Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Menjelang Gentari Tenggelam
Suka
Favorit
Bagikan
29. #29 Rahasia
Skrip ini masih diperiksa oleh kurator

282. EXT. WC SEKOLAH — SIANG

Gentari batuk parah di kloset WC sekolah, ia duduk sambil terbatuk terus dan terlihat sangat kacau.

Lalu tangannya dengan gemetaran mengambil HandPhone di sakunya.

Gentari berusaha menelpon Erika, tapi hingga beberapa kali tidak diangkat. Lalu ia menelpon Randi, hingga beberapa kali barulah dijawab.

GENTARI

Kaaakk....

RANDI

Kenapa Tar? Suara kamu kenapa gitu?

GENTARI

Aku batuk, parah Kak. Aku lagi di WC sekolah, aku nggak kuat buat keluar. Temen-temen aku lagi jam olahraga. Tolong aku Kak.

RANDI

Kakak kesana sekarang, kamu harus kuat.

GENTARI

Cepeeetttt!!

Gentari terus saja batuk.


Cut to

283. INT. SEKOLAH — SIANG

Ada banyak orang yang ikut panik saat melihat Randi berlari membopong tubuh Gentari keluar gedung sekolah.

Termasuk tiga sahabatnya yang ikut berlari bersama Randi.


Cut to

284. INT. DI DEPAN RUANG ICU. RUMAH SAKIT — SIANG

Dengan panik Randi menelpon Erika berkali-kali namun tidak ada jawaban.

RANDI

Haduh! Kemana sih Mama?!

GITA

Semua yang bersangungkutan udah Kakak hubungin belum?

RANDI

Udah, kantor, rumah, Om Erwin, semua.

Randi berdecak kesal.

ANGGI

Kakak cari aja deh, kita yang tungguin di sini. Nanti kalau ada yang penting kita kasih tau Kakak.

Randi menghela nafas kasar.

RANDI

Kayaknya Kakak tau deh Mama di mana.

LIA

Yaudah Kak kesana aja langsung, siapa tau Tante Erika memang ada di sana.

RANDI

Jangan lupa kasih tau ya kalau ada yang penting.

Gita mengangguk. Lalu Randi berlari keluar rumah sakit untuk mencari Erika.


Cut to

285. EXT. PEMAKAMAN — SIANG

Randi menuju makam Putri, dan dari jauh ia sudah melihat ada Erika di sana sedang duduk dan memegang nisan milik Putri.

RANDI

Mama....

Randi langsung berada di sampingnya.

ERIKA

Kenapa kesini?

RANDI

Kenapa Mama kesini nggak ngajak aku?

ERIKA

Mama pengen sendirian aja.

RANDI

Mau sampai kapan Mama gini terus? Aku tau Mama sedih, tapi bukan berarti Mama harus menjauhi semuanya, termasuk kita.

ERIKA

Mama cuma butuh waktu buat sendiri, Mama belum siap untuk senyum, untuk ketawa.

RANDI

Apa itu berarti Mama harus nggak mau bareng kita.

ERIKA

Kalau udah sama kalian Mama harus keliatan baik-baik aja, Mama harus selalu ceria.

RANDI

Ma, kita ini udah dewasa. Bukannya kita nggak ngerti tentang kesedihan Mama. Udah hampir dua minggu dan jalan tiga minggu Mama gini aja. Kita butuh Mama, kita ngerti kok Mama itu sedih.

Erika hanya diam.

RANDI

Jadwal terapi Gentari sebentar lagi. Apa aku yang bakal jadi temennya?

ERIKA

Mama pasti bakal temeni dia kok.

RANDI

Di mana? Keburu terlambat, Ma.

Erika menolehnya dengan heran.

RANDI

Gentari masuk rumah sakit, kondisinya memburuk. Dia batuk bahkan sampai sesak nafas. Dari tadi dia udah hubungin Mama, tapi Mama nggak jawab.

