ma, aku boleh ngajak orang nggak? Untuk temen tidur.

ERIKA

Hah? Siapa?

PUTRI

Nggak boleh, ini acara keluarga.

RANDI

Rencananya mau ngajak Anya buat tidur bareng.

ERIKA

Heh!

Randi tertawa.

PUTRI

Sekarang iya minta izin, sebelumnya atau ke depannya kita nggak tau.

RANDI

Heh maksud lo apa bilang gitu?

PUTRI

Nggak bermaksud apa-apa kok.

Randi melempar sedikit pasir ke Putri, Putri mengelak sambil tertawa.

Gentari duduk di dekat tenda sambil menunduk.

Erika yang melihatnya langsung bertanya.

ERIKA

Kenapa Gentari?

GENTARI

Sakit sedikit, Ma. Kayak biasa.

Erika langsung mendekat.

ERIKA

Nggak papa, kan?

Gentari menggeleng.


Cut to

151. EXT. PANTAI — SORE

Erika, Gentari, dan Randi duduk di pantai sambil memperhatikan sunset, berbeda dengan Putri yang menari-nari kegirangan dengan HandPhone-nya yang sudah siap merekam.

PUTRI

Aaaaaa!! Aku seneng banget liat sunset. Gemesss bangettt!!

Erika dan Gentari tertawa.

Randi merekamnya. Kamudian meletakkan kamera di beberapa tempat.

PUTRI

Ayo foto! Ini nggak bisa diabain gini aja. Cepett.

Putri langsung menarik Erika dan Gentari.

Lalu mereka melangsungkan sesi foto-foto.


Cut to

152. EXT. PANTAI — SENJA

Gentari, Erika, dan Putri sudah memakai mukenah dan menggelar sajadah.

RANDI

Jadi aku nih yang harus jadi imam?

PUTRI

Yaiyalah, jadi siapa? Kan yang cowok itu lo.

RANDI

Ahk gue nggak berani, takut salah.

ERIKA

Udah nggak papa, masa iya kita sholatnya sendiri-sendiri.

Randi berdecak kesal sambil menggaruk tengkuknya dengan menunduk.

PUTRI

Ganteng doang! Sholat jadi imam nggak bisa!

RANDI

Iya-iya!


Cut to

153. EXT. PANTAI — MALAM

Mereka berempat sedang duduk mengelilingi api unggun kecil, sambil membakar ayam dan Randi bernyanyi menggunakan gitar.

RANDI

Ayo Gentari kita nyanyi.

GENTARI

Nggak! (Ketus)

RANDI

Ih, kenapa lo?

GENTARI

Nggak mau!

PUTRI

Eh nyanyi lagu kamu dan kenangan, Maudy Ayunda.

GENTARI

Iya! Lagu itu.

RANDI

Eh kenapa lo? Tadi nggak mau.

Gentari melirik sinis.

ERIKA

Yaudah ayo nyanyi bareng-bareng.

PUTRI

Yok cepet!

GENTARI

Habis itu nyanyi memories yaa, Maroon 5.

PUTRI

Iya bener!

ERIKA

Jangan lupa rekamanannya ya.

Randi mengacungkan jempol.

Lalu mereka bernyanyi berbagai lagu bersama-sama, lalu sesekali menyantap makanan mereka.


Cut to

154. INT. TENDA — MALAM

Gentari tidur sambil memeluk Erika di sebelah kirinya dan Putri memeluk Erika di sebelah kanan.

Erika yang masih terbangun tersenyum sambil mengelus pipi keduanya, lalu mencium mereka berdua bergantian.


Cut to

155. EXT. PANTAI — SUBUH

Gentari berjalan di tepian pantai sendirian.

Lalu Erika keluar.

ERIKA

Gentari, kenapa keluar? Ini dingin.

GENTARI

Aku kan pakai jaket, Ma.

Erika langsung mendekatinya.

ERIKA

Kenapa keluar? Nggak bisa tidur ya?

GENTARI

Kebangun, terus karna aku dengar suara ombak jadi aku kesini.

Erika tersenyum sambil memperhatikan laut.

GENTARI

Kira-kira kita bisa gini lagi nggak ya, Ma?

ERIKA

Bisa, kalau kalian mau setiap bulan juga nggak papa.

GENTARI

Masih selengkap ini?

ERIKA

Iya.

Erika menggenggam tangan Gentari.

ERIKA

Mama tau apa maksud kamu, dan Mama tau segala kekhawatiran kamu. Gentari, usia nggak ada yang tau, jadi Mama harap kamu nggak selalu mikir kalau usia kamu bakal berakhir cepat dari pada yang lain. Jadi, menurut Mama, sah-sah aja kok kalau kita mau ngabisin waktu untuk hal yang membahagiakan atau yang biasa kamu bilang, kenangan dan kesan. Tapi, tolong tanamkan di pikiran kamu, mungkin aja yang pergi duluan bukan kamu. Bisa aja Mama, Randi atau Putri, atau bahkan kita bisa menua bersama. Mulai sekarang tanamin dalam pikiran kamu, kita semua bisa mati walau tanpa didiagnosis kanker.

Gentari diam menatap Erika.

ERIKA

Oke! Sekarang kita rajut banyak kenangan, bukan buat kamu tapi buat siapa aja. Ngerti?

Gentari mengangguk.

GENTARI

Ma, ini belum waktunya sholat ya? Kita harus cepet Ma biar bisa liat sunrise, aku seneng banget liat Kak Putri semalam.

ERIKA

Iya, dia bahagia banget.


Cut to

156. EXT. PANTAI — PAGI

Sunrise mulai muncul.

Randi dan Putri bermain ombak sambil membuat video bernyanyi dan menari.

Erika yang baru saja keluar dari tenda langsung ditarik oleh Putri.

Gentari yang hanya duduk di tepi pantai tersenyum memperhatikan mereka. Lalu memotret momen manis itu.

Lalu Randi menarik tangan Gentari untuk mengajaknya foto bersama.


Cut to

157. INT. RUANG TAMU — MALAM

Gentari bersandar di bahu Randi, sedangkan Putri bersandar di bahu Erika. Mereka bersusun di sofa ruang tamu, dengan lampu yang dimatikan dan hanya ada cahaya dari televisi, mereka memutar video momen di pantai yang dirangkai menjadi satu, ditayangkan layaknya seperti menonton bioskop.


Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar