Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Menjelang Gentari Tenggelam
Suka
Favorit
Bagikan
16. #16 Ratu Penyakit

141. INT. RUANG MAKAN — PAGI

Gentari datang bersamaan dengan Randi ke ruang makan di mana ada Putri dan Erika yang sedang menyiapkan makanan.

ERIKA

Tetap mau sekolah, Gentari?

GENTARI

Sebenarnya aku nggak capek, Ma. Malahan ini lebih baik dari pada aku di rumah doang, di rumah baring-baring aja. Tapi di sekolah bisa cuci mata.

PUTRI

Iya, liat pacar.

GENTARI

Enggak. Kita jarang ketemu kok.

PUTRI

Cie-cie.

Gentari duduk.

RANDI

Anak-anak lain tau kalau kalian pacaran?

GENTARI

Mungkin ada yang tau ada juga yang nggak. Nggak pernah pacaran kayak orang-orang lain kok yang kemana-mana berdua.

PUTRI

Cie-cie.

GENTARI

Ihh Kak!

ERIKA

Besok kamu ke rumah sakit lagi untuk cek, jadi jangan terlalu capek ya.

Gentari mengangguk.


Cut to

141. INT. RUANG KELAS — SIANG

Gentari meletakkan botol minumnya yang kosong di atas meja.

GENTARI

Air minum gue habis, ada yang mau nemenin beli?

LIA

Kalau lo tinggal aja nggak usah ke kantin pun gue mau.

ANGGI

Sama gue?

GITA

Kita bertiga?

GENTARI

Nggak usah deh, berdua aja sama Lia.

Anggi dan Gita mengangguk setuju.

Lalu Gentari dan Lia berjalan keluar kelas.


Cut to

142. INT. KANTIN — SIANG

Di kantin saat ini sedang ramai-ramainya.

LIA

Ih rame tuh, gue aja yang beli ya.

GENTARI

Gue nggak papa. Gue aja, ikutan ngantri.

LIA

Lo selalu aja nolak.

GENTARI

Cuma antri dikit itu.

LIA

Yaudah gue tunggu di sini.

GENTARI

Oke.

Gentari langsung berjalan menuju kerumunan.

Gentari berada di paling belakang.

KAKAK KELAS

Eh Gentari. Mau beli yaa?

Gentari mengangguk.

KAKAK KELAS

Yaudah kamu aja duluan.

GENTARI

Eh nggak Kak, aku di belakang aja nggak papa.

KAKAK KELAS

Nggak! Duluan aja, kamu mungkin lebih butuh, duluan aja.

GENTARI

Enggak Kak, kita kan sam-

KAKAK KELAS

Woi minggir woii, Gentari mau beli, bentar aja.

GENTARI

Eh!

Semua kerumunan memberikan ia tempat.

TEMAN LAIN

Duluan.

Gentari berjalan dengan kikuk lalu memesan air putih setelah itu kembali.

GENTARI

Makasih ya semuanya.

SISWA

Jaga kesehatan Tar.

SISWI

Banyak-banyakin taubat.

Gentari cemberut menghampiri Lia, lalu mereka berjalan pergi dari sana.

LIA

Asyik, udah kayak ratu atau ala-ala cewek favorite.

GENTARI

Gue nggak suka tau digituin. Ratu penyakit iya.

Lia tersenyum sambil memandang ke depan.

LIA

Pasti sembuh kok.



Cut to

143. INT. PERPUSTAKAAN — SORE

Gita, Anggi, Lia dan Gentari mengelilingi rak perpustakaan untuk mencari sebuah buku.

Saat itu Ben ada di sana dan duduk di salah satu kursi.

BEN

Cari buku apa Gentari? Biar aku cariin, nanti capek.

LIA

Udahlah gue pergi aja.

Lia yang ada di sana langsung pergi.

Gentari duduk di samping Ben.

BEN

Cari buku apa?

GENTARI

Sejarah.

BEN

Mau dicariin?

GENTARI

Nggak ahk, aku mau cari sendiri aja, tapi sekarang mau duduk istirahat.

BEN

Nanti kubantu cari. Oh iya, nanti sore ada pertandingan basket, sekolah kita sama sekolah lain, ada tim ceweknya juga. Mau liat nggak?

GENTARI

Kalau temen-temen aku mau, boleh. Tapi Mama boleh nggak ya?

BEN

Kalau mereka nggak, yaudah sama aku aja. Gimana keadaan kamu hari ini, kalau perlu istirahat atau harus ngelakuin sesuatu jangan dipaksain.

GENTARI

Pengen liat. Aku bilang Mama deh.

Ben mengangguk.

Lalu Riana datang memantau mereka.

RIANA

Kak.

Gentari dan Ben melihatnya.


Cut to

144. INT. KELAS — SORE

Gentari melepaskan HandPhone dari telinganya.

GITA

Gimana? Boleh?

GENTARI

Boleh, tapi ....


Cut to

145. INT. LAPANGAN BASKET — SORE

Gentari dan ketiga temanya duduk di kursi paling atas, di sebelah kiri Gentari, Randi yang mengisi kursi itu.

Gentari memperhatikan Randi yang terlihat sangat antusias dengan pertandingan itu.

Gentari menghela nafas pelan lalu bersandar.

RANDI

Oh itu kan pacar kamu?

Randi menunjuk Ben.

GENTARI

Hemm ....

RANDI

Dia main juga, kan?

GENTARI

Hemm.

RANDI

Kamu kalau mau tidur dan bisa tidur nyender aja sama Kakak sini. Kamu mau liat dia main, kan?

GENTARI

Hemm.

Gentari menguap lalu bersandar pada bahu Randi.

RANDI
Seru nih yang cewek, cantik-cantik lagi, pasti idola sekolah semua. Jadi jangan ngajak pulang dulu ya ....

GENTARI

Iya.

Gentari fokus pada tim wanita yang disebut oleh Randi.


Cut to

146. INT. KAMAR PUTRI — MALAM

Erika membereskan barang-barang Putri yang berada di atas kasur, sementara Putri sudah ketiduran.


Cut to

147. INT. RUANG TAMU. RUMAH BEN — MALAM

Riana dan Bunda melipat tangan di dada sambil duduk memandang Ben yang berdiri di depan mereka.

BUNDA

Kan udah Bunda bilang nggak boleh pacaran.

RIANA

Pacarnya stadium 4 kanker paru-paru lagi.

BEN

Diem Riana!

BUNDA

Kamu yang diem!

BEN

Bun, kita pacarannya nggak berlebihan kok. Bahkan jarang ketemu.

BUNDA

Minimal apa Riana?

RIANA

Pegangan tangan!

BUNDA

Udah pernah pegangan tangan?

BEN

Udah, jarang kok.

RIANA

Kan tetep dosa!

BUNDA

Pacar kamu itu udah stadium 4, nggak ada yang ngedo'ain yang nggak baik, tapi apa salahnya dia berusaha menghindari dosa. Lagian jauh dari dosa memang seharusnya dilakuin, termasuk kamu. Udah Bunda bilang jangan pacaran, nanti orang tua kamu dipertanyakan sama Allah tentang cara mendidik kamu. Apa karena cinta kamu lupa sama hal itu?

Ben hanya diam.

BUNDA

Putusin pacar kamu, secepatnya. Kalau bukan kamu yang putusin Bunda yang datengin dia dan jelasin semuanya.

RIANA

Tuh denger!

BUNDA

Kamu juga Riana, tolong jangan melumrahkan pacaran, kita punya larangan yang jangan dilanggar. Biarlah dunia mau seruntuh apa, tapi perintah dan larangan Tuhan nggak akan ada perubahannya.


Cut to

148. INT. RUANGAN DOKTER ARIF — PAGI

DOKTER ARIF

Kalau sekarang ya pastinya belum terlalu nampak, ya kambuh pasti ada, dan nanti terapi lagi, minum obat lagi, semua aturan dan larangan bener-bener harus diterapin. Gentari kalau bisa jangan terlalu capek ya? Karena ini waktunya istirahat. Tapi kalau diliat dari hasil pemeriksaan cukup bagus kok.

Gentari melamun.


Cut to




Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar