Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
FADE IN:
121. EXT. HALAMAN BELAKANG SEKOLAH – PAGI
Seorang gadis dengan rambut lurus sebahu melangkah dengan santainya menuju gedung belakang sekolah. Ia mendatangi segerombolan cowok berandal di sekolahnya sambil meletakkan tangannya di belakang. Gadis itu tampak menyembunyikan sesuatu di belakang punggungnya. Salah satu dari siswa berandal itu berjalan ke arahnya. Sosoknya yang bertubuh tinggi, atletis, dan mata yang tajam membuat dia tampak seperti pemimpin di dalam kelompok tersebut. Cowok itu nyengir melihat perubahan yang ada pada gadis itu.
RUDI
(takjub)
ZUNA
(merasa senang)
RUDI
(penasaran)
Zuna tidak menjawab. Cowok itu berjalan memutarinya. Matanya tidak lepas melihat perubahan lain yang ada pada diri gadis itu.
RUDI
(memperhatikan dengan seksama)
ZUNA
(kesal)
Cowok itu terperangah. Kemudian ia tertawa terbahak-bahak.
RUDI
(menebak)
Zuna membekap mulut cowok yang tertawa terbahak-bahak itu. Cowok itu merasa risih dan menyingkirkan tangan gadis didepannya.
RUDI
(merasa tidak nyaman)
ZUNA
(Zuna meletakkan telunjuk di depan bibirnya)
Dia menengok depan dan belakang.
ZUNA
(merasa lega)
RUDI
(heran)
ZUNA
(melemparkan kresek berwarna hitam ke arah Rudi)
Gadis itu membiarkan cowok tadi membuka kresek hitam tersebut. Kedua mata cowok itu terbelalak melihat seberapa banyak isi didalamnya.
RUDI
(setengah berteriak karena takjub)
ZUNA
(menengok kanan-kiri dengan gelisah)
RUDI
(berbalik dan melemparkan bungkus rokok satu-persatu pada teman-temannya)
Teman-teman Rudi tampak begitu senang dengan pemberiannya. Sementara Zuna sudah ketar-ketir tidak ingin ketahuan oleh siapapun. Dia mengawasi keadaan di sekitar. Rudi kembali berjalan menemuinya.
RUDI
(santai)
ZUNA
(menggerutu)
Rudi tertawa lagi mendengar gerutuan gadis itu.
RUDI
(tersenyum misterius)
Zuna mulai ikutan tersenyum.
ZUNA
(tersenyum licik)
Rudi mengernyitkan dahinya.
RUDI
(heran)
ZUNA
(memutar kedua bola matanya dengan kesal)
Zuna menjelaskannya dengan lihai. Ia tersenyum kembali dengan liciknya ketika melihat wajah Rudi yang mulai mengeras. Kemarahan menoreh di wajahnya. Zuna yakin kali ini dia tidak akan gagal untuk memberikan balasan yang setimpal kepada Hana.
CUT TO:
122. EXT. LORONG SEKOLAH – SIANG
Bel pulang berbunyi. Hana berjalan keluar kelas bersama dengan Reta dan Kusniyah. Mereka mengobrol sambil sesekali tertawa terbahak-bahak.
HANA
(V.O.)
Kini aku merasakan kenyamanan berada di tengah mereka. Walaupun aku tidak pernah terbuka dengan masa laluku, tetapi aku merasa bahwa aku tidak ingin membebani kedua temanku dengan kisah masa laluku. Cukup dengan Zuna saja. Ya, Zuna, salah satu teman terdekatku yang kini menjauh dariku. Aku sangat menyayangkan persahabatan kami yang terpecah seperti ini. Padahal aku sudah berusaha meminta maaf padanya. Namun pada akhirnya yang bisa aku lakukan hanyalah membiarkan Zuna untuk menjauh dariku. Seperti apa kata Zeno untuk membiarkan adiknya berpikir lebih lama dan suatu saat akan kembali mendatangiku kembali.
ZUNA
(berteriak memanggil dari arah kejauhan)
Hana merasa senang karena tidak membutuhkan waktu yang begitu lama untuk dekat kembali dengan Zuna. Sedangkan Reta dan Kusniyah melihat kedatangan Zuna dengan sinis.
ZUNA
(gembira)
Zuna melirik tas ransel milik Haru yang dibawa oleh Hana. Dia berusaha tidak terpengaruh dengan hal itu demi misi yang dijalankannya. Reta dan Kusniyah memalingkan wajah. Hana saja yang menganggukkan kepalanya sambil tersenyum.
ZUNA
(heran)
Zuna merasakan kehadirannya tidak diterima oleh kedua temannya.
RETA
(maju selangkah di hadapan Zuna)
Zuna memegangi tangan Reta dengan kedua tangannya. Ia menunjukkan wajah manisnya.
ZUNA
(bertingkah manja)
KUSNIYAH
(terkejut)
Reta menyenggol Kusniyah dan memintanya untuk diam.
RETA
(melipat kedua tangan di depan dada)
Zuna melirik ke arah lain, berusaha menemukan penjelasan lain.
ZUNA
(sambil berpikir)
RETA
(kesal)
Zuna tidak mampu berkata-kata apa lagi.
RETA
(tegas)
Entah kenapa perkataan Reta membuat Zuna ingin mengurungkan niatnya untuk mengerjai Hana. Tetapi melihat wajah Hana yang tanpa ekspresi itu membuatnya semakin sebal dengannya.
ZUNA
(V.O.)
Karena Hana, aku dibenci oleh Haru. Karena Hana, sekarang aku juga bertengkar dengan kedua sahabatku. Permasalahan ini tidak akan berbuah manis hanya dengan aku meminta maaf dengan Hana. Aku begitu enggan meminta maaf kepada gadis itu. Tetapi demi rencanaku yang cemerlang itu, mau tidak mau aku harus memilih untuk meminta maaf padanya. Toh, hanya seonggok kata-kata yang tiada artinya bagiku.
ZUNA
(berpura-pura menyesal)
Zuna tidak menyangka kalau Hana meneteskan air matanya sembari berusaha untuk tetap tersenyum. Hana langsung memeluknya dengan erat.
HANA
(menangis haru)
ZUNA
(V.O.)
Aku heran dengan sikap Hana yang dengan mudah memaafkanku. Andai saja aku yang berada di posisi Hana, aku tidak akan memaafkan orang itu begitu saja. Tetapi apakah Hana sengaja berderai air mata agar mendapatkan simpati dari kedua temanku?
Zuna merasa bingung dengan perasaan suka dan benci yang dia rasakan ini. Ingin rasanya dia menepuk punggung Hana lembut. Tetapi diurungkannya. Dia segera melepaskan pelukan Hana dan melihat kedua temannya.
ZUNA
(tersenyum)
KUSNIYAH
(tersenyum haru)
Ouuwwh, Zunaaa!!!
Ketiga temannya memeluknya dengan erat. Zuna merasakan kehangatan dari ketiga temannya. Dia merasa ragu kembali untuk menjebak Hana.
123. EXT. DI DEPAN PINTU GERBANG SEKOLAH – SIANG
Kemudian mereka bertiga berjalan bersama menuju pintu gerbang sekolah.
KUSNIYAH
(penasaran)
Kusniyah menyadari perbedaan dari rambut temannya itu. Kedua temannya yang lain ikut mengamatinya.
ZUNA
(santai)
KUSNIYAH
(bingung)
RETA
(asal ceplos)
Celetukan asal Reta membuat Zuna kembali geram.
ZUNA
(marah)
Zuna menyadari emosi kemarahan sesaatnya. Reta dan kedua temannya melihatnya dengan heran. Dia segera memaksakan untuk tertawa, mencoba mencairkan suasana.
ZUNA
(tersenyum palsu)
HANA
(tersenyum)
Ucapan Hana membuat Zuna tidak tahan ingin meneriakinya dengan kesal. Rasanya Zuna tidak ingin mendengar kata-kata manis dari bibir Hana lagi. Karena yang ia rasakan jika Hana hanyalah berpura-pura baik padanya.
KUSNIYAH
(bingung)
HANA
(kalem)
ZUNA
(sambil menepuk keningnya)
Teman-temannya agak terkejut melihat tingkahnya.
RETA
(kaget)
KUSNIYAH
(kaget)
Zuna melihat ke arah Hana yang melihatnya dengan wajah kebingungan.
ZUNA
(memberitahu)
RETA
(nyeletuk)
ZUNA
(tidak habis ide untuk membuat Hana pergi kesana)
HANA
(kebingungan)
Ucapan Hana membuat khawatir kedua temannya yang lain. Reta menahan kepergian Hana.
RETA
(khawatir)
ZUNA
(keceplosan)
RETA
(curiga)
ZUNA
(berusaha mengarang cerita)
RETA
(semakin curiga)
KUSNIYAH
(ikut menganggukkan kepala)
HANA
(berusaha menengahi ketiga temannya)
RETA
(semakin khawatir)
HANA
(tersenyum)
RETA
(berteriak memanggil)
Hana tidak menghiraukan lagi teriakan Reta. Reta merasakan ada yang janggal. Begitu pula dengan Kusniyah. Entah kenapa mereka merasa tidak enak meninggalkan Hana sendirian di sekolah. Kedua temannya itu merasa khawatir padanya. Lain halnya dengan Zuna yang tersenyum kemenangan.
ZUNA
(gembira)
Zuna melenggang pergi meninggalkan mereka berdua dengan tanpa beban. Reta melihat kepergiannya dengan penuh kecurigaan.
KUSNIYAH
(merasa khawatir)
RETA
(berinisiatif)
CUT TO: