115. INT. RUANG TAMU. RUMAH GENTARI — MALAM
Randi menghampiri Erika yang sedang menonton televisi.
RANDI
Ma.
ERIKA
Iya?
RANDI
Tau nggak, kalau Gentari minta sekolah.
ERIKA
Nggak, dia nggak ada bilang.
RANDI
Dia mau sekolah, Ma. Dia minta tolong sama aku buat ngomong ke Mama.
ERIKA
Ada-ada aja keinginan dia, nanti kalau dilarang pasti dia bilang Mama bedain dia.
Erika menghela nafas jengah.
ERIKA
Nanti Mama bicarain sama dokter. Gimana baiknya.
Randi mengangguk. Lalu Putri datang.
PUTRI
Lo butuh buat konten nggak?
RANDI
Kenapa nanya-nanya?
PUTRI
Gue ada ide nih, dan semoga aja Mama setuju.
ERIKA
Apa?
PUTRI
Kita camping di pantai yuk, untuk urusan tempat dan tenda aku yang ngatur, selebihnya makan dan keperluan lainnya Mama sama Gentari yang nyiapin. Gimana?
ERIKA
Buat apa sih?
PUTRI
Ma, sesekali dong turutin aku juga. Enak tau, kita camping dari sore, biar bisa liat sunset, terus kita bikin tenda, juga kita bikin api unggun kecil, terus paginya kita liat sunrise. Nah disitu kesempatkam kita bikin konten Ran, lo bisa main gitar sambil nyanyi terserah bagusnya di mana dan gimana. Kalau gue ya kesempatan banget.
RANDI
Ide bagus sih.
ERIKA
Ajak Gentari juga?
PUTRI
Yaiyalah, Ma.
ERIKA
Tapi itukan malam.
PUTRI
Itulah kenapa ada jaket, selimut dan tenda, biar kita selalu aman.
ERIKA
Memangnya kapan?
PUTRI
Itu nanti deh kita bahas lagi? Jarang-jarang lho kita gini, setuju yaa?
Randi dan Erika mengangguk.
PUTRI
Oke.
Cut to
116. INT. KAMAR GENTARI — PAGI
Gentari sedang membantu Erika memasak di dapur.
GENTARI
Aku mau sekolah, aku nggak mau kayak gini. Masa setiap pagi aku bantuin Mama masak.
ERIKA
Mama kan nggak nyuruh kamu masak, Sayang.
GENTARI
Ya terus apa kegiatan aku kalau bukan gini.
ERIKA
Iya nanti Mama bicarain sama dokter.
Tidak ada yang berbicara untuk sesaat.
GENTARI
Mama ....
ERIKA
Iya?
GENTARI
Mama udah nggak cinta lagi kan sama Papa.
ERIKA
Ya enggaklah, pertanyaan apa kayak gitu.
GENTARI
Mama nggak mau nikah lagi gitu.
Erika menghentikan gerakannya.
ERIKA
Kenapa nanya gitu?
GENTARI
Karna menurut aku Mama juga butuh pendamping dan temen hidup sampai maut memisahkan.
ERIKA
Ya ada kalian kok.
GENTARI
Kalau nanti aku pergi.
ERIKA
Gentari!
GENTARI
Maksud aku itu pergi dari rumah ini, aku nikah terus dibawa suami aku, Kak Randi Kak Putri juga.
ERIKA
Itulah perbedaan ibu sama anak. Anak masih sempat berpikir untuk ninggalin ibunya sendiri tapi kalau ibunya nggak akan pernah mikir seburuk itu. Seorang ibu ngurus anak demi kehidupan, tapi anak ngurus orang tuanya nunggu kematian. Nggak papa, ngurus kalian bertiga aja Mama bisa, apalagi ngurus diri sendiri.
Gentari cemberut.
GENTARI
Mama marah yaa?
ERIKA
Nggak. Mungkin bener kata-kata cinta habis disatu orang, bukan bodoh sih tapi untuk ngejalanin kehidupan sama orang lain kayaknya nggak tertarik lagi, apalagi Mama udah ada kalian.
Gentari mengecup pipi Erika.
GENTARI
Aku nggak akan pernah ninggalin Mama, i love you.
Erika tersenyum.
Cut to
117. INT. PINTU DAPUR. RUMAH GENTARI — PAGI
Tidak disadari oleh Gentari dan Erika, ada Randi dan Putri yang mengintip mereka.
RANDI
Kalau sampai terjadi sesuatu sama Gentari, Mama bakal hancur banget.
Cut to
118. EXT. KORIDOR SEKOLAH — SIANG
Erika berjalan di koridor sekolah sendirian, lalu Gita, Lia dan Anggi yang melihat dirinya langsung menghampiri.
LIA
Tante! Ngapain?
ERIKA
Mau ketemu kepsek sama wali kelas kalian, ada kan?
GITA
Urusan Gentari ya?
ERIKA
Iya.
ANGGI
Ada kok Tante.
GITA
Kapan kita bisa ketemu Gentari lagi?
Erika
Besok atau lusa. Tante permisi dulu yaa ....
ANGGI
Oke Tante.
Erika langsung pergi.
Cut to
119. INT. RUANGAN KEPALA SEKOLAH — SIANG
Erika berhadapan dengan wali kelas dan kepala sekolah Gentari.
ERIKA
Mungkin proses balajarnya nggak akan maksimal, Pak-Buk. Tapi saya harap dengan sangat kalau kalian ngizinin dia. Atau kalau pihak sekolah mau anggap belajarnya nggak sempurna dan nggak kayak pelajar yang lain nggak papa deh.
KEPALA SEKOLAH
Sebenarnya agak berat Bu, karna Gentari itu dalam masa terapi, takutnya nanti ada masalah dengan kesehatan. Dia apa nggak mau home schooling aja.
ERIKA
Nggak mau Pak, karna yang dia mau ada temen-temen dan bener-bener sekolah. Untuk tanggung jawab kesehatan saya berani bilang kalau itu bukan tanggung jawab kalian, tapi saya cuma berharap pihak sekolah bisa ngasih batasan dan pengawasan semampunya. Lagian di sini ada temen-temennya juga yang bakalan jagain.
Kepala sekolah berpikir sejenak.
ERIKA
Gentari tau sendiri nanti apa yang dilarang bagi dia.
KEPALA SEKOLAH
Yaudah kalau itu yang dia mau, kita bakal ngizinin dan ngasih perhatian serta pengawasan semampu kita.
Erika mengangguk.
ERIKA
Makasih banyak ya Pak-Buk.
Kepala sekolah dan wali kelas itu mengangguk.
ERIKA
Kalau gitu saya permisi ya, lusa dia bakal mulai sekolah.
Erika bersalaman dengan mereka berdua kemudian pergi.
Cut to
120. EXT. TERAS RUMAH GENTARI — SENJA
Gentari sedang menopang kepalanya di atas meja dengan tangan kanannya.
Lalu Putri datang menghampirinya setelah turun dari mobil.
Putri duduk di kursi yang satunya lagi. Lalu ia membuka plastik yang berisi kue berukuran kecil.
PUTRI
59.
Gentari langsung meliriknya dan tersenyum melihat kue itu.
GENTARI
Asyik, udah ulang tahun yang ke-59.
Putri tertawa.
GENTARI
Foto dulu ya Kak.
Putri mengangguk sambil membuka HandPhone-nya, lalu mereka foto bersama.
GENTARI
Enak kayaknya nih, ayo kita makan.
PUTRI
Gass!
Cut to
121. 118. KAMAR GENTARI — MALAM
Erika memasuki kamar Gentari, saat itu Gentari sedang memainkan HandPhone.
ERIKA
Selamat malam Tuan Putri, ada informasi penting kerajaan. Lusa, Tuan Putri udah bisa sekolah.
GENTARI
Hah? Serius Ma?
ERIKA
Iya Sayang. Yuk tidur, udah makan, udah minum obat.
GENTARI
Aaaa .... Nggak ada alasan aku buat nggak cium Mama tercantik di dunia ini setiap harinya.
Gentari langsung turun dari kasurnya dan memeluk serta mencium Erika berkali-kali.
Cut to
122. INT. KAMAR GENTARI — SUBUH
Gentari duduk setelah baru saja terbangun.
Gentari meraba rambutnya, dan terdiam saat melihat beberapa helai rambut berada di tangannya, dan Gentari mengulangnya lagi dan lagi.
Setelah itu Gentari berbaring kembali sambil termenung.
Cut to
123. INT. RUANG MAKAN — PAGI
Gentari menghampiri Erika untuk membantunya menata makanan di atas meja. Gentari mengenakan kupluk di kepalanya.
ERIKA
Gentari, rambut kamu....
GENTARI
Rontok lagi, Ma. Kayak biasa.
Erika menghela nafas pelan.
GENTARI
Aku malu kalau sekolah jadinya. Aku pengen keliatan cantik juga ....
Gentari menangis sambil menghapus air matanya terus.
Erika langsung memeluknya.