ERIKA

Hah? Ayo antar Mama sekarang! Ayo kita kesana sekarang! Ayo Randi! Jangan lama!!

Erika pergi begitu saja dengan panik dan terburu-terburu mendahului Randi.


Cut to

286. INT. RUMAH SAKIT — SIANG

Erika menangis sambil dipeluk Randi di kursi tunggu.


Cut to

287. INT. RUANG PERAWATAN GENTARI. RUMAH SAKIT — MALAM

Erika menggenggam tangan Gentari yang terbaring di brankar rumah sakit, dengan alat bantu pernafasan yang terpasang di hidungnya.

Ia masih menangis sambil sesekali mengusap pipi Gentari.

RANDI

Kita nggak tau Ma mungkin aja waktu Putri pergi kita nggak liat dia, mungkin dia nggak ingat minum obat atau makan. Mama tau sendiri kan Gentari deket banget sama Putri.

Erika menggenggam tangan Gentari.

ERIKA

Mama udah kehilangan Putri, Mama nggak mau kehilangan Gentari lagi.


Cut to

288. INT. RUANG PERAWATAN GENTARI. RUMAH SAKIT — PAGI

Gentari sudah sadar dan diberi minum oleh Erika.

GENTARI

Mau duduk Ma.

Erika langsung membantunya.

ERIKA

Gimana? Udah enakan?

Gentari mengangguk.

ERIKA

Maafin Mama ya Sayang, Mama terlalu sedih sampai nggak ingat kamu.

Erika menangis. Gentari menggenggam tangan Erika.

GENTARI

Aku juga sedih Ma, sediiiih banget kehilangan Kakak, apalagi aku deket baru-baru aja. Itu juga karna permintaan aku, karna aku pikir dulu kehidupan aku nggak akan lama lagi, dan Kakak mau nurutin aku, segala yang aku mau Kakak kasih, Kakak lakuin apa aja demi sebuah kenangan yang selalu kupintu. Ternyata kenangan yang aku pinta itu bukan buat dia, tapi buat aku.

Erika meneteskan mata.

GENTARI

Mama sendiri yang bilang kalau mungkin aja yang pergi duluan bukan aku, bisa siapapun termasuk Kak Putri, dan itu benar. Aku yang sibuk cari kenangan, cari kesan, tapi dia yang malah pergi. Ini takdir Ma, Kak Putri yang duluan di antara kita. Mama liat sendiri, aku yang sakit parah, dia yang bantu aku jadi terbaik di sisa kehidupan. Setelah aku teliti semuanya, sebenarnya itu bukan aku yang jadi fokus utama tapi dia. Dia jadi baik banget, dia nyuruh aku berhijab tapi dia juga yang berhijab. Jadi menurut aku, ini emang udah rencana Allah, aku yang punya keinginan tapi sebenarnya dia yang lagi buat kenangan.

Erika menunduk.

GENTARI

Aku juga sedih, tapi aku ingat perkataan Mama, kematian rahasia Tuhan, kita bebas merajut kenangan tapi buat siapa aja yang mungkin duluan. Di pantai, sebelum sunrise datang Mama bilang dengan tenang dan aku bisa ngeresapinnya, kematian bukan kita yang ngatur, bisa siapa aja, bisa karna apa aja.

Erika sesenggukan.

GENTARI

Kalau Mama terpuruk kayak gini karna kepergian Kak Putri, jadi aku sama Kak Randi gimana? Kita butuh Mama.... Atau mungkin sebenarnya Mama nggak mau deket aku karna Mama nyesel ya terlalu banyak ngabisin waktu sama aku kebanding Kak Putri.

ERIKA

Nggak Sayang, nggak. Kakak pergi karna kecelakaan bukan sakit. Kalau karna sakit mungkin Mama bakal marah ke diri Mama sendiri yang nggak merhatiin dia. Maafin Mama, harusnya kamu nggak di sini sekarang, Sayang.

Gentari hanya diam.

