Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Menjelang Gentari Tenggelam
Suka
Favorit
Bagikan
4. #4 Hancur

29. INT. MUSHOLLA RUMAH SAKIT — MALAM

Ben bersandar di dinding rumah sakit sambil melamun dan terlihat murung.


Cut to

30. INT. RUANG TAMU. RUMAH GENTARI — MALAM

Randi baru saja duduk di sofa setelah baru sampai dari rumah sakit. Saat itu juga Putri baru saja masuk.

RANDI

Kemana aja lo? Gue telponin kok nggak diangkat?

PUTRI

Gue capek, males digangguin siapa-siapa jadi gue matiin HandPhone.

RANDI

Mama udah pulang.

Putri berhenti melangkah.

PUTRI

Oh ya? Terus di mana?

RANDI

Rumah sakit sama Gentari.

Putri berdecak kesal. Lalu kembali melangkah.

RANDI

Lo nggak mau liat adek lo itu?

PUTRI

Bosan.

RANDI

Adek lo itu udah stadium 4.

Langkah Putri terhenti.

PUTRI

Serius?

RANDI

Iya, tadi dia masuk rumah sakit lagi, makanya gue telponin lo.

Putri langsung berbalik badan dan berjalan cepat untuk keluar rumah.

PUTRI

Mama pasti nggak baik-baik aja. Gue ke rumah sakit, Ran.

RANDI

Hati-hati.


Cut to


31. INT. RUANG PERAWATAN GENTARI — MALAM

Erika duduk di dekat Gentari yang sedang tertidur, ia menggenggam jemari Gentari sambil memperhatikan wajahnya.

Lalu Putri datang, Erika langsung menoleh.

ERIKA

Eh, Putri.

Erika langsung memeluknya dan mencium keningnya.

ERIKA

Mama udah pulang, tadinya Mama mau ngasih surprise buat kamu sama Gentari, tapi ternyata Gentari duluan yang kasih surprise. Oleh-oleh ada kok di dalam mobil mungkin, atau bisa jadi udah dibawa ke rumah sama supir.

PUTRI

Mama udah makan?

ERIKA

Mama nggak laper.

PUTRI

Mama pasti belum mandi, kan? Lebih baik Mama pulang sekarang, terus mandi biar seger. Gentari biar aku yang jagain.

ERIKA

Beneran mau?

Putri mengangguk.

ERIKA

Yaudah kalau gitu Mama pulang ya, Mama bentar doang kok, jadi sabar ya ....

Putri mengangguk lagi.

Erika tersenyum lalu mengelus tangan Putri dan tangan Gentari, kemudian Erika pergi.

Setelah Erika pergi, Putri langsung duduk di samping brankar Gentari.

Putri memperhatikan wajah Gentari, kemudian ia tidak tahan dan menutup wajahnya lalu menangis.


Cut to


32. INT. KAMAR ERIKA — MALAM

Erika duduk di pinggir ranjang sambil melamun.


Transisi ke flashback

33. INT. KAMAR RUMAH SAKIT — PAGI

Erika sedang menangis sambil duduk di samping brankar Gentari.

Gentari tersadar dari tidurnya.

GENTARI

Mama ngapain nangis? Aku pasti sembuh Ma, setiap penyakit kan ada obatnya. Kan Mama bilang besok kita mau ke Siangapura untuk berobat, jadi aku pasti sembuh.

Erika tersenyum lembut.


Kembali ke masa kini



34. INT. KAMAR ERIKA — MALAM

Erika menutup wajahnya lalu menangis, hingga cukup lama.


Cut to


35. INT. RUANGAN PERAWATAN GENTARI — MALAM

Gentari membuka matanya mendengar tangisan Putri.

GENTARI

Kenapa nangis Kak? Aku belum pergi.

Putri menghapus air mata sambil terkekeh pelan.

GENTARI

Kenapa nangis?

PUTRI

Kalau boleh jujur Kakak nangis bukan karna kamu?

GENTARI

Jadi?

PUTRI

Karna Mama, dia pasti capek banget, dia seorang wanita dan dia orang tua tunggal.

GENTARI

Aku memang yang paling nyusahin. Semua hasil kerja keras Mama selalu buat pengobatan aku, semua tenaga Mama juga selalu terbuang karna aku.

PUTRI

Bukan gitu maksud Kakak.

GENTARI

Tapi 50%-nya, iya. Karna itu juga aku nggak mau lagi berobat.

PUTRI

Hah? Itu salah, Gentari. Mama nggak akan setuju.

GENTARI

Tapi kalau memang aku yang udah nolak pengobatan gimana?

PUTRI

Jangan bikin Mama tambah capek.

GENTARI

Aku bakal ngomong baik-baik kok. Kakak jangan kasih tau Mama dulu yaa ....

Putri hanya diam, dan saat itu seorang perawat masuk.


Cut to


36. INT. MOBIL GITA — MALAM

Lia, Gita dan Anggi duduk di dalam mobil sambil menangis.

LIA
Nyesel gue nyanggupin buat jagain dia.

ANGGI

Kayaknya mamanya marah sama kita.

GITA

Iya, pasti.

LIA

Pokoknya Gentari harus sembuh!

GITA

Tapi kanker stadium 4 itu, sulit sembuh.

ANGGI

Bisa sembuh.

GITA

Nyesel banget ikut mendukung ide dia.

ANGGI

Tapi katanya dia udah ngalamin gelaja-gejala sejak mamanya nggak ada di sini.

LIA

Dan dia lebih milih diem ke kita.

Lalu semuanya diam sambil menghapus air matanya masing-masing.


Cut to

37. INT. KAMAR PERAWATAN GENTARI — PAGI

Gentari duduk di atas brankar sambil memperhatikan Erika yang mengeluarkan segala isi di dalam sebuah tas.

ERIKA

Ayo makan, biar Mama suapin.

GENTARI

Maa, aku bisa sendiri.

ERIKA

Yaudah nih.

Gentari mengambil mangkuk yang Erika berikan.

Erika duduk sambil mengupas buah pir.

ERIKA

Maaf ya, Mama tadi meriksa HandPhone kamu. Ben, nama cowok yang semalam ada di sini.

Gentari berhenti menyuap.

ERIKA

Pacar kamu ya?

GENTARI

Maaf, Ma.

ERIKA

Gimana sikapnya? Dia ada nyakitin kamu nggak? Hati, pikiran, atau fisik?

GENTARI

Enggak kok Ma, dia baik. Bahkan kemaren aku pernah kambuh dan dia yang bersihin darah dari batuk itu. Dia juga yang sering nemenin kalau aku belum dijemput.

ERIKA

Yaiyalah, sekalian pacaran.

GENTARI

Mama marah dan nggak suka ya?

ERIKA

Mama cuma nggak mau anak Mama disakitin laki-laki, Mama nggak mau anak Mama mencintai orang yang nggak baik.

GENTARI

Jadi?

ERIKA

Nggak papa, lanjut aja selagi dia nggak nyakitin kamu.

Gentari tersenyum.

GENTARI

Oh iya, Mama serapi dan secantik ini pasti mau rapat penting.

Erika berhenti mengupas buah pir.

ERIKA

Iya, rapat susulan setelah urusan di Singapura selesai.

GENTARI

Yaudah Ma, berangkat sana. Aku bisa sendiri kok, lagian ada perawat.

ERIKA

Maaf ya Mama tinggal.

Gentari mengangguk.


Cut to


38. INT. RUANGAN ERIKA. KANTOR — PAGI

Erika menghempaskan diri ke kursinya.

ERWIN

Baru pulang dari Singapura, mukanya suntuk banget Kak? Belum puas?

Erwin masuk begitu saja.

ERIKA

Gentari baru didiagnosis stadium 4.
ERWIN
Ya Allah.

ERIKA

Heran sama kankernya, betah banget. Udah hampir sembuh pasti kambuh lagi.

ERWIN

Kasian Gentari, nggak pernah sembuh seutuhnya.

ERIKA

Iya, kambuh terus, dan sekarang stadium 4, Ya Allah, hancur banget rasanya.

ERWIN

Kakak nggak mau hubungi papanya.

ERIKA

Aku masih sanggup biayain pengobatannya kemanapun itu, aku nggak butuh dia.

ERWIN

Kita usahain sama-sama untuk kesembuhan dia.

Erika memejamkan matanya sambil mengangguk.



Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar