Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
FADE IN:
39. INT. RUANG KELAS X-1 – PAGI
ZUNA
(setengah berteriak / terkejut dengan mata melotot)
Hana pun ikut terkejut dengan suara Zuna yang nyaring. Dengan segera Hana membekap mulutnya dengan tanganku. Takut kedengaran teman-teman di kelas, terutama Haru. Hana melihat sekeliling ruangan. Ia menarik nafas lega karena ternyata Haru belum ada di dalam kelas. Sementara Zeno juga sudah datang pagi ini, namun tadi dia baru saja keluar dari ruangan kelas.
HANA
(V.O.)
Aku harap pembicaraan kami tidak terdengar oleh Zeno. Apalagi kak Haru.
HANA
(berbisik)
Zuna tersilap. Dia terkekeh dengan sikapnya barusan. Pulpen yang dia mainkan terjatuh di lantai. Zuna pun membungkukkan tubuhnya untuk mengambil pulpennya tersebut.
HANA
(bergumam)
ZUNA
(merasa tidak dengar)
Zuna menyuruhku untuk mengulang kata-kataku barusan. Dia pasti menyadari ada sesuatu yang aku sembunyikan. Aku menggeleng sembari tersenyum.
HANA
(memohon)
Zuna agak berpikir lama. Hana semakin merasa cemas dibuatnya. Hana merasa takut bagaimana jika Zuna tidak mau membantunya. Ia mencoba memikirkan cara lain agar Zuna mau membantunya.
HANA
(tanpa berpikir panjang)
ZUNA
(tertawa geli)
Hana mengerutkan kening tidak mengerti.
HANA
(V.O.)
Aku memang banyak berlatih bahasa Indonesia sendirian, apalagi dengan Zeno. Tapi terkadang aku masih tidak mengerti beberapa kata lainnya.
Hana melihat Zuna menghela nafasnya. Hana menantikan jawaban darinya.
ZUNA
(memutuskan)
ZUNA
(menasehati)
Hana mendengarkan perkataan Zuna dengan seksama. Kata-kata terakhir Zuna membuatnya sempat berpikir lama.
CUT TO:
40. INT. RUANG STUDIO MUSIK SEKOLAH – PAGI / JAM ISTIRAHAT
Zeno tidak menyangka akan mendengar permintaan gadis yang dekat dengannya selama beberapa bulan ini. Hana ingin mengundurkan diri dari anggota band-nya. Padahal Zeno senang karena melihat potensi Hana dalam bernyanyi. Ia begitu kagum dengan usaha dan kerja keras Hana yang kian tumbuh setiap harinya. Ia pikir Hana juga turut senang dengan keberadaannya disini, bersama dengannya dan teman-teman band-nya. Bernyanyi dan bermain musik bersama dengan mereka. Tidak hanya Zeno yang merasa kecewa dengan keputusan Hana. Teman-teman band Zeno juga merasa seperti itu.
ZUNA
(menjelaskan)
Zeno dan ketiga teman band-nya mengerutkan kening secara bersamaan.
ELDO
(kagum)
Eldo setengah terkejut karena ternyata Hana memiliki hobi yang sama dalam bidang seni. Begitu juga dengan Iwan dan Ridwan.
RIDWAN
(meminta)
ELDO
(bercanda)
RIDWAN
(menyenggol lengan Eldo dengan kesal)
‘
Mereka semua pun tertawa terbahak-bahak. Sementara Hana melihat pemandangan itu sambil tersenyum lembut.
HANA
(V.O.)
Aku pasti akan merindukan kebersamaan dengan kalian.
IWAN
(tersenyum tulus)
Ucapan Iwan membuat Hana tidak mampu membendung tangisnya. Zuna langsung memeluknya. Sementara Iwan, Eldo, dan Ridwan merangkul pundak Hana dan menghiburnya. Zeno merasa ada yang salah dengan Hana. Ia mengetahui kalau ada hal yang disembunyikan oleh gadis itu. Tetapi ia tidak tahu apa itu. Zeno mendekati Hana yang baru saja menghapus air matanya.
ZENO
(curiga)
Hana menggelengkan kepalanya sembari tersenyum. Gadis itu pun pamit keluar ruangan bersama dengan Zuna. Zeno benar-benar merasa ada yang janggal. Ia tidak ingin gadis baik seperti Hana menangis seperti tadi.
ZENO
(curiga)
41. EXT. LORONG SEKOLAH - PAGI / JAM ISTIRAHAT
Zeno segera menyusul kepergian Hana. Rupanya kedua gadis tadi masih belum pergi terlalu jauh. Zeno hendak memanggil Hana, namun ternyata keduanya tampak membicarakan sesuatu yang serius.
INSERT:
Keduanya masih belum menyadari keberadaan Zeno di belakang mereka.
ZUNA
(khawatir)
Hana menggelengkan kepalanya.
HANA
(sedih)
ZUNA
(menyampaikan dengan tegas)
HANA
(hendak memberitahu dengan wajah sedih)
ZUNA
(curiga)
ZENO
(berseru dengan marah)
Tangan Zeno terkepal kuat karena menahan amarah. Zuna dan Hana merasa kaget dengan munculnya Zeno secara tiba-tiba. Mereka berdua beranggapan kalau Zeno sudah sedari tadi mendengarkan percakapan mereka.
HANA
(kikuk)
Hana tidak pernah sekalipun melihat amarah dari teman dekatnya itu. Wajah Zeno semakin memerah dan tampak tidak mampu meredam emosinya. Lantas Zeno pergi melewati mereka dengan kemarahan yang meluap-luap.
ZUNA
(gusar)
Dengan segera ia menarik tangan Hana dan ikut berlari mengejar kakaknya. Ia sudah feeling akan kemana kakaknya pergi.
CUT TO:
42. INT. RUANG KELAS X-1 / RUANG GURU - PAGI / JAM ISTIRAHAT
Mereka berdua menemukan Zeno sudah bertengkar dengan Haru di dalam kelas. Seisi kelas sudah ribut sampai salah satu siswa berinisiatif berlari ke kantor untuk memanggil wali kelas. Zuna segera berusaha menengahi keduanya. Sedangkan Hana masih terpaku melihat keduanya.
HARU
(berbalik marah)
Sebelumnya Haru sedang tertidur di atas meja. Secara tiba-tiba Zeno menarik jaketnya dan langsung memukulnya tanpa alasan. Haru membalas pukulan Zeno.
HARU
(merasa emosi dengan nafas naik turun)
ZENO
(berseru penuh emosi marah)
Keduanya segera dipisahkan oleh Zuna dan teman-teman kelas yang lain.
ZENO
(marah)
Sepintas mata Haru dan Hana saling bertemu. Haru segera keluar dari gerombolan dan berhadapan dengannya. Raut wajah Hana mulai ketakutan. Dia merasa kalau Haru akan semakin marah padanya. Apapun alasannya.
HARU
(menyindir)
Tanpa Haru sadari, Zeno berlari menyeruduk tubuh Haru sampai mereka terjatuh ke lantai bersama.
ZENO
(sambil berusaha menonjok wajah Haru)
Haru segera menangkis pukulan Zeno. Keduanya berusaha saling memukul dengan keadaan marah.
HARU
(marah)
BU NENI
(berteriak)
Teriakan bu Neni membuat mereka segera berhenti bergelut. Keduanya dipisahkan kembali oleh teman-temannya. Seakan menjadi perintah, mereka segera diam tidak berkutik. Zuna memberikan kacamata Zeno yang terjatuh sebelumnya. Untung saja Zuna segera mengamankan kacamata kakaknya agar tidak terinjak orang lain.
BU NENI
(tegas)
Wali kelas yang bernama bu Neni itu menurunkan nada suaranya.
DISSOLVE TO:
43. INT. RUANG BIMBINGAN KONSELING - SIANG
FLASHBACK
Bu Neni tidak ingin membawa mereka berdua ke ruang BK lagi. Sudah cukup perkelahian yang sebelum-sebelumnya mereka lakukan. Bu Neni juga tahu betapa papa Haru begitu keras dengan anaknya. Perkelahian terakhir yang mereka lakukan malah membuat papa Haru sengaja memkuli anaknya di depan guru BK dan keluarga Zeno.
CUT BACK TO:
44. INT. RUANG KELAS X-1 / RUANG GURU - PAGI / JAM ISTIRAHAT
ZUNA
(berbisik sambil berusaha menenangkan Zeno)
Zeno mulai menghela nafas perlahan. Ia melirik Haru yang sudah babak belur karenanya. Ia juga tidak ingin menambah bekas pukulan Haru dari tangan papa Haru sendiri. Bagaimanapun juga Haru pernah menjadi sahabat terdekatnya.
ZENO
(mengalah)
BU NENI
(tegas)
Zeno dan Haru menganggukkan kepala secara bersamaan. Keduanya mulai menyesali perkelahian yang mereka lakukan.
BU NENI
(memerintah)
Keduanya bersalaman dengan enggan. Lalu Zuna membubarkan gerombolan yang terbentuk sedari tadi. Bu Neni berdecak sembari menggeleng-gelengkan kepalanya. Beliau pun kembali lagi ke ruang guru. Haru melewati Hana begitu saja dan duduk di depan mejanya lagi. Lalu Hana berjalan ke arah bangku depan, dimana Zeno dan Zuna duduk. Zuna tampak mengkhawatirkan wajah kakaknya yang membiru dan muncul benjolan di keningnya.
HANA
(serius)
CUT TO:
45. EXT. DI LUAR RUANG KELAS X-1 - PAGI / JAM ISTIRAHAT
Hana dan Zeno sedang berdiri di balik daun pintu kelas. Hana ingin menjelaskan apa yang terjadi pada Zeno. Gadis itu merasa bahwa kesalapahaman ini harus segera diselesaikan. Hana berusaha untuk memberanikan diri berbicara tentang kak Haru dengannya. Namun ia masih agak takut kalau penjelasannya akan membuat Zeno marah lagi.
HANA
(V.O.)
Setiap aku membahas kak Haru, Zeno selalu mengalihkan pembicaraan. Dari Zuna aku baru mengerti betapa indah persahabatan mereka dulu. Aku harus berani membicarakan hal ini dengannya.
HANA
(membuka topik dengan hati-hati)
Zeno mengangkat wajahnya dengan tatapan tidak percaya.
HANA
(mencoba menjelaskan lagi dengan hati-hati)
Zeno malah tersenyum sembari menepuk-nepuk kepala Hana dengan lembut.
ZENO
(mengalihkan topik)
Hana mencubit pinggang Zeno dengan sebal. Zeno pura-pura mengaduh kesakitan.
HANA
(pura-pura marah)
Zeno tertawa terbahak-bahak melihat kekesalan Hana. Lalu ia berbalik hendak masuk kelas. Hana segera menarik pelan seragamnya dari belakang. Zeno berbalik menghadap ke arah Hana lagi.
ZENO
(tersenyum lembut)
HANA
(membuka topik lagi)
Zeno menghela nafas setelah mendengar Hana berbicara tentang Haru lagi. Walaupun sudah bisa tersenyum, ia masih belum bisa sepenuhnya meredam amarahnya.
ZENO
(merasa kesal)
HANA
(memberitahu)
ZENO
(penasaran)
HANA
(menebak)
Kemudian Zeno tersenyum dan wajahnya kian menerawang ke atas seakan-akan sedang membayangkan sesuatu.
ZENO
(tersenyum sambil melamun)
HANA
(O.S.)
Aku memang tidak tahu kapan bisa mengembalikan sosok kak Haru seperti yang mereka kenal. Tetapi aku yakin dengan mengembalikan kenangan-kenangan manis itu pada orang-orang disekitarnya akan membantu membangkitkan keberadaan kak Haru pula. Aku ingin kak Haru kembali dikenal sebagai seseorang yang ramah dan ceria. Aku harap suatu hari nanti hatinya akan terketuk dengan kembalinya orang-orang yang menyayangi dirinya.
FADE OUT