Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
*Peringatan
Adegan ini mengandung unsur kekerasan. Mohon tidak untuk ditiru. Disarankan bijak dalam membaca. Terima kasih
124. EXT. LORONG SEKOLAH – SIANG
HANA
(V.O.)
Ingin sekali aku segera bertemu dengan kak Haru. Padahal baru saja berpisah sebentar. Tapi rasanya sudah rindu saja. Entah kenapa rasanya kak Haru membuat hatiku selalu berdebar-debar tanpa alasan yang jelas. Terkadang dia membuat hatiku senang. Terkadang dia membuatku merasa khawatir dan sedih dibuatnya. Marah ku pun terkadang juga karenanya. Apakah pantas jika seorang adik merasakan perasaan yang berbeda pada kakaknya? Seharusnya hatiku tidak boleh untuk tidak terkendali seperti ini. Aku penasaran kenapa kak Haru memintaku untuk menemuinya sendirian. Apakah dia ingin menyatakan cintanya padaku? Aih, pikiranku terlalu jauh!
Hana berlari-lari kecil menuju belakang sekolah hingga nafas tidak beraturan.
HANA
(ngos-ngosan)
125. EXT. HALAMAN BELAKANG SEKOLAH – SIANG
Sesampainya disana, Hana dikejutkan dengan kehadiran segerombol cowok yang masing-masing membawa balok kayu. Hana memundurkan langkahnya secara perlahan. Terdengar suara gemerisik di belakang. Hana pun berbalik. Rupanya ada beberapa cowok lainnya yang membawa balok kayu juga menahan kepergiannya disana.
HANA
(V.O.)
RUDI
(sambil membuang rokok dan menginjaknya di atas tanah)
Hana sedikit mengingatnya.
HANA
(menggumam)
RUDI
(senang)
HANA
(gugup)
Rudi tertawa terbahak-bahak saat mendengar ucapan Hana. Teman-temannya juga ikut-ikutan tertawa. Hana tidak tahu apakah ada yang salah dengan ucapannya. Kakak kelas itu berhenti tertawa dan memegang lengan kiri Hana.
RUDI
(santai)
Hana melepaskan lengannya dari Rudi.
HANA
(V.O.)
HANA
(berseru)
Menyebalkan? Kak Haru tidak menyebalkan!
RUDI
(menatap tajam)
Hana pun tertawa menyindirnya.
HANA
(sinis)
RUDI
(mulai kesal)
HANA
(tegas)
Hening. Hana mengira bahwa Rudi bisa menerima pendapatnya, tetapi ia merasakan kemarahan yang memuncak yang ada pada diri Rudi. Cowok tinggi semampai itu meremas kedua pundak Hana dengan kuat. Hana merasakan tubuhnya yang mulai gemetaran kala melihat tatapan tajam dari kedua mata Rudi.
RUDI
(marah)
HANA
(berusaha untuk bersikap kuat)
RUDI
(melepaskan kedua tangannya dari Pundak Hana)
HANA
(bingung)
RUDI
(tersenyum sinis)
HANA
(terkejut sampai tidak bisa berkata-kata)
RUDI
(memajukan langkahnya hingga membuat Hana semakin tersudut)
Wajah Hana langsung menunduk. Jujur, kini Hana agak sedikit ketakutan karena luka lama terbuka kembali.
HANA
(berbicara sendiri dengan bingung)
RUDI
(berkacak pinggang)
Glek! Hana menelan ludah sesaat.
HANA
(V.O.)
Kenapa kak Rudi bisa mengetahui masa laluku sebanyak itu. Disini aku hanya menceritakan kisah itu pada tiga orang. Ibu, kak Haru, dan Zuna. Tetapi kalau orang itu adalah Zuna.. itu tidaklah mungkin!!! Zuna adalah sahabat terdekatku. Dia tidak mungkin melakukan hal semacam ini.
RUDI
(berteriak)
Hana mencoba menahan tubuhnya yang mulai bergetar. Ia begitu ketakutan berhadapan dengan Rudi. Hana coba untuk menatapnya lagi, walaupun dengan wajah ketakutan sekalipun. Sepertinya Rudi tahu akan ketakutan Hana. Rudi tertawa lagi.
HANA
(dengan nada bergetar)
RUDI
(sambil korek telinga dengan jari kelingkingnya)
HANA
(gemetaran)
RUDI
(tersenyum licik)
Jantung Hana berdegup kencang.
HANA
(V.O.)
Hampir saja aku mempercayai kata-katanya. Kak Haru tidak mungkin melakukan semua ini kepadaku.
Hana pun berjongkok dan menutup wajah sembari mengusap air mata yang kian meleleh.
RUDI
(mengomando)
Komando Rudi membuat semua temannya dari bagian depan dan belakang segera melingkari Hana. Gadis itu mendongakkan kepala. Mereka sudah siap dengan balok kayu yang mereka pegang. Hana tahu apa yang ingin mereka lakukan. Ia pun berusaha untuk berdiri tegar sambil memeluk erat tas ransel milik Haru.
HANA
(sambil meneteskan air mata)
Rudi menghela nafas panjang.
RUDI
(kemarahannya semakin meledak)
Balok kayu yang mereka bawa masing-masing langsung dihantamkan ke tubuh Hana secara bersamaan.
HANA
(berteriak sekeras-kerasnya)
Sebuah balok kayu juga menghantam tengkuk leher Hana yang membuat pandangannya kian kabur dan menghitam.
CUT TO:
126. EXT. LORONG SEKOLAH – SIANG
Beberapa menit sebelumnya, Haru berjalan bersama teman-teman satu band-nya ke arah tempat parkir. Belum sampai disana, mereka melihat Reta dan Kusniyah sedang berjalan tergesa-gesa dengan pak satpam. Zeno menyuruh teman-temannya untuk menghentikan langkahnya. Reta menunjuk ke arah mereka dan ketiganya berlari menghampiri Zeno.
ZENO
(heran)
Zeno mencari sosok Hana di antara mereka. Namun Hana tidak sedang bersama mereka.
ZENO
(bertanya kepada satpam)
KUSNIYAH
(menangis secara tiba-tiba)
RETA
(mencoba menenangkan Kusniyah)
Haru mendekati Reta dan segera meminta penjelasan darinya.
HANA
(tegang)
RETA
(menarik kerah Haru kuat-kuat)
Haru mengernyitkan dahinya dengan kebingungan. Ridwan mencoba memisahkan mereka berdua.
ZENO
(mengklarifikasi)
Ucapan Zeno membuat Reta dan Kusniyah saling pandang.
KUSNIYAH
(sambil menghapus air matanya)
Belum sempat selesai berbicara, Haru merasakan bahwa Hana berada dalam bahaya. Apalagi kalau sampai berkaitan dengan Zuna dan tempat belakang sekolah. Membayangkannya saja sudah membuatnya begitu takut akan terjadi apa-apa pada adik tirinya itu. Haru segera berbalik pergi. Pak satpam dan teman-temannya pun segera mengikutinya juga. Mereka semua berlari kencang menuju halaman belakang sekolah. Hampir saja sampai disana, langkah Haru terhenti saat mendengar suara teriakan perempuan memanggil namanya.
HARU
(amarahnya memuncak)
Kemudian Haru berlari lagi dan menemukan pemandangan yang menyakitkan. Hana yang sudah terbaring tidak berdaya di tanah sedang dipukuli oleh Rudi dan teman-temannya dengan balok kayu. Haru segera mendorong dan menghantam pelipis mereka semua. Ia menyuruh mereka untuk berhenti. Namun mereka tidak kunjung berhenti. Mereka hanya mengikuti perintah dari Rudi yang dengan santainya mengamati pemandangan itu. Terdengar suara peluit yang nyaring di telinga. Rudi terkejut saat melihat kedatangan pak satpam, Reta, Kusniyah, dan teman-teman band Haru. Teman-teman Rudi berhenti memukul dan segera berhamburan untuk kabur. Zeno dan ketiga temannya merasa tidak terima dengan apa yang dilakukan siswa-siswa berandal itu. Mereka segera memukuli para remaja liar itu habis-habisan. Haru juga menghadang Rudi yang hendak kabur dan menghantamnya juga. Sementara Reta dan Kusniyah segera menolong Hana yang masih tidak sadarkan diri.
HARU
(menghantam tinjunya bertubi-tubi di wajah Rudi)
Walaupun sudah berdarah-darah, Rudi tetap tergelak.
HARU
(semakin marah)
Satu hantaman lagi yang pada akhirnya membuat Rudi oleng dan hilang kesadaran. Sebagian dari mereka ada yang kabur, namun ada juga yang sudah tertangkap dan memohon ampun. Haru tidak mempedulikan Rudi dan yang lainnya. Ia segera menghampiri Hana dan berusaha menyadarkannya. Saat melihat lebam-lebam di sekujur tubuhnya membuat hatinya semakin sakit.
RETA
(tegas)
Kusniyah masih menangis sesenggukkan. Pak satpam melihat kondisi Hana yang sudah tidak sadarkan diri. Beliau pun berinisiatif untuk membawa Hana ke rumah sakit dengan mobil milik sekolah. Pak satpam meminta Haru untuk tetap tinggal nantinya di sekolah untuk dimintai keterangan oleh pihak sekolah. Mau tidak mau kejadian ini juga harus diketahui oleh mereka. Karena kejadian ini berada di area sekolah, maka pihak sekolah juga masih harus bertanggungjawab dengan apa yang terjadi dengan para siswanya. Dengan segera Haru menggendong Hana sampai masuk ke dalam mobil. Dia mengikuti saran pak satpam untuk menjadi saksi atas penyiksaan yang terjadi pada Hana.
FADE OUT