Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
FADE IN :
1. INT. BANDARA JUANDA – PAGI
HANA
(V.O.)
NOBUKO
(mengulurkan tangannya di depan Hana)
Hana tersenyum lebar dan meraih tangan Nobuko.
Hana dan Nobuko berjalan sembari mencari kertas bertuliskan nama mereka di depan segerombolan banyak orang.
HANA
(menunjuk kertas yang diangkat tinggi-tinggi oleh seorang pria bertubuh tinggi semampai)
Kertas itu bertuliskan nama Hana Asuka dan Nobuko Asuka. Mereka melambaikan tangan secara bersamaan.
Adiguna juga membalas lambaian mereka dengan wajah cerah.
Nobuko mempercepat langkahnya. Kemudian Nobuko berpelukan erat dengan Adiguna.
HANA
(V.O.)
DISSOLVE TO:
HANA
(O.S. / FLASHBACK)
CUT BACK TO:
NOBUKO
(sambil mencari seseorang)
Hana hampir tertawa mendengar Nobuko berbicara bahasa Indonesia dengan fasih tapi masih dengan logat khasnya.
HANA
(V.O.)
ADIGUNA
(telunjuknya mengarah kepada Haru yang berdiri sambil bersandar di tembok)
HANA
(O.S.)
Hana segera berlari menghampiri Haru. Haru melihat Hana sekilas. Lalu matanya kembali ke arah ponsel yang tengah dimainkannya.
HANA
(V.O.)
Dengan segera Hana membuka kamus dan mencari halaman yang dia butuhkan.
HANA
(mencoba membaca dengan lugas)
Hana kembali melihat Haru lagi. Akan tetapi Haru melihatnya dengan tatapan yang aneh. Seperti tatapan tidak suka.
HANA
(V.O.)
Hana mengulurkan tangannya, berharap Haru menerima salamnya dengan tatapan ramah. Hana pun mencoba tersenyum seramah mungkin. Haru malah tampak semakin tidak suka melihatnya. Lalu Haru mengenakan headphone-nya dan berjalan pergi meninggalkan Hana. Hana terbengong-bengong melihat kepergiannya.
Adiguna menepuk pundak Hana pelan. Hana berbalik dengan wajah sedih. Nobuko mengusap kepala Hana dengan lembut.
ADIGUNA
(kecewa)
Wajah Hana kembali cerah.
HANA
(senang)
ADIGUNA
(senang)
HANA
(sambil tersenyum lebar)
CUT TO:
2. INT. DI DALAM MOBIL - PAGI
Sesampainya mereka bertiga di mobil, Haru sudah berada disana duluan. Hana mencoba tersenyum lagi kepadanya. Tetapi dia malah mengacuhkan Hana dan masuk ke dalam mobil. Sepanjang perjalanan Hana hanya mendengarkan obrolan Adiguna dan Nobuko. Sementara Haru yang duduk di sampingnya terus saja diam sembari memainkan ponselnya.
ADIGUNA
(mengobrol santai sembari menyetir)
NOBUKO
(tenang)
ADIGUNA
(santai)
Hana menengok kaca di sebelah kanan. Tampak pemandangan bangunan-bangunan yang cukup tinggi. Suasananya juga sangat ramai. Banyak kendaraan mobil dan motor yang lalu-lalang.
CUT TO:
3. EXT. RUMAH ADIGUNA - SIANG
NOBUKO
(bersuara pelan)
Mata Hana terbuka secara perlahan. Rasa kantuk masih menyerang. Setelah menguap, Hana berusaha untuk turun dari mobil dengan dibantu oleh Nobuko. Hana melongok ke dalam mobil kembali.
HANA
(bingung)
ADIGUNA
(berbicara santai sambil mengambil koper di dalam bagasi)
Kedua tangan Adiguna membawa tas-tas dan koper. Hana menganggukkan kepala sembari tersenyum pada Adiguna.
HANA
(V.O.)
Hana mencari keberadaan Nobuko. Nobuko sedang mengobrol dengan seorang ibu dan dua remaja disampingnya. Hana menghampiri mereka sembari menyeret tas koper. Kedua remaja itu berusia tidak jauh dari Hana. Yang satu cowok berkacamata dengan helaian rambut yang rapi. Sementara yang satu lagi seorang cewek berambut keriting sebahu dengan bandana berwarna pink yang modelnya hampir sama seperti yang Hana kenakan sekarang.
BU HERMAWAN
(sambil tersenyum menggoda)
HANA
(V.O. / kagum)
Baru kali ini aku melihat seseorang yang mengenakan kain penutup di kepalanya.
Nobuko menarik tangan Hana dan mengelus bahunya lembut.
NOBUKO
(tersenyum)
Hana segera membungkukkan tubuhnya di depan bu Hermawan. Kemudian Hana menyalami tangan bu Hermawan dan kedua anaknya.
BU HERMAWAN
(senang)
Bu Hermawan terus saja berbicara dan berakhir menatap Hana. Hana berusaha mencerna kata-katanya. Ia merasa jika bu Hermawan terlalu cepat dalam berbicara. Seorang cowok berkacamata yang bernama Zeno berjalan mendekati Hana dan berdiri disampingnya sembari membungkukkan setengah tubuh untuk menatap Hana dengan jelas.
ZENO
(berbicara terang dan jelas)
Hana langsung memahami apa yang diucapkan oleh Zeno.
HANA
(spontan)
BU HERMAWAN
(senang)
Hana menyunggingkan senyum.
HANA
(V.O.)
Obrolan kecil itu pun berakhir. Nobuko pamit untuk masuk ke dalam rumah. Saat berjalan hendak masuk ke dalam rumah, Hana mengangkat wajah ke atas. Ia merasa seolah-olah ada yang sedang memperhatikan kami dari jauh. Hana melihat Haru seperti mengintip mereka dari sana. Saat Hana memergokinya, ia segera menutup tirainya.
HANA
(bergumam)
JUMP CUT TO:
4. INT. RUMAH ADIGUNA - SIANG
Saat berjalan masuk ke dalam rumah, Hana kembali dibuat takjub dengan ruangan tamu yang begitu rapi, luas, dan bersih. Ada beberapa lukisan yang terpajang disana. Salah satunya menarik mataku untuk terus melihatnya. Lukisan yang tampak seperti keluarga kecil. Ada gambar seorang pria seperti sosok Adiguna dan anak cowok yang wajahnya begitu mirip dengan Haru. Satu lagi seorang wanita yang duduk di depan keduanya. Raut wajahnya tampak lembut dan cantik.
HANA
(bergumam)
ADIGUNA
(tenang)
Hana agak sedikit terkejut melihat kehadiran Adiguna di sampingnya.
ADIGUNA
(menjelaskan sambil menunjuk lukisan)
HANA
(takjub)
ADIGUNA
(mengalihkan topik)
HANA
(tergelak)
Hampir saja Hana melupakan tas koperku. Kamar yang akan Hana tempati berada di lantai dua. Karena Hana agak keberatan mengangkat tas koperku, Adiguna ikut membantu Hana untuk membawanya sampai ke lantai atas.
HANA
(tersenyum)
ADIGUNA
(senang)
Adiguna membuka pintu kamar berwarna merah muda. Nuansa kamar Hana begitu cerah. Dinding berwarna merah muda, tirai berwarna merah muda, kasurnya pun juga berwarna yang sama. Ada meja belajarnya juga.
HANA
(senang)
Adiguna langsung tertawa sembari menepuk pundak Hana. Hana pun juga ikut tertawa canggung. Walaupun ia tidak tahu apa yang ditertawakannya.
ADIGUNA
(tersenyum lebar)
Ucapan Adiguna membuat Hana teringat kembali dengan Haru.
HANA
(celingak-celinguk dengan bingung)
ADIGUNA
(salah tingkah)
Hana menganggukkan kepalanya. Setelah Adiguna pergi, Hana berjalan mendekati kamar Haru. Ia merasa ada yang begitu misterius dari kakak tirinya. Pertemuannya dengan Haru tidak begitu baik. Hana merasa bahwa perkenalan mereka harus diperbaiki. Hana mengetuk pintu kamar Haru. Hening. Ia mengetuk lagi. Kali ini pintu kamarnya terbuka. Hana kembali dihadapkan dengan wajah masam Haru. Haru tidak berkata apapun.
HANA
(bingung)
Hana mencoba untuk berpikir keras. Belum sampai berbicara lebih lanjut, Haru malah menutup pintu kamarnya dengan keras sampai menimbulkan suara nyaring. Hana pun terkejut dibuatnya.
HANA
(bersemangat)
FADE OUT