Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Luka Tanpa Asa
Suka
Favorit
Bagikan
23. Pernyataan Cinta

FADE IN:

138. INT. RUMAH ADIGUNA / RUANG TAMU – SIANG

HANA

(V.O.)

Sepanjang di rumah kuhabiskan waktu saling mengirim kabar dengan Yumi-chan melalui email. Dia juga tidak menyangka dan turut bersedih atas kejadian yang menimpa diriku. Kami pun melakukan video call dan saling melepas kangen. Yumi mengatakan bahwa dia ingin sekali menemuiku disini dan memelukku erat. Yumi, kamu tidak berubah. Kamu tetaplah Yumi-chan yang aku kenal. Kamu lah teman pertamaku yang selalu mendukungku di kala susah dan senang. Aku bahagia sekali sudah mengenalmu dan menjadi temanmu. Selamanya kita akan tetap mendukung satu sama lain ya.

 

CUT TO:

 

139. EXT. GERBANG SEKOLAH / TEMPAT PARKIR SEKOLAH – PAGI

HANA

(V.O.)

Pada akhirnya hari itu tiba juga. Hari dimana aku kembali ke sekolah yang aku cintai. Tidak hanya sekolah saja. Aku juga begitu merindukan sosok teman-teman di sekolah. Terutama Zuna, Reta, dan Kusniyah. Tetapi apa daya mungkin aku tidak bisa mengobrol lagi atau bahkan merangkul salah satu sahabatku itu, Zuna. Benar tebakanku. Papa, mama dan kak Haru sudah lama menyembunyikan hal itu cukup lama. Aku malah mengetahuinya secara langsung melalui kak Zeno. Bagaimanapun juga Zuna itu teman terdekatku. Aku tidak tahan jika harus sengaja menghindarinya. Sebelum berangkat ke sekolah, mama memberikan pesan padaku untuk tidak lagi memiliki hubungan dengan Zuna. Seperti yang Zeno katakan sebelumnya, kedua orang tua ku dan Zuna telah menandatangani surat perjanjian hitam di atas putih yang berisikan tidak adanya lagi kontak antara pelaku dengan korban. Menurut papa itu adalah jalan terbaik untuk kami berdua. Bukan. Menurutku itu hanyalah diperuntukkan sebagai jalan terbaik untukku.

 

HARU

(memanggil)

Hana..

 

Hana pun tersadar dari lamunannya. Hana baru menyadari kendaraan yang ia kendarai dengan Haru sudah sampai di parkiran sekolah. Dengan segera Hana turun dari motor. Tidak disangka Kusniyah dan Reta sudah berada disampingnya. Mereka berdua menyambut Hana dengan senyum merekah.

 

RETA DAN KUSNIYAH

(serempak)

Selamat datang kembali, Hana!!!

HANA

(terkejut)

Duh, Reta, Kusniyah. Buat aku kaget saja.

RETA

(sembari menunjukkan kelima jarinya di depan wajah Hana)

Yee.. siapa suruh ngelamun ajah dari tadi. Haru sampai manggil kamu lima kali loh!

HANA

(V.O.)

Aih, Reta. Konyol seperti biasanya.

RETA

(cemas)

Kamu sudah bisa jalan kan, Han? Apa perlu aku papah sampai di kelas?

 

Hana menggelengkan kepala dengan mantap.

 

HANA

(tersenyum)

Makasih, Ta. Tapi aku benar-benar sudah bisa jalan sendiri kok. Tubuhku sudah pulih kembali. Makanya hari ini aku kembali ke sekolah.

HARU

(tergesa-gesa)

Oh ya, Han. Kamu masuk dulu dengan mereka ya. Aku ada urusan sebentar.

 

Tanpa mendengar apa yang ingin Hana katakan, Haru sudah bergegas pergi. Reta menggandeng lengan kanan Hana dan Kusniyah menggandeng lengan kirinya. Mereka pun berjalan beriringan.

 

KUSNIYAH

(penasaran)

Han, rambutmu kok berwarna hitam? Bukannya biasanya warnanya abu-abu ya?

 

Punggung Kusniyah langsung digeplak Reta. Hana tahu tatapan Reta mengatakan bahwa Kusniyah tidak harus bertanya hal yang sensitif seperti tentang warna rambutnya.

 

HANA

(tertawa kecil)

Tidak apa-apa kok, Reta. Jadi begini, kemarin aku meminta kak Haru untuk mengecat rambutku. Aku hanya ingin suasana baru saja. Ingin juga sih sebenarnya bagaimana pandangan orang-orang awam kalau melihat aku yang seperti orang normal lainnya.

KUSNIYAH

(gemas)

Ish, ngomong apa sih, Han? Kamu normal tahu!

RETA

(memberitahu sambil tersenyum)

Iya! Kita berteman sama kamu juga karena apa adanya kamu. Rambut kelabumu itu nggak pernah sekalipun mengusik kami. Jadi kamu nggak perlu mengkhawatirkan hal itu ya?!

 

Langkah Hana pun terhenti. Dia langsung memeluk kedua temannya. Rasa syukur yang tiada tara ia teriakkan dalam lubuk hatinya yang terdalam. Hana tidak pernah menyangka bisa memiliki kebahagiaan sebesar ini. Tanpa sadar ia menitikkan beberapa bulir air mata.

 

RETA

(menghapus air mata yang mengalir di pipi Hana)

Sudah, sudah. Jangan mewek gitu dong. Yuk ke kelas. Sebentar lagi bel masuk nih!

 

140. INT. RUANG KELAS X-1 – PAGI

Mereka pun kembali berjalan bersama hingga memasuki ruangan kelas. Teman-teman menyambut Hana dengan tangan terbuka. Mereka tampak begitu senang sekali melihat kehadiran Hana kembali. Namun ia tidak melihat keberadaan Zeno. Reta dan Kusniyah mengantarkan Hana di bangku dimana dia dan Zuna duduk. Tetapi hari ini terasa lain. Sekarang disamping Hana ada tas Haru. Secara spontan matanya mengarah ke tempat dimana bangku Haru yang dulu. Benar saja! Hana melihat keberadaan Zuna disana. Dia duduk bersama dengan Zeno.

 

HANA

(V.O.)

Kenapa mereka berdua duduk di bangku pojok paling belakang? Padahal kan Zeno biasanya duduk di bangku paling depan karena ia terbiasa fokus dengan penjelasan guru di depan kelas. Apalagi penglihatannya kan juga kurang baik. Lalu kenapa Zuna yang kini duduk disana? Apakah semua ini karena salahku? Musibah yang aku alami ini malah membuat keadaan kedua teman terdekatku menjadi berubah total.

 

Hana bisa melihat keduanya kini tengah menatapnya dengan tersenyum. Namun ia bisa melihat kesedihan masih tersisa dari wajah mereka. Hana memberanikan diri untuk melambaikan tangan sembari tersenyum. Zeno dan Zuna membalas lambaiannya. Hana agak terkejut karena Zuna mengatakan sesuatu dengan hanya menggerakkan bibirnya dengan perlahan.

 

ZUNA

(bibirnya bergerak tanpa bersuara)

Maaf ya.

 

Hana menganggukkan kepala dengan tersenyum tulus.

 

RETA

(riang)

Hana, nanti jam istirahat jangan kemana-mana dulu ya. Nanti aku mau ajak ke suatu tempat istimewa.

HANA

(penasaran)

Dimana itu?

KUSNIYAH

(nyeletuk)

Di kantin!

RETA

(menggeplak punggung Kusniyah lagi)

Hush!

 

Hana tertawa kecil melihat kepolosan Kusniyah.

 

HANA

(sambil terkekeh)

Memangnya apa istimewanya dengan kantin sih?

RETA

(sambil mengerlingkan matanya)

Ada deh! Pokoknya kantin akan menjadi tempat istimewa untukmu nanti.

 

CUT TO:

 

141. INT. KANTIN – PAGI

Saat bel istirahat berbunyi, Reta dan Kusniyah segera menyeret Hana menuju kantin. Hana pun hanya pasrah menerima kejutan apa yang akan diberikan oleh mereka. Rasa penasaran mengalahkan segalanya. Kedua matanya ditutup oleh kedua tangan Kusniyah sesaat setelah mereka terus berjalan memasuki aula kantin. Terdengar suara kasak-kusuk, seakan-akan seperti ada banyak orang di sekeliling. Langkah Hana terhenti mengikuti Kusniyah yang menghentikan langkahnya. Kusniyah mulai membuka kedua tangannya. Sinar cahaya mulai menerangi matanya. Hana agak terkejut melihat Haru, Iwan, Ridwan, dan Eldo berada dihadapannya. Mereka berdiri dengan memegang alat musik masing-masing. Beberapa siswa lainnya tepuk tangan dengan meriah di barisan sebelah kanan-kiri mereka.

 

HARU

(menunjuk Hana dengan tatapan teduh)

Selamat datang kembali, Hana Asuka. This song for you.

 

Alunan musik mulai terdengar. Haru menutup matanya beberapa detik seakan-akan ia telah meresapi lagunya. Sepatunya mengetuk-ngetuk di lantai mengikuti irama yang dimainkan oleh anggota band-nya. Semua siswa yang berada disana bersorak seketika. Termasuk Reta dan Kusniyah. Tentu saja Hana juga sangat senang melihat Haru menyanyikan lagu untuknya.

 

HARU

(menyanyi)

Looking into your eyes

I see myself holding close to you

Wherever I go

I will never find someone like you

So much in love tonight

I know that it feels so right

So special you and I

You make my world go round and round

 

Mata Hana terbelalak mendengar nyanyian itu. Hana menahan diri untuk tidak menangis karena terharu.

 

HANA

(V.O.)

Apakah selama ini kak Haru juga memiliki perasaan yang sama denganku? Rasanya ini seperti mimpi. Tidak mungkin kak Haru memendam perasaan yang sama sepertiku. Tapi apakah mungkin kak Haru akan menyatakan perasaannya padaku sekarang?

 

HARU

(menyanyi)

Falling to you

I’m falling to you

All I ever want is to be with you

Love is for you                   

My love is for you

You are my everything in my life

Falling to you

You’re the only one

My Love is for you

 

Haru berhenti bernyanyi dalam sesaat. Terdengar suara nyanyian lagi yang melanjutkan lirik lagu itu. Musik pun kembali terdengar. Mereka semua mencari asal dari sumber suara tersebut. Rupanya Zeno hadir di belakang Hana sambil menyanyi dengan microphone. Hana agak terkejut saat Zeno mengulurkan tangannya. Ia memberikan sinyal untuk menerima uluran tangannya. Hana pun memegang tangannya dan Zeno langsung mengajaknya menari sambil bernyanyi.

ZENO

(menyanyi)

Every time I dream

I dream about us dancing with stars

Whenever I awake

Just thinking about you makes me smile

So much in love tonight

I know that it feels so right

So special you and I

You make my world go round and round

Falling to you

I’m falling to you

All I ever want is to be with you

Love is for you

My love is for you

You are my everything in my life

Falling to you...

 

HANA

(V.O.)

Memang suara Zeno tidak sebagus suara kak Haru. Tetapi aku menghargai keduanya karena telah memberikan kejutan yang begitu membahagiakanku hari ini.

 

Semua siswa bertepuk tangan usai lagu selesai dinyanyikan. Mata Hana mengarah kembali dimana Haru berdiri sebelumnya. Namun dia tidak lagi melihat sosok Haru disana.

 

ZENO

(memanggil dengan lembut)

Hana.

 

Hana melihat ke arah Zeno lagi. Kini Zeno menekuk sebelah kakinya di lantai dan memberikan sekuntum bunga mawar putih seakan-akan seperti cerita sebuah romansa. Hana agak terkejut kenapa Zeno melakukan hal itu.

 

HANA

(bergumam)

Apa jangan-jangan kejutan ini maksudnya...

ZENO

(tersenyum tulus)

Izinkan aku dengan segala perasaan yang dititipkan oleh Tuhan untuk membuat pengakuan. Kamu adalah alasanku untuk tersenyum. Kamu lah perempuan yang selalu ku pikirkan kala malam tiba. Sudah sejak lama diri ini menyimpan rasa suka yang sangat besar. Aku sudah menunggu saat ini untuk waktu yang sangat lama. Untuk mengatakan ini, aku butuh banyak waktu. Mempertimbangkan segala hal yang mungkun terjadi. Kata orang, cinta adalah sebuah penyakit yang bisa disembuhkan. Maukah kamu jadi penyembuh rasa sakitku ini, Hana Asuka?

 

FADE OUT


Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar