217. INT. KAMAR GENTARI — MALAM
Gentari sedang menulis di buku hariannya.
Cut to
218. EXT. HALTE — SORE
Gentari duduk di halte bersama Gita dan Lia sambil berbincang-bincang.
Tidak lama setelah itu mobil jemputan Gentari datang.
GENTARI
Gue duluan ya.
LIA
Hati-hati ya.
Gentari mengangguk. Lalu ia berjalan menghampiri mobil hitam itu.
Cut to
219. INT. MOBIL — SORE
Gentari sudah menaiki mobil.
GENTARI
Kak Putri?
PUTRI
Iya.
Putri memakai kaca mata.
PUTRI
Kok bisa Kakak yang jemput?
Putri melajukan mobilnya.
PUTRI
Kenapa? Nggak mau?
GENTARI
Iya mau, tapi ....
PUTRI
Duduk diem aja udah, Mama tau kok.
Gentari hanya bisa diam.
Cut to
220. EXT. PANTAI — SORE
Gentari dan Putri duduk di tepi pantai menghadap ke arah sunset.
PUTRI
Kamu gimana sih caranya ngehadapin galau habis putus. Kok kamu keliatannya biasa aja?
GENTARI
Emm.... Apa ya? Tapi sedih juga kok Kak, apalagi hari-hari setelahnya. Mungkin aku nggak terlalu sedih karna kita hubungannya kan nggak lama, baru hitungan bulan. Sedangkan Kakak udah lama.
PUTRI
Bukan itu jawaban yang Kakak minta.
GENTARI
Ikhlas sih penguatnya. Pertama kali putus biasa aja malah, berkali-kali aku bilang kalau memang hubungan itu salah. Berkali-kali aku harus bilang kalau dilanjutin dosa, ini yang terbaik, untuk apa aku berdosa selama ini walaupun bahagia.
Putri diam.
GENTARI
Pokoknya terus ingat aja kalau kebahagiaan dari pacaran itu latar belakangnya dosa.
Putri menghela nafas pelan.
GENTARI
Gimana kalau kita jalan-jalan aja biar refreshing.
PUTRI
Kemana? Kakak nggak punya tempat menarik apapun sekarang, selain Satria.
Putri menghela nafas berat.
PUTRI
Mungkin bener juga karna udah teralu lama, laki-laki itu jadi tempat pulang selain rumah. Sekarang saling komunikasi aja nggak.
Gentari diam sambil mengambil buku hariannya.
Putri merampas buku itu.
PUTRI
Seperti Mentari Sebelum Tenggelam. (Membaca judul halaman pertama)
Gentari mengambilnya lagi lalu membuka beberapa halaman.
GENTARI
Kita ke Banda Neira yuk! Ajak Mama! Ada yang bilang sebelum mati jangan lupa kesana.
PUTRI
Apaan sih kayak gitu didengerin.
GENTARI
Bukan mitos Kak, itu cuma quotes memuji tempat itu aja.
PUTRI
Memangnya Banda Neira itu gimana?
Gentari membuka halaman baru lagi, ada tempelan foto-foto pemandangan indah.
GENTARI
Ini salah satu keinginan aku Kak, tapi kali ini karna Kakak.
Putri memperhatikan gambar itu lamat-lamat.
Cut to
221. INT. KAMAR KERJA — MALAM
Erika duduk di kursi kerjanya. Gentari dan Erika duduk di kursi depan meja Erika.
ERIKA
Yaudah boleh, kalau itu yang Putri mau demi hilangin galaunya.
GENTARI
Yeayy!!
Erika dan Putri tersenyum.
PUTRI
Kapan kita mulai beres-beresnya?
ERIKA
Lusa boleh, cuma tiga hari aja, kan?
Gentari mengangguk.
ERIKA
Siapin aja barang-barang kalian, jangan lupa kasih tau Randi.
Gentari mengangguk dengan cepat dan penuh senyuman.
Cut to
222. INT. KELAS GENTARI — SIANG
Gentari dan tiga sahabatnya berkumpul.
LIA
Yaah kalau gitu lo nggak bisa dong liat gue drama.
GENTARI
Maaf ya, tolong videoin ya Gi, gue tetep mau liat.
ANGGI
Aman.
GENTARI
Demi Kak Putri yang lagi galau. Oh iya pengumumannya bulan depan, kan.
ANGGI
Iya. Kalau lo lama ya nggak liat.
GENTARI
Enggak lama kok.
LIA
Keliatan banget bahagianya.
GENTARI
Memang, aaaa....
Gentari langsung memeluk Lia.
GENTARI
Kita berempat wajib kesana!
LIA
Harus!!
Cut to
223. EXT. BANDARA — PAGI
Gentari dan keluarganya baru turun dari pesawat.
GENTARI
Yeay nyampe!
RANDI
Belum! Kita naik kapal lagi.
PUTRI
Hah? Naik kapal?
RANDI
Iya, kan gue yang ngurus keberangkatan, jadi gitu.
PUTRI
Yeay, aku seneng.
Erika tersenyum.
ERIKA
Ayo istirahat dulu baru kita lanjutin perjalanan.
Cut to
224. EXT. KAPAL — SORE
Gentari dan keluarganya sedang asyik berfoto-foto.
Gentari menyikut Erika sambil melirik ke arah Putri yang terlihat bahagia difoto oleh Randi.
Putri sedang bertengkar dengan Randi.
PUTRI
Foto itu jelek tau!
RANDI
Kemarin lo bilang kalau seorang Putri nggak pernah jelek!
PUTRI
Lo pasti mau jadiin konten, kan?
RANDI
Yaiyalah! Udah ahk, nggak usah protes! Kayak Gentari tu nurut aja!!
PUTRI
Iihh!!
Putri merengut.
Cut to
225. INT. KAMAR HOTEL — MALAM
Erika dan Putri berbicara di balkon, sedangkan Gentari sudah tertidur.
PUTRI
Bener sih Ma kata Gentari, ingat aja kalau itu dosa jadi jangan terlalu menyesal. Masa iya kita nyesel ninggalin dosa. Percuma bahagia di atas dosa.
Erika mengelus-elus bahu Putri.
PUTRI
Memang sih aku butuh pergi buat nenangin diri. Tapi sebenarnya ini keinginan Gentari.
Erika
Oh ya?
PUTRI
Iya, kalau keinginan dia Mama pasti nggak ngebolehin. Tapi Mama jangan bilang dia ya kalau aku ngasih tau Mama, soalnya ini aku ngomong biar Mama nggak ngira aku anak-anak banget, putus aja butuh refreshing.
ERIKA
Nggak papa, kita sama-sama seneng kok di sini. Kamu juga jangan mikir gitu, semua orang bebas kemana aja cuma untuk nenangin diri.
Putri mengangguk.
Cut to
226. EXT. DI BAWAH POHON — PAGI
Gentari dan keluarganya duduk di bawah pohon rindang di dekat laut dengan pemandangan laut dan gunung banda serta perumahan.
PUTRI
Nggak nyangka ya seindah ini.
Randi sedang memfoto apapun yang indah termasuk keluarganya.
Gentari
Kan udah aku bilang! Gimana Ma?
ERIKA
Tenang banget suasananya.
Gentari berdiri dan merentangkan tangan sambil menikmati angin.
RANDI
Cepet Kakak fotoin.
GENTARI
Ih aku nggak bisa.
RANDI
Ya terserah gimana.
Putri tertawa.
PUTRI
Dia kalau foto itu kaku banget, nggak bisa gaya.
GENTARI
Yaiyalah aku bukan model kayak Kakak!
PUTRI
Iya dong.
RANDI
Candid aja.
GENTARI
Gimana?
PUTRI
Candid aja nggak bisa! Udah kamu disitu aja, nengok ke depan, Randi fotoin dari samping.
Gentari langsung memeperagakannya.
RANDI
Ya senyumlah dikit.
Gentari tersenyum.
RANDI
Coba duduk sambil ketawa gitu.
GENTARI
Ih masa ketawa sendirian!
RANDI
Ya duduk bareng Mama sama Putri, terus ecek-eceknya ketawa.
PUTRI
Ayo cepetan!
Mereka bertiga langsung berpose dengan Randi yang memfotokan.
RANDI
Ini aku foto asal ya, jadi jangan salah tingkah, santai aja kayak nggak ada difotoin, ngobrol kek ketawa atau apa.
GENTARI
Nanti aku jelek!
RANDI
Kalau lo punya kakak perempuan cantik, kakak laki-laki ganteng, mamanya cantik ya lo pasti cantik! Protes mulu!
GENTARI
Eh iya ya. Hehehe....
Cut to
227. EXT. DI BAWAH POHON — SIANG
Saat ini mereka sudah berada di bebatuam di pinggir laut.
Randi sibuk memfotokan Putri.
Erika sedang menyiapkan obat-obat milik Gentari. Gentari baru saja selesai makan.
Setelah itu ia langsung memakan obatannya.
GENTARI
Kira-kira kalau nyamuk gigit aku rasanya pahit nggak Ma?
ERIKA
Kenapa emang?
GENTARI
Kebanyakan obat, jangan-jangan jadi pahit lagi.
Erika terkekeh pelan.
Tiba-tiba Randi datang.
RANDI
Capek juga motoin si model satu ini.
Putri baru saja datang.
Putri
Makasih ya adikku, fotonya bagus!
RANDI
Capek, banyak banget gayanya.
PUTRI
Yaiyalah!
GENTARI
Kalau mau yang sedikit itu aku Kak.
Putri tertawa.
RANDI
Eh kita main yang truth or dare yuk, gue pengen banget main ini, tapi truth aja.
ERIKA
Buat apa?
RANDI
Buat tahu kejujuran dari setiap orang di sini. Mungkin ada yang memendam sesuatu.
GENTARI
Yokk aku mau! Mama juga ikut Kak?
Randi mengangguk sambil mengambil botol.
PUTRI
Ayo duduk melingkar.
Mereka melalukan perintah Putri.
Kemudian botol mulai diputar dan berhenti pada Erika.
RANDI
Mama!!
ERIKA
Mau nanya apa?
PUTRI
Gue yang nanya ya.
RANDI
Silakan.
PUTRI
Ma, aku mau nanya. Di antara kita bertiga siapa yang paliiiiiiing Mama sayang?
ERIKA
Ahk pertanyaan apa kayak gitu, dan lagian udah pasti Mama sayang semuanya.
PUTRI
Setidaknya ada yang lebih Ma.
RANDI
Iya bener. Kita janji deh nggak akan iri-irian, kita juga udah dewasa. Kita bakal nerima kok kalau ada yang paling tersayang.
Erika menghela nafas pelan.
ERIKA
Yang paling Mama Sayang, Putri. Kalian tau arti cinta pertama, kan? Nah ya dia, Mama punya gelar seorang ibu sejak ada dia. Setelah ada Putri, Mama baru itu ngerasain punya belahan jiwa, yang rasanya setengah jiwa Mama ada di Putri. Jadi, pokoknya nggak bisa dijelasin deh, Mama bener-bener sayang dan cinta sama dia. Kalau dulu pas dia kecil bahkan Mama sengaja bikin dia lengket sama Mama, biar dia nggak suka sama orang lain. Pokoknya, ahk nggak bisa dijelasin, bener-bener belahan jiwa.
PUTRI
Mamaaa....
Putri menangis. Lalu ia memeluk Erika.
ERIKA
Makanya Mama nggak bolehin dia sekolah jauh-jauh walaupun dia bersikeras bisa mandiri dan pake uang dia sendiri malah. Masalahnya itu Mama yang nggak bisa. Kalau Mama jauh dari Putri, Mama merasa kehilangan sebagian hidup Mama.
Putri menangis terharu.
RANDI
Kasian, Tar. Kita nggak.
ERIKA
Bukan nggak, tapi posisinya masing-masing. Randi jadi anak kesayangan karna anak cowok, Mama dulu bahagia banget waktu dia masih kecil, masa depannya kebayang terus. Nanti gimana dia sama kakaknya, sama pacarnya, sama mamanya, apa dia bakal memperlalukan Mama kayak ratu atau nggak. Angan-angan masa depan Randi luar biasa. Sedangkan Gentari nggak mungkin nggak jadi tersayang, pas kalian udah mulai sibuk sama kehidupan remaja kalian, papa kalian pergi, Gentari yang jadi temen Mama, apalagi waktu itu dia sakit, kemana-mana Mama nemenin dia, atau dia yang nemenin Mama. Mama kesepian, Mama sendirian Gentari yang selalu sama Mama. Manjanya, sakitnya, semua sama Mama. Dia penguat Mama, karna dia juga kuat.
Erika menghapus air matanya.
ERIKA
Jadi jangan bilang siapa paling tersayang, semua punya tempatnya.
Gentari langsung memeluk Erika, disusul Randi dan juga Putri.
ERIKA
Jangan pernah tinggalin Mama ya, Mama nggak mau kesepian, Mama nggak mau sendirian.
Gentari dan Randi mengangguk. Putri menangis.
Cut to