ERIKA

Mama mulai sadar, kalau memang gini kehidupan, dari kamu Mama belajar, dari Putri. Karna kamu selalu bilang kalau mungkin aja pengobatan kamu nggak berhasil, kamu masih sering sakit. Mama mulai sadar kalau kematian memang kita nggak pernah tau sebabnya apa, harusnya hal ini memang bisa disadari dari awal. Harusnya Mama nggak seterpuruk ini, Mama minta maaf Nak.

Erika langsung memeluk Gentari dengan erat dan mereka menangis bersama.


Cut to

289. EXT. PEMAKAMAN — PAGI

Gentari menyandarkan bunga pada nisan Putri, Randi juga melakukan hal yang sama.

Erika menangis.

ERIKA

Maaf Mama masih nangis, Mama masih belum bisa sabar kalau ngingat semuanya.

Randi mengelus bahu Erika.

GENTARI

Setiap seminggu sekali kalau aku nggak di rumah sakit, aku bakal kesini Kak, habis itu aku bakal liat sunset bareng Mama sama Kak Randi. Tapi kayaknya kalau camping kayak biasanya kita nggak sanggup, nggak lengkap tanpa Kakak, dan yang ada nantinya kita malah nangis berjama'ah, hehehe ....

Gentari menangis.

GENTARI

Kalau aku sih nggak papa nangis, memang dari dulu aku suka nangis, memang beda sama Mama.

Erika tersenyum.

ERIKA

Makasih ya Sayang, berkat kamu kita punya waktu banyak dengan momen manis menjelang Putri pergi.

GENTARI

Iya Ma, ternyata ini rencana Allah, aku yang sakit dan aku yang butuh itu, Kak Putri yang mau nurutin, ternyata ini rahasia, karna aku sebenarnya cuma alasan untuk menutupi tanda-tanda kepergian Kakak dan penyesalan kita.

Randi mengangguk.

RANDI

Sekarang kita tinggal bertiga, rasanya pasti bakal beda dan nggak akan lengkap pasti ada kurangnya. Tapi kita bakal belajar untuk menghargai waktu dan satu sama lain lagi.

ERIKA

Do'a kita bakal selalu ada buat kamu, yang tenang ya Nak.

Erika mengelus nisan yang bertuliskan nama Putri.


Dissolve out


299. INT. MAKAM — PAGI

2 tahun kemudian.

Gentari, Erika, dan Randi mendatangi makam Putri.

Gentari Liat Ma, penuh sama bunga dan taburannya. Padahal bukan dari kita.
Erika Banyak yang sayang Putri.

GENTARI

Gini yang aku maksud dulu Ma, walaupun kita pergi dari dunia ini kenangan dan kesan kita selalu dikenang dan kita selalu disayang. Liat Kak Putri, dia nggak kayak aku yang sakit, dia selalu punya banyak kesan dan kehangatan kemanapun dan dimanapun.

ERIKA

Tapi ingat kata Kakak kamu!

GENTARI

Ingat kok! Nggak perlu dikenal dan berkesan sejagat raya, karna bisikan do'a-do'a kecil yang tulus tetap sampai ke Allah.

GENTARI

Waktu ulang tahun dua tahun yang lalu, Kak Putri ngasih aku hadiah jadi selebgram seperti yang aku mau. Hari ini hadiahnya ku mau bilang ke Kakak kalau aku udah sembuh total dari kanker ini seperti apa yang dia mau, ini sebagai hadiah dari aku.

Erika tersenyum penuh kebahagiaan sambil merangkul Gentari. Randi mengelus bahu Erika.

RANDI

Jangan lupa bilang kalau kamu lagi berusaha nyelesaian novel.

GENTARI

Iya, di hari kelahiran Kakak tahun depan, kalau usiaku masih sampai disana, aku bakal bawak novel hasilnya karya aku sendiri. Novel tentang Kak Putri, judulnya Seperti Mentari Sebelum Tenggelam.



SELESAI.





Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar