Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Menjelang Gentari Tenggelam
Suka
Favorit
Bagikan
24. #24 Banda Neira
Skrip ini masih diperiksa oleh kurator

228. EXT. BALKON KAMAR HOTEL — PAGI

Gentari berdiri sambil meletakkan tangannya di pagar balkon kamar hotel.

Ia tersenyum sambil memperhatikan berbagai pemandangan yang masih gelap.

PUTRI

Habis sholat Mama tidur lagi, kamu kok nggak?

GENTARI

Mama capek, aku nggak. Aku mau nikmatin waktu di sini.

PUTRI

Tempatnya indah banget Tar, nggak nyesel kesini.

GENTARI

Kan aku udah bilang!!

PUTRI

Apa lagi list yang kamu buat, mungkin juga lebih indah dari ini.

GENTARI

Emm.... Nanti aku kasin tau lagi.

PUTRI

Oke.


Cut to

229. EXT. JEMBATAN — PAGI

Gentari dan keluarganya duduk di dermaga dengan kaki yang dijuntaikan.

GENTARI

Oke sebelum kita pulang, apa kalimat yang mau diucapin buat tempat ini?

RANDI

Kalau kamu apa?

GENTARI

Akuu, emm.... Harus sembuh dari kanker biar kesini lagi dalam keadaan sehat tanpa harus minum obat sebagai rutinitas.

Erika tersenyum senang.

RANDI

Kalau lo Put?

PUTRI

Gue mau ngucapin makasih buat Gentari, berkat dia gue bisa kesini dan betah banget, indah banget tempatnya. Makasih ya Gentari, kalau bukan karna kamu kita nggak akan kesini, dan berlibur dengan indah.

Gentari tersenyum sambil mengangguk.

RANDI

Mama?

ERIKA

Kita harus kesini lagi dengan lengkap, atau mungkin tambahan baru dari Putri atau Randi, hehehe....

PUTRI

Kode buat lo itu Ran, biar cepetan nikah!

Erika tertawa.

RANDI

Lo duluan aja, gue masih muda.

PUTRI

Gue kan nggak ada cowok lagi.

GENTARI

Orang kayak Kakak pantas sama pepatah mati satu tumbuh seribu.

Putri tertawa.

PUTRI

Kalau lo apa Ran?

RANDI

Lain kali datang kesini lebih lama lagi.

Erika menengadahkan tangan.

ERIKA

Kabulin Ya Allah.

Mereka tiga meng-aamiin-kan dengan kompak.


Cut to

230. EXT. KAPAL — PAGI

Gentari duduk sambil memperhatikan pemandangan laut. Lalu ia mengambil buku hariannya dan menulis sesuatu

RANDI

Nulis apaan?

Gentari langsung menyembunyikan bukunya.

GENTARI

Nggak ada!

RANDI

Ih rahasia-rahasiaan.

GENTARI

Biar!!

Randi mengerucutkan bibir lalu pergi menghampiri Putri.

Erika menghampiri Gentari dan duduk di samping Gentari.

Gentari langsung meletakkan kepalanya di pundak Erika.

ERIKA

Capek?

GENTARI

Nggak, aku bahagia banget. Mama tau rasanya kayak sekarang aku punya rumah yang sebenarnya rumah, bukan cuma Mama aja sekarang.

Erika tersenyum. Gentari mengecup pipi Erika.

GENTARI

Sayang Mama banyak-banyak.


Cut to

231. INT. KAMAR PUTRI — PAGI

Gentari berjalan pelan-pelan lalu meletakkan buku hariannya di bantal Putri. Kemudian ia keluar lagi dari kamar Putri.


Cut to

232. INT. KELAS GENTARI — SIANG

Seisi kelas Gentari sedang ramai karna jam pelajaran yang gurunya tidak datang.

TEMEN COWOK

Eh kayaknya Gentari seru banget deh waktu itu ke Banda Neira. Iya, kan?

Gentari mengangguk.

TEMAN CEWEK

Iya gue juga liat dari postingan Kak Randi.

TEMEN CEWEK 2

Kak Putri juga. Enak banget deh bisa liburan seru gitu.

TEMEN COWOK 2

Momennya jadi indah kedukung dua kakaknya konten kreator semua.

TEMEN CEWEK

Tapi tempatnya bagus banget.

TEMEN COWOK

Yaudah besok lo pergi kesana! Jangan ngomong mulu!

Gentari tersenyum.


Cut to

233. EXT. PANTAI — SORE

Putri membaca buku harian Gentari dengan sangat fokus.

Beberapa lembar ada yang ia lipat lalu membacanya lagi, hingga air matanya jatuh.

Setidaknya kau pasti tahu aku merindukanmu.

Kau juga rumah bagiku, setelah tidak ada dirimu, aku hampir bingung kemana langkah ini akan kubawa, kemana aku bermanja-manja.

Aku ikhlas kehilangan dirimu, aku ikhlas kau tinggalkan, dan selalu kuberharap kau mendapatkan kebahagiaan.

Air mata ini tak kunjung reda, penyebabnya adalah segala tentangmu.

Jika nanti telah habis waktuku, aku ingin tulisan ini abadi dalam hatimu.



Cut to

234. INT. KAMAR GENTARI — MALAM

Gentari sedang mengerjakan tugas. Putri datang.

PUTRI

Nih buku kamu Kakak kembaliin. Sebagai gantinya besok hari libur kita belajar buat kue, jadi 1 kue berukuran besar untuk mewakili hari-hari yang udah Kakak lewati.

Gentari tersenyum senang.

PUTRI

Tulisan kamu bagus semua, lanjutin sampai jadi buku yang bisa dibaca banyak orang.

Setelah itu Putri pergi. Gentari tersenyum lega sambil memeluk bantal guling.


Cut to

235. INT. AULA — SIANG

Gentari merasa gugup karena pengumuman pemenang akan dilaksanakan.

ANGGI

Kalah-menang biasa.

GITA

Bohong.

ANGGI

Kok bohong?

GITA

Mana ada biasa, namanya aja kalau udah ikut kompetisi pasti berharap menang, kalau biasa berarti bukan kompetisi.

Anggi menjulurkan lidah.

GURU PEMBINA OSIS

Oke, kita langsung aja ke pengumuman pemenang perlombaan menulis puisi antar kelas. Siap-siap ya, jangan terlalu gugup dan santai. Juara 3 diarih oleh Nina Anastasya.

Gemuruh tepuk tangan mengisi ruang.

GURU PEMBINA OSIS

Juara dua, diraih oleh Jelita.

Lagi gemuruh tepuk tangan terdengar jelas.

GURU PEMBINA OSIS

Juara 1, diarih oleh, Laksamana Arjuna!

Gentari menghela nafas pelan. Tiga temannya berusaha membuatnya tenang.

GURU

Oke lanjut pengumuman pemenang lomba membaca puisi! Juara tiga diraih oleh Gentari dengan puisi karya Chairil Anwar!

GENTARI

Hah? Serius?

ANGGI

Yeeayy!!

LIA

Aaa Gentari berhasil.

Gita mengacungkan jempol.


Cut to

236. INT. AULA — SIANG

Para pemenang lomba berdiri di depan. Lalu penyerahan piagam dan kado.

Setelah selesai mereka berfoto-foto, begitu juga Gentari yang beberapa kali berfoto sendiri.

Tiba-tiba Ben datang menghampirinya dan sahabatnya.

BEN

Kita foto bareng ya....

Gentari mengangguk canggung. Sahabatnya memasang ekspresi genit untuk mengejeknya.

Lalu Ben dan Gentari difotokan oleh Anggi.

BEN

Selamat ya....

Gentari mengangguk sambil tersenyum.

GITA

Cieee....

GENTARI

Apa sih!

ANGGI

Halah kalau nggak ada kita juga lo lompat-lompat!

GENTARI

Nggak! Paling meleleh, hahahaha

LIA

Idih-idih....

Cut to

237. INT. KANTIN — SORE

Gentari menangis terharu sambil menghapus air matanya dengan hijab sambil memperhatikan HandPhone-nya.

ANGGI

Banyak yang liatin lo, nanti dikiranya ada apa-apa lagi.

GENTARI

Biar aja .... Huaa gue terharu banget. Padahal gue belum ada kasih tau mereka. Tapi, Mama Kak Putri sama Kak Randi udah posting foto gue megang piala. Terharu banget tau. Mereka nggak chat gue, tapi langsung posting aaaa....

Gentari masih meletakkan hijabnya di mata untuk menghapus air mata yang ada.


Cut to

238. INT. DAPUR — PAGI

Gentari dan Putri sedang memasak kue dengan melihat panduan dari video.

PUTRI

Kan betul, ini dulu.

GENTARI

Oooh....


Cut to

239. INT. DAPUR — SIANG

Putri dan Erika menantikan Gentari membuka oven.

GENTARI

Yeay udah masakk, aaa serius ini Ma udah masak?

Erika mengangguk sambil melihat-lihatnya.

Lalu ia mengacungkan jempol.

PUTRI

Yeaayy!! Berhasil.

Putri melompat-lompa begitu juga Gentari.

Erika mencicipinya sedikit. Lalu menagih begitu juga Gentari dan Putri.

ERIKA

Enak kok. Udah bisa lah dibagi kebanyak orang.

GENTARI

Ih aku pengen bagi-bagi makanan atau kue ke anak-anak sama bapak-bapak yang hari-harinya berat, harus berjuang demi kehidupan sepanjang hari.

ERIKA

Kalian bersedia bantu Mama buat masak banyak, makanan sama kue?

Gentari dan Putri mengangguk antusias.

Lalu Randi lewat.

GENTARI

Kak Randi juga harus ikut!!

Randi langsung berhenti dan menatapnya sinis.

ERIKA

Tapi besok aja nggak sih kalau mau bikin makanan, nggak akan sempet sekarang.

GENTARI

Tapi kalau kue sempet deh kayaknya.

ERIKA

Tapi nggak terlalu banyak.

GENTARI

Nggak papa, aku pengen banget. Kue buatan aku dicicipi banyak orang.

ERIKA

Yaudah deh, Putri mau, kan?

PUTRI

Siipp.


Cut to

240. INT. DAPUR — SORE

Gentari mendudukkan tubuhnya di kursi, lalu ia membaringkan kepalanya di atas meja.

PUTRI

Ini lebih baik kita kasih ke anak pengajian aja ya Gentari, mereka pasti seneng. Soalnya kalau mau dikasih ke orang yang lelah kerja ini nggak cukup.

GENTARI

Boleh juga, tapi di mana?

PUTRI

Kakak tau tempatnya. Sekarang kamu mandi aja dulu, biar Kakak sama Mama yang nyelesain.

ERIKA

Iya Sayang, sana istirahat dulu.

Gentari menghela nafas kasar lalu memperhatikan Erika dan Putri yang juga terlihat lelah.

Gentari memejamkan mata dan tertidur di sana.


Cut to

241. INT. MUSHOLLA — MALAM

Gentari dan Putri meletakkan bungkusan di pojok ruangan.

ANAK NGAJI 1

Ih ada makanan.

ANAK NGAJI

Wiih iya.

ANAK NGAJI 3

Apa ya isinya?

ANAK NGAJI 1

Apa tu Kak?

PUTRI

Ada deh.

USTADZAH

Mbak Putri boleh langsung dikasih aja.

PUTRI

Ooh sekarang aja Buk?

USTADZAH

Iya. Bentar saya kumpulin anak-anak.

Ustadzah itu pergi. Lalu tidak lama setelah itu anak pengajian datang dan mereka duduk dengan rapi.

Gentari tersenyum melihat wajah mereka yang terlihat tidak sabaran.

Lalu Gentari dan Putri langsung membagikan sebuah plastik yang sudah berisi beberapa jenis makanan dan juga minuman.

Anak-anak sangat antusias dan Gentari merasa senang.

USTADZAH

Bilang apa sama Kak Putri dan Kak Gentari.

ANAK PENGAJIAN

Makasih banyak Kakak, semoga rezekinya lancar dan umurnya selalu berkah. Aamiin.

PUTRI

Aamiin, makasih adik-adik.

ANAK 1

Alhamdulillah dapat rezeki mumpung lapar.

ANAK 2

Sama.

ANAK 3

Wih ada kue ini, aku suka banget tapi nggak bisa kebeli.

ANAK 4

Ada minuman ini juga.

Putri, Gentari dan ustadzah tertawa mendengar celotehan mereka.


Cut to

242. INT. MUSHOLLA — MALAM

Gentari, Putri, dan ustadzah duduk di musholla sambil berbincang-bincang.

PUTRI

Jadi ini ustadzah yang udah buat Kakak mau merubah diri, langkah pertama ya pake hijab. Jadi Kakak pake hijab bukan karna kamu kok, tapi ustadzah.

Ustadzah tersenyum.

PUTRI

Dan Gentari ini yang udah buat aku ikhlas untuk nggak pacaran lagi.

USTADZAH

Hidup itu cuma sekali dan sebenarnya cuma sekejap bagi siapapun. Nggak ada yang tau siapa yang duluan pergi, karna apa dan kapan. Tugas kita cuma harus banyak berbuat baik dan cari amal sebanyak-banyaknya, sebelum terlambat.


Cut to




Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar