Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Menjelang Gentari Tenggelam
Suka
Favorit
Bagikan
23. #23 Ikhlas
Skrip ini masih diperiksa oleh kurator

217. INT. KAMAR GENTARI — MALAM

Gentari sedang menulis di buku hariannya.


Cut to

218. EXT. HALTE — SORE

Gentari duduk di halte bersama Gita dan Lia sambil berbincang-bincang.

Tidak lama setelah itu mobil jemputan Gentari datang.

GENTARI

Gue duluan ya.

LIA

Hati-hati ya.

Gentari mengangguk. Lalu ia berjalan menghampiri mobil hitam itu.


Cut to

219. INT. MOBIL — SORE

Gentari sudah menaiki mobil.

GENTARI

Kak Putri?

PUTRI

Iya.

Putri memakai kaca mata.

PUTRI

Kok bisa Kakak yang jemput?

Putri melajukan mobilnya.

PUTRI

Kenapa? Nggak mau?

GENTARI

Iya mau, tapi ....

PUTRI

Duduk diem aja udah, Mama tau kok.

Gentari hanya bisa diam.


Cut to

220. EXT. PANTAI — SORE

Gentari dan Putri duduk di tepi pantai menghadap ke arah sunset.

PUTRI

Kamu gimana sih caranya ngehadapin galau habis putus. Kok kamu keliatannya biasa aja?

GENTARI

Emm.... Apa ya? Tapi sedih juga kok Kak, apalagi hari-hari setelahnya. Mungkin aku nggak terlalu sedih karna kita hubungannya kan nggak lama, baru hitungan bulan. Sedangkan Kakak udah lama.

PUTRI

Bukan itu jawaban yang Kakak minta.

GENTARI

Ikhlas sih penguatnya. Pertama kali putus biasa aja malah, berkali-kali aku bilang kalau memang hubungan itu salah. Berkali-kali aku harus bilang kalau dilanjutin dosa, ini yang terbaik, untuk apa aku berdosa selama ini walaupun bahagia.

Putri diam.

GENTARI

Pokoknya terus ingat aja kalau kebahagiaan dari pacaran itu latar belakangnya dosa.

Putri menghela nafas pelan.

GENTARI

Gimana kalau kita jalan-jalan aja biar refreshing.

PUTRI

Kemana? Kakak nggak punya tempat menarik apapun sekarang, selain Satria.

Putri menghela nafas berat.

PUTRI

Mungkin bener juga karna udah teralu lama, laki-laki itu jadi tempat pulang selain rumah. Sekarang saling komunikasi aja nggak.

Gentari diam sambil mengambil buku hariannya.

Putri merampas buku itu.

PUTRI

Seperti Mentari Sebelum Tenggelam. (Membaca judul halaman pertama)

Gentari mengambilnya lagi lalu membuka beberapa halaman.

GENTARI

Kita ke Banda Neira yuk! Ajak Mama! Ada yang bilang sebelum mati jangan lupa kesana.

PUTRI

Apaan sih kayak gitu didengerin.

GENTARI

Bukan mitos Kak, itu cuma quotes memuji tempat itu aja.

PUTRI

Memangnya Banda Neira itu gimana?

Gentari membuka halaman baru lagi, ada tempelan foto-foto pemandangan indah.

GENTARI

Ini salah satu keinginan aku Kak, tapi kali ini karna Kakak.

Putri memperhatikan gambar itu lamat-lamat.


Cut to

221. INT. KAMAR KERJA — MALAM

Erika duduk di kursi kerjanya. Gentari dan Erika duduk di kursi depan meja Erika.

ERIKA

Yaudah boleh, kalau itu yang Putri mau demi hilangin galaunya.

GENTARI

Yeayy!!

Erika dan Putri tersenyum.

PUTRI

Kapan kita mulai beres-beresnya?

ERIKA

Lusa boleh, cuma tiga hari aja, kan?

Gentari mengangguk.

ERIKA

Siapin aja barang-barang kalian, jangan lupa kasih tau Randi.

Gentari mengangguk dengan cepat dan penuh senyuman.


Cut to

222. INT. KELAS GENTARI — SIANG

Gentari dan tiga sahabatnya berkumpul.

LIA

Yaah kalau gitu lo nggak bisa dong liat gue drama.

GENTARI

Maaf ya, tolong videoin ya Gi, gue tetep mau liat.

ANGGI

Aman.

GENTARI

Demi Kak Putri yang lagi galau. Oh iya pengumumannya bulan depan, kan.

ANGGI

Iya. Kalau lo lama ya nggak liat.

GENTARI

Enggak lama kok.

LIA

Keliatan banget bahagianya.

GENTARI

Memang, aaaa....

Gentari langsung memeluk Lia.

GENTARI

Kita berempat wajib kesana!

LIA

Harus!!


Cut to

223. EXT. BANDARA — PAGI

Gentari dan keluarganya baru turun dari pesawat.

GENTARI

Yeay nyampe!

RANDI

Belum! Kita naik kapal lagi.

PUTRI

Hah? Naik kapal?

RANDI

Iya, kan gue yang ngurus keberangkatan, jadi gitu.

PUTRI

Yeay, aku seneng.

Erika tersenyum.

ERIKA

Ayo istirahat dulu baru kita lanjutin perjalanan.


Cut to

224. EXT. KAPAL — SORE

Gentari dan keluarganya sedang asyik berfoto-foto.

Gentari menyikut Erika sambil melirik ke arah Putri yang terlihat bahagia difoto oleh Randi.

Putri sedang bertengkar dengan Randi.

PUTRI

Foto itu jelek tau!

RANDI

Kemarin lo bilang kalau seorang Putri nggak pernah jelek!

PUTRI

Lo pasti mau jadiin konten, kan?

RANDI

Yaiyalah! Udah ahk, nggak usah protes! Kayak Gentari tu nurut aja!!

PUTRI

Iihh!!

Putri merengut.


Cut to

225. INT. KAMAR HOTEL — MALAM

Erika dan Putri berbicara di balkon, sedangkan Gentari sudah tertidur.

PUTRI

Bener sih Ma kata Gentari, ingat aja kalau itu dosa jadi jangan terlalu menyesal. Masa iya kita nyesel ninggalin dosa. Percuma bahagia di atas dosa.

Erika mengelus-elus bahu Putri.

PUTRI

Memang sih aku butuh pergi buat nenangin diri. Tapi sebenarnya ini keinginan Gentari.

Erika

Oh ya?

PUTRI

Iya, kalau keinginan dia Mama pasti nggak ngebolehin. Tapi Mama jangan bilang dia ya kalau aku ngasih tau Mama, soalnya ini aku ngomong biar Mama nggak ngira aku anak-anak banget, putus aja butuh refreshing.

ERIKA

Nggak papa, kita sama-sama seneng kok di sini. Kamu juga jangan mikir gitu, semua orang bebas kemana aja cuma untuk nenangin diri.

Putri mengangguk.


Cut to

226. EXT. DI BAWAH POHON — PAGI

Gentari dan keluarganya duduk di bawah pohon rindang di dekat laut dengan pemandangan laut dan gunung banda serta perumahan.

PUTRI

Nggak nyangka ya seindah ini.

Randi sedang memfoto apapun yang indah termasuk keluarganya.

Gentari

Kan udah aku bilang! Gimana Ma?

ERIKA

Tenang banget suasananya.

Gentari berdiri dan merentangkan tangan sambil menikmati angin.

RANDI

Cepet Kakak fotoin.

GENTARI

Ih aku nggak bisa.

RANDI

Ya terserah gimana.

Putri tertawa.

PUTRI

Dia kalau foto itu kaku banget, nggak bisa gaya.

GENTARI

Yaiyalah aku bukan model kayak Kakak!

PUTRI

Iya dong.

RANDI

Candid aja.

GENTARI

Gimana?

PUTRI

Candid aja nggak bisa! Udah kamu disitu aja, nengok ke depan, Randi fotoin dari samping.

Gentari langsung memeperagakannya.

RANDI

Ya senyumlah dikit.

Gentari tersenyum.

RANDI

Coba duduk sambil ketawa gitu.

GENTARI

Ih masa ketawa sendirian!

RANDI

Ya duduk bareng Mama sama Putri, terus ecek-eceknya ketawa.

PUTRI

Ayo cepetan!

Mereka bertiga langsung berpose dengan Randi yang memfotokan.

RANDI

Ini aku foto asal ya, jadi jangan salah tingkah, santai aja kayak nggak ada difotoin, ngobrol kek ketawa atau apa.

GENTARI

Nanti aku jelek!

RANDI

Kalau lo punya kakak perempuan cantik, kakak laki-laki ganteng, mamanya cantik ya lo pasti cantik! Protes mulu!

GENTARI

Eh iya ya. Hehehe....


Cut to

227. EXT. DI BAWAH POHON — SIANG

Saat ini mereka sudah berada di bebatuam di pinggir laut.

Randi sibuk memfotokan Putri.

Erika sedang menyiapkan obat-obat milik Gentari. Gentari baru saja selesai makan.

Setelah itu ia langsung memakan obatannya.

GENTARI

Kira-kira kalau nyamuk gigit aku rasanya pahit nggak Ma?

ERIKA

Kenapa emang?

GENTARI

Kebanyakan obat, jangan-jangan jadi pahit lagi.

Erika terkekeh pelan.

Tiba-tiba Randi datang.

RANDI

Capek juga motoin si model satu ini.

Putri baru saja datang.

Putri

Makasih ya adikku, fotonya bagus!

RANDI

Capek, banyak banget gayanya.

PUTRI

Yaiyalah!

GENTARI

Kalau mau yang sedikit itu aku Kak.

Putri tertawa.

RANDI

Eh kita main yang truth or dare yuk, gue pengen banget main ini, tapi truth aja.

ERIKA

Buat apa?

RANDI

Buat tahu kejujuran dari setiap orang di sini. Mungkin ada yang memendam sesuatu.

GENTARI

Yokk aku mau! Mama juga ikut Kak?

Randi mengangguk sambil mengambil botol.

PUTRI

Ayo duduk melingkar.

Mereka melalukan perintah Putri.

Kemudian botol mulai diputar dan berhenti pada Erika.

RANDI

Mama!!

ERIKA

Mau nanya apa?

PUTRI

Gue yang nanya ya.

RANDI

Silakan.

PUTRI

Ma, aku mau nanya. Di antara kita bertiga siapa yang paliiiiiiing Mama sayang?

ERIKA

Ahk pertanyaan apa kayak gitu, dan lagian udah pasti Mama sayang semuanya.

PUTRI

Setidaknya ada yang lebih Ma.

RANDI

Iya bener. Kita janji deh nggak akan iri-irian, kita juga udah dewasa. Kita bakal nerima kok kalau ada yang paling tersayang.

Erika menghela nafas pelan.

ERIKA

Yang paling Mama Sayang, Putri. Kalian tau arti cinta pertama, kan? Nah ya dia, Mama punya gelar seorang ibu sejak ada dia. Setelah ada Putri, Mama baru itu ngerasain punya belahan jiwa, yang rasanya setengah jiwa Mama ada di Putri. Jadi, pokoknya nggak bisa dijelasin deh, Mama bener-bener sayang dan cinta sama dia. Kalau dulu pas dia kecil bahkan Mama sengaja bikin dia lengket sama Mama, biar dia nggak suka sama orang lain. Pokoknya, ahk nggak bisa dijelasin, bener-bener belahan jiwa.

PUTRI

Mamaaa....

Putri menangis. Lalu ia memeluk Erika.

ERIKA

Makanya Mama nggak bolehin dia sekolah jauh-jauh walaupun dia bersikeras bisa mandiri dan pake uang dia sendiri malah. Masalahnya itu Mama yang nggak bisa. Kalau Mama jauh dari Putri, Mama merasa kehilangan sebagian hidup Mama.

Putri menangis terharu.

RANDI

Kasian, Tar. Kita nggak.

ERIKA

Bukan nggak, tapi posisinya masing-masing. Randi jadi anak kesayangan karna anak cowok, Mama dulu bahagia banget waktu dia masih kecil, masa depannya kebayang terus. Nanti gimana dia sama kakaknya, sama pacarnya, sama mamanya, apa dia bakal memperlalukan Mama kayak ratu atau nggak. Angan-angan masa depan Randi luar biasa. Sedangkan Gentari nggak mungkin nggak jadi tersayang, pas kalian udah mulai sibuk sama kehidupan remaja kalian, papa kalian pergi, Gentari yang jadi temen Mama, apalagi waktu itu dia sakit, kemana-mana Mama nemenin dia, atau dia yang nemenin Mama. Mama kesepian, Mama sendirian Gentari yang selalu sama Mama. Manjanya, sakitnya, semua sama Mama. Dia penguat Mama, karna dia juga kuat.

Erika menghapus air matanya.

ERIKA

Jadi jangan bilang siapa paling tersayang, semua punya tempatnya.

Gentari langsung memeluk Erika, disusul Randi dan juga Putri.

ERIKA

Jangan pernah tinggalin Mama ya, Mama nggak mau kesepian, Mama nggak mau sendirian.

Gentari dan Randi mengangguk. Putri menangis.


Cut to


Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar