Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
FADE IN:
138. INT. RUMAH ADIGUNA / RUANG TAMU – SIANG
HANA
(V.O.)
Sepanjang di rumah kuhabiskan waktu saling mengirim kabar dengan Yumi-chan melalui email. Dia juga tidak menyangka dan turut bersedih atas kejadian yang menimpa diriku. Kami pun melakukan video call dan saling melepas kangen. Yumi mengatakan bahwa dia ingin sekali menemuiku disini dan memelukku erat. Yumi, kamu tidak berubah. Kamu tetaplah Yumi-chan yang aku kenal. Kamu lah teman pertamaku yang selalu mendukungku di kala susah dan senang. Aku bahagia sekali sudah mengenalmu dan menjadi temanmu. Selamanya kita akan tetap mendukung satu sama lain ya.
CUT TO:
139. EXT. GERBANG SEKOLAH / TEMPAT PARKIR SEKOLAH – PAGI
HANA
(V.O.)
Pada akhirnya hari itu tiba juga. Hari dimana aku kembali ke sekolah yang aku cintai. Tidak hanya sekolah saja. Aku juga begitu merindukan sosok teman-teman di sekolah. Terutama Zuna, Reta, dan Kusniyah. Tetapi apa daya mungkin aku tidak bisa mengobrol lagi atau bahkan merangkul salah satu sahabatku itu, Zuna. Benar tebakanku. Papa, mama dan kak Haru sudah lama menyembunyikan hal itu cukup lama. Aku malah mengetahuinya secara langsung melalui kak Zeno. Bagaimanapun juga Zuna itu teman terdekatku. Aku tidak tahan jika harus sengaja menghindarinya. Sebelum berangkat ke sekolah, mama memberikan pesan padaku untuk tidak lagi memiliki hubungan dengan Zuna. Seperti yang Zeno katakan sebelumnya, kedua orang tua ku dan Zuna telah menandatangani surat perjanjian hitam di atas putih yang berisikan tidak adanya lagi kontak antara pelaku dengan korban. Menurut papa itu adalah jalan terbaik untuk kami berdua. Bukan. Menurutku itu hanyalah diperuntukkan sebagai jalan terbaik untukku.
HARU
(memanggil)
Hana pun tersadar dari lamunannya. Hana baru menyadari kendaraan yang ia kendarai dengan Haru sudah sampai di parkiran sekolah. Dengan segera Hana turun dari motor. Tidak disangka Kusniyah dan Reta sudah berada disampingnya. Mereka berdua menyambut Hana dengan senyum merekah.
RETA DAN KUSNIYAH
(serempak)
HANA
(terkejut)
RETA
(sembari menunjukkan kelima jarinya di depan wajah Hana)
HANA
(V.O.)
RETA
(cemas)
Hana menggelengkan kepala dengan mantap.
HANA
(tersenyum)
HARU
(tergesa-gesa)
Tanpa mendengar apa yang ingin Hana katakan, Haru sudah bergegas pergi. Reta menggandeng lengan kanan Hana dan Kusniyah menggandeng lengan kirinya. Mereka pun berjalan beriringan.
KUSNIYAH
(penasaran)
Punggung Kusniyah langsung digeplak Reta. Hana tahu tatapan Reta mengatakan bahwa Kusniyah tidak harus bertanya hal yang sensitif seperti tentang warna rambutnya.
HANA
(tertawa kecil)
KUSNIYAH
(gemas)
RETA
(memberitahu sambil tersenyum)
Langkah Hana pun terhenti. Dia langsung memeluk kedua temannya. Rasa syukur yang tiada tara ia teriakkan dalam lubuk hatinya yang terdalam. Hana tidak pernah menyangka bisa memiliki kebahagiaan sebesar ini. Tanpa sadar ia menitikkan beberapa bulir air mata.
RETA
(menghapus air mata yang mengalir di pipi Hana)
140. INT. RUANG KELAS X-1 – PAGI
Mereka pun kembali berjalan bersama hingga memasuki ruangan kelas. Teman-teman menyambut Hana dengan tangan terbuka. Mereka tampak begitu senang sekali melihat kehadiran Hana kembali. Namun ia tidak melihat keberadaan Zeno. Reta dan Kusniyah mengantarkan Hana di bangku dimana dia dan Zuna duduk. Tetapi hari ini terasa lain. Sekarang disamping Hana ada tas Haru. Secara spontan matanya mengarah ke tempat dimana bangku Haru yang dulu. Benar saja! Hana melihat keberadaan Zuna disana. Dia duduk bersama dengan Zeno.
HANA
(V.O.)
Kenapa mereka berdua duduk di bangku pojok paling belakang? Padahal kan Zeno biasanya duduk di bangku paling depan karena ia terbiasa fokus dengan penjelasan guru di depan kelas. Apalagi penglihatannya kan juga kurang baik. Lalu kenapa Zuna yang kini duduk disana? Apakah semua ini karena salahku? Musibah yang aku alami ini malah membuat keadaan kedua teman terdekatku menjadi berubah total.
Hana bisa melihat keduanya kini tengah menatapnya dengan tersenyum. Namun ia bisa melihat kesedihan masih tersisa dari wajah mereka. Hana memberanikan diri untuk melambaikan tangan sembari tersenyum. Zeno dan Zuna membalas lambaiannya. Hana agak terkejut karena Zuna mengatakan sesuatu dengan hanya menggerakkan bibirnya dengan perlahan.
ZUNA
(bibirnya bergerak tanpa bersuara)
Hana menganggukkan kepala dengan tersenyum tulus.
RETA
(riang)
HANA
(penasaran)
KUSNIYAH
(nyeletuk)
RETA
(menggeplak punggung Kusniyah lagi)
Hana tertawa kecil melihat kepolosan Kusniyah.
HANA
(sambil terkekeh)
RETA
(sambil mengerlingkan matanya)
CUT TO:
141. INT. KANTIN – PAGI
Saat bel istirahat berbunyi, Reta dan Kusniyah segera menyeret Hana menuju kantin. Hana pun hanya pasrah menerima kejutan apa yang akan diberikan oleh mereka. Rasa penasaran mengalahkan segalanya. Kedua matanya ditutup oleh kedua tangan Kusniyah sesaat setelah mereka terus berjalan memasuki aula kantin. Terdengar suara kasak-kusuk, seakan-akan seperti ada banyak orang di sekeliling. Langkah Hana terhenti mengikuti Kusniyah yang menghentikan langkahnya. Kusniyah mulai membuka kedua tangannya. Sinar cahaya mulai menerangi matanya. Hana agak terkejut melihat Haru, Iwan, Ridwan, dan Eldo berada dihadapannya. Mereka berdiri dengan memegang alat musik masing-masing. Beberapa siswa lainnya tepuk tangan dengan meriah di barisan sebelah kanan-kiri mereka.
HARU
(menunjuk Hana dengan tatapan teduh)
Alunan musik mulai terdengar. Haru menutup matanya beberapa detik seakan-akan ia telah meresapi lagunya. Sepatunya mengetuk-ngetuk di lantai mengikuti irama yang dimainkan oleh anggota band-nya. Semua siswa yang berada disana bersorak seketika. Termasuk Reta dan Kusniyah. Tentu saja Hana juga sangat senang melihat Haru menyanyikan lagu untuknya.
HARU
(menyanyi)
Looking into your eyes
I see myself holding close to you
Wherever I go
I will never find someone like you
So much in love tonight
I know that it feels so right
So special you and I
You make my world go round and round
Mata Hana terbelalak mendengar nyanyian itu. Hana menahan diri untuk tidak menangis karena terharu.
HANA
(V.O.)
HARU
(menyanyi)
Falling to you
I’m falling to you
All I ever want is to be with you
Love is for you
My love is for you
You are my everything in my life
Falling to you
You’re the only one
My Love is for you
Haru berhenti bernyanyi dalam sesaat. Terdengar suara nyanyian lagi yang melanjutkan lirik lagu itu. Musik pun kembali terdengar. Mereka semua mencari asal dari sumber suara tersebut. Rupanya Zeno hadir di belakang Hana sambil menyanyi dengan microphone. Hana agak terkejut saat Zeno mengulurkan tangannya. Ia memberikan sinyal untuk menerima uluran tangannya. Hana pun memegang tangannya dan Zeno langsung mengajaknya menari sambil bernyanyi.
ZENO
(menyanyi)
Every time I dream
I dream about us dancing with stars
Whenever I awake
Just thinking about you makes me smile
So much in love tonight
I know that it feels so right
So special you and I
You make my world go round and round
Falling to you
I’m falling to you
All I ever want is to be with you
Love is for you
My love is for you
You are my everything in my life
Falling to you...
HANA
(V.O.)
Memang suara Zeno tidak sebagus suara kak Haru. Tetapi aku menghargai keduanya karena telah memberikan kejutan yang begitu membahagiakanku hari ini.
Semua siswa bertepuk tangan usai lagu selesai dinyanyikan. Mata Hana mengarah kembali dimana Haru berdiri sebelumnya. Namun dia tidak lagi melihat sosok Haru disana.
ZENO
(memanggil dengan lembut)
Hana melihat ke arah Zeno lagi. Kini Zeno menekuk sebelah kakinya di lantai dan memberikan sekuntum bunga mawar putih seakan-akan seperti cerita sebuah romansa. Hana agak terkejut kenapa Zeno melakukan hal itu.
HANA
(bergumam)
ZENO
(tersenyum tulus)
FADE OUT