65. INT. KAMAR ERIKA — MALAM
Gentari berada di kamar Erika dan sedang berusaha membangunkan Erika.
GENTARI
Maa, Mama .... Bangun.
Erika langsung terbangun.
ERIKA
Kenapa Gentari?
GENTARI
Dadaku nyeri Ma, sakit banget Ma.
Gentari langsung berbaring. Sedangkan Erika duduk.
ERIKA
Kamu udah minum obat, kan?
GENTARI
Udah Ma, tapi sakit, udah dua jam, aku udah ngusahain dari tadi, tapi malah makin sakit.
ERIKA
Ya Allah.
Erika mengambil HandPhone-nya dan menelpon seseorang.
ERIKA
Randi ayo kita antar Gentari ke rumah sakit, nggak sempet lagi kalau bangunin supir. Ayo cepetan.
Erika mematikan sambungan telephone.
ERIKA
Kenapa nggak bilang dari tadi?
Randi datang.
RANDI
Ayo Ma.
ERIKA
Bawa Gentari ke mobil.
Randi langsung mengangkat tubuh Gentari dan membawanya keluar kamar.
Cut to
66. INT. RUANG PERAWATAN GENTARI — MALAM
Gentari tertidur setelah diberi perawatan, dengan berbagai alat medis yang melekat di tubuhnya.
DOKTER
Nanti kalau dia kesadar biarin aja yaa, atau dia lanjut tidur nggak papa, tunggu aja Dokter Arif.
Erika mengangguk. Lalu dokter itu keluar dari ruangan itu.
Erika langsung duduk di kursi dekat brankar.
ERIKA
Entah kapan sembuhnya.
Erika menangis.
Lalu Putri serta Randi mendekatinya dan mengelus bahu Erika.
ERIKA
Kapan dia bisa istirahat dari berobat? Mama aja capek liatnya apalagi dia.
PUTRI
Mungkin itu sebabnya dia nggak mau berobat, Ma. Dia udah capek.
ERIKA
Tapi dia harus sembuh, Mama selalu berharap ada keajaiban, bisa nggak ada kesembuhan tanpa pengobatan? bisa nggak keajaiban itu datang ke dia?
PUTRI
Tapi Ma, di stadium 4 ini pengobatan pun lebih ke mempertahan waktu hidupnya aja bukan nyembuhin.
ERIKA
Coba aja penyakitnya bisa didonor, Mama siap didonorin.
RANDI
Tuhan itu adil, Ma. Kalau Mama yang ngalamin kayak Gentari terus gimana nasib tiga anak Mama, hebatnya Mama dalam ngurusin Gentari nggak akan sebanding sama kita bertiga.
Erika semakin menangis.
Cut to
67. INT. RUANGAN DOKTER ARIF — PAGI
Erika duduk di hadapan Dokter Arif.
DOKTER ARIF
Keadaan Gentari memang bakalan semakin memburuk hari ke hari, sampai nanti akhirnya penyakit itu jauh lebih kuat dari dia, dan ...
Randi menggenggam tangan Erika.
DOKTER ARIF
Memang untuk stadium 4 udah sulit disembuhkan, bahkan memang nggak sembuh. Tapi kalau dia mau kemoterapi, atau yang lainnya, paling tidak memperpanjang masa hidupnya. Tapi itu kembali lagi ke takdir, bisa aja usianya bisa lebih lama atau yang kita pikir dengan pengobatan bisa membantu malah nggak berhasil juga. Ya kalau bisa harus berobat.
Erika masih saja diam.
DOKTER ARIF
Gentari ini termasuk kuat, udah berapa lama kanker bersarang di tubuhnya. Bahkan dari stadium awal aja kita udah tau dan udah diobati, operasi, kemoterapi, dan berbagai bentuk pengobatan. Belum bisa dinyatain sembuh, kankernya meningkat lagi. Kadang mungkin kita sebagai dokter merasa gagal apalagi sebagai orang tua, pasti nyalahin pengobatan. Tapi gimana lagi kalau memang itu udah jalannya, kita nggak punya kuasa untuk ngehentiinnya.
ERIKA
Kalau dia masih nggak mau berobat gimana?
Dokter Arif menghela nafas pelan.
DOKTER ARIF
Tugas dokter memang mengobati, tapi kalau si pasien yang nggak mau diobati ya kita juga nggak bisa apa-apa. Kalau dia masih mau sembuh dan hidup lebih lama dia yang juga harus usaha.
Erika hanya diam.
DOKTER ARIF
Saran saya, lebih banyak kasih kebahagiaan, karena mungkin dengan hati yang bahagia, kehidupan yang nyaman setidaknya bisa buat dia merasa lebih baik dan bisa lebih semangat lagi. Apa yang dia mau, coba turuti atau apa yang coba mau dia penuhi tapi selama ini nggak terwujud.
Cut to
68. EXT. KORIDOR RUMAH SAKIT — PAGI
Randi dan Erika berjalan di koridor.
Erika menghapus air matanya.
ERIKA
Dokter ngomong gitu seolah lagi ngadepin orang disisa hidupnya.
RANDI
Mungkin dengan banyak kebahagiaan kita bisa jadi lebih baik Ma.
Cut to
69. INT. RUANG PERAWATAN GENTARI — PAGI
Gentari sedang memejamkan matanya, dan Putri duduk di dekatnya.
ERIKA
Gentari ....
GENTARI
Iya Ma.
Gentari tetap dalam posisi miring sambil memejamkan matanya.
ERIKA
Lagi pengen apa Gentari?
GENTARI
Pengen sekolah.
Erika mengelus rambut Gentari.
ERIKA
Nanti ya kalau udah baikan, makanya berobat.
PUTRI
Halah, mau sekolah atau mau ketemu Ayang? (Bercanda)
Gentari tidak menjawab. Erika menggeleng ke arah Putri sebagai isyarat.
RANDI
Emangnya Gentari punya pacar?
PUTRI
Punya dong, lo aja yang nggak tau.
RANDI
Ngapain sih pacaran, masih kecil juga.
GENTARI
Biar ada yang sayang sama aku.
Gentari berbicara dengan lirih.
RANDI
Ooh jadi maksud kamu kita nggak sayang sama kamu?
GENTARI
Kak Ben itu paket komplit bagi aku yang kurang perhatian dari papa sama kakak.
Semunya terdiam.
GENTARI
Setelah papa pergi, Kakak nggak jadi sosok laki-laki ibarat papa yang deket dan perhatian sama adiknya. Kakak nggak deket sama aku, Kakak nggak peduli sama aku, Kakak cuek.
Randi diam sambil terus memperhatikannya.
ERIKA
Kakak bukan nggak peduli sama kamu, tapi ...
GENTARI
Aku mau pulang, aku nggak mau di sini.
ERIKA
Coba buka matanya dulu, Nak. Dari tadi kamu nggak mau buka mata.
GENTARI
Lemes banget, Ma.
ERIKA
Iya, namanya aja sakit, makanya Mama bilang berobat, emangnya kamu mau diimpus terus, baring di rumah sakit terus, lemes terus. Kalau kamu berobat, mau kemoterapi, atau berbagai pengobatan anjuran dokter kamu pasti jadi lebih sehat.
GENTARI
Itu kan ke rumah sakit juga namanya.
ERIKA
Tapi kan kondisi kamu jadi lebih baik.
GENTARI
Dokter nggak ada bilang Ma berapa lama aku bakal bertahan?
ERIKA
Nggak, dia bilang kamu punya banyak waktu bahkan lebih banyak kalau kamu mau berobat.
GENTARI
Terus ini kapan pulangnya?
ERIKA
Nanti kalau kondisi kamu baikan kita bisa pulang.
Erika terus mengelus rambut Gentari.
Cut to
70. INT. RUANG KELAS — PAGI
Lia, Gita, dan Anggi duduk berhadapan di kursi mereka masing-masing.
GITA
Kita nggak pernah bisa ketemu Gentari, susah banget. Katanya dia nggak kemana-mana.
ANGGI
Kalau pagi ini aja gimana? Kita bolos aja, demi Gentari lho, masa kita nggak mau nyisain waktu kita buat dia.
LIA
Eh bentar ini ada story Kak Putri, kayaknya dia lagi di rumah sakit deh.
GITA
Tanyain.
Lia langsung mengetikkan pesan.
LIA
Ya Allah, tuh kan. Gentari masuk rumah sakit lagi. Dia pucat banget nih.
Lia menunjukkan foto yang dan chat yang dikirim Putri.
ANGGI
Kita emang nggak bisa kalau harus nunggu waktu kita kosong dulu, lebih baik sekarang ke rumah sakit aja deh. Tega banget kita.
LIA
Yaudah yuk.
GITA
Kita bawa tas aja kan biar nggak usah balik lagi?
LIA
Iya.
Cut to
71. INT. RUANG PERAWATAN GENTARI — PAGI
Lia, Gita, dan Anggi baru saja memasuki ruang perawatan Gentari.
Saat itu Gentari sedang makan dengan disuapi mamanya. Randi dan Putri masih berada di sana, duduk di sofa.
LIA
Permisi Tante.
Semua yang ada di sana langsung menoleh.
ERIKA
Tuh liat ada temen-temen kamu.
Mereka mendekat.
GITA
Hy Gentari, apa kabar?
Gentari tidak menjawab.
ERIKA
Semoga kabarnya selalu baik.
Lia memegang tangan Gentari.
LIA
Maafin gue ya Gentari, gue udah sok mau jagain lo, sok nyanggupi. Maafin aku Tante, nggak bisa jagain Gentari seperti janji aku.
GITA
Gue juga minta maaf, Tar.
ANGGI
Sama.
GITA
Maafin kita ya Gentari.
GENTARI
Dengan gue marah emang gue dapat apa? Atau kalau Mama gue marah, emangnya ini penyakit bisa menghilang?
Semua diam.
LIA
Tapi kita merasa nggak enak jadinya, merasa bersalah banget.
Gentari
Lebih nggak enakan gue, udah merasa sembuh, merasa bebas dan ternyata sakit gue makin parah.
GITA
Sembuh ya biar lo bisa bebas beneran.
Gentari tidak menjawab. Erika menyuapi bubur lagi ke Gentari.
GITA
Manja banget sih lo Gentari! Makan aja disuapin.
ERIKA
Dia emang yang paling manja ini, dari kecil. Mamanya nggak bisa apa-apa, pokoknya semua harus sama mamanya.
Erika tertawa sambil memperhatikan Gentari.
PUTRI
Iya, kita aja kadang ditelantarin.
ERIKA
Dari dalam perut udah manja, nggak bisa makan ini makan itu, banyak males-malesan.
Gentari
Ternyata aku nyusahin sejak dalam kandungannya ya?
ERIKA
Dia di sekolah gimana? Manja juga?
GITA
Beuh, bukan lagi Tante. Tante tau kadang-kadang Anggi kesel sama dia, gara-gara cowok sekelas atau selingkungan sekolah itu pada baik banget sama dia.
GENTARI
Namanya aja orang sekarat ya dibaikin.
ERIKA
Bukan sekarat Sayang, tapi kan kamu memang cantik.
ANGGI
Kadang-kadang kesel, Gentari ini kan manja terus dia kalau ngomong pelan banget lagi, ala-ala cewek genit gitu, nada suaranya manja banget, Astaghfirullah.
Anggi menggeram pada Gentari.
LIA
Kemaren Anggi kesel banget tau gara-gara cowok yang dia suka cuma negur Gentari, nggak dia.
ANGGI
Itu dulu, sekarang nggak! Cowok gue lebih ganteng dari dia!
ERIKA
Tuh denger jangan manja di sekolah.
Anggi
Gini tau Tante si Gentari. 'Iiih gue nggak mau gitu' (dengan suara memelas)
Gentari dan Erika tertawa pelan.
ANGGI
Terus gini lagi, 'Nggak ahk capek, kalian aja yang nonton pertandingannya. (dengan suara memelas) Mimik wajah dicemberut-cemberutin lagi. Ala-ala gemes gitu.
Anggi
Terus ada juga ke Kak Ben, kayaknya dia suka sama Kak Ben. Pernah keciduk di kantin, dia bisik-bisik di belakang, 'Nggak suka Kak, aku tadi sarapan banyak tau. Nggak usah pedes-pedes Kak, nanti sakit perut. Aku tu maunya tetep cantik dan imut.' Itu sih yang kedengeran sisanya nggak tau.
GITA
Kok lo nggak pernah cerita sih?
ANGGI
Itu menjelang kita ke pantai, gue mau carita eh lupa terus.
PUTRI
Hah? Sama-sama suka, bukannya mereka udah pacaran ya?
Lia, Anggi, dan Gita terkejut.
GENTARI
Maaf, hehehe ....
ANGGI
Duh gue mau pingsan, aduhh, tolong.
Anggi berlagak seperti akan pingsan.
LIA
Lo beneran Tar?
GITA
Lo beneran Tar?
GENTARI
Iya, udah tiga bulan yang lalu sih. Posisinya tu Mama nggak bolehin pacaran, dan bundanya Kak Ben juga, jadi ...
ANGGI
Backstreet?
Gentari mengangguk
ANGGI
Tuh kan, berarti mereka sering liat-liatan itu karna udah pacaran!
Gita
Ternyata lo diem-diem menusuk dari belakang juga ya, nggak sepolos yang kita kira.
LIA
Gue hampir suka tau sama Kak Ben, tapi gara-gara waktu itu mereka bilang Kak Ben selalu liatin lo, jadi gue mundur.
GENTARI
Eh, maaf.
LIA
Makanya jangan Backstreet Sayang! Ihh! Lo! Kalau gue sampai jatuh cinta beneran mampus lo!
Gentari tertawa pelan.
GENTARI
Mau ribuan orang pun yang jatuh cinta, kan tetap Gentari pawangnya.
PUTRI
Waduh! Nggak nyangka, Maaa.... Liat anak bungsu Mama ini, ya ampun. Rand, adek lo.
Anggi menepuk tangan sambil menggelengkan kepala.
Lia memegang jantungnya.
LIA
Merasa sad banget gue gara-gara lo.
GITA
Gentari, lo kayaknya merasa jadi pemilik tahta yaa....
Gentari tertawa. Erika ikut tertawa sambil menghapus air matanya.
GENTARI
Mama kenapa nangis?
Semua terdiam sambil memperhatikan Erika.
Erika menggenggam tangan Gentari. Lalu mengelusnya.
ERIKA
Mama seneng banget liat anak Mama ketawa bahagia gini. Semoga Mama diberi umur yang panjang untuk selalu bisa liat kalian ketawa dan bercanda bareng.
Hening sesaat.
ERIKA
Mau ya ngelakuin pengobatan rutin lagi, biar Mama bisa bahagia dalam waktu yang lama? Mama udah kehilangan orang yang paling Mama cintai setelah orang tua Mama, yaitu papa kamu. Mama nggak mau kehilangan kamu lagi.
Gentari diam.
ERIKA
Yok kita itung-itungan pembalasan budi, tolong dong balas budi mama yang udah mengandung kamu, melahirkan kamu, merawat kamu, memperjuangkan kamu, gantian yok. Sekarang balas budi Mama dengan mau berobat biar Mama terus bahagia. Nggak susah kok, kasih aja Mama kebahagiaan dengan itu aja udah cukup. Kamu capek berharap, Mama juga capek berharap. Mama mau kamu selalu ada di sisi Mama.
Suasana hening, tangisan dari masing-masing mulai terdengar.
GITA
Seenggaknya buat ekor duyung kita.
LIA
Seenggaknya untuk ngetawain gue kalau masih aja nangis karna kangen mantan.
ANGGI
Setidaknya buat dengerin nyinyirannya Gita kalau lagi muak sama kakak kelas.
PUTRI
Setidaknya untuk baju cople di acara lamaran, dan pernikahan Kakak.
RANDI
Setidaknya untuk Kakak bisa rajin bangun pagi buat nganter kamu, dan mulai berusaha jadi laki-laki setelah papa yang nyayangi kamu.
Gentari diam sejenak. Lalu ia meneteskan air mata, dan mengangguk.
Semua yang ada di sana tersenyum sambil nenghapus air mata masing-masing.