141. INT. RUANG MAKAN — PAGI
Gentari datang bersamaan dengan Randi ke ruang makan di mana ada Putri dan Erika yang sedang menyiapkan makanan.
ERIKA
Tetap mau sekolah, Gentari?
GENTARI
Sebenarnya aku nggak capek, Ma. Malahan ini lebih baik dari pada aku di rumah doang, di rumah baring-baring aja. Tapi di sekolah bisa cuci mata.
PUTRI
Iya, liat pacar.
GENTARI
Enggak. Kita jarang ketemu kok.
PUTRI
Cie-cie.
Gentari duduk.
RANDI
Anak-anak lain tau kalau kalian pacaran?
GENTARI
Mungkin ada yang tau ada juga yang nggak. Nggak pernah pacaran kayak orang-orang lain kok yang kemana-mana berdua.
PUTRI
Cie-cie.
GENTARI
Ihh Kak!
ERIKA
Besok kamu ke rumah sakit lagi untuk cek, jadi jangan terlalu capek ya.
Gentari mengangguk.
Cut to
141. INT. RUANG KELAS — SIANG
Gentari meletakkan botol minumnya yang kosong di atas meja.
GENTARI
Air minum gue habis, ada yang mau nemenin beli?
LIA
Kalau lo tinggal aja nggak usah ke kantin pun gue mau.
ANGGI
Sama gue?
GITA
Kita bertiga?
GENTARI
Nggak usah deh, berdua aja sama Lia.
Anggi dan Gita mengangguk setuju.
Lalu Gentari dan Lia berjalan keluar kelas.
Cut to
142. INT. KANTIN — SIANG
Di kantin saat ini sedang ramai-ramainya.
LIA
Ih rame tuh, gue aja yang beli ya.
GENTARI
Gue nggak papa. Gue aja, ikutan ngantri.
LIA
Lo selalu aja nolak.
GENTARI
Cuma antri dikit itu.
LIA
Yaudah gue tunggu di sini.
GENTARI
Oke.
Gentari langsung berjalan menuju kerumunan.
Gentari berada di paling belakang.
KAKAK KELAS
Eh Gentari. Mau beli yaa?
Gentari mengangguk.
KAKAK KELAS
Yaudah kamu aja duluan.
GENTARI
Eh nggak Kak, aku di belakang aja nggak papa.
KAKAK KELAS
Nggak! Duluan aja, kamu mungkin lebih butuh, duluan aja.
GENTARI
Enggak Kak, kita kan sam-
KAKAK KELAS
Woi minggir woii, Gentari mau beli, bentar aja.
GENTARI
Eh!
Semua kerumunan memberikan ia tempat.
TEMAN LAIN
Duluan.
Gentari berjalan dengan kikuk lalu memesan air putih setelah itu kembali.
GENTARI
Makasih ya semuanya.
SISWA
Jaga kesehatan Tar.
SISWI
Banyak-banyakin taubat.
Gentari cemberut menghampiri Lia, lalu mereka berjalan pergi dari sana.
LIA
Asyik, udah kayak ratu atau ala-ala cewek favorite.
GENTARI
Gue nggak suka tau digituin. Ratu penyakit iya.
Lia tersenyum sambil memandang ke depan.
LIA
Pasti sembuh kok.
Cut to
143. INT. PERPUSTAKAAN — SORE
Gita, Anggi, Lia dan Gentari mengelilingi rak perpustakaan untuk mencari sebuah buku.
Saat itu Ben ada di sana dan duduk di salah satu kursi.
BEN
Cari buku apa Gentari? Biar aku cariin, nanti capek.
LIA
Udahlah gue pergi aja.
Lia yang ada di sana langsung pergi.
Gentari duduk di samping Ben.
BEN
Cari buku apa?
GENTARI
Sejarah.
BEN
Mau dicariin?
GENTARI
Nggak ahk, aku mau cari sendiri aja, tapi sekarang mau duduk istirahat.
BEN
Nanti kubantu cari. Oh iya, nanti sore ada pertandingan basket, sekolah kita sama sekolah lain, ada tim ceweknya juga. Mau liat nggak?
GENTARI
Kalau temen-temen aku mau, boleh. Tapi Mama boleh nggak ya?
BEN
Kalau mereka nggak, yaudah sama aku aja. Gimana keadaan kamu hari ini, kalau perlu istirahat atau harus ngelakuin sesuatu jangan dipaksain.
GENTARI
Pengen liat. Aku bilang Mama deh.
Ben mengangguk.
Lalu Riana datang memantau mereka.
RIANA
Kak.
Gentari dan Ben melihatnya.
Cut to
144. INT. KELAS — SORE
Gentari melepaskan HandPhone dari telinganya.
GITA
Gimana? Boleh?
GENTARI
Boleh, tapi ....
Cut to
145. INT. LAPANGAN BASKET — SORE
Gentari dan ketiga temanya duduk di kursi paling atas, di sebelah kiri Gentari, Randi yang mengisi kursi itu.
Gentari memperhatikan Randi yang terlihat sangat antusias dengan pertandingan itu.
Gentari menghela nafas pelan lalu bersandar.
RANDI
Oh itu kan pacar kamu?
Randi menunjuk Ben.
GENTARI
Hemm ....
RANDI
Dia main juga, kan?
GENTARI
Hemm.
RANDI
Kamu kalau mau tidur dan bisa tidur nyender aja sama Kakak sini. Kamu mau liat dia main, kan?
GENTARI
Hemm.
Gentari menguap lalu bersandar pada bahu Randi.
RANDI
Seru nih yang cewek, cantik-cantik lagi, pasti idola sekolah semua. Jadi jangan ngajak pulang dulu ya ....
GENTARI
Iya.
Gentari fokus pada tim wanita yang disebut oleh Randi.
Cut to
146. INT. KAMAR PUTRI — MALAM
Erika membereskan barang-barang Putri yang berada di atas kasur, sementara Putri sudah ketiduran.
Cut to
147. INT. RUANG TAMU. RUMAH BEN — MALAM
Riana dan Bunda melipat tangan di dada sambil duduk memandang Ben yang berdiri di depan mereka.
BUNDA
Kan udah Bunda bilang nggak boleh pacaran.
RIANA
Pacarnya stadium 4 kanker paru-paru lagi.
BEN
Diem Riana!
BUNDA
Kamu yang diem!
BEN
Bun, kita pacarannya nggak berlebihan kok. Bahkan jarang ketemu.
BUNDA
Minimal apa Riana?
RIANA
Pegangan tangan!
BUNDA
Udah pernah pegangan tangan?
BEN
Udah, jarang kok.
RIANA
Kan tetep dosa!
BUNDA
Pacar kamu itu udah stadium 4, nggak ada yang ngedo'ain yang nggak baik, tapi apa salahnya dia berusaha menghindari dosa. Lagian jauh dari dosa memang seharusnya dilakuin, termasuk kamu. Udah Bunda bilang jangan pacaran, nanti orang tua kamu dipertanyakan sama Allah tentang cara mendidik kamu. Apa karena cinta kamu lupa sama hal itu?
Ben hanya diam.
BUNDA
Putusin pacar kamu, secepatnya. Kalau bukan kamu yang putusin Bunda yang datengin dia dan jelasin semuanya.
RIANA
Tuh denger!
BUNDA
Kamu juga Riana, tolong jangan melumrahkan pacaran, kita punya larangan yang jangan dilanggar. Biarlah dunia mau seruntuh apa, tapi perintah dan larangan Tuhan nggak akan ada perubahannya.
Cut to
148. INT. RUANGAN DOKTER ARIF — PAGI
DOKTER ARIF
Kalau sekarang ya pastinya belum terlalu nampak, ya kambuh pasti ada, dan nanti terapi lagi, minum obat lagi, semua aturan dan larangan bener-bener harus diterapin. Gentari kalau bisa jangan terlalu capek ya? Karena ini waktunya istirahat. Tapi kalau diliat dari hasil pemeriksaan cukup bagus kok.
Gentari melamun.
Cut to