Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Menjelang Gentari Tenggelam
Suka
Favorit
Bagikan
8. #8 Setidaknya

65. INT. KAMAR ERIKA — MALAM

Gentari berada di kamar Erika dan sedang berusaha membangunkan Erika.

GENTARI

Maa, Mama .... Bangun.

Erika langsung terbangun.

ERIKA

Kenapa Gentari?

GENTARI

Dadaku nyeri Ma, sakit banget Ma.

Gentari langsung berbaring. Sedangkan Erika duduk.

ERIKA

Kamu udah minum obat, kan?

GENTARI

Udah Ma, tapi sakit, udah dua jam, aku udah ngusahain dari tadi, tapi malah makin sakit.

ERIKA

Ya Allah.

Erika mengambil HandPhone-nya dan menelpon seseorang.

ERIKA

Randi ayo kita antar Gentari ke rumah sakit, nggak sempet lagi kalau bangunin supir. Ayo cepetan.

Erika mematikan sambungan telephone.

ERIKA

Kenapa nggak bilang dari tadi?

Randi datang.

RANDI

Ayo Ma.

ERIKA

Bawa Gentari ke mobil.

Randi langsung mengangkat tubuh Gentari dan membawanya keluar kamar.


Cut to


66. INT. RUANG PERAWATAN GENTARI — MALAM

Gentari tertidur setelah diberi perawatan, dengan berbagai alat medis yang melekat di tubuhnya.

DOKTER

Nanti kalau dia kesadar biarin aja yaa, atau dia lanjut tidur nggak papa, tunggu aja Dokter Arif.

Erika mengangguk. Lalu dokter itu keluar dari ruangan itu.

Erika langsung duduk di kursi dekat brankar.

ERIKA

Entah kapan sembuhnya.

Erika menangis.

Lalu Putri serta Randi mendekatinya dan mengelus bahu Erika.

ERIKA

Kapan dia bisa istirahat dari berobat? Mama aja capek liatnya apalagi dia.

PUTRI

Mungkin itu sebabnya dia nggak mau berobat, Ma. Dia udah capek.

ERIKA

Tapi dia harus sembuh, Mama selalu berharap ada keajaiban, bisa nggak ada kesembuhan tanpa pengobatan? bisa nggak keajaiban itu datang ke dia?

PUTRI

Tapi Ma, di stadium 4 ini pengobatan pun lebih ke mempertahan waktu hidupnya aja bukan nyembuhin.

ERIKA

Coba aja penyakitnya bisa didonor, Mama siap didonorin.

RANDI

Tuhan itu adil, Ma. Kalau Mama yang ngalamin kayak Gentari terus gimana nasib tiga anak Mama, hebatnya Mama dalam ngurusin Gentari nggak akan sebanding sama kita bertiga.

Erika semakin menangis.


Cut to


67. INT. RUANGAN DOKTER ARIF — PAGI

Erika duduk di hadapan Dokter Arif.

DOKTER ARIF

Keadaan Gentari memang bakalan semakin memburuk hari ke hari, sampai nanti akhirnya penyakit itu jauh lebih kuat dari dia, dan ...

Randi menggenggam tangan Erika.

DOKTER ARIF

Memang untuk stadium 4 udah sulit disembuhkan, bahkan memang nggak sembuh. Tapi kalau dia mau kemoterapi, atau yang lainnya, paling tidak memperpanjang masa hidupnya. Tapi itu kembali lagi ke takdir, bisa aja usianya bisa lebih lama atau yang kita pikir dengan pengobatan bisa membantu malah nggak berhasil juga. Ya kalau bisa harus berobat.

Erika masih saja diam.

DOKTER ARIF

Gentari ini termasuk kuat, udah berapa lama kanker bersarang di tubuhnya. Bahkan dari stadium awal aja kita udah tau dan udah diobati, operasi, kemoterapi, dan berbagai bentuk pengobatan. Belum bisa dinyatain sembuh, kankernya meningkat lagi. Kadang mungkin kita sebagai dokter merasa gagal apalagi sebagai orang tua, pasti nyalahin pengobatan. Tapi gimana lagi kalau memang itu udah jalannya, kita nggak punya kuasa untuk ngehentiinnya.

ERIKA

Kalau dia masih nggak mau berobat gimana?

Dokter Arif menghela nafas pelan.

DOKTER ARIF

Tugas dokter memang mengobati, tapi kalau si pasien yang nggak mau diobati ya kita juga nggak bisa apa-apa. Kalau dia masih mau sembuh dan hidup lebih lama dia yang juga harus usaha.

Erika hanya diam.

DOKTER ARIF

Saran saya, lebih banyak kasih kebahagiaan, karena mungkin dengan hati yang bahagia, kehidupan yang nyaman setidaknya bisa buat dia merasa lebih baik dan bisa lebih semangat lagi. Apa yang dia mau, coba turuti atau apa yang coba mau dia penuhi tapi selama ini nggak terwujud.


Cut to

68. EXT. KORIDOR RUMAH SAKIT — PAGI

Randi dan Erika berjalan di koridor.

Erika menghapus air matanya.

ERIKA

Dokter ngomong gitu seolah lagi ngadepin orang disisa hidupnya.

RANDI

Mungkin dengan banyak kebahagiaan kita bisa jadi lebih baik Ma.


Cut to

69. INT. RUANG PERAWATAN GENTARI — PAGI

Gentari sedang memejamkan matanya, dan Putri duduk di dekatnya.

ERIKA

Gentari ....

GENTARI

Iya Ma.

Gentari tetap dalam posisi miring sambil memejamkan matanya.

ERIKA

Lagi pengen apa Gentari?

GENTARI

Pengen sekolah.

Erika mengelus rambut Gentari.

ERIKA

Nanti ya kalau udah baikan, makanya berobat.

PUTRI

Halah, mau sekolah atau mau ketemu Ayang? (Bercanda)

Gentari tidak menjawab. Erika menggeleng ke arah Putri sebagai isyarat.

RANDI

Emangnya Gentari punya pacar?

PUTRI

Punya dong, lo aja yang nggak tau.

RANDI

Ngapain sih pacaran, masih kecil juga.

GENTARI

Biar ada yang sayang sama aku.

Gentari berbicara dengan lirih.

RANDI

Ooh jadi maksud kamu kita nggak sayang sama kamu?

GENTARI

Kak Ben itu paket komplit bagi aku yang kurang perhatian dari papa sama kakak.

Semunya terdiam.

GENTARI

Setelah papa pergi, Kakak nggak jadi sosok laki-laki ibarat papa yang deket dan perhatian sama adiknya. Kakak nggak deket sama aku, Kakak nggak peduli sama aku, Kakak cuek.

Randi diam sambil terus memperhatikannya.

ERIKA

Kakak bukan nggak peduli sama kamu, tapi ...

GENTARI

Aku mau pulang, aku nggak mau di sini.

ERIKA

Coba buka matanya dulu, Nak. Dari tadi kamu nggak mau buka mata.

GENTARI

Lemes banget, Ma.

ERIKA

Iya, namanya aja sakit, makanya Mama bilang berobat, emangnya kamu mau diimpus terus, baring di rumah sakit terus, lemes terus. Kalau kamu berobat, mau kemoterapi, atau berbagai pengobatan anjuran dokter kamu pasti jadi lebih sehat.

GENTARI

Itu kan ke rumah sakit juga namanya.

ERIKA

Tapi kan kondisi kamu jadi lebih baik.

GENTARI

Dokter nggak ada bilang Ma berapa lama aku bakal bertahan?

ERIKA

Nggak, dia bilang kamu punya banyak waktu bahkan lebih banyak kalau kamu mau berobat.

GENTARI

Terus ini kapan pulangnya?

ERIKA

Nanti kalau kondisi kamu baikan kita bisa pulang.

Erika terus mengelus rambut Gentari.


Cut to


70. INT. RUANG KELAS — PAGI

Lia, Gita, dan Anggi duduk berhadapan di kursi mereka masing-masing.

GITA

Kita nggak pernah bisa ketemu Gentari, susah banget. Katanya dia nggak kemana-mana.

ANGGI

Kalau pagi ini aja gimana? Kita bolos aja, demi Gentari lho, masa kita nggak mau nyisain waktu kita buat dia.

LIA

Eh bentar ini ada story Kak Putri, kayaknya dia lagi di rumah sakit deh.

GITA

Tanyain.

Lia langsung mengetikkan pesan.

LIA

Ya Allah, tuh kan. Gentari masuk rumah sakit lagi. Dia pucat banget nih.

Lia menunjukkan foto yang dan chat yang dikirim Putri.

ANGGI

Kita emang nggak bisa kalau harus nunggu waktu kita kosong dulu, lebih baik sekarang ke rumah sakit aja deh. Tega banget kita.

LIA

Yaudah yuk.

GITA

Kita bawa tas aja kan biar nggak usah balik lagi?

LIA

Iya.


Cut to


71. INT. RUANG PERAWATAN GENTARI — PAGI

Lia, Gita, dan Anggi baru saja memasuki ruang perawatan Gentari.

Saat itu Gentari sedang makan dengan disuapi mamanya. Randi dan Putri masih berada di sana, duduk di sofa.

LIA

Permisi Tante.

Semua yang ada di sana langsung menoleh.

ERIKA

Tuh liat ada temen-temen kamu.

Mereka mendekat.

GITA

Hy Gentari, apa kabar?

Gentari tidak menjawab.

ERIKA

Semoga kabarnya selalu baik.

Lia memegang tangan Gentari.

LIA

Maafin gue ya Gentari, gue udah sok mau jagain lo, sok nyanggupi. Maafin aku Tante, nggak bisa jagain Gentari seperti janji aku.

GITA

Gue juga minta maaf, Tar.

ANGGI

Sama.

GITA

Maafin kita ya Gentari.

GENTARI

Dengan gue marah emang gue dapat apa? Atau kalau Mama gue marah, emangnya ini penyakit bisa menghilang?

Semua diam.

LIA

Tapi kita merasa nggak enak jadinya, merasa bersalah banget.

Gentari

Lebih nggak enakan gue, udah merasa sembuh, merasa bebas dan ternyata sakit gue makin parah.

GITA

Sembuh ya biar lo bisa bebas beneran.

Gentari tidak menjawab. Erika menyuapi bubur lagi ke Gentari.

GITA

Manja banget sih lo Gentari! Makan aja disuapin.

ERIKA

Dia emang yang paling manja ini, dari kecil. Mamanya nggak bisa apa-apa, pokoknya semua harus sama mamanya.

Erika tertawa sambil memperhatikan Gentari.

PUTRI

Iya, kita aja kadang ditelantarin.

ERIKA

Dari dalam perut udah manja, nggak bisa makan ini makan itu, banyak males-malesan.

Gentari

Ternyata aku nyusahin sejak dalam kandungannya ya?

ERIKA

Dia di sekolah gimana? Manja juga?

GITA

Beuh, bukan lagi Tante. Tante tau kadang-kadang Anggi kesel sama dia, gara-gara cowok sekelas atau selingkungan sekolah itu pada baik banget sama dia.

GENTARI

Namanya aja orang sekarat ya dibaikin.

ERIKA

Bukan sekarat Sayang, tapi kan kamu memang cantik.

ANGGI

Kadang-kadang kesel, Gentari ini kan manja terus dia kalau ngomong pelan banget lagi, ala-ala cewek genit gitu, nada suaranya manja banget, Astaghfirullah.

Anggi menggeram pada Gentari.

LIA

Kemaren Anggi kesel banget tau gara-gara cowok yang dia suka cuma negur Gentari, nggak dia.

ANGGI

Itu dulu, sekarang nggak! Cowok gue lebih ganteng dari dia!

ERIKA

Tuh denger jangan manja di sekolah.

Anggi

Gini tau Tante si Gentari. 'Iiih gue nggak mau gitu' (dengan suara memelas)

Gentari dan Erika tertawa pelan.

ANGGI

Terus gini lagi, 'Nggak ahk capek, kalian aja yang nonton pertandingannya. (dengan suara memelas) Mimik wajah dicemberut-cemberutin lagi. Ala-ala gemes gitu.

Anggi

Terus ada juga ke Kak Ben, kayaknya dia suka sama Kak Ben. Pernah keciduk di kantin, dia bisik-bisik di belakang, 'Nggak suka Kak, aku tadi sarapan banyak tau. Nggak usah pedes-pedes Kak, nanti sakit perut. Aku tu maunya tetep cantik dan imut.' Itu sih yang kedengeran sisanya nggak tau.

GITA

Kok lo nggak pernah cerita sih?

ANGGI

Itu menjelang kita ke pantai, gue mau carita eh lupa terus.

PUTRI

Hah? Sama-sama suka, bukannya mereka udah pacaran ya?

Lia, Anggi, dan Gita terkejut.

GENTARI

Maaf, hehehe ....

ANGGI

Duh gue mau pingsan, aduhh, tolong.

Anggi berlagak seperti akan pingsan.

LIA

Lo beneran Tar?

GITA

Lo beneran Tar?

GENTARI

Iya, udah tiga bulan yang lalu sih. Posisinya tu Mama nggak bolehin pacaran, dan bundanya Kak Ben juga, jadi ...

ANGGI

Backstreet?

Gentari mengangguk

ANGGI

Tuh kan, berarti mereka sering liat-liatan itu karna udah pacaran!

Gita

Ternyata lo diem-diem menusuk dari belakang juga ya, nggak sepolos yang kita kira.

LIA

Gue hampir suka tau sama Kak Ben, tapi gara-gara waktu itu mereka bilang Kak Ben selalu liatin lo, jadi gue mundur.

GENTARI

Eh, maaf.

LIA

Makanya jangan Backstreet Sayang! Ihh! Lo! Kalau gue sampai jatuh cinta beneran mampus lo!

Gentari tertawa pelan.

GENTARI

Mau ribuan orang pun yang jatuh cinta, kan tetap Gentari pawangnya.

PUTRI

Waduh! Nggak nyangka, Maaa.... Liat anak bungsu Mama ini, ya ampun. Rand, adek lo.

Anggi menepuk tangan sambil menggelengkan kepala.

Lia memegang jantungnya.

LIA

Merasa sad banget gue gara-gara lo.

GITA

Gentari, lo kayaknya merasa jadi pemilik tahta yaa....

Gentari tertawa. Erika ikut tertawa sambil menghapus air matanya.

GENTARI

Mama kenapa nangis?

Semua terdiam sambil memperhatikan Erika.

Erika menggenggam tangan Gentari. Lalu mengelusnya.

ERIKA

Mama seneng banget liat anak Mama ketawa bahagia gini. Semoga Mama diberi umur yang panjang untuk selalu bisa liat kalian ketawa dan bercanda bareng.

Hening sesaat.

ERIKA

Mau ya ngelakuin pengobatan rutin lagi, biar Mama bisa bahagia dalam waktu yang lama? Mama udah kehilangan orang yang paling Mama cintai setelah orang tua Mama, yaitu papa kamu. Mama nggak mau kehilangan kamu lagi.

Gentari diam.

ERIKA

Yok kita itung-itungan pembalasan budi, tolong dong balas budi mama yang udah mengandung kamu, melahirkan kamu, merawat kamu, memperjuangkan kamu, gantian yok. Sekarang balas budi Mama dengan mau berobat biar Mama terus bahagia. Nggak susah kok, kasih aja Mama kebahagiaan dengan itu aja udah cukup. Kamu capek berharap, Mama juga capek berharap. Mama mau kamu selalu ada di sisi Mama.

Suasana hening, tangisan dari masing-masing mulai terdengar.

GITA

Seenggaknya buat ekor duyung kita.

LIA

Seenggaknya untuk ngetawain gue kalau masih aja nangis karna kangen mantan.

ANGGI

Setidaknya buat dengerin nyinyirannya Gita kalau lagi muak sama kakak kelas.

PUTRI

Setidaknya untuk baju cople di acara lamaran, dan pernikahan Kakak.

RANDI

Setidaknya untuk Kakak bisa rajin bangun pagi buat nganter kamu, dan mulai berusaha jadi laki-laki setelah papa yang nyayangi kamu.

Gentari diam sejenak. Lalu ia meneteskan air mata, dan mengangguk.

Semua yang ada di sana tersenyum sambil nenghapus air mata masing-masing.







Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar