Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
FADE IN:
1. INT. RUANG KELAS X-1 – PAGI
Hana merasakan tatapan heran dari Reta, Kusniyah dan Zuna. Mereka melihat jaket berjenis duffle coat yang Hana kenakan. Entah kenapa hal ini menarik perhatian mereka. Sebenarnya Hana mengenakan jaket untuk menutupi luka di lengannya kemarin.
HANA
(V.O.)
Aku berharap mereka tidak menemukan goresan luka ku. Aku tidak ingin membuat mereka khawatir.
RETA
(menatap heran)
Sementara Kusniyah dan Zuna sudah tertawa terbahak-bahak.
RETA
(menahan tawa)
Tubuh Reta bergetar. Ia juga tidak mampu menahan tawanya. Hana hanya tertawa kaku sembari mematut diri.
HANA
(V.O.)
Apa aku terlihat seaneh itu di mata mereka? Sebenarnya aku punya sweater tipis tetapi ternyata masih berada di jemuran baju.
HANA
(sambil tertawa kecil)
ZUNA
(menebak)
Hana melihat Reta sedang memamerkan blazer rajut berwarna cokelat yang dikenakannya. Memang Hana sudah memperhatikannya mengenakan blazer itu dari hari pertama dimana mereka bertemu.
HANA
(berdalih)
Hana ikut mencoba memamerkan jaketnya dengan bergaya seperti Reta. Mereka bertiga malah tertawa semakin keras. Hana pun hanya terkekeh. Giliran Hana yang heran.
HANA
(V.O.)
Apa ada yang lucu dariku?
KUSNIYAH
(tersenyum senang)
Kusniyah mencubit kedua pipi Hana. Hana mengaduh kesakitan.
KUSNIYAH
(merasa bersalah)
Hana menggelengkan kepalanya sembari tertawa kecil. Mereka berempat tertawa bersama.
HANA
(O.S.)
Aku tidak pernah merasa sedekat ini dengan teman-temanku sebelumnya. Namun kedekatanku dengan mereka mengingatkanku dengan seorang teman yang kutinggalkan disana. Mengingatnya membuatku ingin segera menghubunginya. Setelah kaki ku menapak di Indonesia, aku belum sama sekali menghubunginya melalui email. Bagaimana aku bisa melupakannya begitu saja? Hana, kamu tidak boleh seperti ini! Merasakan kebahagiaan dari teman-teman barumu dan melupakan teman lamamu. Aku harus menghubunginya sekarang juga!
Hana segera duduk di bangku dan mengambil ponsel di saku seragamnya.
INSERT:
Kemudian ia mengetik kata-kata bertuliskan, ‘Hai, Yumi! Bagaimana kabarmu sekarang? Maaf ya saya baru menghubungimu sekarang. Aku baik-baik saja disini.’ SEND!
ZUNA
(sambil mengucek-ucek matanya)
Hana terkekeh mendengarnya.
HANA
(V.O.)
Rasanya aku begitu beruntung bisa mengenal Zuna. Dia lah yang mengenalkanku dengan Reta dan Kusniyah. Berkat Zuna, aku bisa dengan mudah berkenalan dengan teman-teman disini. Karenanya, aku bisa memiliki sahabat. Zuna benar-benar gadis yang baik.
HANA
(bercerita sambil tersenyum)
ZUNA
(penasaran)
HANA
(senang)
Belum selesai menjelaskan, Hana segera beranjak dan berlari kecil menghampiri Haru yang baru saja datang.
HANA
(membuka topik dengan wajah sumringah)
HANA
(V.O.)
Aku berusaha mengajaknya berbicara lagi. Aku masih belum menyerah. Ini belum batasku. Aku pasti bisa melunakkan hati kak Haru.
HANA
(berseru senang)
Haru tetap acuh pada Hana. Dia terus berjalan menuju bangkunya. Hana mencoba terus berbicara pada Haru sambil mengikutinya dari belakang. Bel masuk pun berbunyi. Hana segera kembali duduk di bangku. Reta dan Kusniyah juga sudah duduk di bangku depan. Tapi mereka membalikkan tubuh mereka dan melihat Hana dengan wajah cemberut.
HANA
(bingung)
Reta dan Kusniyah menatap satu sama lain. lalu melihat ke arah Hana lagi.
KUSNIYAH
(sambil berpikir)
RETA
(memotong pembicaraan)
Hana masih bingung dengan apa yang ingin mereka katakan. Reta mengetuk meja ku beberapa kali.
RETA
(tegas)
HANA
(menyanggah)
RETA
(semakin mempertegas kata-katanya)
Hana masih tidak ingin mempercayai apa yang sudah dikatakan oleh Reta. Mulut Hana ingin mengatakannya lagi bahwa itu semua tidak benar. Tetapi Kusniyah memegang punggung tanganku erat. Hana kembali melihatnya.
KUSNIYAH
(menasehati)
CUT TO:
2. INT. KAMAR HANA – SIANG
Zuna dipersilakan masuk oleh Nobuko. Zuna mengatakan bahwa ia sudah ada janji dengan Hana di kamarnya. Nobuko langsung menunjukkan arah tempat dimana kamar anaknya berada.
NOBUKO
(memberi petunjuk)
ZUNA
(tersenyum ramah)
Zuna segera menaiki tangga hingga sampai ke lantai atas. Namun langkahnya terhenti ketika melihat Haru sedang berdiri di depan pintu kamar Hana. Zuna memundurkan langkahnya satu persatu. Ia berusaha mendongak melihat apa yang tengah dilakukan oleh mantan sahabatnya itu. tampak Haru menggantungkan sesuatu di gagang pintu kamar Hana. Lalu ia bergegas kembali ke kamarnya. Rupanya Haru tidak menyadari kehadiran Zuna. Gadis itu menghembuskan nafas lega. Lantas ia naik ke lantai atas kembali dan melihat sebungkus kresek berwarna hitam menggantung disana. Zuna mengambil bungkusan itu dan mengetuk pintu kamar Hana. Pintu kamar pun terbuka. Hana menyambutnya dengan senang. Ia mempersilakan sahabatnya untuk duduk di atas kasur bersamanya. Zuna memberikan bungkusan berwarna hitam itu padanya. Hana menerimanya dengan ekspresi wajah penuh tanda tanya.
ZUNA
(memberitahu)
HANA
(berseru dengan mata berbinar-binar)
Hana tampak senang sekali. Padahal ia belum tahu apa isi dari bungkusan itu. Hana membuka kresek hitam tersebut. Zuna ikut melihatnya saking penasarannya. Hana mengeluarkan benda di dalamnya satu persatu.
HANA
(termangu)
ZUNA
(tertawa geli)
Hana tidak mendengarkan perkataan sahabatnya. Ia hanya tersenyum melihat kedua benda di tangannya itu. Hana pun berdiri dan melepaskan jaketnya.
ZUNA
(ngedumel)
Hana menunjukkan goresan lukanya yang memanjang di lengan kanannya. Zuna hampir saja terkejut karena luka itu tampak tidak diobati sama sekali. Darahnya ada yang sudah mengering dan ada juga yang masih terus saja mengalir.
ZUNA
(terkejut)
Walaupun masih terus mengomel, Zuna langsung mengambil tisu dan mengelap tetesan darah dari lengan Hana dengan alkohol. Setelah itu Zuna meneteskan obat antiseptik itu dengan hati-hati. Hana meringis kesakitan.
ZUNA
(masih ngedumel)
Hana malah tersenyum melihat apa yang dilakukan Zuna padanya. Ia merasakan kehangatan dari seorang teman. Setelah Yumi, ia belum pernah menemukan kebaikan lain dari seorang teman. Hana langsung memeluk Zuna tanpa berbicara apapun. Ia menitikkan air mata. Zuna merasa aneh. Tetapi ia membiarkan Hana memeluknya.
HANA
(sedih)
Zuna tidak mengerti perkataan dari Hana. Ia mengerutkan keningnya saja. Hana melepaskan pelukannya dan meminta Zuna untuk menutup lukanya dengan beberapa plester. Kemudian Hana melihat Zuna lagi. Ia merasa siap untuk bercerita tentang masa lalunya dengan Zuna. Seorang gadis yang kini sudah dianggap sebagai sahabat terdekatnya.
HANA
(agak canggung)
ZUNA
(berbicara pelan sambil tetap fokus menempelkan plester di luka Hana)
DISSOLVE TO:
3. INT. RUMAH HANA DI NAGOYA / SEKOLAH HANA DI NAGOYA – SIANG
FLASHBACK
Kemudian Hana menceritakan awal kebahagiaannya bersama dengan keluarga kecilnya. Kemudian beralih dengan kehidupannya yang mulai suram bersama dengan kebangkrutan dari bisnis game ayahnya. Kehidupannya semakin menderita karena dibuli oleh teman-teman sekelasnya. Hanya karena rambutnya yang berbeda dan seragam yang dikenakannya selalu mengundang aroma minuman keras membuatnya semakin diejek. Kemudian ia mengenal sosok Yumi-chan, salah satu siswi di kelasnya. Walaupun Yumi tidak pernah menolongnya saat Hana dibuli, namun Yumi selalu membantu memapahnya sepulang sekolah. Yumi lah yang selalu ada di sampingnya saat Hana selesai dipukuli oleh teman-temannya. Walaupun harus sembunyi-sembunyi, Yumi lah yang selalu mau mengobrol dengannya. Karena terus-menerus dipukuli oleh ayah dan temannya, ia sudah tidak dapat membedakan mana rasa sakit dan mana yang tidak.
CUT BACK TO:
4. INT. KAMAR HANA – SIANG
HANA
(terkekeh)
Zuna memperhatikannya dengan seksama. Entah apa yang ada di pikirannya saat ini.
ZUNA
(kesal)
HANA
(membela)
Hana menghela nafas panjang.
HANA
(tersenyum dengan air mata yang hampir menyeruak)
Hening. Keduanya saling terdiam. Namun tidak mampu saling menatap. Mereka terus saja menunduk dengan jalan pikiran masing-masing. Kemudian Hana mengetukkan jarinya beberapa kali di pundak kiri Zuna. Gadis itu mengangkat wajahnya dalam diam.
HANA
(menyesal)
ZUNA
(sedih)
Hana mengusap air matanya sembari menggelengkan kepalanya.
HANA
(tersenyum tulus)
ZUNA
(penasaran)
HANA
(tersenyum tulus)
Tiba-tiba saja Zuna merangkul Hana dengan erat.
ZUNA
(merasa terharu)
HANA
(kaget)
ZUNA
(tersenyum)
Mendengar apa yang dikatakan oleh sahabatnya membuat Hana tidak mampu membendung tangisnya lagi. Ia menangis keras. Zuna mengelus punggungnya, mencoba menenangkannya. Hari itu Hana begitu bersyukur kepada Tuhan karena telah dipertemukan orang-orang baik dan telah diberikan begitu banyak kebahagiaan di dalam hidupnya.
FADE OUT